Surat Al-Furqan Ayat 26
ٱلْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ ٱلْحَقُّ لِلرَّحْمَٰنِ ۚ وَكَانَ يَوْمًا عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ عَسِيرًا
Arab-Latin: Al-mulku yauma`iżinil-ḥaqqu lir-raḥmān, wa kāna yauman 'alal-kāfirīna 'asīrā
Artinya: Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan adalah (hari itu), satu hari penuh kesukaran bagi orang-orang kafir.
« Al-Furqan 25 ✵ Al-Furqan 27 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Mengenai Surat Al-Furqan Ayat 26
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 26 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan tafsir penting dari ayat ini. Diketemukan kumpulan penjabaran dari banyak ulama mengenai isi surat Al-Furqan ayat 26, misalnya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan kerajaan yang haq pada hari ini hanya milik Tuhan Yang Maha Pengasih, bukan yang lain. Dan hari itu merupakan suatu hari yang sulit lagi berat bagi orang-orang kafir, karena mereka ditimpa hukuman dan siksaan yang pedih.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
26-29. Seluruh kerajaan yang hakiki pada hari kiamat hanya milik Allah. Hari itu adalah hari yang sangat sulit dan panjang bagi orang-orang kafir. Dan setiap orang zalim akan menggigit kedua tangannya akibat penyesalan mereka seraya berkata: “Aduhai, seandainya dahulu aku mengikuti petunjuk Rasulullah; sungguh besar penyesalanku dan inilah kebinasaanku. Duhai aku dahulu tidak menjadikan si fulan yang kafir itu sebagai sahabatku; sungguh dia telah menjauhkanku dari al-Qur’an ketika ada orang yang menunjukkanku kepadanya.”
Dan setan dari golongan jin dan manusia sangat tidak peduli terhadap manusia sehingga dia tidak mau menolongnya, namun malah dia menjerumuskannya ke dalam azab dan berlepas diri darinya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
26. Kerajaan yang hak lagi tetap berdiri pada hari Kiamat kelak adalah kepunyaan Rabb Yang Maha Pemurah. Dan hari itu menjadi hari yang sangat susah bagi orang-orang kafir, berbeda dengan orang-orang mukmin yang merasakan kemudahan pada hari itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
26. الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ لِلرَّحْمٰنِ ۚ (Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah)
Adapun ketika di dunia, selain Allah memiliki kerajaan meski tidak pada hakikat sebenarnya.
وَكَانَ يَوْمًا عَلَى الْكٰفِرِينَ عَسِيرًا(Dan adalah (hari itu), satu hari penuh kesukaran bagi orang-orang kafir)
Sebab siksaan yang mereka dapatkan pada hari itu setelah mereka di hisab. Adapun orang-orang mukmin ketika itu mendapat kemudahan kerena kehormatan dan kabar gembira yang mereka dapatkan.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
25-26
Az-Zarkasyi mengatakan: aku dikejutkan pada suatu hari oleh firman Allah: { وَيَوْمَ تَشَقَّقُ ٱلسَّمَآءُ بِٱلْغَمَٰمِ وَنُزِّلَ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ تَنزِيلًا } "Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang", { ٱلْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ ٱلْحَقُّ لِلرَّحْمَٰنِ } "Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah" lalu aku berkata: Wahai engkau dzat yng maha lembut! engkau mengetahui bahwa hati para waliMu yang tampaknya memiliki kengerian tidak menahan diri; namun Engkau tetap lembut pada mereka dengan menambahkan kata ((الملك)) kepada nama yang paling umum dari sifat rahmatMu, engkau berfirman: { لِلرَّحْمَٰنِ }; dan jika saja gantinya adalah nama lain seperti al-Aziz dan al-Jabbar; niscaya hati-hati akan hancur.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
26. Kekuasaan mutlak pada hari kiamat itu hanya milik Allah SWT. Dan hari itu merupakan hari yang sulit dan keras bagi orang-orang kafir, berbanding terbalik dengan orang-orang mukmin.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Kerajaan yang sebenarnya pada hari itu adalah milik Dzat Yang Maha Pengasih. Hari itu bagi orang-orang kafir adalah sesuatu yang sulit} sangat sulit
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
25-26 Allah mengabarkan tentang kedahsyatan, kesengsaraan dan kesulitan pada hari kiamat serta hal-hal yang menakutkan hati, seraya berfirman, ”dan hari ketika langit pecah belah mengeluarkan kabut,” dan kabut itu adalah kabut yang didalamnya Allah turun; Dia turun dari atas langit, hingga langit terbelah dan pecah karenanya, dan turun pula [malaikat-malaikat] pada tiap-tiap langit, kemudian mereka berdiri dengan berbaris, baik satu baris yang mengelilingi semua makhluk (manusia), atau setiap satu langit mereka membentuk satu baris, lalu langit berikutnya satu baris. Dan demikianlah maksudnya, yaitu bahwa para malaikat dengan sebegitu banyak dan kuatnya turun seraya meliputi manusia, mereka tunduk kepada perintah Rabbnya, tidak seorangpun dari mereka yang berbicara kecuali dengan izin dari Allah. Lalu bagaimana menurutmu dengan seorang manusia yang sangat lemah, terutama yang telah melawan Allah Sang Pemilik dengan berbagai dosa besar dan telah lancang melakukan hal-hal yang mengundang murkaNya, lalu dia datang menghadapNya dengan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan dan belum sempat bertaubat?
Kemudian Sang Maha Raja lagi pencipta memberikan keputusan untuknya dengan keputusan yang di situ Dia tidak berbuat curang dan tidak pula zhalim sebesar biji sawi pun. Oleh karenanya, Dia berfirman ”dan hari itu adalah hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang yang kafir,” karena kesulitannya yang sangat dan susahnya segala urusan baginya. Berbeda halnya dengan orang Mukmin, Karena hari itu mudah baginya dan ringan ditanggung.
“(ingatlah) hati (ketika) kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada Yang Maha pemurah sebagai utusan yang terhormat,dan kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke Neraka jahanam dalam keadaan dahaga.” (Maryam:85-86).
Dan FirmanNya, ”dan kekuasaan pada hari itu.” yakni pada hari kiamat, “yang haq adalah milik yang Mahapemurah,” tidak ada kekuasaan bagi seorang manusia pun saat itu, dan tidak pula gambaran kekuasaan, sebagaimana adanya dahulu di dunia. Bahkan para raja dan rakyatnya, orang-orang yang merdeka dan budak-budak, orang-orang yang terhormat dan lain-lain pada hari itu menjadi sama.
Diantara hal yang melegakan hati dan menentramkan jiwa serta melapangkan dada adalah bahwa Dia menyadarkan “kekuasaan,” saat pada hari kiamat itu kepada namaNya,”ar-rahman” yang rahmatNya meliputi segala Sesutu, mencakup segala yang hidup, memenuhi alam semesta, dan dengannya dunia dan akhirat menjadi makmur, dan dengannya pula segala yang kurang menjadi sempurna,dan setiap kekurangan menjadi habis; dan nama-nama yang menunjukan kepadanya mengalahkan nama-nama yang menunjukkan kepada kemurkaan, dan rahmatNya mendahului dan mengalahkan murkaNya. Maka miliknya-lah keunggulan dan kemenangan. Dan Dia telah menciptakan manusia nan rapuh ini, lalu memuliakan dan menghormatinya untuk menyempurnakan nikmatNya terhadap manusia dan untuk meliputinya dengan rahmatNya. Mereka hadir dalam kondisi terhina, tunduk, dan tenang dihadapanNya. Mereka menunggu apa yang akan diputuskan dan apa yang akan dilakukan terhadap mereka. Sementara Dia lebih sayang kepada mereka daripada diri mereka sendiri dan kedua orang tua mereka. Lalu bagaimana menururtmu dengan perlakuanNya terhadap mereka? Tidak binasa di hadapan Allah selain orang yang binasa, dan tidak akan keluar dari rahamatNya kecuali orang yang telah dikuasai oleh kesengsaraan dan ketetapan azab sudah ditetapkan atasnya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 25-29
Allah SWT memberitahukan tentang kengerian hari kiamat dan semua peristiwa besar yang terjadi padanya. Di antaranya adalah terbelahnya langit, lalu mengeluarkan kabut putih, yaitu naungan yang cahaya yang besar dan menyilaukan pandangan, serta turunnya para malaikat dari langit pada hari itu, lalu mengelilingi semua makhluk di padang mahsyar. Kemudian datanglah Tuhan Yang Maha Suci dan Maha Tinggi untuk memberikan keputusan
Firman Allah SWT: (Kerajaan yang hak pada hari itu adalah milik Tuhan Yang Maha Pengasih. Dan itulah hari yang sulit bagi orang-orang kafir(26)) sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan) (Surah Ghafir: 16)
Disebutkan dalam hadits shahih bahwa Allah SWT menggulung langit dengan tangan kananNya, dan menggenggam bumi dengan tangan lainnya, kemudian Dia berfirman:”Akulah Raja, Akulah Yang Maha Membalas, dimanakah raja-raja bumi, dimanakah orang-orang yang melampaui batas, dan dimanakah orang-orang yang sombong?”
Firman Allah: (Dan adalah (hari itu) satu hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang kafir) yaitu sangat sulit, karena hari itu adalah hari keadilan, hari pemberian keputusan dan pemutusan semua perkara. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka apabila sangkakala ditiup (8) maka itulah hari yang serba sulit (9) bagi orang-orang kafir tidak mudah (10)) (Surah Al-Muddatstsir) Ini adalah keadaan orang-orang kafir pada hari itu. Adapun keadaan orang-orang mukmin sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih, dan para malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), "Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu" (103)) (Surah Al-Anbiya’)
Firman Allah SWT: (Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul (27)). Allah SWT memberitahukan tentang penyesalan orang zalim yang menyimpang dari jalan Rasulullah SAW dan apa yang dia sampaikan dari sisi Allah berupa kebenaran yang jelas yang tidak ada keraguan di dalamnya. Lalu dia menempuh jalan lain, bukan jalan Rasulullah SAW. Maka pada hari kiamat dia akan menyesal, yaitu pada hari yang tidak ada gunanya lagi penyesalan, lalu dia menggigit kedua tangannya sebagai karena kekecewaan dan penyesalannya.
Sekalipun penyebab turunnya ayat ini tentang Uqbah bin Abu Mu'aith atau lainnya dari kalangan orang-orang yang celaka, tetapi maknanya bersifat umum mencakup semua orang yang zalim, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Pada hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata, "Duhai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul" (66) Dan mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar) (67) Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar" (68)) (Surah Al-Ahzab).
Setiap orang yang zalim pada hari kiamat akan menyesal dengan dahsyat, dan dia akan menggigit kedua tangannya seraya berkata: (Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul (27) Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan Fulan itu teman akrab(ku) (28)) yaitu karena dia memalingkannya dari jalan petunjuk, lalu membawanya ke jalan kesesatan berupa menyeru kepada kesesatan, baik dia adalah Umayyah bin Khalaf atau saudara laki-lakinya, yaitu Ubay bin Khalaf atau keduanya (Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an) yaitu Al-Qur’an (ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku) yaitu sesudah Al-Qur'an sampai kepadanya. Allah SWT berfirman: (Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia) yaitu menyesatkannya dan memalingkannya dari kebenaran, lalu membawa dan menyerunya kepada kebathilan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Furqan ayat 26: Yang dimaksud dengan kerajaan yang hak ialah kekuasaan yang mutlak yang tidak disekutui oleh siapa pun juga.
Tidak ada seorang pun yang bersekutu dalam kerajaan itu. Ketika itu, raja-raja di dunia dengan rakyatnya adalah sama, orang merdeka dengan budak adalah sama, orang-orang terhormat dan orang-orang rendah adalah sama. Dan termasuk yang menenangkan hati dan menenteramkan dada adalah ketika Dia menyandarkan kerajaan-Nya dengan nama-Nya Ar Rahman yang rahmat-Nya mengena kepada segala sesuatu, di mana dengan rahmat-Nya dunia dan akhirat menjadi makmur, dengannya yang kurang menjadi sempurna dan semua kekurangan pun hilang, dan bahwa rahmat-Nya mengalahkan kemurkaan-Nya. Saat itu, semua makhluk telah hadir di tempat yang luas dalam keadaan tunduk, hina dan menunggu keputusan Allah apa yang Dia putuskan kepada mereka, sedangkan Dia Maha Pengasih, yang lebih pengasih daripada diri mereka dan daripada ibu-bapak mereka. Jika demikian, menurutmu apa yang dilakukan-Nya kepada mereka? Ketika itu, tidak ada yang celaka di hadapan-Nya kecuali orang yang memang celaka dan tidak ada orang yang keluar dari rahmat-Nya kecuali orang yang dikuasai oleh kecelakaannya dan sudah pantas menerima azab.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 26
Pada saat itu semua kekuasaan yang mutlak hanya berada di tangan Allah. Kerajaan yang hak pada hari itu adalah hanya milik tuhan yang maha pengasih. Kekuasaan itu kini berada dalam genggaman-Nya. Dialah yang menentukan nasib setiap manusia dengan seadil-adilnya, karena dialah yang maha rahman. Dan itulah hari yang sulit bagi orang-orang kafir. Tidak lagi bermanfaat atas mereka harta benda, anak-anak dan lainnya. Mereka akan menghadapi satu pengadilan yang sebenar-benarnya. Mereka tidak lagi didampingi oleh penolong, pelindung, sebagaimana ketika di dunia. 27. Kekecewaan itu tergambarkan dalam sikap fisik dan gumaman mereka. Dan ingatlah pada hari ketika orang-orang zalim kepada diri sendiri, seperti melakukan kemusyrikan dan kekafiran, menggigit dua jarinya, sebagai tanda bahwa mereka menyesali perbuatannya seraya berkata, 'wahai! sekiranya (dulu) ketika aku masih di dunia aku mengambil jalan bersama rasul, dengan mengimaninya, mengikuti semua perintahnya dan menjauhi semua larangannya. " namun penyesalan itu sudah tak bermanfaat lagi. Nasi sudah menjadi bubur.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian sekumpulan penafsiran dari kalangan mufassirun mengenai isi dan arti surat Al-Furqan ayat 26 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi kita. Bantulah dakwah kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.