Surat Al-Ahqaf Ayat 30

قَالُوا۟ يَٰقَوْمَنَآ إِنَّا سَمِعْنَا كِتَٰبًا أُنزِلَ مِنۢ بَعْدِ مُوسَىٰ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِىٓ إِلَى ٱلْحَقِّ وَإِلَىٰ طَرِيقٍ مُّسْتَقِيمٍ

Arab-Latin: Qālụ yā qaumanā innā sami'nā kitāban unzila mim ba'di mụsā muṣaddiqal limā baina yadaihi yahdī ilal-ḥaqqi wa ilā ṭarīqim mustaqīm

Artinya: Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.

« Al-Ahqaf 29Al-Ahqaf 31 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Penting Berkaitan Dengan Surat Al-Ahqaf Ayat 30

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ahqaf Ayat 30 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa kandungan penting dari ayat ini. Terdokumentasikan beberapa penjabaran dari kalangan mufassirin terkait isi surat Al-Ahqaf ayat 30, sebagiannya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Mereka berkata, “ Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengar sebuah kitab yang turun sesudah Musa, ia membenarkan kitab-kitab Allah sebelumnya yang Dia turunkan kepada para RasulNya, ia membimbing kepada kebenaran dan hidayah ke jalan lurus lagi benar.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

30-32. Para jin itu menyeru kaum mereka dengan seruan kekerabatan agar mereka tertarik. Mereka menyampaikan kabar gembira telah mendengar bacaan yang luar biasa yang diturunkan setelah Nabi Musa, yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan memberi petunjuk kepada agama dan jalan yang benar.

Hai kaum kami, terimalah seruan Rasulullah Muhammad yang mengajak untuk beriman kepada Allah, dan berimanlah kepada risalahnya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan menyelamatkan kalian dari azab yang pedih.

Dan barangsiapa yang tidak menerima seruan Rasulullah menuju agama Islam maka dapat bersembunyi dan lari dari Allah, dan tidak akan ada yang dapat menolongnya dari azab Allah. Orang-orang yang jauh dari kebenaran itu berada dalam kesesatan yang jelas.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

30. Mereka berkata kepada kaumnya, “Wahai kaum kami! Sesungguhnya kami telah mendengar kitab yang diturunkan Allah setelah Musa, membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dari sisi Allah. Kitab yang kami dengar ini menuntun kepada kebenaran dan menunjukkan kepada jalan yang lurus, yaitu jalan Islam.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

30. قَالُوا۟ يٰقَوْمَنَآ إِنَّا سَمِعْنَا كِتٰبًا أُنزِلَ مِنۢ بَعْدِ مُوسَىٰ (Mereka berkata: “Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa)
Yakni maka mereka sampai kepada kaum mereka, lalu mengabarkan tentang kitab mulia yang diturunkan untuk penduduk bumi.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

30. Para jin itu berkata: “Wahai kaumku, sungguh kami telah mendengar bacaan yang menakjubkan yang diturunkan setelah kitab Musa.” Mereka berkata seperti itu karena sebelumnya mereka adalah Yahudi, sebagaimana keterangan dari imam Atha’.. Jin tadi menambahkan bahwa Alquran itu sebagai pembenaran kepada kitab-kitab yang lebih dulu diturunkan, seperti Taurat. Alquran memberi petunjuk kepada agama yang benar. Menuju jalan yang lurus yang menuntun kepada surga dan keridhoan Allah


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Mereka berkata,“Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan setelah Musa sebagai pembenar apa yang datang sebelumnya} kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya {yang menunjukkan pada kebenaran dan jalan yang lurus


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

30. “Mereka berkata, ‘Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al-Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa’.” Karena kitab Musa adalah asal kitab Injil serta pedoman Bani Israil dalam hukum-hukum syariat, hanya saja Injil melengkapi serta merubah beberapa hukum yang terdapat dalam Taurat, “yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin,” kitab ini yang kita dengar, “kepada kebenaran,” yaitu kebenaran dalam setiap tuntutan dan kebaikan, “dan kepada jalan yang lurus.” Yang menghubungkan kepada Allah dan kepada surgaNya yang berisi ilmu tentang Allah, hukum-hukum dunia dan hukum-hukum balasanNya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 29-32
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah membacakan Al-Qur'an kepada jin dan tidak pula beliau melihat mereka. Rasulullah SAW berangkat bersama segolongan sahabatnya menuju pasar Ukaz. Dan saat itu antara setan dan berita dari langit telah dihalangi, karena langit telah dijaga oleh bintang-bintang yang menyala­-nyala yang melempari setan, maka setan-setan kembali kepada kaumnya. Maka kaumnya bertanya, "Mengapa kalian?" Setan-setan itu menjawab, "Telah dihalang-halangi antara kami dan berita dari langit, Maka mereka berangkat menjelajahi belahan bumi timur dan barat untuk mencari orang yang menjadi penyebab yang menghalang-halangi mereka dari berita langit.
Segolongan mereka yang mengarah Tihamah berangkat menuju Rasulullah SAW sedang berada di Nakhlah dalam perjalanan beliau menuju pasar Ukaz. Rasulullah SAW sedang melakukan shalat Subuh dengan para sahabat. Ketika mereka mendengar Al-Qur'an, maka mereka mendengarkannya, lalu berkata, "Demi Allah, inilah yang menjadi penyebab penghalang antara kalian dan berita langit" Dan ketika mereka kembali kepada kaumnya, (mereka berkata,”Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur'an yang menakjubkan (1) (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Tuhan kami (2)) (Surah Al-Jin) Dan Allah SWT menurunkan firmanNya kepada nabiNya SAW (Katakanlah (hai Muhammad), "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur'an)") (Surah Al-Jin: 1) Dan sesungguhnya yang diwahyukan kepada beliau SAW hanya menceritakan tentang ucapan jin.
Imam Baihaqi berkata bahwa apa yang telah diceritakan Ibnu Abbas ini, tidak lain adalah awal mula jin mendengar bacaan Rasulullah SW dan mereka baru mengetahui keadaannya. Pada kali itu beliau tidak membacakan Al-Qur'an kepada mereka dan tidak melihat mereka. Kemudian datanglah undangan jin kepadanya, maka beliau membacakan Al-Qur'an kepada mereka dan menyeru mereka kepada Allah. sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Abdullah bin Mas'ud.
Disebutkan riwayat darinya tentang itu
Diriwayatkan dari 'Alqamah, dia berkat,”Aku bertanya kepada Abdullah bin Mas'ud,"Apakah Rasulullah SAW membawa seseorang dari kalian di malam jin?" Ibnu Mas'ud menjawab, "Tidak ada seorangpun dari kami yang menemaninya, tetapi kami merasa kehilangan beliau di suatu malam di Makkah, maka kami mengatakan, “Beliau diculik, Aku merasa curiga, dan kami tidak dapat memikirkan apa yang harus kami perbuat" Lalu kami bermalam dengan keadaan malam yang buruk. Dan ketika malam menjelang subuh atau di waktu sahur, tiba-tiba kami melihat beliau SAW dalam kegelapan dari arah Hira. Lalu kami berseru,"Wahai Rasulullah!" Kemudian kami menceritakan kepadanya tentang apa yang mereka alami tentang beliau, Maka beliau SAW menjawab:”Sesungguhnya telah datang kepadaku utusan dari jin, maka aku menemui mereka dan kubacakan (Al-Qur'an) kepada mereka” Kemudian Nabi SAW pergi dan memperlihatkan kepada kami jejak-jejak dan bekas perapian mereka.
Firman Allah SWT: (Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu serombongan jin) yaitu segolongan jin (yang mendengarkan Al-Qur'an; maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya), lalu mereka berkata, "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”) yaitu dengarkanlah dengan penuh perhatian, ini merupakan adab mereka.
Firman Allah: (Ketika pembacaan telah selesai) yaitu telah selesai, sebagaimana firmanNya SWT: (Apabila telah ditunaikan (diselesaikan) shalat itu) (Surah Al-Jumu’ah: 10), (Maka Dia menyelesaikannya menjadi tujuh langit dalam dua masa) (Surah Fushshilat: 12), dan (Dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu) (Surah Al-Baqarah: 200) Firman Allah: (mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan) yaitu mereka kembali kepada kaumnya dan memberikan peringatan kepada mereka sesuai dengan apa yang mereka dengar dari Rasulullah SAW. sebagaimana firmanNya (agar mereka memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya) (Surah At-Taubah: 122) dapat disimpulkan dengan ayat ini bahwa di kalangan jin hanya terdapat pemberi peringatan, dan tidak ada seorang rasul. Dan tidak diragukan lagi bahwa Allah SWT tidak pernah mengutus seorang rasulpun dari kalangan mereka, Oleh karena itu Allah berfirman: (Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan seorang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri) (Surah Yusuf: 109)
Allah berfirman (Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar) (Surah Al-Furqan: 20) Dan Allah SWT berfirman tentang nabi Ibrahim: (dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya) (Surah Al-Ankabut: 27)
Setiap nabi yang diutus Allah SWT setelah nabi Ibrahim adalah dari keturunannya.
Adapun tentang firman Allah SWT dalam surah Al-An'am: (Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri?) (Surah Al-An'am: 130) Makna yang dimaksud adalah keseluruhan dari kedua makhluk itu, yang ditujukan kepada salah satu dari kedua jenis itu, yaitu manusia. sebagaimana firmanNya: (Dari keduanya keluar mutiara dan marjan (22)) (Surah Ar-Rahman) yaitu salah satunya. Kemudian Allah SWT menjelaskan peringatan jin terhadap kaumnya, jadi Allah berfirman seraya memberitahukan tentang firmanNya: (Mereka berkata, "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan sesudah Musa") Mereka tidak menyebutkan nabi Isa karena diturunkan kepadanya kitab Injil yang mengandung nasihat-nasihat, keutamaan, tetapi sedikit mengandung perkara halal dan haram. Pada hakikatnya merupakan syariat yang menyempurnakan kitab Taurat, Jadi yang dipegang adalah kitab Taurat. Oleh karena itu mereka berkata, ("Yang diturunkan sesudah Musa") Demikian juga dikatakan Waraqah bin Naufal ketika Nabi SAW memberitahukan kepadanya kisah turunnya malaikat Jibril saat pertama kali, lalu Waraqah bin Naufal berkata, "Beruntunglah, dia adalah An-Namus yang pernah datang kepada Musa. Aduhai, sekiranya diriku dapat hidup sampai di masa itu dan dalam keadaan kuat"
(yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya) yaitu kitab-kitab yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Firman Allah: (lagi memimpin kepada kebenaran) yaitu dalam hal akidah dan pemberitahuan (dan kepada jalan yang lurus) dalam beramal, karena sesungguhnya Al-Qur'an itu mengandung dua perkara, yaitu berita dan perintah. Beritanya benar dan perintahnya adil, sebagaimana Allah berfirman: (Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Qur'an) sebagai kalimat yang benar dan adil) (Surah Al-An'am: 115)
Allah SWT berfirman: (Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar) (Surah At-Taubah: 33) Petunjuk adalah ilmu yang bermanfaat dan agama yang benar yaitu amal shalih. Demikianlah yang dikatakan jin: (lagi memimpin kepada kebenaran) dalam hal akidah (dan kepada jalan yang lurus) dalam hal amal perbuatan.
(Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah) di dalamnya terdapat dalil yang menunjukkan bahwa Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW kepada dua makhluk, yaitu jin dan manusia, mengingat Nabi SAW menyeru mereka untuk menyembah Allah dan membacakan kepada mereka surah yang di dalamnya mengandung perintah untuk kedua golongan itu dan beban, serta janji bagi mereka yaitu surah Ar-Rahman. Oleh karena itu Allah berfirman (terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya)
Firman Allah: (niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu) Dikatakan, bahwa huruf “min” di sini adalah tambahan, tetapi pendapat ini masih perlu ditinjau karena penambahannya dalam kalam itsbat jarang. Dikatakan bahwa sesungguhnya huruf “min” bermakna sebagian (dan melepaskan kamu dari azab yang pedih) yaitu, melindungi kalian dari azabNya yang pedih. Sebagian ulama menyimpulkan dalil dari ayat ini, bahwa jin yang mukmin itu tidak dapat masuk surga. Dan bahwa balasan bagi yang shalih dari kalangan mereka adalah diselamatkan dari azab neraka pada hari kiamat. Oleh karena itu mereka berkata, bahwa ini adalah ungkapan yang kedudukannya bualan dan dilebih-lebihkan. Seandainya bagi mereka ada balasan pahala karena keimanan mereka, lebih dari apa yang telah disebutkan, maka mereka pun akan menyebutkannya.
Tetapi sebenarnya jin yang mukmin sama dengan manusia yang mukmin, yaitu mereka masuk surga. Sebagaimana pendapat yang diikuti segolongan ulama salaf, yang sebagian dari mereka memperkuat pendapatnya dengan firman Allah (tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin) (Surah Ar-Rahman: 74) Akan tetapi, dalil ini masih perlu ditinjau. Dan dalil yang lebih baik daripada itu adalah firman Allah SWT: (dan bagi orang yang takut saat menghadap Tuhannya ada dua surga (46) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (47)) (Surah Ar-Rahman: 46-47) Allah SWT menganugerahkan kepada dua jenis makhlukNya pahala surga bagi mereka yang berbuat baik dari kalangan keduanya. Dan jin telah menjawab ayat ini dengan ungkapan rasa syukur yang lebih kuat daripada manusia. Mereka mengatakan, "Tidak ada sesuatupun dari tanda-tanda kebesaran dan nikmatMu wahai Tuhan Kami, yang kami dustakan, maka bagiMu segala puji"
Dan Allah SWT tidak sekali-kali menjanjikan pahala bagi mereka yang nantinya tidak mereka terima. Sesungguhnya apabila Allah membalas jin yang kafir dengan neraka sebagai keadilan dariNya, maka terlebih lagi jika Dia membalas jin yang mukmin dengan surga sebagai karunia dariNya.
Dan belum pernah sampai kepada kami suatu nash baik yang jelas maupun yang tegas dari syariat yang menyatakan bahwa jin yang beriman tidak masuk surga, sekalipun mereka diselamatkan dari neraka. Seandainya pendapat itu benar, maka kami akan mengatakannya; hanya Allah yang labih Mengetahui.
Kemudian Allah SWT berfirman tentang mereka: (Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah, maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi) Bahkan kekuasaan Allah mencakup dan meliputi mereka (dan tidak ada baginya pelindung selain Allah) yaitu tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab (Mereka itu dalam kesesatan yang nyata) Ini mengandung ancaman dan peringatan; jin menyeru kepada kaum mereka dengan anjuran dan peringatan, karena itu seruannya itu berhasil terhadap sebagian besar dan mereka, dan mereka datang kepada Rasulullah SAW satu per satu, sebagaimana yang telah dijelaskan pembahasannya.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Ahqaf ayat 30: Mereka para jin yang mendengar Al Qur’an dari Nabi ﷺ, masuk islam, beriman dan membenarkan Nabi ﷺ. Kemudian mereka pergi menuju kepada kaum mereka berdakwah mengajak kepada islam dan iman, mereka berkata : Wahai kaumku sunggu kami telah mendengar kitab yang diturunkan setelah Musa, dan kitab ini membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya yang Allah telah turunkan kepada para utusan-Nya, kemudian kitab ini sungguh memberikan petunjuk kepada agama yang benar dan menuju jalan yang lurus.
Dan firman-Nya : مِنۢ بَعْدِ مُوسَىٰ, berkata Atha’ : Yaitu mereka (para jin) adalah yahudi, atau mereka yang lari dari seruan para jin adalah yahudi. Oleh karena itu tidak disebutkan oleh para jin tentang Isa, padahal Isa adalah Nabi sebelum diutusnya Muhammad ﷺ, karena Musa diutus kepada yahudi, oleh sebab itu mereka tidak mengenal Isa sebagaimana mengenal yahudi.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Hal itu karena kitab Musa adalah kitab asal (pokok) bagi Injil dan pegangan bagi Bani Israil dalam hukum-hukum syara’, sedangkan Injil hanyalah sebagai pelengkap dan penyempurna serta merubah sedikit sebagian hukum.

Yakni menyampaikan kepada Allah dan kepada surga-Nya. Di dalamnya terdapat mengenal Allah, hukum-hukum agama-Nya dan hukum-hukum jaza’i(balasan)-Nya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ahqaf Ayat 30

Kemudian Allah menerangkan lebih lanjut apa yang dikatakan oleh kelompok jin kepada kaumnya dalam memberi peringatan kepada mereka. Mereka berkata, 'wahai kaum kami! sungguh, kami telah mende-ngarkan pembacaan kitab yang agung yaitu Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah setelah kitab nabi musa, yang membenarkan kitab-kitab yang datang sebelumnya, yang membimbing siapa yang mengikuti tuntunannya kepada kebenaran dan menunjukkan mereka kepada jalan yang lurus. 31. Di antara kelompok jin yang mendengar perkataan nabi itu menyeru kaumnya agar beriman kepada Allah, "wahai kaum kami! terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah, yaitu nabi Muhammad, dan berimanlah kepada-Nya, karena seruannya mengajak kamu kepa-da jalan yang benar, dan jika kamu beriman kepadanya dengan mengikuti tuntunannya niscaya dia, yakni Allah yang mengutusnya untuk memberi petunjuk kepada golongan jin dan manusia, akan mengampuni dosa-dosamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. " ayat ini memberikan pengertian bahwa pada golongan jin juga berlaku pembalasan Allah berupa ampunan dan selamat dari siksaan pahala bagi siapa yang melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah pelbagai penafsiran dari banyak pakar tafsir berkaitan kandungan dan arti surat Al-Ahqaf ayat 30 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi kita semua. Dukung usaha kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Terbanyak Dikaji

Kami memiliki ratusan topik yang terbanyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 261, Al-Ahzab 43, Al-Baqarah 282, Ar-Ra’d 31, Ali Imran 26-27, Al-Hujurat 11. Termasuk Al-Baqarah 285, Al-‘Ashr 3, Ar-Rahman 33, Al-Anbiya 19, An-Najm 39-42, Al-Qalam.

  1. Al-Baqarah 261
  2. Al-Ahzab 43
  3. Al-Baqarah 282
  4. Ar-Ra’d 31
  5. Ali Imran 26-27
  6. Al-Hujurat 11
  7. Al-Baqarah 285
  8. Al-‘Ashr 3
  9. Ar-Rahman 33
  10. Al-Anbiya 19
  11. An-Najm 39-42
  12. Al-Qalam

Pencarian: al jin ayat 1, quran surah al-maidah ayat 48, surat li ilafi quraisy, anisa ayat 9, qs maidah ayat 32

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.