Surat Al-Qashash Ayat 86

وَمَا كُنتَ تَرْجُوٓا۟ أَن يُلْقَىٰٓ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبُ إِلَّا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ ظَهِيرًا لِّلْكَٰفِرِينَ

Arab-Latin: Wa mā kunta tarjū ay yulqā ilaikal-kitābu illā raḥmatam mir rabbika fa lā takụnanna ẓahīral lil-kāfirīn

Artinya: Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang kafir.

« Al-Qashash 85Al-Qashash 87 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Penting Tentang Surat Al-Qashash Ayat 86

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 86 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai kandungan penting dari ayat ini. Ada pelbagai penjelasan dari banyak pakar tafsir terhadap makna surat Al-Qashash ayat 86, sebagiannya seperti terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan kamu (wahai Rasul) tidaklah pernah mengharapkan turunnya al-Qur’an kepadamu. Akan tetapi, Allah mencurahkan rahmatNya kepadamu, lalu menurunkannya kepadaMu, maka bersukurlah kepada Allah atas nikmat-nikmatNya. Dan janganlah kamu sekali-kali menjadi penolong bagi orang-orang yang berbuat kesyirikan dan kesesatan.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

86. Hai Rasulullah, kamu tidak pernah menunggu-nunggu agar Allah mengutusmu kepada para hamba dan agar Kami menurunkan kitab kepadamu; sebab itu semua adalah rahmat dari Tuhanmu. Dan Allah memilihmu untuk memikul beban risalah merupakan bukti bahwa Allah tidak akan meninggalkanmu; dan Allah telah menyiapkan bagimu kemenangan besar.

Hai Rasulullah, janji dari Tuhanmu ini menjadikanmu menjauhi berbasa-basi dengan orang-orang kafir dan membantu mereka dalam kesesatan. Ini juga merupakan peringatan bagi orang-orang beriman agar tidak condong kepada orang-orang kafir.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

86. Sebelum diangkat menjadi Rasul, engkau -wahai Rasul- tidak berangan-angan untuk mendapatkan Al-Qur`ān sebagai wahyu dari Allah, akan tetapi rahmat Allah -Subḥānahu- mengharuskan diturunkannya Al-Qur`ān kepadamu, maka janganlah sekali-kali engkau menjadi penolong bagi orang-orang kafir dalam kesesatan yang mereka lakukan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

86. وَمَا كُنتَ تَرْجُوٓا۟ أَن يُلْقَىٰٓ إِلَيْكَ الْكِتٰبُ (Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Quran diturunkan kepadamu)
Yakni sebelum diistimewakan Allah dengan kenabian dan risalah, kamu belum pernah mengharap Kami akan mengutusmu kepada para hamba dan menurunkan kepadamu al-Qur’an.

إِلَّا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۖ( tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu)
Yakni akan tetapi turunnya al-Qur’an kepadamu merupakan rahmat dari Tuhanmu karena keutamaan-Nya, bukan karena usahamu atau hakmu.

فَلَا تَكُونَنَّ ظَهِيرًا لِّلْكٰفِرِينَ(sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang kafir)
Yakni janganlah kamu menjadi penolong mereka dengan berbasa-basi dengan mereka dan menjadikan mereka teman dekat dan mengorbankan dakwah yang harus kamu sampaikan dan terangkan.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

86. Sebelum menjadi nabi, kamu tidak pernah berangan-angan bahwa Al-Qur’an akan diwahyukan kepadamu, Wahai Rasul. Akan tetapi Al-Qur'an ini diwahyukan kepadamu sebagai bentuk rahmat dari Tuhanmu, yaitu bentuk kasih sayang kepadamu. Maka jangan sekali-kali kamu menjadi penolong orang-orang kafir terkait agama yang mereka serukan kepadamu dengan mengikuti mereka dan menanggapi permintaan mereka.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Kamu tidak mengharap} mengharap {agar kitab itu} Al-Qur’an itu {diturunkan} diturunkan {kepadamu melainkan sebagai rahmat dari Tuhanmu. Maka janganlah sekali-kali menjadi penolong} penolong {bagi orang-orang kafir


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

86. “Dan kamu tidak pernah mengharap agar al-Quran diturunkan kepadamu.” Maksudnya, kamu tidak pula menghadapinya, “tetapi ia diturunkan karena suatu rahmat yang besar dari Rabbmu,” kepadamu dan kepada umat manusia. Lalu Dia mengutusmu dengan Kitab al-Quran yang dengannya Dia merahmati semesta alam; dan Dia mengajarkan kepada mereka segala sesuatu yang belum mereka ketahui; Dia menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka al-Quran dan hikmah, walaupun sebelumnya mereka benar-benar berada di dalam “kesesatan yang nyata.” Kalau kamu sudah mengetahui bahwa Dia menurunkan al-Quran kepadamu sebagai rahmat dariNya, maka kamu mengetahui bahwa seluruh apa yang diperintahkanNya dan yang dilarangNya merupakan rahmat dan karunia dari Allah. Maka sebab itu jangan sekali-kali di dalam dadamu ada rasa keberatan terhadapnya, dan kamu mengira bahwa orang yang menyelisihinya itu lebih baik dan lebih bermanfaat.
“Sebab itu janganlah kamu sekali-kali menjadi penolong bagi orang-orang kafir.” Maksudnya, menjadi penolong mereka atas kekafiran yang mereka anut. Di antara tindakan menolong mereka adalah ungkapan terhadap sebagian darinya, “Sesungguhnya Al-Quran itu berlawanan dengan hikmah, maslahat dan manfaatnya.”


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 85-88
Allah SWT berfirman seraya memerintahkan kepada RasulNya SAW untuk menyampaikan risalah dan membacakan Al-Qur'an kepada manusia, dan memberitahukan kepadanya bahwa Allah akan mengembalikannya ke tempat kembali, yaitu hari kiamat; lalu akan menanyainya tentang apa yang diembannya berupa tugas-tugas kenabian. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali) yaitu Tuhan yang mewajibkanmu untuk menyampaikan Al-Qur'an kepada manusia (benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali) yaitu pada hari kiamat, lalu Dia akan menanyaimu tentang hal itu. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami) (6)) (Surah Al-A'raf) dan ((Ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul, lalu Allah bertanya (kepada mereka), "Apa jawaban kaummu terhadap (seruan)mu?”) (Surah Al-Maidah: 109) serta (dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi) (Surah Az-Zumar: 69).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali) dia berkata yaitu ke Makkah.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dengan sanadnya dari Na'im Al-Qari' bahwa dia pernah berkata tentang firmanNya: (benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali) yaitu ke Baitul Maqdis. Pendapat ini (hanya Allah yang lebih Mengetahui) merujuk ke pendapat orang yang menafsirkannya dengan pengertian hari kiamat, karena Baitul Maqdis adalah tanah mahsyar dan tempat kebangkitan, hanya Allah yang memberi taufik kepada pendapat yang benar
Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata”) yaitu katakanlah kepada orang yang menentang dan mendustakanmu, wahai Muhammad, dari kalangan kaummu yang musyrik dan orang-orang yang mengikuti kekafiran mereka, bahwa Tuhanku lebih mengetahui siapakah yang mendapatkan petunjuk di antara kalian dan aku. Dan kalian akan mengetahui siapa yang akan mendapat akibat yang baik, dan siapakah yang akan mendapat akibat yang terpuji dan pertolongan di dunia dan akhirat. Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengingatkan kepada nabiNya atas nikmat-nikmatNya yang agung kepadanya dan hamba-hambaNya yang dia diutus kepada mereka. (Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al-Qur’an diturunkan kepadamu) yaitu, apakah kamu mempunyai sangkaan bahwa wahyu akan diturunkan kepadamu sebelum wahyu diturunkan kepadamu (tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu) yaitu sesungguhnya wahyu itu diturunkan kepadamu dari Allah, dan dari rahmatNya kepadamu dan hamba-hambaNya melaluimu. Ketika Dia menganugerahkan kepadamu nikmat yang agung (sebab itu jangan sekali-kali kamu menjadi penolong) yaitu penolonga (bagi orang-orang kafir) tetapi jauhkan dan tentanglah mereka.
(Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu) yaitu, janganlah terpengaruh oleh pertentangan mereka kepadamu dan hambatan mereka terhadap orang lain menuju jalanmu, janganlah membelok dari hal itu, dan janganlah menghiraukan mereka, karena sesungguhnya Allah pasti akan meninggikan kalimatmu, mendukung agamamu, dan memenangkan apa yang aku utus kepadamu di atas semua agama. Oleh karena itu Allah berfirman: (dan serulah (mereka) kepada (jalan) Tuhanmu) yaitu menyembah hanya kepada Tuhanmu, tidak ada sekutu bagiNya (dan jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan Tuhan)
Firman Allah: (Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apa pun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia) yaitu penyembahan tidak layak dilakukan kecuali hanya kepadaNya, dan tidak pantas menyandang ketuhanan kecuali Dia dengan keagunganNya.
Firman Allah: (Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah) pemberitahuan bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Kekal, Maha Abadi, Maha Hidup, dan Maha Mengatur segalanya, yang semua makhluk mati, dan Dia tidak mati. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Semua yang ada di bumi itu akan binasa (26) Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (27)) (Surah Ar-Rahman) Kata “wajah” di sini maknannya adalah Dzat, demikian juga firmanNya di sini (Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Dzat Allah) yaitu kecuali hanya Allah.
Disebutkan dalam hadits shahih dari jalur Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Kalimat yang paling benar yang dikatakan oleh penyair yaitu Labid, yaitu:
"Ingatlah, segala sesuatu selain Allah itu pasti binasa”
Mujahid dan Ats-Tsauri berkata tentang firmanNya: (Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah) yaitu kecuali apa dimaksudkan demi Dia. Imam Bukhari meriwayatkan pendapat ini di riwayat shahihnya seakan-akan dia menyetujuinya.
Ibnu Jarir berkata, orang yang berpendapat demikian berpegang teguh kepada perkataan seorang penyair:
“Aku memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang aku tidak bisa menghitungnya, Tuhan semua hamba, hanya kepadaNyalah dihadapkan niat dan amal perbuatan”
Pendapat ini tidak bertentangan dengan pendapat pertama, karena pendapat ini memberitahukan bahwa semua amal perbuatan itu sia-sia, kecuali amal perbuatan yang dikerjakan demi Allah saja, yaitu amal-amal shalih yang sesuai dengan syariat. Pendapat pertama mengandung makna bahwa segala sesuatu itu pasti binasa dan lenyap kecuali hanya Allah SWT yang Maha Suci, karena sesungguhnya Dialah Dzat yang Pertama dan Dialah Dzat yang Terakhir yang maka Dia ada sebelum segala sesuatu, dan sesudah segala sesuatu.
Firman Allah SWT: (BagiNyalah segala penentuan) yaitu, Dialah Dzat yang Maha Merajai dan Maha Mengatur, tidak ada yang menghalangi hukumNya (dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan) yaitu pada hari kalian dikembalikan, lalu Dia membalas kalian sesuai dengan amal perbuatan kalian. Jika baik, maka balasannya baik, dan jika buruk, maka balasannya buruk, dan hanya Allah SWT yang lebih mengetahui


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Qashash ayat 86: Janganlah engkau wahai Nabi Allah tergesa-gesa dan berharap untuk segera turun Al Qur’an ini, akan tetapi karena sebab kasih sayang Tuhanmu lah engkau akan mengetahui, engkau akan mendapatkan karunia dari Allah yang meliputi engkau; Maka Allah turunkan kepadamu Al Qur’an ini , maka janganlah engkau meminta pertolongan kepada orang-orang kafir yang menolak segala hal.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Maksudnya, Al Quranul karim itu diturunkan bukanlah karena Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengharap agar diturunkan, melainkan karena rahmat dari Allah untuk Beliau dan untuk selain Beliau. Dia mengutus Beliau dengan membawa kitab Al Qur’an ini, yang dengannya alam semesta mendapat rahmat, dengan turunnya Al Qur’am diajarkan kepada mereka sesuatu yang sebelumnya mereka tidak ketahui, dengannya diri mereka disucikan diberi bimbingan, di mana sebelumnya mereka dalam kesesatan yang nyata. Jika kita mengetahui, bahwa diturunkan-Nya Al Qur’an adalah karena rahmat-Nya, maka dapat kita ketahui bahwa semua yang diperintahkan dan semua yang dilarang merupakan rahmat dan karunia-Nya. Oleh karena itu, jangan sampai ada dalam hati kita rasa sempit terhadapnya dan mengira bahwa orang yang menyelisihinya lebih baik dan lebih bermanfaat.

Terhadap agama mereka dan terhadap kekafiran mereka.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 86

Dan engkau wahai nabi Muhammad tidak pernah, yakni pada masa sebelum turunnya wahyu pertama, menduga dan mengharap agar kitab Al-Qur'an itu diturunkan kepadamu, tetapi ternyata ia diturunkan oleh Allah kepadamu. Hal ini adalah sebagai rahmat yang sangat besar dari tuhanmu, bagi dirimu dan seluruh makhluk di alam raya ini, sebab itu ingatlah nikmat tersebut, dan tetaplah menyampaikannya. Janganlah sekali-kali engkau menjadi penolong bagi orang-orang kafir, 87. Dan jangan sampai mereka menghalang-halangi engkau wahai nabi Muhammad untuk menyampaikan ayat-ayat Allah, setelah ayat-ayat itu diturunkan oleh Allah kepadamu, dan serulah manusia dengan sekuat kemampuanmu melalui dakwah yang santun dan bijak kepada agama Allah agar mereka beriman kepada tuhanmu, jangan bosan berdakwah kendati mereka enggan mendengar atau menghalang-halangi, dan sekali-kali dalam keadaan apa pun janganlah engkau diam tidak menegur kedurhakaan yang mengandung kemusyrikan, apalagi merestuinya, karena jika demikian engkau termasuk orang-orang musyrik yang mempersekutukan tuhan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian berbagai penjelasan dari berbagai ahli tafsir mengenai isi dan arti surat Al-Qashash ayat 86 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita. Dukung perjuangan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Cukup Banyak Dikaji

Telaah berbagai topik yang cukup banyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 2, Ali ‘Imran 134, Al-Infithar, Al-Isra 23-24, Al-Isra 1, Az-Zariyat 56. Serta Ar-Ra’d, Al-Baqarah 30, Al-Baqarah 186, Al-Jumu’ah 9, Ali ‘Imran 133, Al-Ahzab 21.

  1. Al-Baqarah 2
  2. Ali ‘Imran 134
  3. Al-Infithar
  4. Al-Isra 23-24
  5. Al-Isra 1
  6. Az-Zariyat 56
  7. Ar-Ra’d
  8. Al-Baqarah 30
  9. Al-Baqarah 186
  10. Al-Jumu’ah 9
  11. Ali ‘Imran 133
  12. Al-Ahzab 21

Pencarian: qs ibrahim 7, ayat alquran tentang kehamilan, surat al qoriah artinya, surah al-mujadilah, surat al-qadr dan artinya

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.