Surat Al-Mu’min Ayat 14
فَٱدْعُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَٰفِرُونَ
Arab-Latin: Fad'ullāha mukhliṣīna lahud-dīna walau karihal-kāfirụn
Artinya: Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).
« Al-Mu'min 13 ✵ Al-Mu'min 15 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Berkaitan Surat Al-Mu’min Ayat 14
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’min Ayat 14 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah berharga dari ayat ini. Diketemukan variasi penjelasan dari berbagai ulama berkaitan makna surat Al-Mu’min ayat 14, di antaranya seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Maka ikhlaskanlah (wahai orang-orang Mukmin) ibadah dan doa hanya kepada Allah semata, selisihilah jalan orang-orang musyrik sekalipun hal itu membuat mereka marah, jangan pedulikan mereka.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
14. Berdoalah kepada Allah -wahai orang-orang yang beriman- dengan mengikhlaskan ketaatan dan mengikhlaskan doa hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya, sekalipun orang-orang kafir membenci hal itu dan membuat mereka marah.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
14. فَادْعُوا۟ اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ (Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya)
Yakni mengikhlaskan ibadah bagi-Nya sebagaimana kalian diperintahkan.
وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُونَ(meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya))
Maka janganlah kalian pedulikan ketidaksukaan mereka, dan biarkan mereka mati dengan ketidaksukaan mereka itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
14. Maka, teguh dan ikhlaslah dalam menyembah dan beribadah kepada Allah dengan tidak menyekutukan-Nya. Meskipun orang-orang kafir tidak menyukai itu dan mereka enggan melakukannya
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan} ketaatan dan ibadah {kepadaNya meskipun orang-orang kafir tidak suka
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
14. oleh karena tanda-tanda itu membuahkan kesadaran dan kesadaan menimbulkan keikhlasan kepada Allah, maka perintah untuk memurnikan kepatuhan kepadaNya didahulukan dengan “fa” yang bemakna “sababiyyah” seraya berfiman, “maka sembahlah Allah dengan memurnikan kepatuhan kepadaNya”. Perintah ini mencakup doa ibadah dan doa masalah. Ikhlas di sini artinya memurnikan niat hanya kepada Allah dalam segala bentuk ibadah yang wajib dan yang Sunnah, hak-hak Allah dan hak-hak hamba-hambanya. Maksudnya, ikhlaskan-lah untuk Allah setiap apa yang kalian jadikan sebagai agama dan apala uang kalian jadikan sebaga taqorrub kepadaNya. “meskipun orang-orang kafi tidak menyukai” hal itu, jangan hiaukan mereka dan hal itu jangan sampai menghalangi kalian dai agama kalian, dan jangan sampai cacian oang yang mencaci membuat kalian diam, sebab orang-orang kafir itu memang selalu membenci ikhlash kepada Allah dengan sebenci-bencinya, seperti yang difirmankan oleh Allah :
“Dan apabila hanya nama Allah saja yang disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati.” (Az-Zumar: 45)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 10-14
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang kafir, bahwa pada hari hari kiamat mereka aka diseru, sedangkan mereka di dalam pembakaran api neraka yang membakar tubuh mereka. Saat itu mereka mulai merasakan azab Allah yang tidak bisa dihindari sedikitpun. Maka pada saat itu mereka membenci dan murka kepada diri sendiri karena perbuatan-perbuatan dosa yang dahulu mereka kerjakan yang menyebabkan diri mereka dimasukkan ke dalam neraka. Lalu para malaikat memberitahukan kepada mereka saat itu dengan pemberitahuan yang keras, bahwa kebencian Allah SWT terhadap mereka di dunia saat ditawarkan kepada mereka keimanan, lalu mereka ingkar, jauh lebih hebat daripada kebencian kalian kepada diri sendiri, wahai orang-orang yang diazab, pada hari ini dan dalam keadaan ini.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Sesungguhnya kebencian Allah kepadamu lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman, namun kamu kafir) yaitu sesungguhnya kebencian Allah kepada orang-orang yang tersesat ketika mereka diseru untuk beriman di dunia, namun mereka berpaling darinya dan tidak mau menerimanya itu lebih besar daripada kebencian mereka kepada diri mereka sendiri ketika menyaksikan azab Allah di hari kiamat. Demikian juga dikatakan Hasan Al-Bahsri, Mujahid, As-Suddi, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dan Ibnu Jarir Ath-Thabari. Semoga rahmat Allah dilimpahkan kepada mereka semua.
Firman Allah: (Mereka menjawab, "Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula)") diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa ayat ini semakna dengan firmanNya: (Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan? (28)) (Surah Al-Baqarah) Demikian juga dikatakan Adh-Dhahhak, Qatadah, dan Abu Malik. Ini adalah pendapat yang benar dan tidak ada keraguan dan kebimbangan di dalamnya.
As-Suddi berkata berkata bahwa mereka dimatikan di dunia, kemudian dihidupkan dalam kubur mereka lalu mereka diberi pertanyaan. Kemudian mereka dimatikan dan dihidupkan kembali pada hari kiamat.
Ibnu Zaid berkata bahwa mereka dihidupkan ketika diambil perjanjian dari mereka saat mereka masih berada di dalam tulang sulbi nabi Adam. Kemudian Allah menciptakan mereka di dalam rahim, lalu dimatikan, kemudian dihidupkan kembali pada hari kiamat.
Kedua pendapat yang dikatakan As-Suddi dan Ibnu Zaid ini lemah, karena yang tersimpulkan darinya hanyalah tiga kali kehidupan dan tiga kali kematian. Pendapat yang benar adalah pendapat Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas dan orang-orang yang mengikuti pendapat keduanya.
Makna yang dimaksud adalah bahwa orang-orang kafir meminta untuk dikembalikan ke dunia saat mereka berdiri di hadapan Allah SWT di padang mahsyar, sebagaimana Allah berfirman: (Dan (alangkah mengerikannya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin” (12)) (Surah As-Sajdah) Maka mereka tidak diperkenankan, kemudian apabila mereka melihat dan menyaksikan neraka serta berdiri di hadapannya, dan menyaksikan azab dan pembalasan Allah yang ada di dalamnya, maka mereka meminta untuk kembali dengan permintaan yang lebih keras daripada permintaan mereka pertama kali, tetapi mereka tidak diperkenankan. Allah SWT berfirman: (Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata, "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman," (27) (tentulah kami melihat suatu peristiwa yang mengharukan). Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka (28)) (Surah Al-An'am) Jika mereka masuk neraka dan merasakan sentuhan, luapan, palu-palu, dan belenggu-belenggu api neraka, maka permintaan mereka untuk dapat dikembalikan dengan lebih keras dan lebih besar (Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan” Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun (37)) (Surah Fathir) Dan dalam ayat ini, mereka memohon belas kasihan dan mendahului perkataan mereka yang disebutkan, yaitu ucapan mereka: (Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali) yaitu kekuasaanMu yang Maha Besar, karena sesungguhnya Engkau telah menghidupkan kami setelah kami mati, kemudian Engkau mematikan kami lagi, kemudian Engkau menghidupkan kami lagi. Engkaulah Dzat yang Maha Kuasa atas apa yang Engkau kehendaki. Kami mengakui dosa-dosa kami, dan sesungguhnya kami berbuat zalim terhadap diri sendiri di dunia (Maka adakah suatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?) yaitu apakah Engkau memperkenankan kami untuk dapat kembali ke dunia, karena sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas hal itu, agar kami dapat mengerjakan selain dari apa yang pernah kami kerjakan. Jika ternyata kami masih kembali kepada apa yang telah kami lakukan, maka sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim. Lalu mereka dijawab, "Tidak ada jalan untuk kembali ke dunia bagi kalian" Kemudian Allah menyebutkan alasan ditolaknya hal itu, "Watak kalian itu tidak mau menerima kebenaran dan kebenaran tidak cocok bagi kalian, bahkan kalian selalu menentang dan membangkang terhadapnya" oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan) yaitu yang akan kalian lakukan jika kalian dikembalikan ke dunia, sebagaimana Allah berfirman: (Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang telah dilarang mereka mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka) (Surah Al-An'am: 28)
Firman Allah: (Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar) yaitu, Dialah Dzat yang memutuskan perkara makhlukNya. Dia Maha Adil dan tidak zalim, maka Dia memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki, menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki; merahmati siapa saja yang Dia kehendaki dan mengazab siapa saja yang Dia kehendaki; serta tidak ada Tuhan selain Allah.
Firman Allah: (Dialah Yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya) yaitu menampakkan kekuasaanNya kepada makhlukNya melalui apa yang mereka saksikan pada makhluk lainnya yang ada di atas dan di bawahnya berupa tanda-tanda yang besar yang menunjukkan kesempurnaan Penciptanya yang telah mengadakan dan menjadikannya (dan menurunkan untukmu rezeki dari langit) yaitu hujan yang menjadi penyebab tumbuhnya tumbuhan dan buah-buahan seperti yang dapat disaksikan yang beragam warna, rasa, aroma, dan bentuknya, padahal asalnya dari air yang sama. Maka dengan kekuasaanNya yang Maha Besar, Dia menjadikan masing-masing dari semuanya itu berbeda-beda (Dan tiadalah mendapat pelajaran) yaitu, yang mengambil pelajaran dan memikirkan segala sesuatu itu dan mengambil dalil darinya atas keagungan Penciptanya (kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah)) yaitu orang yang mempunyai pandangan hati dan selalu taat kepada Allah.
Firman Allah: (Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya) (14)) yaitu, murnikanlah penyembahan dan doa itu hanya kepada Allah saja, dan berbedalah dengan orang-orang musyrik dalam cara dan pendapat mereka.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Mu’min ayat 14: (Maka serulah Allah) sembahlah Dia (dengan memurnikan ibadah kepada-Nya) artinya, memurnikan agama dari kemusyrikan (meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya) sekalipun mereka tidak menyukai keikhlasan kalian kepada-Nya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Oleh karena ayat tersebut membuat seseorang sadar, dan kesadaran mengharuskan seseorang berbuat ikhlas kepada Allah, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala lanjutkan dengan perintah berbuat ikhlas.
Yakni dengan berbuat ikhlas dalam beribadah dan dalam taqarrub (pendekatan diri) kepada-Nya. Ikhlas artinya membersihkan niat karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala dalam semua ibadah baik yang wajib maupun yang sunat, baik yang terkait dengan hak Allah maupun hak hamba Allah.
Oleh karena itu jangan pedulikan mereka dan janganlah yang demikian itu menghalangi kamu dari menjalankan agamamu, dan janganlah kamu berhenti hanya karena ada celaan orang yang mencela, karena memang orang-orang kafir tidak suka sekali dengan ikhlas sebagaimana yang diterangkan dalam surah Az Zumar: 45.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’min Ayat 14
Maka oleh sebab itu, sembahlah Allah, dan dengan tulus ikhlas-lah beragama kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai sikap keberagamaan kalian itu. 15. Yakinlah dengan seyakin-yakinnya bahwa dialah yang mahatinggi derajat-Nya, dan dia pula yang memiliki 'arsy, dan yang menurunkan wah-yu yakni Al-Qur'an dengan perintah-Nya kepada siapa yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya untuk menjadi rasul-Nya, agar rasul itu memperingatkan manusia tentang hari pertemuan, yaitu hari kiamat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah sekumpulan penafsiran dari banyak ulama tafsir mengenai makna dan arti surat Al-Mu’min ayat 14 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat untuk ummat. Dukunglah syi'ar kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.