Surat An-Najm Ayat 11
مَا كَذَبَ ٱلْفُؤَادُ مَا رَأَىٰٓ
Arab-Latin: Mā każabal-fu`ādu mā ra`ā
Artinya: Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Penting Terkait Surat An-Najm Ayat 11
Paragraf di atas merupakan Surat An-Najm Ayat 11 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam pelajaran penting dari ayat ini. Ada aneka ragam penjabaran dari banyak mufassirin berkaitan isi surat An-Najm ayat 11, sebagiannya seperti tertera:
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
11. Hati Muhammad tidak mendustakan apa yang telah dilihat oleh matanya.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
11-12. أَفَتُمٰرُونَهُۥ عَلَىٰ مَا يَرَىٰ مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَىٰٓ (Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?)
Yakni hati Nabi Muhammad benar sehingga matanya lebih benar lagi, dan itulah yang biasa terjadi pada manusia. Nabi Muhammad telah melihat Jibril dengan mata kepalanya sendiri, lalu mengapa kalian membantah apa yang dilihatnya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
11. Hati Nabi SAW tidak mengingkari apa yang dilihat oleh penglihatannya, yaitu wujud Jibril AS
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya} hati nabi Muhammad SAW tidak mendustakan apa yang dia lihat dengan penglihatannya berupa bentuk Jibril AS
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
11-12. “Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya,” yakni, hati dan pandangan Rasulullah sepakat terhadap wahyu yang disampaikan oleh Allah kepadanya. Pendengaran, penglihatan, dan hati Rasulullah sama. Dan ini menunjukkan sempurnanya wahyu yang disampaikan Allah kepadaNya. Rasulullah menerimanya secara langsung, yang tidak ada keraguan dan syubhat di dalamnya. Hati Rasulullah tidak mendustakan yang dilihat oleh matanya dan Rasulullah tidak meragukan hal itu.
Kemungkinan lain maksud yang dilihat Rasulullah itu adalah peristiwa yang dilihat pada malam Isra’ berupa tanda-tanda kebesaran Allah yang agung. Rasulullah meyakini secara benar dengan hati dan penglihatannya. Inilah penafsiran yang benar dalam ayat ini.
Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah Rasulullah melihat Rabbnya pada malam Isra’ serta berbicara denganNya. Ini adalah penafsiran yang dipilih oleh banyak ulama. Atas dalil ini mereka menegaskan bahwa Rasulullah pernah melihat Rabbnya pada saat di dunia. Namun pendapat yang benar adalah pendapat pertama, yaitu yang dimaksud adalah Jibril, sebagaimana ditunjukkan oleh konteks ayat, Muhammad melihat Jibril dalam wujud aslinya, di mana Rasulullah pernah dua kali melihat dalam wujud asli, pertama pada saat di ufuk tinggi dan kedua di atas langit ketujuh pada saat malam Isra’ bersama Rasulullah.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 5-18
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang hamba dan RasulNya, nabi Muhammad SAW bahwa Dia mengajarkan kepada beliau apa yang harus disampaikan kepada manusia (yang sangat kuat) yaitu malaikat Jibril, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril) (19) yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai Arsy (20) yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya (21)) (Surah At-Takwir) Di sini Allah berfirman: (Yang mempunyai akal yang cerdas) yaitu mempunyai kekuatan. Pendapat ini dikatakan oleh Mujahid, Al-Hasan, dan Ibnu Zaid.
Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah yang mempunyai penampilan yang bagus.
Tidak ada pertentangan di antara kedua pendapat di atas karena sesungguhnya malaikat Jibril itu mempunyai penampilan yang baik, mempunyai kekuatan yang hebat.
Disebutkan dalam hadits shahih dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda:”Sedekah itu tidak halal bagi orang yang kaya dan tidak halal bagi orang yang mempunyai kekuatan yang sempurna”
Firman Allah SWT: (dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli) yaitu malaikat Jibril. Pendapat itu dikatakan Mujahid, dan Ar-Rabi' bin Anas.
(sedangkan dia berada di ufuk yang tinggi (7)) yaitu malaikat Jibril bertengger di ufuk yang tinggi. Pendapat ini dikatakan Ikrimah dan lainnya.
Ikrimah berkata bahwa maknannya adalah ufuk yang tertinggi adalah tempat yang datang darinya cahaya subuh.
Qatadah berkata tempat datangnya siang.
Diriwayatkan dari Abu Wa’il dari Abdullah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW melihat malaikat Jibril dalam rupa aslinya, yang memiliki enam ratus sayap. Setiap sayap memenuhi ufuk; dari sayapnya berjatuhan permata-permata dan yaqut yang hanya diketahui Allah
Firman Allah SWT: (maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi) (9)) yaitu ketika turun di bumi, malaikat Jibril mendekat menemui beliau nabi Muhammad SAW, sehingga jarak antara dia dan nabi Muhammad SAW sama dengan dua ujung busur panah ketika dibentangkan. Pendapat ini dikatakan Mujahid dan Qatadah. Dikatakan bahwa makna yang dimaksud adalah jarak antara tali busur panah dengan busurnya.
Firman Allah SWT: (atau lebih dekat (lagi)) telah disebutkan bahwa ungkapan ini menurut bahasa digunakan untuk menguatkan yang memberitahukan berita, tapi menafikan apa yang lebih darinya. Sebagaimana firmanNya: (Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi) (Surah Al-Baqarah: 74) yaitu hatinya itu menjadi sekeras batu, bahkan lebih keras lagi. Demikian juga dijelaskan dalam firmanNya: (mereka takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat daripada itu takutnya) (Surah An-Nisa: 77)
Berdasarkan apa yang kami sebutkan, maka firman Allah (Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan.(10)) maknannya adalah “lalu malaikan Jibril menyampaikan wahyu kepada hamba Allah, nabi Muhammad SAW apa yang telah diwahyukan” atau “lalu Allah SWT memberikan wahyu kepada hambaNya, nabi Muhammad SAW apa yang Dia wahyukan melalui malaikat Jibril'. Kedua makna ini benar.
Firman Allah SWT: (Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain (13) (yaitu) di Sidratul Muntaha (14) Di dekatnya ada surga tempat tinggal (15))
Ini yang kedua kalinya dimana Rasulullah SAW melihat malaikat Jibril dalam wujud aslinya sebagaimana yang diciptakan Allah SWT, dan hal itu terjadi di malam Isra’.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupa aslinya) pada waktu yang lain (13)) bahwa Rasulullah SAW telah melihat malaikat Jibril dalam wujudnya yang asli sebanyak dua kali. Demikian juga dikatakan Qatadah, Ar-Rabi' bin Anas dan lainnya.
Firman Allah SWT: ((Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya (16)) Telah disebutkan sebelumnya dalam hadits-hadits tentang Isra’, bahwa dia ditutupi dengan penutup dari emas,
Firman Allah SWT: (Penglihatan (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya (17)) tidak pergi ke arah kanan dan tidak pula ke kiri (dan tidak (pula) melampauinya) yaitu tidak melampaui apa yang diperintahkan kepada beliau. Ini merupakan sifat yang agung yang menggambarkan keteguhan dan ketaatan, karena sesungguhnya Nabi SAW tidak berbuat melainkan berdasarkan apa yang diperintahkan kepada beliau, tidak pula meminta lebih dari apa yang diberikan. Alangkah baiknya apa yang dikatakan oleh seorang penyair:
“Dia telah melihat surga tempat tinggal dan alam yang ada di atasnya; seandainya dia melihat hal yang lain dari apa yang telah dilihatnya, tentulah pandangannya akan tersesat”
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda Tuhannya yang paling besar (18)) sebagaimana firmanNya: (agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami) (Surah Thaha: 23) yaitu menunjukkan atas kekuasaan dan kebesaran Kami. Berdasarkan kedua ayat ini sebagian ulama ahlus sunnah wal jama'ah berkata bahwa penglihatan di malam itu tidak terjadi, karena Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda Tuhannya yang paling besar (18)) Seandainya dia melihat Tuhannya, maka hal itu diberitahukan dan orang-orang akan mengatakan hal yang sama. Pembahasan tentang hal ini telah dikemukakan dalam surah Al-Isra’.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Najm ayat 11: 10-12. Jibril menyampaikan kepada Nabi ﷺ atas apa yang Allah berikan tugas kepadanya untuk menyampaikan Al Qur’an dan petunjuk serta cahaya. Allah tidak memperjelas mewahyukan kepada Muhammad ﷺ karena Allah memuliakannya, karena ketidakjelasan datang dengan tujuan meninggikan dan memuliakan. Dan ketika Nabi ﷺ melihat Jibril dalam betuk aslinya maka Jibril meyakinkan hatinya dan menjadikan hatinya membenarkan; Karena tidaklah Nabi ﷺ melihat dengan matanya, kecuali hatinya juga membenarkannya. Kemudian Allah mengarahkan pembicaraan kepada orang-orang musyrik, dengan berkata dengan nada merendahkan : Apakah mereka mendebatmu dan saling berselisih atas apa yang Allah perlihatkan pada pandanganmu ?
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni hati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sejalan dengan penglihatannya terhadap wahyu yang diwahyukan Allah kepadanya, sejalan pendengaran, hati dan penglihatannya. Hal ini menunjukkan sempurnanya wahyu yang Allah wahyukan kepada Beliau dan bahwa Beliau menerimanya dengan penerimaan yang tidak ada keraguan lagi; hatinya tidak mendustakan apa yang dilihat matanya serta tidak ragu-ragu terhadapnya. Bisa juga maksudnya, apa yang Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam lihat pada malam isra’ berupa ayat-ayat Allah yang besar, dan bahwa Beliau meyakininya dengan sepenuh hati. Apa yang Beliau lihat adalah malaikat Jibril ‘alaihis salam sebagaimana yang ditunjukkan susunan ayat di atas, dan bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam melihat malaikat Jibril dalam rupa aslinya dua kali; pertama di ufuk yang tinggi di bawah langit dunia sebagaimana telah disebutkan, dan kedua di atas langit yang ketujuh pada malam ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diisra’kan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Najm Ayat 11
Hatinya, yaitu hati nabi Muhammad, meyakini dan tidak mendusta-kan atau mengingkari apa yang telah dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri. 12. Maka, wahai kaum musyrik, apakah kamu dan orang yang meragukannya hendak membantahnya tentang apa, yaitu jibril, yang telah dilihatnya itu'.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beragam penjabaran dari banyak ulama terhadap isi dan arti surat An-Najm ayat 11 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi ummat. Dukung dakwah kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.