Surat An-Naml Ayat 35
وَإِنِّى مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِم بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌۢ بِمَ يَرْجِعُ ٱلْمُرْسَلُونَ
Arab-Latin: Wa innī mursilatun ilaihim bihadiyyatin fa nāẓiratum bima yarji'ul-mursalụn
Artinya: Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Mengenai Surat An-Naml Ayat 35
Paragraf di atas merupakan Surat An-Naml Ayat 35 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka hikmah mendalam dari ayat ini. Ada beraneka penafsiran dari banyak ahli tafsir terhadap isi surat An-Naml ayat 35, antara lain seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
34-35. Sang ratu mengeluarkan pernyataan untuk memperingatkan mereka dari menghadapi Sulaiman dengan permusuhan lagi menjelaskan akibat buruk dari suatu pertempuran, “Sesungguhnya raja-raja bila mereka memasuki suatu negeri bersama dengan bala tentara mereka dengan paksa dan zhalim, mereka akan menghancurkannya dan menjadikan para pembesar negeri itu sebagai orang-orang yang hina. Mereka membunuhi dan melakukan penawanan. Inilah kebiasaan mereka yang terus berlangsung lagi tetap terjadi untuk memaksa manusia supaya takut kepada mereka. Dan sesungguhnya aku akan mengirim kepada Sulaiman dan kaumnya hadiah yang berisi bebagai harta yang mahal supaya aku dapat melunakkan hatinya dengannya dan aku akan menunggu apa yang dibawa kembali oleh para utusanku.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
35. Dan sesungguhnya aku akan mengirim hadiah kepada penulis surat ini dan kaumnya, dan aku akan menunggu jawaban yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu setelah hadiah itu diserahkan kepada mereka".
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
35. وَإِنِّى مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِم بِهَدِيَّةٍ (Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah)
Jika ia adalah seorang raja pasti kita telah menjadikannya puas sehingga kita tidak perlu lagi memikirkan urusannya, namun jika ia seorang Nabi pasti ia tidak akan puas dengan itu sebab tujuan utamanya adalah menyeru kepada agamanya.
فَنَاظِرَةٌۢ بِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُونَ(dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu)
Kemudian aku akan memikirkan dan merencanakan apa yang harus dilakukan sesuai dengan hasil yang dibawa oleh para utusanku yang membawa hadiah, apakah ia akan menerima hadiah itu atau akan menolaknya, dengan begitu aku dapat berbuat sesuai dengan keharusannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Pikirkan baik-baik kepada siapa yang memberikan hadiah kepadamu karena terkadang hadiah itu menguntungkan dan terkadang mencelakakan; maka pikirkan dengan matang waktu dan keadaan sebelum kamu membalas atau menolak hadiah itu.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
35. Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu"
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan hadiah dan aku akan menunggu} menunggu {apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
34-35 kemudian sang ratu berkata kepada mereka untuk meyakinkan mereka tentang pendapat mereka, sambil menjelaskan buruknya dampak peperangan, ”sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya,” dalam bentuk pembunuhan, penawanan, perampasan harta benda dan pengrusakan bangunan-bangunannya, “dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina,” maksudnya, mereka menjadikan para pemimpin kaum bangsawannya termasuk orang-orang yang hina. Maksudnya, ini adalah pendapat yang kurang tepat. Dan juga, aku tidak akan patuh kepadanya sebelum melakukan pengujian dan mengutus orang yang menyingkap tentang segala kondisinya dan mempertimbangakannya, barulah permasalahan kita akan menjadi jelas. Lalu dia berkata, ”sesungguhnya aku akan mengutus utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu,” darinya. Apakah dia tetap pada pendirian dan pendapatnya? Ataukah dia akan terpedaya dengan hadiah, dan hadiah itu mampu merubah pikirannya? Dan bagaimana pula keadaan bala tentaranya?!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 32-35
Setelah Balqis membacakan surat nabi Sulaiman, maka dia meminta saran dari mereka tentang apa yang harus ia lakukan. Oleh karena itu dia berkata: (Hai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini), aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku))
yaitu sampai kalian hadir dan mengemukakan saran (Mereka menjawab, "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan)") Mereka menyebutkan kepada ratunya tentang jumlah, peralatan, dan kekuatan mereka, kemudian menyerahkan keputusan mereka kepadanya setelah menjelaskan hal itu, seraya berkata: (dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan) yaitu tidak ada hambatan bagi kami dan keberatan jika engkau berniat akan memeranginya. Setelah itu segala sesuatu kami serahkan kepada pendapatmu, kami akan mengerjakan dan menaatinya.
Hasan Al-Bashri berkata bahwa mereka menyerahkan keputusan mereka kepada ratu mereka. Setelah mereka mengemukakan pendapatnya kepadanya, dan ratu mereka lebih luas wawasannya daripada mereka dan lebih mengetahui tentang nabi Sulaiman, bahwa nabi Sulaiman adalah seorang raja yang mempunyai tentara yang sangat banyak, dan tunduk kepadanya kalangan jin, manusia, dan semua burung. Ia menyaksikan melalui surat yang diantarkan burung hud-hud perkara yang sangat menakjubkan dan aneh. Oleh karena itu ia berkata kepada mereka,"Sesungguhnya aku khawatir akan mengalami kekalahan jika memerangi dan menentangnya, lalu dia mengincar kita dengan tentaranya, lalu membinasakannya bersama tentaranya, sehingga dia kebinasaan dan darah akan menimpa aku dan kalian, bukan orang lain" Oleh karena itu dia berkata: (Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya) Ibnu Abbas berkata, yaitu apabila raja-raja memasuki suatu negeri dengan paksa, maka mereka akan merusaknya, yaitu memeranginya (dan menjadikan hina penduduknya yang mulia), yaitu mereka menginginkan apa yang ada padanya berupa wilayah dan tentara, lalu mereka menghinakannya dengan sehina-hinanya, baik dengan dibunuh ataupun dijadikan tawanan.
Ibnu Abbas berkata bahwa Balqis berkata: (Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan hina penduduknya yang mulia) kemudian Allah SWT berfirman: (dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat)
Kemudian Balqis mengambil keputusan untuk cenderung kepada perdamaian, gencatan senjata, dan diplomasi. Lalu dia berkata: (Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu (35)) yaitu aku akan mengirimkan hadiah yang layak untuk raja seperti dia. Dan aku akan menunggu jawabannya setelah itu, barangkali dia menerima hal itu dan membiarkan kita, atau dia akan menetapkan upeti atas kita yang kita memberikat kepadanya setiap tahun, sebagai pegangan untuk kita terhadapnya dan dia membiarkan dan tidak memerangi kita.
Qatadah berkata,”Betapa alangkah cerdiknya dia di masa dia Islam dan masih musyrik. dia mengetahui bahwa hadiah itu dapat melunakkan hati orang.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Naml ayat 35: Berkata raja kepada mereka : Wahai manusia yang hadir, akan akan uji kaum tersebut, akan aku utus kepada mereka (Sulaiman dan kaumnya) dengan membawa hadiah dari harta yang berharga, maka aku akau tunggu, apakah dia (Sulaiman) akan tetap pendiriannya dan ucapannya ? Atau justru puas dengan hadiah, dan berganti pandangan kepada kita, dan atau akan tetap mengekang untuk mengikuti (dengan tunduk) kepada kekuasaannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Ibnu Abbas berkata, “Dia (Balqis) berkata kepada kaumnya, “Jika ia menerima hadiah, maka berarti ia seorang raja, maka perangilah, dan jika ia tidak menerimanya, maka berarti ia seorang nabi, maka ikutilah.”
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Naml Ayat 35
Ratu balqis kemudian mengemukakan gagasannya di hadapan pembesar-pembesar kerajaannya. Ratu mengatakan: "dan sungguh, aku akan mengirim utusan kepada mereka, nabi sulaiman dan pengawal kerajaannya, dengan membawa hadiah yang banyak, sangat berharga dan bernilai, dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu, bagaimana sikap raja sulaiman terhadap kebijakanku ini'"36. Sesuai dengan arahan ratu balqis, berangkatlah utusan ratu dari negeri saba' di yaman menuju palestina tempat kediaman nabi sulaiman dengan membawa hadiah-hadiah itu. Maka ketika para utusan itu sampai kepada sulaiman dan mengemukakan maksud kedatangannya dan menyampaikan hadiah dari ratu balqis, dia, sulaiman, sama sekali tidak tertarik untuk melihat hadiah-hadiah itu bahkan berkata kepada para utusan itu, 'apakah kamu akan memberi harta kepadaku. Dan kamu masih tetap dalam kesyirikan dan kekafiranmu' tak mungkin hal itu terjadi. Ketahuilah oleh kalian bahwa apa yang Allah berikan kepadaku berupa kenabian, kerajaan, harta benda, dan bala tentara itu jauh lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu yang berupa perhiasan dunia semata. Tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Aku tidak butuh terhadap hadiah-hadiah itu. Kembalikanlah hadiah-hadiah itu kepada orang yang mengutusmu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian sekumpulan penjabaran dari banyak mufassirun terhadap isi dan arti surat An-Naml ayat 35 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita. Dukunglah syi'ar kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.