Surat Az-Zukhruf Ayat 40
أَفَأَنتَ تُسْمِعُ ٱلصُّمَّ أَوْ تَهْدِى ٱلْعُمْىَ وَمَن كَانَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
Arab-Latin: A fa anta tusmi'uṣ-ṣumma au tahdil-'umya wa mang kāna fī ḍalālim mubīn
Artinya: Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang pekak bisa mendengar atau (dapatkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata?
« Az-Zukhruf 39 ✵ Az-Zukhruf 41 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Terkait Surat Az-Zukhruf Ayat 40
Paragraf di atas merupakan Surat Az-Zukhruf Ayat 40 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan tafsir penting dari ayat ini. Diketemukan kumpulan penjelasan dari kalangan ahli tafsir mengenai makna surat Az-Zukhruf ayat 40, misalnya sebagaimana di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Apakah kamu (wahai rasul) mampu membuat orang yang Allah tulikan untuk bisa mendengarkan kebenaran atau kamu mampu memberi petunjuk kejalan hidayah kepada orang yang hatinya di butakan oleh Allah sehingga dia tidak melihatnya, atau kamu mampu membimbing orang yang berjalan di atas kesesatan yang nyata lagi jelas ke jalan yang benar?. Semua itu bukan wewenangmu, karena tugasmu hanya menyampaikan, bukan tugasmu yang memberi petunjuk kepada mereka, karena Allah lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyesatkan siapa yang Dia kehendaki.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
40. Hai Rasulullah, Apakah kamu dapat menjadikan orang tuli dari kebenaran itu dapat mendengar? Atau dapat memberi petunjuk bagi orang yang buta dari hidayah dan tersesat dari kebenaran?
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
40. Sesungguhnya mereka itu tuli dari mendengarkan kebenaran dan buta dari melihat kebenaran, maka apakah engkau -wahai Rasul- mampu menjadikan mendengar orang yang tuli, memberi petunjuk kepada orang yang buta atau memberi hidayah kepada orang yang berada dalam kesesatan yang nyata dari jalan yang lurus?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
40. أَفَأَنتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ أَوْ تَهْدِى الْعُمْىَ (Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang pekak bisa mendengar atau (dapatkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta)
Yakni kamu tidak akan mampu melakukan itu, maka janganlah kamu merasa sempit dadamu karena kekafiran mereka.
وَمَن كَانَ فِى ضَلٰلٍ مُّبِينٍ (dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata?)
Yakni kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang seperti itu, sebab orang-orang kafir itu seperti orang tuli yang tidak mendengar apa yang kamu datangkan, dan seperti orang buta yang tidak dapat melihat, hal ini akibat kesesatan mereka yang jauh dan kejahilan mereka yang parah.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
40. Wahai Rasul apakah engkau mampu menjadikan orang yang tuli dari kebenaran menjadi bisa mendengar? Atau menjadikan orang yang buta akan kebenaran dan petunjuk menjadi bisa melihat? Atau memberi petunjuk kepada orang yang jauh dari kebenaran? Maksudnya adalah bahwa orang-orang kafir itu buta dan tuli serta sesat karena kebodohan dan kekufuran mereka. Kalimat apakah engkau yang mengandung hamzah istifham ini bermaksud membuat pendengarnya menjadi takjub. Ayat ini turun ketika Rasul merasa telah lelah dalam menyeru ummatnya, sehingga mereka semakin tersesat.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Maka apakah kamu dapat membuat mendengar orang-orang yang tuli atau kamu dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
40. Allah berfirman pada RasulNya Muhammad seraya memberi hiburan atas keengganan orang-orang yang mendustakan, dan tidak mau mengikuti seruan beliau, dan bahwasannya tidak ada kebaikan pada diri mereka dan tidak ada kesucian dalam diri mereka untuk diajak menuju petunjuk, ”maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang tuli menjadi mendengar,” yaitu orang-orang yang tidak mendengar,”atau (dapatkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta?” yakni, orang-orang yang tidak melihat,ataukah engkau bisa memberi mereka petunjuk para orang “yang tetap dalam kesesatan yang nyata.” Yaitu terang dan jelas, Karena ia mengetahui kesesatan tapi ridha dengannya. Sebagaimana orang tuli tidak mendengar suara dan orang buta tidak bisa melihat, begitu juga orang yang amat tersest dengan nyata juga tidak bisa mendapat petunjuk. Fitrah dan akal sehat mereka rusak karena berpaling dari peringatan. Mereka membuat keyakinan palsu dan sifat-sifat yang menghalangi antara mereka dengan petunjuk yang mengharuskan mereka terjembab dalam kebinasaan.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 36-45
Allah SWT berfirman: (Barang siapa yang berpaling) yaitu berpura-pura tidak tahu, melalaikan dan berpaling (dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pengasih) Kata “al-asya” terkait mata maka maknannya adalah lemah pandangannya, sedangkan makna yang dimaksud di sini adalah lemah pandangan mata hati (Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya) sebagaimana firmanNya SWT: (Dan barang siapa menentang Rasul (Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia ke dalam neraka Jahanam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali (115)) (Surah An-Nisa’) dan (Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran) Allah memalingkan hati mereka) (Surah Ash-Shaff: 5)
Oleh karena itu Allah berfirman di sini: (Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk (37) Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (di hari kiamat)) yaitu orang ini yang berpaling dari jalan petunjuk, Kami mengadakan baginya setan-setan yang menyesatkannya dan menunjukkan kepadanya jalan ke neraka Jahim. Dan apabila dia datang menghadap kepada Allah SWT pada hari kiamat, maka dia benci kepada setan-setan yang menemaninya (dia berkata, "Wahai! Sekiranya (jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat! Memang (setan itu) teman yang paling jahat (bagi manusia)") sebagiam mereka ada yang membaca (Sehingga apabila orang–orang yang berpaling itu datang kepada Kami) yaitu teman dan yang ditemani
Yang dimaksud dengan “Al-masyriqain” adalah antara timur dan barat, dan disebutkan dengan ini karena sering digunakan sebagaimana disebutkan “Al-qamarani”, “Al-'Umarani”, dan “Al-Abawani” Pendapat itu dikatakan Ibnu Jarir dan lainnya.
Keikutsertaan dalam suatu musibah yang diterima di dunia bisa menjadi penghibur bagi orang yang mengikutinya dalam musibah itu
Kemudian Allah SWT berfirman: ((Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu (39)) yaitu tidak berguna lagi bagi kalian. Kalian berkumpul di neraka dan kalian bersekutu dalam menerima azab yang pedih.
Firman Allah: (Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang pekak dapat mendengar atau (dapatkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata? (40)) yaitu, bukanlah itu terletak di tanganmu. Sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan, dan tugasmu bukan memberi petunjuk kepada mereka, tetapi Allahlah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki. Allah adalah Hakim yang Maha Adil dalam hal itu.
Kemudian Allah berfirman: (Sungguh, jika Kami mewafatkan kamu (sebelum mencapai kemenangan), maka sesungguhnya Kami akan menyiksa mereka (di akhirat) (41)) yaitu Kami harus membalas mereka dan menyiksa mereka, sekali pun kamu telah pergi (Atau Kami memperlihatkan kepadamu (azab) yang telah kami (Allah) ancamkan kepada mereka. Maka sesungguhnya Kami berkuasa atas mereka (42)) yaitu Kami berkuasa melakukan yang ini dan itu. Dan Allah tidak mewafatkan NabiNya sampai Dia menyenangkan hatinya dari musuh-musuhnya. Allah telah menjadikannya berkuasa atas nyawa mereka dan menjadikannya memiliki semua yang dimiliki perbendaharaan mereka. Demikianlah kesimpulan dari pendapat As-Suddi dan dipilih oleh Ibnu Jarir.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus (43)) yaitu peganglah Al-Qur'an yang diturunkan ke dalam hatimu, karena sesungguhnya itu adalah kebenaran dan apa yang ditunjukkan adalah kebenaran yang menuntun ke jalan Allah yang lurus, yang menyampaikan kepada surga yang penuh kenikmatan dan kebaikan yang kekal dan tetap.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya- Al-Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu) Dikatakan bahwa maknanya adalah Al-Qur'an itu benar-benar merupakan kemuliaan bagimu dan kaummu. Pendapat itu dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, As-Suddi, dan Ibnu Zaid. Pendapat itu dipilih Ibnu Jarir dan tidak ada seorangpun yang meriwayatkannya selain dia. Makna yang dimaksud adalah bahwa hal ini merupakan kemuliaan bagi mereka dimana dia diturunkan dengan bahasa mereka, maka mereka adalah orang-orang yang paling memahaminya. Jadi, selayaknya mereka menjadi orang-orang yang paling menegakkannya dan paling depan dalam mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya. Demikianlah yang telah dilakukan orang-orang yang terpilih dari kalangan mereka, yaitu dari kalangan kaum Muhajirin yang pertama yang ikhlas dan orang-orang yang serupa dengan mereka dan mengikuti jejak mereka. Dikatakan bahwa makna firmanNya: (Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu) yaitu benar-benar merupakan peringatan bagimu dan kaummu. Penyebutan mereka secara khusus dengan peringatan ini tidak menafikan orang-orang selain mereka. Sebagaimana firmanNya: (Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya? (10)) (Surah Al-Anbiya’) dan firmanNya: (Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat (214) (Surah Asy-Syu'ara)
(dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban) yaitu tentang Al-Qur'an ini, apakah kalian mengamalkannya dan bagaimanakah menerimanya.
Firman Allah: (Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, "Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?” (45)) yaitu semua rasul menyeru manusia kepada apa yang diserukan olehmu kepada manusia, berupa menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, dan melarang menyembah berhala dan tandingan-tandingan. Sebagaimana firmanNya: (Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut” (Surah An-Nahl: 36) Mujahid berkata dalam bacaan Abdullah bin Mas'ud, yaitu:”Tanyakanlah kepada orang-orang yang telah Kami utus kepada mereka sebelummu, yaitu rasul-rasul Kami" Demikian juga diriwayatkan Qatadah, Adh-Dhahhak, As-Suddi, dari Ibnu Mas'ud r.a. Hal ini seakan-akan tafsir, bukan bacaan, hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata, yaitu: “Tanyakanlah kepada mereka di malam Isra’, karena sesungguhnya para nabi dikumpulkan untuk menyambut beliau.. Ibnu Jarir memilih pendapat yang pertama
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Az-Zukhruf ayat 40: (Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang pekak dapat mendengar, atau dapatkah kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta hatinya dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata?) jelas sesatnya, maksudnya mereka tidak beriman.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman kepada Rasul-Nya memberinya hiburan karena orang-orang yang mendustakan tidak mau memenuhi seruan Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, dan bahwa mereka tidak memiliki kebaikan sama sekali serta tidak memiliki sifat baik yang membuat mereka mendatangi petunjuk.
Dia tersesat dalam keadaan tahu bahwa dirinya tersesat dan ridha dengannya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zukhruf Ayat 40
Maka apakah engkau, wahai nabi Muhammad, dapat menjadikan orang yang tuli, yaitu yang enggan mendengar ajakan kepada kebaikan, bisa mendengar ajakan itu, atau dapatkah engkau memberi petunjuk kepada orang yang buta hatinya untuk berpikir dan memahami petunjuk yang disampaikan kepada mereka dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata'41-42. Maka sungguh, sekiranya kami membawamu pergi dengan mewafatkanmu atau dengan cara yang lain sebelum engkau mencapai kemenangan, maka sesungguhnya kami akan tetap memberikan azab kepada mereka di akhirat nanti, atau kami perlihatkan kepadamu azab yang telah kami ancamkan atau sampaikan kepada mereka. Maka sungguh, kami maha berkuasa untuk menurunkan siksaan atas mereka. '.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah sekumpulan penjelasan dari beragam pakar tafsir mengenai makna dan arti surat Az-Zukhruf ayat 40 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita bersama. Dukunglah usaha kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.