Surat Asy-Syu’ara Ayat 140

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ

Arab-Latin: Wa inna rabbaka lahuwal-'azīzur-raḥīm

Artinya: Dan sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

« Asy-Syu'ara 139Asy-Syu'ara 141 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Berharga Mengenai Surat Asy-Syu’ara Ayat 140

Paragraf di atas merupakan Surat Asy-Syu’ara Ayat 140 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa pelajaran berharga dari ayat ini. Terdapat beberapa penjabaran dari kalangan mufassirin berkaitan makna surat Asy-Syu’ara ayat 140, sebagiannya sebagaimana termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

139-140. Maka mereka tetap mendustakannya. Akibatnya, Allah membinasakan mereka dengan angin dingin yang dahsyat. Sesungguhnya pada kejadian pembinasaan itu terdapat pelajaran bagi orang-orang setelah mereka. Namun kebanyakan orang-orang yang mendengar kisah mereka tidak menjadi beriman kepadamu. Dan sesungguhnya Tuhanmu itu Mahaperkasa yang Kuasa untuk melakukan apa saja yang dikehendakiNya, berupa membinasakan orang-orang yang mendustakan, juga Maha Penyayang terhadap kaum Mukminin.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

140. Dan sesungguhnya Tuhanmu -wahai Rasul- benar-benar Di alah Yang Maha Perkasa, yang membalas kejahatan para musuh-musuh-Nya, lagi Maha Penyayang terhadap mereka yang bertobat.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

140. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Perkasa dan Maha Memberi balasan kepada para musuh-Nya. Serta Maha Penyayang kepada para kekasih-Nya yang beriman.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Dzat yang benar-benar Maha perkasa lagi Maha Penyayang


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

139-140 “maka mereka mendustakannya,” maksudnya, sikap mendustakan itu telah menjadi karakter dan moral mereka yang tidak dapat dicegah oleh siapapun. “lalu kami membinasakan mereka,”
“dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tanggul-tanggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).” (al-haqqah:6-7)
“sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda,” yang membuktikan kebenaran Nabi kami, Hud alaihi salam dan kebenaran ajaran yang dibawanya, serta kebatilan agama yang dianut kaumnya, berupa kesyirikan dan kecongkakan. “tetapi kebanyakan mereka tidak beriman,” sekalipun sudah ada tanda-tanda yang bisa menunjukkan kepada iman. “dan sesunguhnya Rabbmu, Dia-lah Yang Mahaperkasa,” yang telah membinasakan kaum Hud dengan kekuatanNya di atas kekuatan dan kebringasan mereka, “lagi Maha penyayang,” terhadap NabiNya, Hud di mana Dia menyelamatkannya beserta para pengikutnya dari kalangan kaum Mukminin.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 136-140
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan jawaban kaum nabi Hud terhadapnya setelah dia menyeru mereka dengan anjuran dan peringatan serta menakut-nakuti mereka, dan menjelaskan kepada mereka kebenaran dengan sangat jelas (Mereka menjawab, "Adalah sama saja bagi kami, apakah kamu memberi nasihat atau tidak memberi nasihat” (136)) yaitu kami tidak akan beranjak dari kebiasaan kami (dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu) (Surah Hud: 53) Demikianlah perkaranya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang kafir sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman (6)) (Surah Al-Baqarah) dan (Sungguh, orang-orang yang telah dipastikan mendapat ketetapan Tuhanmu, tidaklah akan beriman (96) meskipun mereka mendapat tanda-tanda (kebesaran Allah), hingga mereka menyaksikan azab yang pedih (97)) (Surah Yunus)
Firman Allah SWT: ((agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu (137)) Sebagian ulama membacanya “In hadza illa khalqul awwalin” dengan difathah huruf kha’nya dan disukun huruf lamnya. Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Alqamah dan Mujahid berkata bahwa mereka bermaksud,"Tiada lain apa yang kamu sampaikan kepada kami hanyalah kebiasaan orang-orang terdahulu," sebagaimana orang-orang musyrik Quraisy berkata: (Dan mereka berkata, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang”) (Surah Al-Furqan: 5) dan (Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?” Mereka menjawab, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu” (24)) (Surah An-Nahl) Ulama lainnya membacanya (In hadza illa khuluqul awwalin) yaitu dengan didhammah huruf kha’ dan lamnya. Maksud mereka yaitu,”Agama dan tradisi yang biasa mereka lakukan itu termasuk agama orang dahulu dari kalangan nenek moyang mereka. Kami mengikuti mereka dan menelusuri jejak mereka, dan kami hidup sebagaimana mereka hidup, serta kami mati sebagaimana mereka mati, tidak ada hari kebangkitan dan tidak ada hari kiamat. Oleh karena itu mereka berkata: (dan kami sekali-kali tidak akan diazab (138))
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: ((agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu (137)) yaitu agama orang-orang terdahulu. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir.
Firman Allah SWT: (Maka mereka mendustakan Hud, lalu Kami binasakan.) yaitu mereka terus mendustakan, menentangnya, dan ingkar kepada nabi Allah Hud. Maka Allah membinasakan mereka. Telah dijelaskan tentang penyebab binasanya mereka di banyak tempat di Al-Qur’an, bahwa Allah mengirimkan angin kencang yang dingin dan kuat. Maka azab inilah yang menjadi sebab kebinasaan mereka. Sesungguhnya mereka adalah makhluk yang paling kejam dan paling sewenang-wenang. Oleh sebab itu Allah menimpakan azab yang lebih kuat dan lebih ganas daripada mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad (6) (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi (7)) (Surah Al-Fajr) Mereka adalah kaum 'Ad yang terdahulu, sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan bahwasanya Dia telah membinasakan kaum 'Ad yang pertama (50)) (Surah An-Najm) Mereka adalah keturunan Iram bin Sam bin Nuh (yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi) Mereka adalah orang-orang yang tinggal di bangunan-bangunan yang tinggi. Orang yang menganggap bahwa Iram adalah nama sebuah kota, sesungguhnya dia mengambil dari kisah Israiliyat, yaitu dari perkataan Ka'b dan Wahb. Pendapat itu tidak mempunyai sumber yang asli. Oleh karena Allah berfirman: (yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain (8)) (Surah Al-Fajr) yaitu belum pernah diciptakan makhluk seperti mereka dalam hal kekuatan, kekerasan, dan kesewenang-wenangannya. Seandainya yang dimaksud dengan Iram adalah sebuah kota, maka ayat itu menyebutkan yang belum pernah dibangun suatu kota seperti itu. Allah SWT berfirman: (Adapun kaum 'Ad, maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata, 'Siapakah yang lebih besar kekuatannya daripada kami?” Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuasaan) Kami (15)) (Surah Fushshilat) dan (Adapun kaum 'Ad, maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang (6) Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus) (Surah Al-Haqqah: 6,7) yaitu semputna (maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk)) (Surah Al-Haqqah: 7) yaitu seakan akan mereka adalah pohon kurma yang lapuk. Padahal mereka berlindung di dalam bukit-bukit, gua-gua dan parit-parit yang mereka gali sampai tubuh mereka tidak terlihat, tetapi hal tersebut tidak dapat memberi manfaat sedikit pun kepada mereka dari azab Allah (Sungguh, ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda) (Surah Nuh: 4) Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Maka mereka mendustakannya (Hud), lalu Kami binasakan mereka. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman (139) Dan sungguh, Tuhanmu, Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang (140))


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Asy-Syu’ara ayat 140: 139-140. Inilah pengingkaran kaum Ad terhadap Nabi mereka Hud, dan mereka tidak beriman dengan apa yang dibawa olehnya, sehingga Allah membinasakan mereka dengan angin yang kencang, Allah sifatkan angin tersebut pada ayat yang lain dengan angin yang membinasakan seluruhnya. Kemudian Allah menjelaskan bahwasanya kabar ini adalah pemisah antara ketauhidan dan kesyirikan, serta binasalah orang-orang kafir sebagai tanda dan bukti yang jelas yang menunjukkan atas kebenaran Rasul Kami dan benarnya apa yang dibawanya, akan tetapi bersamaan dengan itu kebanyakan manusia tidak beriman kepada Allah dan syariat-Nya dan tidak mengimani para utusan Kami. Ketahuilah wahai Nabi Allah bahwasanya Rabbmu adalah maha perkasa yang menguasai segala urusan-Nya, dan dengan kemuliaan-Nya, binasalah para pengingkar dan sombong, Dialah Allah yang maha pemurah kepada hamba-Nya yang beriman; Di mana Allah jadikan mereka selamat dan senantiasa Allah menjaga mereka serta memudahkan mereka di atas jalan petunjuk.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Dengan keperkasaan-Nya, Dia membinasakan kaum ‘Aad yang menganggap dirinya orang yang paling kuat.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syu’ara Ayat 140

140. Dan sungguh, tuhanmu, dialah yang mahaperkasa yang tidak berkurang kekuasaan-Nya dengan banyaknya orang yang ingkar kepada-Nya, maha penyayang dengan tidak cepat membinasakan orang yang durhaka kepadanya, tapi masih memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat. 141. Kaum 'amud telah mendustakan para rasul yang mengajak mereka kembali kepada jalan yang benar, yaitu menauhidkan Allah, tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain dan beribadah kepada-Nya dengan ikhlas.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian kumpulan penjelasan dari beragam ulama tafsir berkaitan makna dan arti surat Asy-Syu’ara ayat 140 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita. Bantu syi'ar kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Cukup Sering Dibaca

Baca banyak halaman yang cukup sering dibaca, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 2, Al-Baqarah 30, Al-Isra 23-24, Al-Baqarah 186, Al-Infithar, Al-Jumu’ah 9. Serta Al-Ahzab 21, Az-Zariyat 56, Ar-Ra’d, Al-Isra 1, Ali ‘Imran 133, Ali ‘Imran 134.

  1. Al-Baqarah 2
  2. Al-Baqarah 30
  3. Al-Isra 23-24
  4. Al-Baqarah 186
  5. Al-Infithar
  6. Al-Jumu’ah 9
  7. Al-Ahzab 21
  8. Az-Zariyat 56
  9. Ar-Ra’d
  10. Al-Isra 1
  11. Ali ‘Imran 133
  12. Ali ‘Imran 134

Pencarian: surat ali imran ayat 190 sampai 191, iqra dan latin, maksud hadits sampaikan walau satu ayat, surat al muzzammil ayat 1-20, download surat yasin arab dan latin

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.