Surat Asy-Syu’ara Ayat 139
فَكَذَّبُوهُ فَأَهْلَكْنَٰهُمْ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ
Arab-Latin: Fa każżabụhu fa ahlaknāhum, inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīn
Artinya: Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
« Asy-Syu'ara 138 ✵ Asy-Syu'ara 140 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Terkait Surat Asy-Syu’ara Ayat 139
Paragraf di atas merupakan Surat Asy-Syu’ara Ayat 139 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai hikmah berharga dari ayat ini. Terdokumentasikan pelbagai penjabaran dari banyak ulama terhadap makna surat Asy-Syu’ara ayat 139, sebagiannya sebagaimana terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
139-140. Maka mereka tetap mendustakannya. Akibatnya, Allah membinasakan mereka dengan angin dingin yang dahsyat. Sesungguhnya pada kejadian pembinasaan itu terdapat pelajaran bagi orang-orang setelah mereka. Namun kebanyakan orang-orang yang mendengar kisah mereka tidak menjadi beriman kepadamu. Dan sesungguhnya Tuhanmu itu Mahaperkasa yang Kuasa untuk melakukan apa saja yang dikehendakiNya, berupa membinasakan orang-orang yang mendustakan, juga Maha Penyayang terhadap kaum Mukminin.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
139-140. Mereka mendustakan Hud, maka Kami membinasakan mereka dengan angin kencang. Sungguh kebinasaan itu merupakan ibrah yang besar, akan tetapi mayoritas orang yang mendengar kisah ini tetap tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya.
Hai Rasulullah, Sungguh Tuhanmu Maha Perkasa dalam membalas perbuatan orang-orang yang mendustakan dan Maha Pengasih bagi orang-orang beriman.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
139. Maka merekapun terus menerus mendustakan Nabi mereka, Hūd -'alaihissalām-, lalu Kami binasakan mereka lantaran pendustaan mereka dengan mengirimkan angin kencang. Sesungguhnya dalam kebinasaan mereka terdapat pelajaran bagi orang yang ingin mengambil pelajaran, akan tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
139. فَكَذَّبُوهُ فَأَهْلَكْنٰهُمْ ۗ (Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka)
Allah membinasakan mereka sebagai balasan atas pendustaan mereka. Mereka binasa akibat angin yang membinasakan, sebagaimana dijelaskan pada ayat yang lain, seperti:
وأما عاد فأهلكوا بريح صرصر عاتية. سخرها عليهم سبع ليال وثمانية أيام حسوما. فترى القوم فيها صرعى كأنهم أعجاز نخل خاوية. فهل ترى لهم من باقية
“Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka.” Al-Haqqah: 6-8
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
139. Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan mereka dengan angin shar shar atas kedustaan mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran dan nasehat. Tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Maka mereka mendustakannya. Lalu Kami membinasakan mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda, dan kebanyakan mereka tidak beriman
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
139-140 “maka mereka mendustakannya,” maksudnya, sikap mendustakan itu telah menjadi karakter dan moral mereka yang tidak dapat dicegah oleh siapapun. “lalu kami membinasakan mereka,”
“dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tanggul-tanggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).” (al-haqqah:6-7)
“sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda,” yang membuktikan kebenaran Nabi kami, Hud alaihi salam dan kebenaran ajaran yang dibawanya, serta kebatilan agama yang dianut kaumnya, berupa kesyirikan dan kecongkakan. “tetapi kebanyakan mereka tidak beriman,” sekalipun sudah ada tanda-tanda yang bisa menunjukkan kepada iman. “dan sesunguhnya Rabbmu, Dia-lah Yang Mahaperkasa,” yang telah membinasakan kaum Hud dengan kekuatanNya di atas kekuatan dan kebringasan mereka, “lagi Maha penyayang,” terhadap NabiNya, Hud di mana Dia menyelamatkannya beserta para pengikutnya dari kalangan kaum Mukminin.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 136-140
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan jawaban kaum nabi Hud terhadapnya setelah dia menyeru mereka dengan anjuran dan peringatan serta menakut-nakuti mereka, dan menjelaskan kepada mereka kebenaran dengan sangat jelas (Mereka menjawab, "Adalah sama saja bagi kami, apakah kamu memberi nasihat atau tidak memberi nasihat” (136)) yaitu kami tidak akan beranjak dari kebiasaan kami (dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu) (Surah Hud: 53) Demikianlah perkaranya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang kafir sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman (6)) (Surah Al-Baqarah) dan (Sungguh, orang-orang yang telah dipastikan mendapat ketetapan Tuhanmu, tidaklah akan beriman (96) meskipun mereka mendapat tanda-tanda (kebesaran Allah), hingga mereka menyaksikan azab yang pedih (97)) (Surah Yunus)
Firman Allah SWT: ((agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu (137)) Sebagian ulama membacanya “In hadza illa khalqul awwalin” dengan difathah huruf kha’nya dan disukun huruf lamnya. Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Alqamah dan Mujahid berkata bahwa mereka bermaksud,"Tiada lain apa yang kamu sampaikan kepada kami hanyalah kebiasaan orang-orang terdahulu," sebagaimana orang-orang musyrik Quraisy berkata: (Dan mereka berkata, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang”) (Surah Al-Furqan: 5) dan (Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?” Mereka menjawab, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu” (24)) (Surah An-Nahl) Ulama lainnya membacanya (In hadza illa khuluqul awwalin) yaitu dengan didhammah huruf kha’ dan lamnya. Maksud mereka yaitu,”Agama dan tradisi yang biasa mereka lakukan itu termasuk agama orang dahulu dari kalangan nenek moyang mereka. Kami mengikuti mereka dan menelusuri jejak mereka, dan kami hidup sebagaimana mereka hidup, serta kami mati sebagaimana mereka mati, tidak ada hari kebangkitan dan tidak ada hari kiamat. Oleh karena itu mereka berkata: (dan kami sekali-kali tidak akan diazab (138))
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: ((agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu (137)) yaitu agama orang-orang terdahulu. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir.
Firman Allah SWT: (Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan.) yaitu mereka terus mendustakan, menentangnya, dan ingkar kepada nabi Allah Hud. Maka Allah membinasakan mereka. Telah dijelaskan tentang penyebab binasanya mereka di banyak tempat di Al-Qur’an, bahwa Allah mengirimkan angin kencang yang dingin dan kuat. Maka azab inilah yang menjadi sebab kebinasaan mereka. Sesungguhnya mereka adalah makhluk yang paling kejam dan paling sewenang-wenang. Oleh sebab itu Allah menimpakan azab yang lebih kuat dan lebih ganas daripada mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad (6) (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi (7)) (Surah Al-Fajr) Mereka adalah kaum 'Ad yang terdahulu, sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan bahwasanya Dia telah membinasakan kaum 'Ad yang pertama (50)) (Surah An-Najm) Mereka adalah keturunan Iram bin Sam bin Nuh (yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi) Mereka adalah orang-orang yang tinggal di bangunan-bangunan yang tinggi. Orang yang menganggap bahwa Iram adalah nama sebuah kota, sesungguhnya dia mengambil dari kisah Israiliyat, yaitu dari perkataan Ka'b dan Wahb. Pendapat itu tidak mempunyai sumber yang asli. Oleh karena Allah berfirman: (yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain (8)) (Surah Al-Fajr) yaitu belum pernah diciptakan makhluk seperti mereka dalam hal kekuatan, kekerasan, dan kesewenang-wenangannya. Seandainya yang dimaksud dengan Iram adalah sebuah kota, maka ayat itu menyebutkan yang belum pernah dibangun suatu kota seperti itu. Allah SWT berfirman: (Adapun kaum 'Ad, maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata, 'Siapakah yang lebih besar kekuatannya daripada kami?” Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuasaan) Kami (15)) (Surah Fushshilat) dan (Adapun kaum 'Ad, maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang (6) Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus) (Surah Al-Haqqah: 6,7) yaitu semputna (maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk)) (Surah Al-Haqqah: 7) yaitu seakan akan mereka adalah pohon kurma yang lapuk. Padahal mereka berlindung di dalam bukit-bukit, gua-gua dan parit-parit yang mereka gali sampai tubuh mereka tidak terlihat, tetapi hal tersebut tidak dapat memberi manfaat sedikit pun kepada mereka dari azab Allah (Sungguh, ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda) (Surah Nuh: 4) Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Maka mereka mendustakannya (Hud), lalu Kami binasakan mereka. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman (139) Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang (140))
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Asy-Syu’ara ayat 139: 139-140. Inilah pengingkaran kaum Ad terhadap Nabi mereka Hud, dan mereka tidak beriman dengan apa yang dibawa olehnya, sehingga Allah membinasakan mereka dengan angin yang kencang, Allah sifatkan angin tersebut pada ayat yang lain dengan angin yang membinasakan seluruhnya. Kemudian Allah menjelaskan bahwasanya kabar ini adalah pemisah antara ketauhidan dan kesyirikan, serta binasalah orang-orang kafir sebagai tanda dan bukti yang jelas yang menunjukkan atas kebenaran Rasul Kami dan benarnya apa yang dibawanya, akan tetapi bersamaan dengan itu kebanyakan manusia tidak beriman kepada Allah dan syariat-Nya dan tidak mengimani para utusan Kami. Ketahuilah wahai Nabi Allah bahwasanya Rabbmu adalah maha perkasa yang menguasai segala urusan-Nya, dan dengan kemuliaan-Nya, binasalah para pengingkar dan sombong, Dialah Allah yang maha pemurah kepada hamba-Nya yang beriman; Di mana Allah jadikan mereka selamat dan senantiasa Allah menjaga mereka serta memudahkan mereka di atas jalan petunjuk.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Bisa kembali kepada Hud atau kepada azab yang diancamkan itu. Sikap mendustakan ini menjadi tabiat mereka dan perilakunya.
Di dunia dengan angin topan yang sangat dingin, di mana angin tersebut terus menerus menimpa mereka selama tujuh malam delapan hari sehingga mereka mati bergelimpangan (lihat Al Haaqqah: 6-7).
Bisa juga diartikan tanda yang menunjukkan kebenaran Nabi Hud ‘alaihis salam dan apa yang Beliau bawa, serta batilnya yang dipegang oleh kaumnya selama ini.
Padahal telah ada ayat-ayat yang menghendaki mereka untuk beriman.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syu’ara Ayat 139
139. Sebagai sanksi atas kepongahan mereka, Allah menurunkan siksanya kepada mereka. Maka mereka mendustakan hud terhadap semua ajakan dan nasihatnya, lalu kami binasakan mereka dengan angin yang sangat dingin dan kencang selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus (lihat juga surah al-haqqah/69: 7). Sungguh pada kejadian yang demikian itu terdapat tanda kekuasaan Allah yang demikian besar dan nyata yang semestinya menjadi pelajaran bagi mereka, tetapi kebanyakan mereka tidak beriman bahkan mendustakan Allah dan rasul-Nya. 140. Dan sungguh, tuhanmu, dialah yang mahaperkasa yang tidak berkurang kekuasaan-Nya dengan banyaknya orang yang ingkar kepada-Nya, maha penyayang dengan tidak cepat membinasakan orang yang durhaka kepadanya, tapi masih memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah berbagai penafsiran dari beragam pakar tafsir terkait isi dan arti surat Asy-Syu’ara ayat 139 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi ummat. Bantulah perjuangan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.