Surat Al-Mu’min Ayat 61
ٱللَّهُ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ لِتَسْكُنُوا۟ فِيهِ وَٱلنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Arab-Latin: Allāhullażī ja'ala lakumul-laila litaskunụ fīhi wan-nahāra mubṣirā, innallāha lażụ faḍlin 'alan-nāsi wa lākinna akṡaran-nāsi lā yasykurụn
Artinya: Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
« Al-Mu'min 60 ✵ Al-Mu'min 62 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Penting Terkait Dengan Surat Al-Mu’min Ayat 61
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’min Ayat 61 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan hikmah penting dari ayat ini. Terdapat sekumpulan penjabaran dari para mufassir terhadap makna surat Al-Mu’min ayat 61, sebagiannya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Hanya Allah semata yang menjadikan malam untuk kalian agar kalian bisa tenang di dalamnya dan mengambil jatah istirahat dengan baik, dan Allah menjadikan siang bersinar sehingga kalian bisa mencari penghidupan kalian. Sesungguhnya Allah benar-benar memiliki karunia yang besar atas manusia, akan tetapi kebanyakan dari mereka tidak mensyukuri Allah dengan menaatiNya dan mengikhlaskan ibadah hanya kepadaNya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
61-62. Allah mengabarkan tentang keagungan kuasa-Nya dalam memberi karunia bagi para hamba-Nya: “Hanya Allah yang menjadikan malam gelap gulita sebagai waktu istirahat kalian, dan menjadikan siang terang benderang sebagai waktu kalian mencari penghidupan. Sungguh Allahlah Pemberi karunia kepada seluruh manusia, akan tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur atas karunia itu. Allah Yang Maha Agung itu merupakan Tuhan kalian, Dia Menciptakan seluruh makhluk, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia; maka mengapa kalian berpaling dari beriman kepada-Nya dan menyembah selain-Nya?”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
61. Allah yang menjadikan untuk kalian malam gelap agar kalian bisa beristirahat dengan tenang. Dan Allah yang menjadikan siang terang benderang agar kalian bisa bekerja padanya. Sesungguhnya Allah adalah Pemilik karunia yang besar atas manusia manakala Dia mencurahkan kepada mereka nikmat-nikmat-Nya yang lahir dan yang batin, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri-Nya terkait kenikmatan yang Dia berikan kepada mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
61. اللهُ الَّذِى جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِتَسْكُنُوا۟ فِيهِ (Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya)
Yakni agar kalian berhenti dari kegiatan kalian mencari penghidupan, karena Allah telah menjadikannya gelap dan sejuk sehingga sesuai untuk beristirahat dengan tenang.
وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ( dan menjadikan siang terang benderang)
Yakni bercahaya, agar kalian dapat melihat kebutuhan-kebutuhan kalian dan beraktifitas untuk mencari nafkah.
إِنَّ اللهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ(Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia)
Yakni Allah mengaruniakan mereka nikmat-nikmat yang tidak terhitung.
وَلٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ(akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur)
Yakni tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Nya, baik itu dengan keingkaran mereka atau dengan kelalaian mereka untuk memikirkan kenikmatan Allah yang wajib mereka syukuri.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
61. Allah adalah Dzat yang menciptakan malam gelap bagi kalian agar kalian bisa beristirahat di dalamnya dari lelahnya pekerjaan dan usaha di siang hari. Dia juga menciptakan siang yang cerah bagi kalian agar kalian bisa melihat pekerjaan dan kebutuhan kalian. Sesungguhnya Allah adalah pemilik keutamaan yang agung yang diberikan kepada manusia berupa nikmat yang sangat tak terhitung banyaknya, namun kebanyakan manusia tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat ini, tidak mengimaniNya dan tidak menaati apa yang diperintahkan olehNya.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Allah adalah Dzat yang menjadikan malam untuk kalian agar kalian beristirahat} agar kalian beristirahat {padanya dan siang terang-benderang} bersinar terang agar kalian bisa bekerja ketika itu {Sesungguhnya Allah benar-benar memiliki karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
61. Firman Allah “Allah lah yang menjadikan malam untuk kamu”. Maksudnya, karena kalianlah Allah menjadikan malam itu gelap “supaya kamu beristirahat padanya” dari gerak aktivitas kalian yang kalau seandainya terus tanpa henti, maka kan berakibat burruk. Kalian beristirahat di tempat tidur dan Allah kemudian menidurkan kalian yang dengannya pikiran dan badan menjadi istirahat. Tidur merupakan kebutuhan primer manusia, ia tidak akan bisa hidup tanpa tidur.
Pada malam hari juga setiap kekasih merasakan kedamaian kepada kekasihnya, pikiran bisa focus dan segala yang menyibukkan berkurang. “Dan” Allah menjadikan “siang terang benderang”, dengan adanya matahair yang berotasi di ufuk, lalu kalian bangun dari tempat tidur kepada kesibukan Agama dan dunia kalian. Sebagian waktu untuk berdzikir dan membaca dan sebagian untuk sholat, sebagian lagi untuk menuntut ilmu dan belajarr, sebagian lagi untuk aktivitas jual-beli, untuk membangun, untuk menempa besi dan untuk berbagai aktivitas produksi lainnya. Sebagian lagi untuk beperrgian jauh lewat darat maupun laut, untuk bercocok tanam, dan untuk mengurusi hewan-hewan terrnaknya. “sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia” yang sangat besar sekali, “atas manusia” di mana Dia karuniakan kepada mereka nikmat-nikmat ini dan yang lainnya, dan Dia jauhkan berbagai bencana dari mereka. Ini semua mengharuskan bersyukur penuh dan berdzikir kepadaNya. “akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” disebabkan oleh kebodohan dan kedzaliman mereka.
“dan sedikit sekali di antara hamba-hambaKu yang bersyukur” (Saba: 13)
Yaitu menyangkut nikmat-nikmat dari Allah, mereka tunduk kepadaNya dan mencintaiNya, seraya menggunakan nikmat-nikmat tersebut dalan rangka taat kepadaNya dan mencari keridhoanNya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 61-65
Allah SWT berfirman seraya menyebutkan karuniaNya kepada para hambaNya, bahwa Dia telah menjadikan bagi mereka malam yang mereka jadikan sebagai waktu untuk mereka istirahat dan menenangkan diri setelah menjalani kesibukan mencari penghidupan di siang hari. Dan Dia menjadikan siang terang agar mereka melakukan kegiatan padanya seperti bepergian, bekerja, dan kegiatan-kegiatan lain (Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur) yaitu tidak melakukan perbuatan untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah kepada mereka. Kemudian Allah berfirman: (Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia) yaitu melakukan segala sesuatu itu adalah Allah Yang Maha Esa, Pencipta segala sesuatu, yang tidak ada Tuhan dan Rabb selain Dia (maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan) yaitu, bagaimana bisa kalian menyembah selainNya, yaitu berhala-berhala yang tidak menciptakan sesuatu pun, bahkan mereka diciptakan dan dipahat?
Firman Allah: (Seperti demikianlah dipalingkan orang-orang yang selalu mengingkari ayat-ayat Allah (63)) yaitu sebagaimana tersesat dengan menyembah selain Allah. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka dipalingkan sehingga mereka menyembah kepada selain Allah tanpa dalil dan bukti, melainkan hanya berdasarkan kebodohan dan hawa nafsu. Mereka mengingkari hujjah-hujjah dan ayat-ayat Allah.
Firman Allah SWT: (Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap) yaitu Dia menjadikannya bagi kalian sebagai tempat menetap yang terhampar sehingga kalian bisa hidup dan berkegiatan padanya. Kalian bisa berjalan di segala penjurunya, lalu Dia memancangkan gunung-gunung padanya agar tidak mengguncang kalian (dan langit sebagai atap) yaitu atap bagi alam semesta dan terpelihara (dan membentuk kamu, lalu membaguskan rupamu) yaitu, Dia menciptakan kalian dalam bentuk yang paling baik dan menganugerahkan rupa yang paling bagus dalam penampilan yang paling indah (serta memberi rezeki kepadamu dengan sebagian yang baik-baik) yaitu berupa berbagai macam makanan dan minuman di dunia. Disebutkan bahwa Dia telah menciptakan tempat tinggal, penduduk, dan rezeki. Maka Dia adalah Dzat yang Maha Pencipta dan Maha Pemberi rezeki, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah: (Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa (21) Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui (22)) (Surah Al-Baqarah) Allah SWT berfirman disini setelah Dia menciptakan segala sesuatu, Allah SWT berfirman: (Yang demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan alam semesta) yaitu, Maha Tinggi dan Maha Suci Allah, Tuhan alam semesta. Kemudian Allah berfirman: (Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia) yaitu Dialah Dzat yang Maha Hidup sejak zaman azali dan selama-lamanya, Dialah Dzat yang Maha Pertama dan Maha Terakhir, yang Maha Jelas dan Maha Tersembunyi (tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia) yaitu tidak ada tandingan dan saingan bagiNya (maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya) yaitu dengan mengesakanNya dan mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta.
Diriwayatkan dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa barangsiapa berkata "Tidak ada Tuhan selain Allah", lalu berkata "Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta". Demikian itu berdasarkan firman Allah: (maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepadaNya. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Mu’min ayat 61: (Allahlah yang menjadikan malam untuk kalian supaya kalian beristirahat padanya; dan menjadikan siang terangbenderang) dikaitkannya pengertian melihat kepada siang hanyalah majaz atau kata kiasan belaka, karena pada siang hari manusia dapat melihat. (Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur) kepada Allah, malahan mereka tidak beriman kepada-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Ayat ini dan setelahnya (ayat 61 s.d 65) menunjukkan luasnya rahmat Allah besarnya karunia-Nya dan wajibnya semua itu disyukuri, serta menunjukkan sempurnanya kekuasaan-Nya, besar dan luasnya kerajaan-Nya, meratanya penciptaan-Nya kepada segala sesuatu, sempurnanya hidup-Nya, disifati-Nya dengan pujian atas semua sifat sempurna pada-Nya, atas perbuatan-Nya yang indah dan sempurnanya rububiyyah-Nya (pengurusan-Nya) terhadap seluruh alam dan sendirinya Dia dalam mengurusnya. Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa semua pengurusan terhadap alam bagian atas maupun alam bagian bawah baik di masa lalu, sekarang maupun yang akan datang berada di Tangan Allah Ta’ala. Tidak seorang pun yang berkuasa terhadapnya. Oleh karena itu, Dia sajalah yang berhak disembah.
Dari ayat-ayat ini, diharapkan hati seseorang dapat terpenuhi dengan ma’rifatullah (mengenal Allah), mencintai-Nya, takut dan berharap kepada-Nya. Kedua perkara ini, yakni mengenal Allah dan beribadah kepada-Nya adalah maksud diciptakan manusia, itulah yang diinginkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari hamba-hamba-Nya, dan keduanya adalah kenikmatan yang paling tinggi secara mutlak, dan keduanya merupakan sesuatu yang jika hilang, maka akan hilang semua kebaikan dan akan datang semua keburukan. Oleh karena itu, kita meminta kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala agar Dia memenuhi hati kita dengan ma’rifat (mengenal-Nya) dan mencintai-Nya, dan menjadikan gerakan kita baik yang tampak maupun tersembunyi ikhlas karena-Nya dan mengikuti perintah-Nya, sesungguhnya Dia tidak berat untuk diminta.
Dari melakukan aktifitas, dimana jika kamu terus menerus beraktifitas tentu akan memadharatkan dirimu.
Kamu dapat pergi ke tempat tidur, lalu Allah melimpahkan nikmat tidur kepadamu sehingga hati dan badanmu dapat beristirahat.
Dengan diciptakan-Nya matahari.
Kamu dapat bangun dari tempat tidurmu untuk melakukan aktifitas selanjutnya, baik yang terkait dengan agama maupun dunia. Aktifitas yang terkait dengan agama seperti dzikr, shalat, membaca Al Qur’an, dan menuntut ilmu serta mengajarkannya. Aktifitas yang terkait dengan dunia seperti berusaha, berdagang, jual beli, bertani, bepergian, dan lain-lain.
Yang besar.
Dia melimpahkan nikmat-nikmat itu dan nikmat-nikmat lainnya serta menghindarkan bahaya dari mereka. Hal ini seharusnya membuat mereka bersyukur dan mengingat-Nya.
Disebabkan kebodohan dan kezaliman mereka. Dalam ayat lain, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan, bahwa sedikit sekali hamba-hamba-Nya yang bersyukur, yakni yang mengakui nikmat Tuhannya, tunduk kepada-Nya dan mencintai-Nya serta menggunakan nikmat itu untuk ketaatan kepada-Nya dan mencari keridhaan-Nya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’min Ayat 61
Ajakan untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah adalah merupakan keniscayaan semata yang harus dilakukan oleh manusia. Sebenarnya disembah ataupun tidak, Allah tetaplah sebagai pencipta alam semesta. Ayat ini dan ayat-ayat berikut mengukuhkan kenisca-yaan tersebut. Allah-lah yang menjadikan malam itu gelap untukmu agar kamu dapat beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang agar kamu dapat bekerja mencari nafkah memenuhi kebutuhan hidup. Sungguh, Allah benar-benar memiliki karunia yang tiada terhingga yang dilimpahkan-Nya kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur atas karunia itu. 62. Demikianlah Allah, tuhanmu yang maha pengasih lagi maha penyayang, pencipta segala sesuatu, tidak ada tuhan yang layak disembah selain dia. Oleh sebab itu, maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan dari mengakui kebenaran ayat-ayat Allah'.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah sekumpulan penjabaran dari para mufassirun mengenai makna dan arti surat Al-Mu’min ayat 61 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk ummat. Sokonglah kemajuan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.