Surat Asy-Syu’ara Ayat 12

قَالَ رَبِّ إِنِّىٓ أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِ

Arab-Latin: Qāla rabbi innī akhāfu ay yukażżibụn

Artinya: Berkata Musa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku.

« Asy-Syu'ara 11Asy-Syu'ara 13 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Berharga Mengenai Surat Asy-Syu’ara Ayat 12

Paragraf di atas merupakan Surat Asy-Syu’ara Ayat 12 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa pelajaran berharga dari ayat ini. Diketemukan beberapa penjelasan dari beragam mufassirin terhadap kandungan surat Asy-Syu’ara ayat 12, misalnya seperti terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

12-14. Musa berkata,” Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakanku dalam risalah (yang kubawa) dan akibatnya dadaku akan sesak dengan kenestapaan karena pendustaan mereka kepadaku, dan lidahku tidaklah lancar untuk menyampaikan dakwah, maka utuslah jibril dengan membawa wahyu yang diturunkan kepada saudaraku, Harun, agar ia dapat membantuku, dan membenarkan apa-apa yang aku katakan, dan menjelaskan kepada mereka apa-apa yang aku sampaikan, karena dia lebih jelas dalam berbicara. Dan aku juga punya dosa terhadap mereka karena membunuh seorang lelaki dari mereka, yaitu lelaki orang Qibthi. Maka aku takut mereka akan membunuhku karenanya.”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

12-13. Musa berkata: “Ya Tuhanku, aku takut mereka akan mendustakan risalahku sehingga hatiku menjadi sedih karena pendustaan itu. Dan lisanku tidak fasih dalam menyampaikan risalahku, maka utuslah Harun agar dapat membantuku dalam menyampaikan risalah. Serta Fir’aun dan kaumnya menganggapku orang yang bersalah karena telah membunuh salah seorang dari mereka, sehingga aku takut mereka akan membunuhku karena hal itu.” Hal ini seperti dalam firman Allah:

قَالَ رَبِّ إِنِّى قَتَلْتُ مِنْهُمْ نَفْسًا فَأَخَافُ أَن يَقْتُلُونِ

"Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku.” (al-Qashash: 33).


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

12. Musa -'alaihissalām- berkata, "Sesungguhnya aku takut bila mereka mendustakan aku dalam perkara yang aku sampaikan dari-Mu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

12. Musa berkata: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku hawatir mereka mendustakanku dalam menyampaikan risalah”


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dia berkata} Musa berkata {“Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku takut mereka akan mendustakanku


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

12-14 lalu Musa berkata seraya memohon maaf kepada Rabbnya dan menjelaskan alasanya, serta memohon kepadaNya pertolongan atas tugas berat ini, “Ya Rabbku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakanku. Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku,” lalu dia mengatakan,
“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun saudaraku,” (taha:25-30)
“maka utuslah (jibril) kepada Harun,” lalu Allah mengabulkan permohonannya, dan Dia mengangkat saudaranya, harun sebagai nabi, sebagaimana Dia telah menjadikan dirinya sebagai nabi, ”maka utuslah dia bersamaku sebagai pendukung,” (al-qashas:34); maksudnya, sebagai pembantu bagiku atas urusanku ini. “dan aku berdosa terhadap mereka,” maksudnya, dosa dalam membunuh seorang dari suku qibthi, “maka aku takut mereka akan membunuhku,”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 10-22
Allah SWT memberitahukan tentang perintahNya kepada hamba, rasulNya, yaitu nabi Musa ketika Dia menyerunya dari sisi kanan bukit Thur. Allah berbicara langsung dengannya dan mengutusnya sebagai seorang rasul. Lalu Allah memerintahkan kepadanya untuk pergi menemui Fir'aun dan para pembesarnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: ("Datangilah kaum-kaum yang zalim itu (10) (yaitu) kaum Fir’aun. Mengapa mereka tidak bertakwa?” (11) Musa berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku (12) Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku, maka utuslah (Jibril) kepada Harun (13) Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku (14)) Ini adalah alasan dia memohon Allah agar hambatan-hambatan tersebut dilenyapkan darinya. Sebagaimana yang ada pada surah Thaha: (Musa berkata: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku (25) dan mudahkanlah untukku urusanku (26) dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku (27) supaya mereka mengerti perkataanku (28) dan Jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku (29)) (yaitu) Harun, saudaraku (30) teguhkanlah dengan Dia kekuatanku (31) dan jadikankanlah Dia sekutu dalam urusanku (32) supaya Kami banyak bertasbih kepadaMu (33) dan banyak mengingatMu (34) Sesungguhnya Engkau adalah Maha melihat (keadaan) kami" (35) Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, Hai Musa" (36)) (Surah Thaha)
Firman Allah: (Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku (14)) yaitu karena membunuh orang Qibti yang menjadi sebab aku keluar dari negeri Mesir (Allah berfirman, "Jangan takut") Allah SWT berfirman kepadanya,"Janganlah takut terhadap sesuatupun yang kamu pikirkan itu" sebagaimana firmanNya: (Allah berfirman, “Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar) yaitu bukti yang nyata (maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah) dengan membawa mukjizat Kami, dan orang yang mengikuti kalianlah yang menang”) (Surah Al-Qashash: 35) (maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya Kami bersama kalian mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan))
sebagaimana firmanNya: (sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat) (Surah Thaha: 46) yaitu sesungguhnya Aku selalu bersama kalian berdua melalui pemeliharaan, penjagaan, pertolongan, dan dukunganKu.
(Maka datanglah kamu berdua kepada Fir’aun dan katakanlah olehmu, "Sesungguhnya kami adalah rasul Tuhan semesta alam” (16)) sebagaimana firmanNya di ayat lain: (Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu) (Surah Thaha: 47) yaitu, masing-masing dari kami diutus kepadamu (Lepaskanlah Bani Israil (pergi) beserta kami (17)) yaitu bebaskanlah mereka dari tawanan, genggaman, kekuasaan, dan kekuasaanm, karena sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Allah yang beriman dan tentaraNya yang ikhlas, dan sekarang mereka berada di dalam penindasan dan siksaanmu yang merendahkan. Setelah nabi Musa berkata demikian, maka Fir'aun berpaling dan sama sekali tidak mengabaikannya, lalu memandang dengan pandangan sinis dan meremehkan seraya berkata: (Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak (18) Engkau (Musa) telah melakukan (kesalahan berupa) perbuatan yang telah engkau lakukan (membunuh seseorang dari kaumku) dan engkau termasuk orang yang ingkar (terhadap kebaikan dan ketuhananku)” (19)) yaitu bukankah kamu orang yang pernah kami asuh di rumah kami, di atas ranjang kami, dan kami buat kamu hidup senang selama beberapa tahun. Kemudian setelah itu kamu membalas kebaikan itu dengan perbuatanmu itu dengan membunuh seseorang dari kami dan mengingkari kesenangan yang pernah kuberikan kepadamu. Oleh karena itu Fir'aun berkata: (dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas budi) yaitu orang-orang yang ingkar. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, dan Ibnu Jarir memilih pendapat ini (Berkata Musa, "Aku telah melakukannya) yaitu dalam keadaan itu (sedangkan aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf”) yaitu, sebelum wahyu diberikan kepadaku dan Allah memberikan nikmat kepadaku berupa kenabian dan kerasulan.
Mujahid, Qatadah, Adh-Dhahhak dan lainnya: (sedangkan aku termasuk orang-orang yang khilaf) yaitu orang-orang yang tidak mengerti.
(Kemudian, aku lari darimu karena takut kepadamu. Lalu, Tuhanku menganugerahkan kepadaku hukum (ilmu dan kearifan) dan menjadikanku salah seorang rasul).
Yaitu keadaan dahulu berbeda dengan keadaan ini, sesungguhnya Allah telah mengutusku kepadamu. Jika kamu taat kepadaNya, maka kamu selamat; dan jika kamu menentangnya, maka kamu binasa. Kemudian nabi Musa berkata, (Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil (22)) yaitu kebaikanmu dan pengasuhanmu kepadaku itu bertentangan dengan perbuatan jahatmu terhadap Bani Israil. Kamu menjadikan mereka budak dan pelayan seraya memaksa mereka untuk kepentingan dan rakyatmu. Maka apakah dapat mencukupi kebaikanmu kepada seseorang dari mereka menutupi kejahatanmu kepada mereka semua. yaitu, bahwa apa yang kamu sebutkan itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kejahatan yang telah kamu lakukan


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Asy-Syu’ara ayat 12: 12-13. Musa berkata : Wahai Tuhanku, sungguh aku merasa takut mereka mendustakanku dan tidak membenarkanku atas apa yang aku seru pada mereka. Aku juga takut dadaku menjadi sempit karena penolakan dari mereka sehingga dadaku terisi dengan kesusahan dan kesedihan. Aku juga takut untuk berkata-kata akan tetapi lidahku tak kuasa menyampaikan seruan dan dengan terbata-bata, maka perintahkanlah saudaraku Harun sebagai penolong bagiku dan pendukungku pada urusan ini dan urusan dakwah dengan kefasihan (ucapan). Maka Allah kabulkan.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Meminta uzur kepada-Nya sambil menerangkan uzurnya dan meminta bantuan-Nya terhadap beban yang berat itu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syu’ara Ayat 12

Setelah mendengar perintah dari Allah, dia yakni nabi musa berkata, 'ya tuhanku yang memelihara diriku, aku tahu kezaliman mereka perilaku dan sifat mereka yang sangat buruk. Oleh karena itu sungguh, aku takut mereka akan mendustakan aku ketika aku menyampaikan pesan-pesan-Mu. "13. Sehingga, karenanya dadaku terasa sempit, sedih dan kesal karena ulah mereka, dan lidahku tidak lancar, tidak fasih untuk memberikan penjelasan kepada mereka seperti apa yang ada di dalam hatiku, maka aku memohon kepada-Mu ya rabbi, utuslah dan angkatlah harun sebagai rasul agar dia bisa bersamaku untuk menyampaikan pesan-pesan-Mu kepada mereka. ".


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah berbagai penjelasan dari para ahli ilmu terkait makna dan arti surat Asy-Syu’ara ayat 12 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk ummat. Support dakwah kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Paling Sering Dikaji

Kami memiliki banyak topik yang paling sering dikaji, seperti surat/ayat: As-Sajdah, Ath-Thariq, Al-Baqarah 1-5, Al-Waqi’ah 35-38, Al-Hujurat, Al-Baqarah 155. Juga At-Tahrim 6, Al-Baqarah 275, Al-Furqan 63, Ar-Ra’d 28, An-Nahl 125, At-Taubah 128-129.

  1. As-Sajdah
  2. Ath-Thariq
  3. Al-Baqarah 1-5
  4. Al-Waqi’ah 35-38
  5. Al-Hujurat
  6. Al-Baqarah 155
  7. At-Tahrim 6
  8. Al-Baqarah 275
  9. Al-Furqan 63
  10. Ar-Ra’d 28
  11. An-Nahl 125
  12. At-Taubah 128-129

Pencarian: surah al imran ayat 164, yunus ayat 92, alaihim artinya, doa al iklas, surah al araf ayat 96

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.