Surat Asy-Syu’ara Ayat 215
وَٱخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ
Arab-Latin: Wakhfiḍ janāḥaka limanittaba'aka minal-mu`minīn
Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.
« Asy-Syu'ara 214 ✵ Asy-Syu'ara 216 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Berharga Terkait Surat Asy-Syu’ara Ayat 215
Paragraf di atas merupakan Surat Asy-Syu’ara Ayat 215 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir berharga dari ayat ini. Terdokumentasikan beraneka penjabaran dari banyak ulama mengenai makna surat Asy-Syu’ara ayat 215, sebagiannya seperti tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan lunakkanlah sikap pergaulanmu dan tutur katamu untuk bertawadhu dan mengungkapkan rasa sayang kepada orang yang tampak olehmu adanya penerimaan terhadap dakwahmu darinya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
215. dan rendahkanlah dirimu -dalam berkata-kata dan bertingkah laku- terhadap orang-orang yang mengikutimu dari kalangan mukminin, sebagai bentuk kasih sayang dan lemah lembut terhadap mereka.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
215. وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman)
Yakni tampakkanlah bagi mereka rasa cinta dan kedermawanan serta maafkanlah mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
215. Rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Hadirkan cinta dan kasih sayang
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Rendahkanlah dirimu} lembutkanlah dirimu {terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang mukmin
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
215 “dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, dari kalangan orang-orang yang beriman,” yaitu, dengan sikap lembutmu, tutur katamu yang halus kepada mereka, rasa sayang dan cintamu kepada mereka serta akhlak mulia dan seluruh kebaikanmu terhadap mereka. Dan sungguh nabi melakukan semua ini, sebagiamana Allah firmankan,
“maka disebakan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu,” (ali-imran:160)
Itulah akhlak Rasulullah, yaitu akhlak yang paling sempurna, yang dengannya banyak kemaslahatan besar yang diraih, berbagai mudarat tercegah, sebagaimana sudah dimaklumi. Kemudian, apakah pantas bagi seorang yang beriman kepada Allah dan RasulNya yang mengklaim mengikuti dan mensuriteladani Rasulullah, jika menjadi beban bagi kaum Muslimin, berkhlak buruk, bersikap keras [terhadap mereka], berkeras hati dan berkata-kata kasar; dan jika dia melihat mereka melakukan maksiat atau kurang sopan, maka dia langsung memutus hubungan dengan mereka, mencaci dan membenci mereka? Dia sama sekali tidak mempunyai sikap lembut, tidak memilki etika dan tidak juga taufik. Perlakuan seperti ini telah menimbulkan berbagai kerusakan dan terabaikannya berbagai kemaslahatan yang cukup parah.
Lain dari itu, anda akan menjumpainya sellau merendahkann orang yang meniru sifat Rasulullah. Dia menuduhnya dengan tuduhan kemunafikan dan cari muka, dan dia menyebut-nyebut dirinya sendiri dan menyanjungnya serta bangga dengan amal yang dilakukannya. Ini semua tidak lain karena kebodohannya, bujukan manis dan tipu daya setan kepadanya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 213-220
Allah SWT berfirman seraya memerintahkan agar menyembahNya semata, tidak ada sekutu bagiNya; dan memberitahukan bahwa barangsiapa yang menyekutukanNya, maka Dia pasti akan mengazabnya. Kemudian Allah SWT berfirman seraya memerintahkan kepada RasulNya agar memberi peringatan kepada keluarganya yang terdekat, dan bahwa tidak ada yang menyelamatkan seseorangpun dari kaum kerabatnya kecuali keimanannya kepada Tuhannya SWT. Lalu Allah memerintahkan kepada RasulNya agar bersikap lemah lembut kepada orang-orang yang mengikutinya dari kalangan hamba-hambaNya yang mukmin. Dan barangsiapa di antara makhluk Allah durhaka kepadaNya, maka hendaklah dia berlepas diri dari apa yang dia lakukan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Jika mereka mendurhakaimu, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kalian kerjakan" (216)) Peringatan yang khusus ini tidak bertentangan dengan peringatan yang umum, bahkan itu merupakan bagian darinya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang leluhurnya belum pernah mendapat peringatan, karena itu mereka lalai (6)) (Surah Yasin) dan (agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan orang-orang yang di sekitarnya) (Surah Asy Syura: 7) serta (Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya) (Surah Al-An'am: 51)
Diriwayatkan dari Qabishah bin Mukhariq dan Zuhair bin Amr, keduanya berkata bahwa ketika ayat ini diturunkan: (Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat (214)) Maka Rasulullah SWT menaiki sebuah tumpukan batu besar yang ada di puncak sebuah bukit, lalu berseru: Wahai Bani Abdu Manaf, sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan, dan sesungguhnya perumpamaan diriku dan diri kalian adalah bagaikan seorang lelaki yang melihat musuh, lalu dia memberi peringatan kepada kaumnya agar jangan keduluan oleh musuh. Lalu dia berseru dengan sekuat suaranya,"Awas serangan musuh!"
Firman Allah SWT: (Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang) yaitu, bertawakalah kepada Allah dalam semua urusanmu, karena sesungguhnya Dia pasti akan mendukungmu, memeliharamu, menolongmu, memenangkanmu, dan meninggikan kalimatmu.
Firman Allah SWT: (Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (salat)) yaitu Dia selalu memperhatikanmu, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami) (Surah Ath-Thur: 48). Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk salat)) yaitu untuk shalat.
Al-Hasan berkata tentang firmanNya: (Yang melihat kamu ketika kamu berdiri) yaitu ketika kamu shalat sendirian.
Firman Allah : (dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud (219)) Qatadah berkata tentang firmanNya: (Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (218) dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud (219)) dia berkata yaitu dalam shalatmu yang sendirian Allah melihatmu, dan melihatmu juga dalam shalatmu yang jamaah.
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (220)) yaitu Maha Mendengar semua ucapan hamba-hambaNya, dan Maha Mengetahui semua gerakan dan diamnya mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur'an dan kalian tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atas kalian di waktu kalian melakukannya) (Surah Yunus: 61)
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Asy-Syu’ara ayat 215: Yakni dengan tidak sombong kepada mereka, bersikap lembut kepada mereka, bertutur kata yang halus kepada mereka, mencintai mereka, berakhlak mulia dan berbuat ihsan kepada mereka. Inilah akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam; akhlak yang paling mulia yang dengannya tercapai berbagai maslahat. Oleh karena itu, pantaskah bagi seorang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mengaku mengikuti Beliau dan meneladaninya tetapi malah menjadi beban kaum muslimin, berakhlak buruk, keras wataknya, hatinya keras dan mulutnya kasar, saat melihat mereka berbuat salah atau kurang adab langsung dijauhi, dibenci dan dimusuhi, tanpa dinasehati dengan cara yang baik dan diajak kembali. Padahal bersikap seperti itu menimbulkan berbagai macam bahaya dan menghilang beberapa maslahat.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syu’ara Ayat 215
215. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu. Jangan kamu bertindak kasar terhadap mereka, karena mereka akan lari darimu, padahal mereka adalah pembantumu yang utama dalam berdakwah. Perjalanan dakwah tidak selamanya mulus. Ada banyak rintangan, antara lain pembelotan dari pengikut. 216. Teruskanlah kamu berdakwah, wahai rasul. Kemudian jika setelah engkau berdakwah kepada mereka, mereka baik itu keluargamu, orang-orang kafir, atau para pengikutmu, mendurhakaimu dan tidak mengikuti perintahmu, maka katakanlah wahai rasul, kepada mereka 'sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan. ' semua itu menjadi tanggung jawabmu di hadapan Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beraneka penjabaran dari kalangan ahli tafsir terkait isi dan arti surat Asy-Syu’ara ayat 215 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita. Sokonglah perjuangan kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.