Surat Ar-Rahman Ayat 77
فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Arab-Latin: Fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān
Artinya: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
« Ar-Rahman 76 ✵ Ar-Rahman 78 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Mendalam Terkait Dengan Surat Ar-Rahman Ayat 77
Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rahman Ayat 77 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam tafsir mendalam dari ayat ini. Diketemukan aneka ragam penjabaran dari banyak ahli tafsir berkaitan isi surat Ar-Rahman ayat 77, di antaranya seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Maka nikmat manakah dari nikmat-nikmat Tuhan kalian berdua (wahai jin dan manusia) yang kalian dustakan?
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
77. Maka dengan nikmat Allah yang banyak untuk kalian -wahai jin dan manusia- yang mana yang kalian dustakan?
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
76-77. Mereka bersandar di atas bantal-bantal yang tebal dan permadani-permadani yang diukir dengan hiasan warna-warni yang indah dan menarik. Maka nikmat Tuhan mana yang kalian dustakan?! Al-‘Abqariy yaitu setiap hal yang memiliki kualitas mengagumkan, kata yang digunakan untuk satu hal atau lebih, seperti kata Thifl dan Falak.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Maka nikmat Tuhan kalian yang manakah yang kalian dustakan
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
76-77. “Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau,” maksudnya, mereka para penghuni dua surga itu duduk bertelekan di atas bantal-bantal yang berwarna hijau, yaitu bantal (alas) yang berada di bawah tempat duduk yang tinggi, yang menambah (ketinggian) tempat duduk mereka, sehingga terlihat bertumpuk rapi dari arah belakang tempat duduk mereka, karena bertambahnya keelokan dan keindahan pemandangan. “Dan permadani yang indah.” ‘al-‘abqoriyyu’ adalah penisbatan segala sesuatu yang ditenun dengan tenunan indah dan mewah, oleh karena itu Allah menyifatinya dengan keindahan yang menyeluruh disebabkan karena ia memiliki sifat yang indah, elok dipandang dan halus disentuh.
Dua surga tersebut berbeda dengan dua surga yang disebutkan di awal tadi, sebagaimana hal itu disebutkan oleh Allah dalam FirmanNya, “Dan selain dari sua surga itu ada dua surga lagi.” Dan sebagaimana juga Allah telah menyifati (menggambarkan) dua surga yang pertama dengan berbagai sifat yang berbeda dengan sifat dua surga lainnya, Dia berfirman tentang dua surga pertama, “Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang memancar,” dan tentunya telah diketahui adanya perbedaan antara mengalir dan memancar. Kemudian Allah berfirman tentang kedua surga yang pertama, “Kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan” dan Dia tidak menyebutkan hal itu dalam dua surga lainnya, sebagaimana Dia juga berfirman tentang dua surga yang pertama, “Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan” sedangkan tentang dua surga lainnya Dia berfirman, “Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima,” dan telah diketahui pula adanya perbedaan yang jauh antara dua penyifatan di atas. Allah berfirman tentang dua surga yang pertama, “Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra, dan buah-buahan surga itu dapat (dipetik) dari dekat” dan tidak menyatakan hal itu dalam menyifati dua surga lainnya, akan tetapi Dia berfirman, “Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani yang indah.” Dia berfirman tentang dua surga pertama, “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin” sedangkan tentang dua surga lainnya Dia berfirman, “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dippingit dalam rumah,” dan pada kedua penyifatan tersebut terdapat perbedaan sebagaimana telah diketahui.
Tentang dua surga yang pertama Dia juga berfirman “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” Ayat ini menunjukkan bahwa dua surga yang pertama tersebut adalah sebagai balasan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan (al-Muhsinin), dan Allah tidak menyatakan akan hal itu dalam menyifati dua surga terakhir. Dengan menyebutkan dua surga pertama itu terlebih dahulu menunjukkan akan keutamaan kedua surga tersebut.
Dengan beberapa aspek yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa dua surga pertama adalah lebih utama daripada dua surga yang disebutkan selanjutnya. Kedua surga tersebut telah dipersiapkan bagi orang-orang yang didekatkan kepada Allah (al-Muqarrabin) dari kalangan para nabi, para shiddiqin, dan orang-orang pilihan dari hamba-hamba Allah yang shalih. Sedangkan kedua surga lainnya dipersiapkan bagi orang-orang yang beriman secara umum. Dan di setiap dari surga-surga tersebut (terdapat berbagai macam kenikmatan) yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terbesit dalam benak manusia, di dalamnya terdapat segala sesuatu yang diinginkan oleh jiwa-jiwa dan nikmat dipandang, para penghuninya berada pada puncak kenikmatan, keridhaan, ketenangan dan tempat tinggal yang membahagiakan, hingga setiap dari mereka tidak melihat ada orang lain yang keadaannya lebih baik darinya dan tidak melihat ada orang lain yang mendapatkan kenikmatan lebih melimpah daripada yang sedang rasakan.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 62-78
Kedua surga ini selain dari kedua surga yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi urutan, keutamaan, dan kedudukannya di bawah kedua surga yang sebelumnya, berdasarkan nash Al-Qur'an, Allah SWT berfirman: (Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi (62)) Telah disebutkan dalam hadits bahwa “Dua surga yang semua wadah-wadahan dan segala sesuatunya dari perak, dan dua surga yang semua wadah-wadahan dan segala sesuatunya dari emas” Kedua surga yang pertama bagi orang-orang yang didekatkan, sedangkan kedua surga lainnya bagi golongan kanan.
Abu Musa berkata bahwa dua surga dari emas bagi orang-orang yang didekatkan dan dua surga dari perak bagi golongan kanan.
Ibnu Zaid berkata bahwa kedua surga yang terakhir berada di bawah keduanya dalam hal keutamaan. Dalil yang menunjukkan kemuliaan kedua surga yang pertama di atas kedua surga yang lainnya dapat ditinjau dari berbagai sisi,
Salah satunya adalah bahwa Allah SWT menyebutkan gambaran kedua surga yang pertama sebelum kedua surga ini, dan pendahuluan ini menunjukkan sesuatu yang lebih diperhatikan. Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi (62)) Ini jelas menunjukkan kemuliaan dan ketinggiannya melebihi yang kedua. Allah SWT berfirman: (kedua surga itu mempunyai aneka pepohonan dan buah-buahan (48)) yaitu cabang-cabang kenikmatan, Di sini Allah SWT berfirman: (kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya (64)) yaitu kelihatan hitam karena kuatnya pengairan.
Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya (64)) yaitu tampak kehitam-hitaman karena hijaunya yang terlalu tua karena kuatnya pengairan.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Az-Zubair, Athiyyah Al-Aufi, dan Hasan Al-Bashri terkait hal yang serupa dengan itu
Allah SWT berfirman: (Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir (50)) di sini Allah berfirman: (ada dua mata air yang memancar) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa maknanya adalah yang memancar, dan pengertian mengalir lebih kuat daripada memancar. Allah SWT berfirman: (Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan (52)) di sini Allah berfirman: (Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima (68)) Tidak diragukan lagi bahwa yang pertama lebih umum dan lebih banyak jenis buah-buahan. Karena itu, diungkapkan dengan bentuk nakirah dalam konteks itsbat yang tidak menunjukkan makna umum. Olah karena itu dijelaskan oleh firmanNya: (dan kurma serta delima) termasuk athaf khas ‘alal ‘am berdasarkan apa yang ditetapkan Imam Bukhari dan lainnya. Dan bahwa sesungguhnya kurma dan delima disebutkan secara tersendiri mengingat kemuliaan keduanya melebihi buah lainnya
FirmanNya: (dalam rumah) Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Bakar bin Abdullah bin Qais, dari ayahnya, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya di dalam surga terdapat rumah yang terbuat dari mutiara yang dilubangi, besarnya sama dengan jarak enam puluh mil, pada tiap-tiap sudut rumah itu ada penghuninya yang satu sama lainnya tidak saling melihat, dan orang-orang mukmin mengelilingi mereka”
Firman Allah SWT: (Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin (74)) Telah disebutkan sebelumnya karena mempunyai makna yang serupa, melainkan pada gambaran yang pertama ditambahkan dengan firmanNya: (Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan (58) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (59)) (Surah Ar-Rahman)
Firman Allah: (Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah (76)) diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan “Ar-rafraf” adalah seprei-seprei.
(Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau) yaitu bantal-bantal. Pendapat ini dikatakan Hasan Al-Bashri.
Firman Allah SWT (dan permadani-permadani yang indah)
Sa'id bin Jubair berkata bahwa maknannya adalah permadani yang sangat baik.
Mujahid berkata bahwa “Al-Abqari” adalah sutra.
Semua pendapat itu menunjukkan bahwa gambaran tentang kedua surga yang pertama lebih tinggi dan lebih mulia daripada dengan gambaran ini. Karena sesungguhnya Allah SWT berfirman: (Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra) Allah SWT hanya menyebutkan sifat bagian dalamnya saja, daripada bagian luarnya, karena sudah dianggap cukup hanya dengan menyebutkan kemewahan bagian dalamnya dengan cara yang lebih baik, dan sifat ini diakhiri dengan firmanNya yang menyebutkan: (Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (60)) Para penghuninya disebutkan sebagai orang-orang yang baik, yaitu tingkatan tertinggi, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits malaikat Jibril,ketika dia bertanya kepada Nabi SAW tentang Islam, lalu iman, kemudian ihsan. Demikianlah segi-segi keutamaan kedua surga yang pertama atas kedua surga berikutnya. Dan kita memohon kepada Allah SWT yang Maha Mulia lagi Maha Pemberi semoga Dia menjadikan kita termasuk penghuni-penghuni kedua surga yang pertama.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai kebesaran dan karunia (78)) yaitu bahwa Dia berhak untuk diagungkan dan tidak boleh didurhakai. Dia Maha Mulia dan berhak untuk disembah. Dia berhak untuk disyukuri semua nikmatNya, maka tidak boleh diingkari, dan Dia berhak untuk selalu diingat dan tidak boleh dilupakan. Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (Yang Mempunyai kebesaran dan karunia) yaitu mempunyai keagungan dan kebesaran.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ar-Rahman ayat 77: Telah berlalu tafsirnya pada ayat 13 dalam surat ini.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rahman Ayat 77
76-77. Mereka, para bidadari, bersandar pada bantal-bantal empuk yang berwarna hijau dan permadani-permadani yang indah. Maka, wahai manusia dan jin, nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan'78. Demikianlah nikmat-nikmat tuhanmu, wahai manusia dan jin. Akhirnya, wahai nabi Muhammad, mahasuci nama tuhanmu, pemilik keagungan dan kemuliaan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah sekumpulan penjelasan dari berbagai ulama tafsir terhadap kandungan dan arti surat Ar-Rahman ayat 77 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk kita. Bantulah kemajuan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.