Surat Az-Zariyat Ayat 1

وَٱلذَّٰرِيَٰتِ ذَرْوًا

Arab-Latin: Waż-żāriyāti żarwā

Artinya: Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.

« Qaf 45Az-Zariyat 2 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Menarik Tentang Surat Az-Zariyat Ayat 1

Paragraf di atas merupakan Surat Az-Zariyat Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir menarik dari ayat ini. Tersedia berbagai penafsiran dari banyak mufassirin berkaitan isi surat Az-Zariyat ayat 1, di antaranya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

1-6. Allah bersumpah dengan angin yang menerbangkan debu, lalu dengan awan yang membawa beban berat air, lalu dengan kapal-kapal yang berlayar di lautan dengan mudah dan lancar, lalu dengan malaikat yang membagikan rahmat Allah kepada makhlukNya, sesungguhnya apa yang dijanjikan kepada kalian (wahai manusia), yaitu kebangkitan dan hisab, pasti terjadi dengan yakin, dan sesungguhnya hisab dan pahala dari amal perbuatan benar-benar akan terwujud, tidak bisa tidak.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

1-6. Allah bersumpah menggunakan empat makhluk-Nya yang agung. Dia memulainya dengan bersumpah menggunakan angin yang berhembus yang membawa banyak kebaikan atau banyak musibah dengan izin Allah. Kemudian bersumpah dengan awan-awan yang membawa air hujan dan air es; lalu bersumpah dengan kapal-kapal yang membelah lautan dengan mudah; dan terakhir bersumpah dengan para malaikat yang membagi ketetapan Allah kepada para makhluk-Nya. Sungguh apa yang dijanjikan kepada kalian -hai para hamba- berupa hari kebangkitan dan pengumpulan, adalah janji yang benar; dan sungguh pembalasan atas seluruh amalan akan terjadi.

Abdullah bin al-Kawwa’ al-A’war dari Bani Bakr bin Wa’il berkata: Wahai Amirul mu’minin, apa yang dimaksud dengan (الذاريات ذروا)? Dia menjawab: “Yang dimaksud adalah angin”. Lalu Abdullah bertanya lagi: Apa itu (فالحاملات وقرا)? Dia menjawab: “Yakni awan-awan”. Lalu apa itu (فالجاريات يسرا)? Dia menjawab: “yakni kapal-kapal”. Dan apa itu (فالمقسمات أمرا)? Dia menjawab: “yakni para malaikat. Janganlah kamu melakukan hal seperti ini lagi, jangan kamu bertanya seperti ini lagi kepadaku.” Dia berkata lagi, apa itu (والسماء ذات الحبك)? Dia menjawab: “Langit yang memiliki penciptaan yang indah.”

(al-Mukhtarah 2/122-126, no. 494. Diriwayatkan oleh al-Hakim dari jalur Abu Thufail, ia berkata: Aku melihat Amirul Mu’minin, Ali bin Abi Thalib berdiri di atas mimbar seraya berkata, “Bertanyalah kepadaku sebelum kalian tidak dapat lagi bertanya kepadaku, dan janganlah kalian bertanya setelahku seperti yang ditanyakan kepadaku.” Maka berdirilah Abdullah bin al-Kawwa’… maka disebutkan riwayat ini secara ringkas… dishahihkan dan disepakati oleh ad-Dzahabi dalam al-Mustadrak 2/466-467. Dan diriwayatkan al-Maqdisi dari jalur Abu Thufail dalam al-Mukhtarah 2/176 no. 556. Dan dishahihkan al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Ta’liq at-Ta’liq 4/149).


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

1. Allah bersumpah dengan angin yang menerbangkan debu,


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

1. وَالذّٰرِيٰتِ ذَرْوًا (Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat)
Allah bersumpah dengan angin dan lain sebagainya yang menerbangkan debu.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

1. Aku Bersumpah demi angin yang menghamburkan debu (memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain) sampai berterbangan dan menimbulkan asap di udara sehingga menyatu dengan awan. Dikatakan: “Aku menebarkan sesuatu” Maknanya aku membuatnya berterbangan


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Demi (angin) yang menerbangkan debu (1)} Aku bersumpah demi angin yang menerbangkan debu


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-14
Telah disebutkan pula melalui berbagai jalur dari Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib bahwa dia menaiki mimbar di Kufah lalu berkata, "Tidaklah kalian bertanya kepadaku tentang suatu ayat dalam kitab Allah dan tidak pula dari sunnah Rasulullah SAW melainkan aku menjelaskannya kepada kalian tentangnya." Maka berdirilah Ibnu Al-Kawa, lalu bertanya,"Wahai Amirul Mu’minin, apakah makna firman Allah SWT: (Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan sekuat-kuatnya (1)?") Maka Ali menjawab,"Maknanya adalah angin" Ibnu Al-Kawa’ menanyakan tentang firmanNya: (dan awan yang mengandung hujan (2)) Ali menjawab, bahwa itu adalah awan. Lalu Ibnu Al-Kawa’ bertanya tentang firmanNya: (dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah (3)) Ali menjawab bahwa yang dimaksud adalah kapal-kapal. Ibnu Al-Kawa’ bertanya tentang firmanNya: ((malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan (4)) Maka Ali berkata bahwa yang dimaksud adalah malaikat-malaikat.
Adapun “Al-jariyat” maka pendapat yang terkenal dari mayoritas ulama, yaitu kapal-kapal yang berlayar dengan mudah di atas permukaan air. Sebagian dari mereka berkata bahwa yang dimaksud adalah bintang-bintang yang beredar pada garis edarnya masing-masing. Demikian itu agar ungkapan ini bertingkat dari yang paling bawah kemudian menjadi yang paling atas. Maka angin di atasnya terdapat awan, dan bintang-bintang di atas semua itu, dan yang lebih atas lagi adalah para malaikat yang ditugaskan untuk membagi-bagi urusan; mereka turun dengan membawa perintah-perintah Allah, baik yang berupa syariat atau yang berupa perkara alam. Ungkapan ini merupakan sumpah dari Allah SWT yang menunjukkan atas terjadinya hari kiamat. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar (5)) yaitu berita yang benar (dan sesungguhnya (hari) pembalasan) yaitu hari perhitungan (itu pasti terjadi) yaitu pasti terjadi.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Demi langit yang mempunyai jalan-jalan (7)) Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah langit yang mempunyai keindahan, kemegahan, dan kerapian. Demikian juga dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Sa'id bin Jubair, Qatadah, Ar-Rabi' bin Anas, dan lainnya.
Diriwayatkan dari Abu Shalih mengatakan, artinya yang mempunyai ikatan yang erat.
Al-Hasan bin Abu Al-Hasan Al-Bashri mengatakan bahwa yang dimaksud dengan (dzatil hubuk) adalah yang mempunyai ikatan dengan bintang-bintang.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar tentang firmanNya: (Demi langit yang mempunyai jalan-jalan (7)) yaitu langit ketujuh, seakan-akan (hanya Allah yang lebih Mengetahui) yang dimaksudkan adalah langit yang padanya terdapat bintang-bintang yang tetap, yang menurut kebanyakan ulama falak berada di cakrawala yang kedelapan di atas cakrawala yang ketujuh; hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Semua pendapat yang disebutkan diatas merujuk kepada satu hal, yaitu menggambarkan tentang keindahan dan kemegahannya, sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas bahwa termasuk keindahan langit adalah ketinggian, kejernihan, kekokohan bangunan, keluasan cakrawala, dan kelihatan cantik dalam kemegahannya dihiasi dengan bintang-bintang yang tetap dan yang beredar, serta dihiasi dengan matahari, bulan, dan bintang-bintang yang bercahaya. Firman Allah SWT: (sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat (8)) yaitu sesungguhnya kalian, wahai orang-orang musyrik yang mendustakan para rasul- benar-benar dalam keadaan berselisih, kacau, tidak rukun, dan tidak bersatu.
Qatadah berkata bahwa maknanya adalah bahwa sesungguhnya kalian benar-benar berada dalam kekacauan pendapat antara membenarkan dan mendustakan Al-Qur'an.
(dipalingkan darinya (Rasul dan Al-Qur'an) orang yang dipalingkan (9)) yaitu sesungguhnya yang berputar-putar dengan itu hanyalah orang yang tersesat. Karena itu adalah perkataan yang bathil, dan dia mengikuti dan tersesat karenannya. Dan yang termakan hanyalah orang yang memang ditakdirkan sesat lagi tidak punya pengertian. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu (161) sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah (162) kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala-nyala (163)) (Surah Ash-Shaffat)
Hasan Al-Bashri berkata bahwa orang yang mendustakan Al-Qur'an itu dipalingkan darinya.
Firman Allah SWT: (Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta (10)) Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah para pendusta. Ungkapan ini merupakan perumpamaan, sama dengan apa yang terdapat di dalam surah Abasa: (Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? (17)) (Surah 'Abasa) Al-Kharrasun adalah orang-orang yang mengatakan bahwa kami tidak akan dibangkitkan, mereka tidak mempercayainya. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta (10)) yaitu, terkutuklah orang-orang yang ragu-ragu.
Firman Allah: ((yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan lagi lalai (11)) Ibnu Abbas dan lainnya berkata bahwa yang dimaksud adalah orang-orang yang tenggelam dalam kekafiran, keraguan, dan kelalaian
(mereka bertanya, "Bilakah hari pembalasan itu?” (12)) Sesungguhnya mereka menanyakan hal ini hanya semata-mata karena mendustakan, ingkar, dan menganggap mustahil. Allah SWT berfirman: ((Hari pembalasan itu ialah) pada hari ketika mereka diazab di atas api neraka (13)) Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan dan lainnya berkata bahwa makna (yuftanuna) adalah mereka diazab.
Mujahid berkata bahwa makna yang dimaksud adalah sebagaimana emas dibakar di atas api.
((Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah azabmu itu) Mujahid berkata bahwa makna yang dimaksud adalah yang membakar kalian. Dan selain Mujahid berkata bahwa maknannya adalah rasakanlah azab ini (Inilah azab yang dahulu kamu minta supaya disegerakan) yaitu dikatakan hal ini kepada mereka sebagai kecaman, cemoohan, dan penghinaan terhadap.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Az-Zariyat ayat 1: Allah mengawali surat ini dengan bersumpah dengan sebagian makhluk-makhluk-Nya, dan Allah Maha Benar untuk bersumpah dengan apa yang Dia keendaki. Adapun manusia, tidak diperkenankan untuk bersumpah kecuali dengan nama Allah. Allah bersumpah dengan angin yang menerbangkan debu, biji-bijian dan tanah sesuai ketetapan-Nya.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ayat ini adalah sumpah dari Allah yang Mahabenar ucapan-Nya dengan makhluk-makhluk-Nya yang Allah jadikan padanya terdapat maslahat dan manfaat bagi manusia, untuk menerangkan bahwa janji-Nya adalah benar, hari pembalasan pasti terjadi dan tidak ada yang dapat menghalanginya. Jika yang memberitakannya adalah Tuhan Yang Mahabenar ucapan-Nya dan Dia bersumpah terhadapnya, Dia juga telah menegakkan dalil dan bukti-buktinya, maka mengapa orang-orang yang mendustakan masih mendustakannya dan manusia masih berpaling dengan tidak beramal untuknya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zariyat Ayat 1

1'4. Surah yang lalu diakhiri dengan penjelasan tentang hari kebangkitan yang pada saat itu akan terbukti ancaman-ancaman Allah yang telah diungkapkan sebelumnya. Oleh karena itu sangat tepat ketika surah ini dimulai dengan kalimat-kalimat yang mengukuhkan ancaman tersebut. Pengukuhan itu diungkapkan dengan sumpah-Nya bahwa semua yang diperingatkan itu pasti akan terbukti. :'demi angin kencang yang menerbangkan debu dengan tiupannya yang sangat kuat dan dahsyat, dan demi awan yang gumpalannya mengandung banyak air hujan yang menyuburkan tanah, dan demi kapal-kapal yang berlayar dengan membawa segala keperluan ke seluruh penjuru dengan mu-dah karena tiupan angin yang kuat, dan demi malaikat-malaikat yang membagi-bagi urusan yang diamanahkan kepada mereka, seperti menurunkan hujan, membagi rezeki, dan lainnya


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian kumpulan penjabaran dari kalangan ahli ilmu terhadap isi dan arti surat Az-Zariyat ayat 1 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah bagi kita. Sokonglah syi'ar kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Banyak Dikaji

Terdapat banyak halaman yang banyak dikaji, seperti surat/ayat: Yusuf 87, An-Nahl, Luqman 12, Al-Baqarah 255, Az-Zalzalah 7-8, An-Nahl 97. Serta At-Talaq 3, Tiga (3) Terakhir al-Baqarah, Ali ‘Imran 173, At-Taubah 103, Al-Baqarah 156, Al-Kautsar 2.

  1. Yusuf 87
  2. An-Nahl
  3. Luqman 12
  4. Al-Baqarah 255
  5. Az-Zalzalah 7-8
  6. An-Nahl 97
  7. At-Talaq 3
  8. Tiga (3) Terakhir al-Baqarah
  9. Ali ‘Imran 173
  10. At-Taubah 103
  11. Al-Baqarah 156
  12. Al-Kautsar 2

Pencarian: surat at taubat ayat 60, an nisa 134, al baqarah ayat 60-70, al hajj juz berapa, al ba

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.