Surat Asy-Syu’ara Ayat 22

وَتِلْكَ نِعْمَةٌ تَمُنُّهَا عَلَىَّ أَنْ عَبَّدتَّ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ

Arab-Latin: Wa tilka ni'matun tamunnuhā 'alayya an 'abbatta banī isrā`īl

Artinya: Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil".

« Asy-Syu'ara 21Asy-Syu'ara 23 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Tentang Surat Asy-Syu’ara Ayat 22

Paragraf di atas merupakan Surat Asy-Syu’ara Ayat 22 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan tafsir penting dari ayat ini. Tersedia kumpulan penjelasan dari banyak mufassir terkait makna surat Asy-Syu’ara ayat 22, misalnya seperti termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

20-22. Musa berkata menjawab Fir’aun, “Aku memang telah melakukan apa yang kamu katakan sebelum Allah menurunkan wahyu kepadaku dan sebelum mengutusku sebagai rasul, lalu aku keluar dari sisi kalian untuk melarikan diri menuju negeri Madyan, karena aku takut kalian akan membunuhku karena apa yang telah aku perbuat tanpa sengaja. Kemudian Tuhanku menganugerahiku kenabian dan ilmu, sebagai bentuk kemurahan dariNya bagiku, dan menjadikanku termasuk di antara rasul-rasul utusanNya. Dan pengasuhan (terhadapku) dahulu dirumahmu kamu anggap sebagai budi baik darimu kepadaku, padahal kamu sungguh telah memperbudak orang-orang Bani Israil, kamu sembelih anak-anak lelaki mereka dan kamu biarkan hidup perempuan-perempuan mereka untuk dijadikan sebagai pembantu dan dihinakan?”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

22. Kemudian Musa mengingkari perkataan Fir’aun: “Bagaimana bisa kamu berjasa kepadaku dengan kebaikanmu itu padahal kamu telah memperbudak dan menindas kaumku, Bani Israil?”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

22. Adapun budi baikmu berupa pemeliharaanmu terhadap diriku tanpa memperbudakku, padahal engkau memperbudak Bani Israil, maka benar-benar merupakan satu budi yang engkau berikan padaku, namun hal tersebut tidaklah menghalangiku untuk mendakwahimu.”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

22. وَتِلْكَ نِعْمَةٌ تَمُنُّهَا عَلَىَّ أَنْ عَبَّدتَّ بَنِىٓ إِسْرٰٓءِيلَ (dan kebaikan yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil)
Yakni apakah itu suatu kenikmatan? Apakah kamu mengungkit-ungkit kepadaku karena kamu telah mengasuhku saat aku masih kecil sedangkan kamu memperbudak Bani Israil dan membunuh mereka padahal mereka adalah kaumku. Andai saja kamu tidak membunuh anak-anak Bani Israil niscaya ibuku tidak harus menghanyutkanku di sungai. Oleh sebab itu janganlah kamu mengungkit-ungkit terhadapku suatu kesusahan yang kamu sebabkan sendiri.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

22. Apakah nikmat yang kamu berikan kepadaku dengan mengasuhku sebagai anak karena kamu telah memperbudak kaumku Bani Israil dan menyembelih anak-anak lelaki mereka?! Kata {An} tersebut adalah An Tafsiriyyah, sehingga kata yang terletak setelahnya menjelaskan kata yang terletak sebelumnya


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Itulah kenikmatan yang kamu berikan kepadaku, dan kamu memperbudak} kamu memperbudak {Bani Israil”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

20-22 Lalu Musa berkata, ”aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf,” maksudnya, bukan karena kafir, melainkan karena aku khilaf dan kurang berakal, lalu aku memohon ampun kepada Rabbku, dan Dia pun mengampuniku. “lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu,” saat kalian berupaya untuk membunuhku, maka aku lari ke negeri madyan dan aku tinggal di sana beberapa tahun, lalu aku datang kepada kalian, “kemudian Rabbku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang drai rasul-rasul.”
Walhasil, bahwa penolakan fir’aun terhadap Nabi Musa adalah penolakan seorang yang bodoh atau orang yang berpura-pura bodoh. Sebab, fir’aun telah menjadikan pembunuhan (yang dilakukan oleh Musa) sebagai penghalang untuk menjadi seorang rasul. Oleh karena itu, Musa menjelaskan kepadanya bahwa pembunuhan yang dilakukannya karena khilaf dan tidak sengaja untuk membunuhnya, dan bahwa karunia Allah tidak bisa dihalangi oleh seorang pun. Lalu kenapa kalian menghalangi hikmah dan kerasulan yang telah Allah karuniakan kepadaku?
Sekarang, wahai Fir’aun, tinggal argumentasimu, yang kamu katakan, “bukankah kami telah mengasuhmu di dalam (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak?” setelah dicermati, maka jelas sekali bahwa sebenarnya sama sekali tidak ada kebaikan (jasa) sama sekali bagimu pada saat itu. Maka dari itu Musa berkata, ”itu adalah nikmat,” yang dikaruniakan “kepadaku disebabkan kamu telah memperbudak Bani israil,” maksudnya, nikmat ini dilimpahkan kepadaku adalah karena sesungguhnya, kamu telah membuat hina bani israil dan kamu telah menjadikan mereka tak ubahnya seperti budak, sedangkan aku telah engkau selamatkan dari perbudakanmu dan penghinaanmu, dan kamu telah menjadikan hal itu sebagai nikmat bagiku. Jadi, tatkala direnungkan, maka tampak bahwa yang sebenarnya adalah karena engkau telah menzhalimi bangsa yang mulia ini (bani israil), engkau menyiksa mereka dan engkau telah memperkerjakan mereka secara paksa; sedangkan aku telah diselamatkan oleh Allah dari kejahatanmu, pada saat kejahatanmu menimpa kaumku. Lalu jasa apa yang kamu lakukan dan engkau karuniakan kepadaku?


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 10-22
Allah SWT memberitahukan tentang perintahNya kepada hamba, rasulNya, yaitu nabi Musa ketika Dia menyerunya dari sisi kanan bukit Thur. Allah berbicara langsung dengannya dan mengutusnya sebagai seorang rasul. Lalu Allah memerintahkan kepadanya untuk pergi menemui Fir'aun dan para pembesarnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: ("Datangilah kaum-kaum yang zalim itu (10) (yaitu) kaum Fir’aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?” (11) Musa berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku (12) Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku, maka utuslah (Jibril) kepada Harun (13) Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku (14)) Ini adalah alasan dia memohon Allah agar hambatan-hambatan tersebut dilenyapkan darinya. Sebagaimana yang ada pada surah Thaha: (Musa berkata: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku (25) dan mudahkanlah untukku urusanku (26) dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku (27) supaya mereka mengerti perkataanku (28) dan Jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku (29)) (yaitu) Harun, saudaraku (30) teguhkanlah dengan Dia kekuatanku (31) dan jadikankanlah Dia sekutu dalam urusanku (32) supaya Kami banyak bertasbih kepadaMu (33) dan banyak mengingatMu (34) Sesungguhnya Engkau adalah Maha melihat (keadaan) kami" (35) Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, Hai Musa" (36)) (Surah Thaha)
Firman Allah: (Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku (14)) yaitu karena membunuh orang Qibti yang menjadi sebab aku keluar dari negeri Mesir (Allah berfirman, "Jangan takut") Allah SWT berfirman kepadanya,"Janganlah takut terhadap sesuatupun yang kamu pikirkan itu" sebagaimana firmanNya: (Allah berfirman, “Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar) yaitu bukti yang nyata (maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah) dengan membawa mukjizat Kami, dan orang yang mengikuti kalianlah yang menang”) (Surah Al-Qashash: 35) (maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya Kami bersama kalian mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan))
sebagaimana firmanNya: (sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat) (Surah Thaha: 46) yaitu sesungguhnya Aku selalu bersama kalian berdua melalui pemeliharaan, penjagaan, pertolongan, dan dukunganKu.
(Maka datanglah kamu berdua kepada Fir’aun dan katakanlah olehmu, "Sesungguhnya kami adalah rasul Tuhan semesta alam” (16)) sebagaimana firmanNya di ayat lain: (Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu) (Surah Thaha: 47) yaitu, masing-masing dari kami diutus kepadamu (Lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami (17)) yaitu bebaskanlah mereka dari tawanan, genggaman, kekuasaan, dan kekuasaanm, karena sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Allah yang beriman dan tentaraNya yang ikhlas, dan sekarang mereka berada di dalam penindasan dan siksaanmu yang merendahkan. Setelah nabi Musa berkata demikian, maka Fir'aun berpaling dan sama sekali tidak mengabaikannya, lalu memandang dengan pandangan sinis dan meremehkan seraya berkata: (Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak (18) Engkau (Musa) telah melakukan (kesalahan berupa) perbuatan yang telah engkau lakukan (membunuh seseorang dari kaumku) dan engkau termasuk orang yang ingkar (terhadap kebaikan dan ketuhananku)” (19)) yaitu bukankah kamu orang yang pernah kami asuh di rumah kami, di atas ranjang kami, dan kami buat kamu hidup senang selama beberapa tahun. Kemudian setelah itu kamu membalas kebaikan itu dengan perbuatanmu itu dengan membunuh seseorang dari kami dan mengingkari kesenangan yang pernah kuberikan kepadamu. Oleh karena itu Fir'aun berkata: (dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas budi) yaitu orang-orang yang ingkar. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dan Ibnu Jarir memilih pendapat ini (Berkata Musa, "Aku telah melakukannya) yaitu dalam keadaan itu (sedangkan aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf”) yaitu, sebelum wahyu diberikan kepadaku dan Allah memberikan nikmat kepadaku berupa kenabian dan kerasulan.
Mujahid, Qatadah, Adh-Dhahhak dan lainnya: (sedangkan aku termasuk orang-orang yang khilaf) yaitu orang-orang yang tidak mengerti.
(Kemudian, aku lari darimu karena takut kepadamu. Lalu, Tuhanku menganugerahkan kepadaku hukum (ilmu dan kearifan) dan menjadikanku salah seorang rasul).
Yaitu keadaan dahulu berbeda dengan keadaan ini, sesungguhnya Allah telah mengutusku kepadamu. Jika kamu taat kepadaNya, maka kamu selamat; dan jika kamu menentangnya, maka kamu binasa. Kemudian nabi Musa berkata, (Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil (22)) yaitu kebaikanmu dan pengasuhanmu kepadaku itu bertentangan dengan perbuatan jahatmu terhadap Bani Israil. Kamu menjadikan mereka budak dan pelayan seraya memaksa mereka untuk kepentingan dan rakyatmu. Maka apakah dapat mencukupi kebaikanmu kepada seseorang dari mereka menutupi kejahatanmu kepada mereka semua. yaitu, bahwa apa yang kamu sebutkan itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kejahatan yang telah kamu lakukan


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Asy-Syu’ara ayat 22: Musa kemudian berkata : Ingatlah wahai fir’aun atas pemberian ini (atas kerasulanku) yang engkau diberikan dengannya dariku dan yang tidak ada lagi arah bagimu untuk berpaling serta janganlah engkau lupa bahwasanya engkau telah menjauhkan bani israil.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Jika diteliti dengan seksama, maka diketahui bahwa Fir’aun tidak memberikan kebaikan kepada Nabi Musa ‘alaihis salam, karena Fir’aun telah memperbudak kaum Nabi Musa ‘alaihis salam, yaitu Bani Israil dan menzalimi mereka, adapun Nabi Musa ‘alaihis salam, maka Allah selamatkan Beliau dari kezaliman itu.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syu’ara Ayat 22

Lalu nabi musa membandingkan antara kebaikan yang dia terima dari fir'aun dengan kekejaman fir'aun terhadap bani israil. Musa berkata lagi, "dan itulah kebaikan yang telah engkau berikan kepadaku, engkau pelihara diriku ketika aku masih bayi sampai aku dewasa. Sementara itu engkau telah memperbudak bani israil, kaumku sendiri. Engkau perlakukan mereka dengan tidak berperi kemanusiaan. Sungguh ini dua hal yang tidak sebanding. Jika bukan karena kekejamanmu, ibuku tidak akan melemparkan aku ke sungai, dan tidak akan kau pelihara diriku. "23. Fir'aun penasaran terhadap perkataan nabi musa bahwa dia dan sudaranya harun diutus oleh Allah rabbul 'alamin. Fir'aun bertanya kepada musa, 'siapa tuhan pencipta dan pemelihara seluruh alam itu''.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian bermacam penjabaran dari banyak ulama mengenai makna dan arti surat Asy-Syu’ara ayat 22 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah bagi kita bersama. Dukung syi'ar kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Paling Banyak Dibaca

Terdapat ratusan topik yang paling banyak dibaca, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 275, Al-Baqarah 1-5, Al-Waqi’ah 35-38, Al-Baqarah 155, Al-Furqan 63, At-Tahrim 6. Serta Ath-Thariq, At-Taubah 128-129, Al-Hujurat, An-Nahl 125, As-Sajdah, Ar-Ra’d 28.

  1. Al-Baqarah 275
  2. Al-Baqarah 1-5
  3. Al-Waqi’ah 35-38
  4. Al-Baqarah 155
  5. Al-Furqan 63
  6. At-Tahrim 6
  7. Ath-Thariq
  8. At-Taubah 128-129
  9. Al-Hujurat
  10. An-Nahl 125
  11. As-Sajdah
  12. Ar-Ra’d 28

Pencarian: membaca surat yasin, basmalah, ayat alquran tentang istiqomah, qs 4:171, al baqarah 1-15

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.