Surat Al-Furqan Ayat 27
وَيَوْمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَٰلَيْتَنِى ٱتَّخَذْتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلً
Arab-Latin: Wa yauma ya'aḍḍuẓ-ẓālimu 'alā yadaihi yaqụlu yā laitanittakhażtu ma'ar-rasụli sabīlā
Artinya: Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul".
« Al-Furqan 26 ✵ Al-Furqan 28 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Mendalam Tentang Surat Al-Furqan Ayat 27
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 27 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir mendalam dari ayat ini. Ditemukan beraneka penjabaran dari beragam ahli tafsir terhadap isi surat Al-Furqan ayat 27, di antaranya sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
27. Dan ingatlah -wahai Rasul- hari ketika orang yang zalim menggigit dua tangannya lantaran besarnya penyesalannya karena ia tidak mengikuti Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- seraya berkata, "Aduhai! Kiranya dulu aku mengikuti apa yang dibawa oleh Rasul dari sisi Rabbnya, dan aku mengambil jalan bersamanya menuju keselamatan."
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{(Ingatlah) hari (ketika) orang zalim menggigit kedua tangannya dan berkata,“Seandainya aku mengambil jalan} jalan menuju keberhasilan {bersama rasul
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
27 “dan hari ketika orang yang zhalim itu menggigit,” disebabkan kesyirikan, dan pendustaannya terhadap para rasul “dua tanganngya,” karena pilu, sedih dan duka, ”seraya berkata, ’aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama rasul’,” yakni jalan dengan beriman kepadanya, membenarkan dan mengikutinya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 25-29
Allah SWT memberitahukan tentang kengerian hari kiamat dan semua peristiwa besar yang terjadi padanya. Di antaranya adalah terbelahnya langit, lalu mengeluarkan kabut putih, yaitu naungan yang cahaya yang besar dan menyilaukan pandangan, serta turunnya para malaikat dari langit pada hari itu, lalu mengelilingi semua makhluk di padang mahsyar. Kemudian datanglah Tuhan Yang Maha Suci dan Maha Tinggi untuk memberikan keputusan
Firman Allah SWT: (Kerajaan yang hak pada hari itu adalah milik Tuhan Yang Maha Pengasih. Dan itulah hari yang sulit bagi orang-orang kafir(26)) sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan) (Surah Ghafir: 16)
Disebutkan dalam hadits shahih bahwa Allah SWT menggulung langit dengan tangan kananNya, dan menggenggam bumi dengan tangan lainnya, kemudian Dia berfirman:”Akulah Raja, Akulah Yang Maha Membalas, dimanakah raja-raja bumi, dimanakah orang-orang yang melampaui batas, dan dimanakah orang-orang yang sombong?”
Firman Allah: (Dan adalah (hari itu) satu hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang kafir) yaitu sangat sulit, karena hari itu adalah hari keadilan, hari pemberian keputusan dan pemutusan semua perkara. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka apabila sangkakala ditiup (8) maka itulah hari yang serba sulit (9) bagi orang-orang kafir tidak mudah (10)) (Surah Al-Muddatstsir) Ini adalah keadaan orang-orang kafir pada hari itu. Adapun keadaan orang-orang mukmin sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih, dan para malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), "Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu" (103)) (Surah Al-Anbiya’)
Firman Allah SWT: (Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul (27)). Allah SWT memberitahukan tentang penyesalan orang zalim yang menyimpang dari jalan Rasulullah SAW dan apa yang dia sampaikan dari sisi Allah berupa kebenaran yang jelas yang tidak ada keraguan di dalamnya. Lalu dia menempuh jalan lain, bukan jalan Rasulullah SAW. Maka pada hari kiamat dia akan menyesal, yaitu pada hari yang tidak ada gunanya lagi penyesalan, lalu dia menggigit kedua tangannya sebagai karena kekecewaan dan penyesalannya.
Sekalipun penyebab turunnya ayat ini tentang Uqbah bin Abu Mu'aith atau lainnya dari kalangan orang-orang yang celaka, tetapi maknanya bersifat umum mencakup semua orang yang zalim, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Pada hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, "Duhai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul" (66) Dan mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar) (67) Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar" (68)) (Surah Al-Ahzab).
Setiap orang yang zalim pada hari kiamat akan menyesal dengan dahsyat, dan dia akan menggigit kedua tangannya seraya berkata: (Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul (27) Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan Fulan itu teman akrab(ku) (28)) yaitu karena dia memalingkannya dari jalan petunjuk, lalu membawanya ke jalan kesesatan berupa menyeru kepada kesesatan, baik dia adalah Umayyah bin Khalaf atau saudara laki-lakinya, yaitu Ubay bin Khalaf atau keduanya (Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an) yaitu Al-Qur’an (ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku) yaitu sesudah Al-Qur'an sampai kepadanya. Allah SWT berfirman: (Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia) yaitu menyesatkannya dan memalingkannya dari kebenaran, lalu membawa dan menyerunya kepada kebathilan
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 27
Kekecewaan itu tergambarkan dalam sikap fisik dan gumaman mereka. Dan ingatlah pada hari ketika orang-orang zalim kepada diri sendiri, seperti melakukan kemusyrikan dan kekafiran, menggigit dua jarinya, sebagai tanda bahwa mereka menyesali perbuatannya, seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) ketika aku masih di dunia aku mengambil jalan bersama Rasul, dengan mengimaninya, mengikuti semua perintahnya dan menjauhi semua larangannya." Namun penyesalan itu sudah tak bermanfaat lagi. Nasi sudah menjadi bubur.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah aneka ragam penjelasan dari para ulama tafsir terkait makna dan arti surat Al-Furqan ayat 27 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita. Support kemajuan kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.