Surat Qaf Ayat 37
إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَن كَانَ لَهُۥ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى ٱلسَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ
Arab-Latin: Inna fī żālika lażikrā limang kāna lahụ qalbun au alqas-sam'a wa huwa syahīd
Artinya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Tentang Surat Qaf Ayat 37
Paragraf di atas merupakan Surat Qaf Ayat 37 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir menarik dari ayat ini. Didapati pelbagai penjelasan dari para ulama tafsir terkait isi surat Qaf ayat 37, sebagiannya sebagaimana tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Sesungguhnya pembinasaan umat-umat terdahulu mengandung pelajaran bagi siapa yang punya hati untuk memahami atau dia membuka pendengarannya dengan hati yang hadir, tidak lalai dan tidak lupa.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
37. Sesungguhnya di dalam apa yang telah disebutkan berupa dihancurkannya umat-umat yang terdahulu, terdapat peringatan dan pelajaran bagi orang yang mempunyai hati yang berakal atau mendengarkan dengan pendengaran yang dihadiri hati, tidak lalai.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
37. إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَذِكْرَىٰ (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan)
Yakni kisah-kisah mereka yang telah disebutkan mengandung pelajaran dan peringatan.
لِمَن كَانَ لَهُۥ قَلْبٌ(bagi orang-orang yang mempunyai akal)
Yakni bagi orang yang berakal. Pendapat lain mengatakan, yakni bagi orang yang hidup jiwanya.
أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ(atau yang menggunakan pendengarannya)
Yakni yang mendengarkan wahyu yang dibacakan kepadanya.
وَهُوَ شَهِيدٌ (sedang dia menyaksikannya)
Yakni yang menghayatinya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
36-37
1). Di antara hal-hal yang paling jelas bagi orang-orang yang berakal adalah: kisah-kisah orang zaman dahulu dan zaman terakhir, kisah-kisah orang-orang yang taat kepada Allah dan apa yang diperlakukan terhadap mereka, dan kisah-kisah orang-orang yang mendurhakai-Nya dan apa yang diperlakukan terhadap mereka, barangsiapa tidak memahaminya dan tidak mengambil manfaatnya, maka tidak ada pertolongan di dalamnya. Sebagaimana Allah telah berfirman:
{ وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هُمْ أَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشًا فَنَقَّبُوا فِي الْبِلَادِ هَلْ مِنْ مَحِيصٍ } "Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)?"
Oleh karena itu Allah berfirman pada ayat selanjutnya:
{ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَن كَانَ لَهُۥ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى ٱلسَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ }
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya".
2). Seseorang diberi hikmah dan mengambil manfaat ilmu di atas dua kedudukan: Jika ia adalah orang yang melihat kebenaran sendiri, menerimanya, dan mengikutinya; maka ia memiliki hatinya, atau seseorang yang dengan dirinya sendiri belum memahaminya, namun membutuhkan seseorang untuk mengajarinya, menjelaskan kepadanya, menasihatinya, dan mendidiknya; maka ia orang yang mendengarkan dan menggunakan pendengarannya, dan dia menjadi saksi, yakni hadir di dalam hati.
3). Dan Dia (Allah) tidak mengatakan: (استَمِعْ); Karena memberi pendengaran, Maksudnya, dia menggunakan pendengarannya dan tidak menahannya, meskipun dia tidak bermaksud untuk mendengar, yakni, Ingatan itu terjadi pada siapa pun yang mendengar, dann itu merupakan penghinaan jika menggambarkan kaum musyrik sebagai orang yang tidak punya hati dan tidak memberikan pendengarannya.
4). Pada firman Allah ta'ala: { } menunjukkan bahwa sekadar mendengarkan saja tidak ada gunanya, kecuali si pendengar hadir dengan kepandaian dan pikirannya. Ayat tersebut memiliki susunan yang baik; Karena jika ia mempunyai hati yang cerdas, ia menggali makna melalui perenungan dan pemikirannya; maka demikianlah, jika sebaliknya maka ia harus menjadi pendengar yang baik dan memperhatikan perkataan pemberi peringatan. Untuk mendapatkan peringatan.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
37. Sesungguhnya yang telah disebutkan dalam surah ini merupakan kisah mereka (orang kafir) yang digunakan sebagai peringatan dan pelajaran bagi orang yang memiliki akal dan kesadaran untuk menyadari kebenaran dan pendengaran untuk mendengar nasehat. Hal itu membuat kita dapat berpikir dan paham serta membangunkan hati (yang tertidur).
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan} peringatan dan pelajaran {bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya} menggunakan pendengaran {dan dia menyaksikan} menghadirkan hatinya sehingga tidak lalai dan lupa
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
37. “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati,” yakni hati yang agung, hidup, cerdas, dan suci. Apabila ayat-ayat Allah datang, hati mengingat dan memanfaatkannya sehingga nilainya semakin naik.
Dan begitu juga orang yang mendengarkan ayat-ayat Allah untuk dijadikan petunjuk hati, “sedang dia menyaksikannya,” yaitu ada, ini juga memiliki peringatan, nasihat, pengobat, dan petunjuk. Adapun orang yang berpaling dan tidak mau mendengarkan ayat-ayat Allah, maka semua itu tidak berguna sama sekali, sebab hatinya tidak bisa menerima, sehingga hikmah Allah tidak bisa memberikan hidayah pada orang yang memiliki sifat seperti itu.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 36-40
Allah SWT berfirman,”Berapa banyaknya umat-umat yang mendustakan yang telah Kami binasakan sebelum mereka, (yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini) yaitu para umat terdahulu itu lebih banyak jumlahnya, lebih kuat, lebih berpengaruh dan memakmurkan bumi daripada apa yang telah mereka lakukan. Oleh karena itu Allah berfirman di sini: (maka mereka telah pernah menjelajah di beberapa negeri) Ibnu Abbas berkata bahwa maknanya adalah banyak melakukan pembangunan yang ditinggalkan.
Mujahid berkata tentang firmanNya: maka mereka (maka mereka telah pernah menjelajah di beberapa negeri) yaitu mereka menjelajahi bumi ini.
Firman Allah: (Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)?) yaitu apakah ada tempat melarikan diri bagi mereka dari keputusan dan takdir Allah? dan apakah semua yang mereka kumpulkan itu bermanfaat bagi mereka dan dapat menolak azab Allah dari mereka ketika azab itu datang menimpa mereka, karena mereka telah mendustakan para rasul? Maka kalian juga sama, tidak ada jalan melarikan diri, jalan keluar, dan tempat berlindung bagi kalian. Firman Allah: (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan) yaitu pelajaran (bagi orang-orang yang mempunyai hati) yaitu hati yang menyadarinya.
Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah akal (atau yang menggunakan pendengarannya, sedangkan dia menyaksikan) yaitu mendengar, menghafal, memikirkan, dan memahami kalam itu dengan hatinya.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (atau yang menggunakan pendengarannya) yaitu, tidak berbicara kepada diri sendiri dalam hatinya saat mendengarkannya (sedangkan dia menyaksikan)
Adh-Dhahhak berkata bahwa orang-orang Arab berkata Fulan mendengarkan ketika dia mendengarkan dengan seksama menggunakan kedua telinganya dan dia menyaksikannya seraya berkata sebagai orang yang hadir pada apa yang dia dengarkan. Demikian juga dikatakan Ats-Tsauri dan lainnya.
Firman Allah: (Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan (38)) Di dalamnya terkandung pernyataan adanya hari kebangkitan, karena Dzat yang mampu menciptakan langit dan bumi tanpa sedikit pun mengalami keletihan, pasti mampu menghidupkan orang-orang yang telah mati dengan cara yang lebih mudah.
(dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan) yaitu tidak ada keletihan atau kelelahan, sebagaimana Allah berfirman dalam ayat lain: (Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu (33)) (Surah Al-Ahqaf) dan (Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia) (Surah Ghafir: 57) serta (Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit7 Allah telah membangunnya (27)) (Surah An-Nazi'at)
Firman Allah: (Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan) yaitu terhadap orang-orang yang mendustakan itu, bersabarlah terhadap mereka dan menghindarlah dari mereka dengan cara yang baik (dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya)) sebelum perjalanan Isra’, shalat fardhu itu hanya dua waktu, yaitu sebelum matahari terbit di waktu fajar, dan sebelum terbenamnya matahari di waktu Ashar. Dan shalat malam itu diwajibkan atas Nabi SAW dan umatnya selama satu tahun, kemudian dinasakh hukum wajibnya bagi umatnya. Kemudian Setelah itu semuanya dinasakh oleh Allah SWT di malam Isra’ dan diganti dengan shalat lima waktu, yang di antaranya terdapat shalat Shubuh dan Ashar, keduanya dilakukan sebelum matahari terbit dan sebelum matahari tenggelam.
Firman Allah SWT: (Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya) yaitu, kerjakanlah shalat karena Allah. sebagaimana firmanNya: (Dan pada sebagian malam hari salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji (79)) (Surah Al-Isra’)
(dan setiap selesai shalat) Ibnu Abu Najih meriwayatkan dari Mujahid, dari ibnu Abbas bahwa yang dimaksud adalah membaca tasbih setelah shalat. Hal ini diperkuat oleh apa yang terkandung dalam hadits shahih Bukhari Muslim dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa kaum fakir muhajirin datang lalu berkata, "Wahai Rasulullah, orang-orang yang berharta telah pergi dengan derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi" Maka Nabi SAW bersabda,"Apa yang kalian maksud?" Mereka berkata, "Orang-orang yang mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami puasa; tetapi mereka dapat bersedekah, sedangkan kami tidak dapat bersedekah; dan mereka dapat memerdekakan budak, sedangkan kami tidak dapat memerdekakan budak" Maka Rasulullah SAW bersabda:”Apakah kalian mau aku ajarkan kepada kalian suatu amalan yang apabila kalian mengerjakannya, maka kalian dapat mendahului orang-orang setelah kalian, dan tidak ada seorangpun yang lebih utama dari kalian kecuali orang yang mengerjakan hal yang serupa dengan apa yang kalian kerjakan? yaitu kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setiap selesai shalat sebanyak tiga puluh tiga kali. Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, saudara-saudara kami yang memiliki harta telah mendengar apa yang kami amalkan, maka mereka mengerjakan hal yang serupa" Maka Rasulullah SAW menjawab: Itu adalah karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Pendapat yang kedua bahwa yang dimaksud dengan firman Allah SWT: (dan setiap selesai shalat) yaitu dua rakaat setelah shalat Maghrib. Hal ini diriwayatkan dari Mujahid, An-Nakha'i, Al-Hasan, Qatadah, dan lainnya.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Qaf ayat 37: Ketahuilah wahai manusia, apa yang mencelakakan bagi umat-umat yang lalu adalah sebagai peringatan bagi yang memiliki hati yang hidup dan akal yang sehat. Dan peringatan yang bermanfaat bagi siapa yang mau mendengar untuk dibacakan wahyu kepadanya, yaitu ia yang menghadirkan pemahaman, dan menghidupkan hati.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni hadir hatinya. Adapun orang yang berpaling yang tidak mau menggunakan pendengarannya untuk mendengarkan ayat-ayat Allah, maka ayat-ayat itu tidak berfaedah apa-apa baginya, karena tidak ada kesiapan menerima padanya dan tidak sejalan dengan kebijaksanaan Allah memberi petunjuk kepada orang yang seperti ini sifatnya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Qaf Ayat 37
Sungguh, pada yang demikian itu, yakni siksa yang menimpa para pendurhaka, pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati untuk memikirkan dan mengetahui kebenaran atau yang menggunakan pendengarannya untuk mendengarkan petunjuk, sedang dia menyaksikannya, yakni menyaksikan dengan sadar terhadap peringatan Allah. 38. Dalam ayat ini Allah bersumpah atas kekuasaannya. Dan sungguh, kami telah menciptakan langit yang berlapis-lapis dan bumi yang terhampar dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami tidak merasa letih sedikit pun. Dengan ayat ini Allah menyatakan kesalahan anggapan orang-orang yahudi yang mengatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, dimulai pada hari ahad dan diakhiri pada hari jumat dan istirahat pada hari sabtu, lalu berbaring di atas 'arasy karena merasa letih. Maka Allah membantah pendapat itu. Mahasuci Allah dari segala sifat kekurangan dan kelemahan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian aneka ragam penafsiran dari banyak pakar tafsir mengenai isi dan arti surat Qaf ayat 37 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk kita semua. Dukung usaha kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.