Surat Al-Mu’minun Ayat 68
أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوا۟ ٱلْقَوْلَ أَمْ جَآءَهُم مَّا لَمْ يَأْتِ ءَابَآءَهُمُ ٱلْأَوَّلِينَ
Arab-Latin: A fa lam yaddabbarul-qaula am jā`ahum mā lam ya`ti ābā`ahumul-awwalīn
Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu?
« Al-Mu'minun 67 ✵ Al-Mu'minun 69 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Berkaitan Dengan Surat Al-Mu’minun Ayat 68
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’minun Ayat 68 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir menarik dari ayat ini. Didapati berbagai penjabaran dari banyak ahli tafsir terkait kandungan surat Al-Mu’minun ayat 68, misalnya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Apakah mereka itu tidak mau memikirkan al-Qur’an, sehingga mereka dapat mengetahui kebenarannya, ataukah yang menghalangi mereka beriman, adalah lantaran sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dan kitab yang tidak pernah mendatangi bapak-bapak mereka dahulu hal yang serupa, lalu mereka pun mengingkari dan berpaling darinya Karena itu?
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
68-70. Allah mengingkari perbuatan orang-orang musyrik dengan berbagai cara: “Tidakkah mereka menghayati al-Qur’an agar mereka dapat memahami dan mengimaninya? Apakah telah datang kepada mereka rasul dan al-Qur’an yang tidak ada di masa nenek moyang mereka? Apakah mereka tidak mengetahui sifat-sifat rasul mereka sehingga mereka mengingkarinya? Ataukah mereka berkata Muhammad adalah orang gila?
Dan sesungguhnya tidak seperti apa yang mereka katakan, karena Muhammad telah datang kepada mereka dengan kebenaran yang Allah wahyukan kepadanya, dan kebanyakan mereka membenci kebenaran ini karena menyelisihi hawa nafsu mereka.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
68. Maka tidakkah orang-orang musyrik itu menghayati ayat-ayat Al-Qur`ān yang diturunkan Allah agar mereka beriman padanya dan mengamalkan kandungannya, atau apakah telah datang kepada mereka sesuatu yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka terdahulu lalu mereka berpaling darinya dan mendustakannya?!
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
68. أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوا۟ الْقَوْلَ (Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami))
Yakni al-Qur’an. Andai saja mereka memperhatikan makna-makna yang dikandungnya niscaya akan jelas bagi mereka kebenarannya dan mereka akan beriman kepadanya.
أَمْ جَآءَهُم مَّا لَمْ يَأْتِ ءَابَآءَهُمُ الْأَوَّلِينَ(atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu?)
Sehingga hal itu menjadi sebab keingkaran mereka terhadap al-Qur’an? Andai saja mereka berfikir, niscaya mereka akan mengerti bahwa al-Qur’an adalah suatu kebaikan yang diistimewakan bagi mereka yang tidak didapat oleh nenek moyang mereka.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
68. Maka, apakah mereka tidak memperhatikan Alquran yang telah menunjukkan kebenaran Nabi , juga berfikir bahwa memang itu adalah kebenaran yang turun dari Tuhan mereka? Fungsi am adalah untuk melanjutkan celaan satu ke celaan berikutnya. Atau apakah telah datang kepada mereka seorang rasul atau kitab yang bahkan tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu?
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Apakah mereka tidak merenungkan firman (Allah)} merenungkan Al-Qur’an {atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka terdahulu
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
68 “maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan(kami),” maksudnya, tidakkah mereka memikirkan al-qur’an, mencermati dan merenunginya. Maksudnya, bila mereka mau merenunginya, niscaya akan mendatangkan keimanan bagim mereka dan menahan mereka dari kekufuran. Akan tetapi, musibah itulah yang menimpa mereka, karena sikap p[enyimpangan mereka drainya. Ini mengindisikan bahwa tadabur al-qur’an akan mengajak kepada kebaikan dan memelihara dari segala kejahatan. Alasan yang menghalangi mereka untuk bertadabbur al-qur’an, adalah keberadaan gembok-gembok (yang mengunci) pada hati mereka. “ataukah telah datang kepada mereka sesuatu yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu,” maksudnya apakah faktor yang menghalangi mereka untuk beriman kepada al-qur’an, sebab ada rasul dan kitab yang datang kepada mereka, yang tidak mendatangi nenek moyang mereka. Hingga mereka lebih suka mengikuti jalan nenek moyang mereka yang sesat dan menolak segala yang bertentangan dengannya. Oleh karena itu, mereka dan orang-orang yang serupa mdengan mereka dari kalangan orang-orang kafir berkata sebagaimana telah diberitahukan oleh Allah tentang merteka, ”dan demikianlah,kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan (pasti) orangt-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, ‘sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu gama dan sesungguhnya kami mengikuti jejak-jejak mereka.” Maka sang rasul menyanggah mereka dengan berkata, ”(rasul itu) berkata,’apakah (kamu akan mengikuti juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?” tidakkah kalian mau mengikutinya, kalau memang memotivasi kalian adalah kebenaran? Selanjutnya, mereka menjawab dengan jawaban yang membuka kedok watak mereka, “mereka menjawab,’sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya’.”
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 68-75
Allah SWT mengingkari orang-orang musyrik karena mereka tidak mau memahami dan merenungi Al-Qur'an yang agung, bahkan berpaling darinya. Padahal mereka itu dikhususkan untuk kitab ini dimana tidak ada suatu kitab pun yang diturunkan Allah kepada rasulNya yang lebih sempurna dan lebih mulia daripada Al-Qur'an. Terlebih lagi nenek moyang mereka yang telah mati di masa Jahiliyah itu belum sampai kepada mereka suatu kitab pun dan belum pernah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan. Maka sudah selayaknya mereka menerima nikmat yang dianugerahkan Allah ini, yaitu dengan menerimanya, mensyukurinya, memahaminya dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya sepanjang malam dan siang hari. Sebagaimana yang telah dilakukan para cendekiawan dari kalangan mereka yang masuk Islam dan mengikuti Rasulullah SAW serta beliau ridha kepada mereka.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami)) Jika demikian, maka demi Allah, mereka pasti menemukan di dalam Al-Qur'an sesuatu yang dapat mengekang mereka dari perbuatan maksiat terhadap Allah, seandainya mereka mau merenungi dan memahami maknanya. Akan tetapi, mereka hanya mengambil ayat-ayat mutasyabihat sehingga mereka binasa.
Kemudian Allah berfirman seraya mengingkari orang-orang kafir dari kalangan Quraisy: (Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya? (69)) yaitu apakah mereka tidak mengenal nabi Muhammad, kejujuran, amanah dan kepribadiannya yang ada pada mereka? yaitu, apakah mereka mampu mengingkari kenyataan itu dan bersikap tidak mau tahu terhadapnya? Oleh karena itu Ja'far bin Abi Thalib berkata kepada Raja Najasyi, raja Habsyah, "Wahai Raja, sesungguhnya Allah telah mengutus kepada kami seorang rasul yang telah kami kenal nasab, kejujuran, dan sifat amanahnya"
Firman Allah: (Atau (apakah patut) mereka berkata, "Padanya (Muhammad) ada penyakit gila”) Ini menceritakan tentang perkataan orang-orang musyrik terhadap nabi Muhammad SAW bahwa beliau membuat-buat Al-Qur'an, yaitu membuatnya sendiri, atau beliau berpenyakit gila yang tidak mengetahui apa yang dikatakan sendiri. Allah memberitahukan tentang mereka, bahwa hati mereka tidak beriman kepadanya, dan mereka mengetahui kebathilan dari apa yang mereka katakan tentang Al-Qur'an. Karena sesungguhnya Al-Qur'an itu datang kepada mereka dari kalam Allah yang tidak bisa ditandingi. Sesungguhnya Allah menantang mereka dan seluruh penduduk bumi untuk mendatangkan hal yang serupa dengan Al-Qur'an jika mereka mampu, dan pasti mereka tidak akan mampu untuk selamanya. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu) bisa juga diartikan bahwa kalimat ini merupakan kalimat keadaan, yaitu dalam keadaan bahwa kebanyakan dari mereka tidak menyukai kebenaran. Bisa juga sebagai kalimat berita. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah: (Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya) Mujahid, Abu Shalih dan As-Suddi berkata bahwa yang dimaksud dengan “al-haq” adalah Allah SWT. Dan makna yang dimaksud adalah bahwa sekiranya Allah memperkenankan hawa nafsu mereka dan mensyariatkan peraturan sesuai dengan keinginan mereka. (pasti binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya) yaitu binasa karena hawa nafsu dan keinginan mereka yang berbeda-beda,
Sebagaimana Allah SWT memberitahukan tentang mereka, dalam ucapan mereka: (Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Taif) ini) Kemudian Allah berfirman: (Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?) (Surah Az-Zukhruf: 31-32)
Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Kalau seandainya kalian menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kalian tahan karena takut membelanjakannya”Dan manusia itu memang sangat kikir (100)) (Surah Al-Isra’).
Dalam hal ini terdapat keterangan tentang ketidakmampuan, perbedaan pendapat, dan keinginan hawa nafsu para hamba. Dan bahwa hanya Allah sajalah Yang Maha Sempurna dalam semua sifat, firman, perbuatan, syariat, takdir, dan pengaturan terhadap makhlukNya. Maha Suci Allah, tidak ada Tuhan dan Rabb selain Dia dan tiada Rabb selain Dia. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka) yaitu Al-Qur'an (tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu)
Firman Allah SWT: (Atau kamu meminta upah kepada mereka?) Al-Hasan berkata maknanya adalah upah. Qatadah berkata bahwa maknannya adalah imbalan (maka upah dari Tuhanmu adalah lebih baik)
yaitu kamu tidak meminta suatu upah, imbalan, dan apa pun dari seruanmu kepada mereka menuju petunjuk. Bahkan engkau hanya mengharapkan pahala yang melimpah dari Allah atas hal itu, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Upah apa pun yang aku minta kepada kalian, maka itu untuk kalian. Upahku hanyalah dari Allah”) (Surah Saba: 47)
Firman Allah: (Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat benar-benar menyimpang dari jalan (yang lurus) (74)) yaitu benar-benar membelok, melampaui batas, dan menyimpang. Orang-orang Arab berkata,"Nakaba Fulanun an ath-thariq” (Fulan menyimpang dari jalan)" yaitu jika dia menyimpang darinya.
Firman Allah: (Andaikata Kami belas kasihani mereka, dan Kami lenyapkan kemudaratan yang mereka alami, benar-benar mereka akan terus menerus terombang-ambing dalam keterlaluan mereka (75)) Allah SWT memberitahukan tentang kekerasan mereka dalam kekafirannya, bahwa seandainya Allah melenyapkan mudharat yang menimpa mereka dan memberikan pengertian kepada mereka tentang Al-Qur'an, maka mereka tidak mau tunduk kepadanya dan tetap berada dalam kekafiran, keingkaran, dan kesesatan mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedangkan mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu) (23)) (Surah Al-Anfal)
Hal ini termasuk dalam ilmu Allah yang mengetahui segala sesuatu yang tidak akan terjadi, dan bagaimanakah kejadiannya seandainya terjadi.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Mu’minun ayat 68: Yang menunjukkan kebenaran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Sesungguhnya jika mereka mau mentadabburi, maka mereka tentu akan beriman, akan tetapi musibahnya adalah mereka berpaling darinya. Ayat ini menunjukkan, bahwa mentadabburi Al Qur’an akan membawa seseorang kepada kebaikan dan melindungi dari keburukan, dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk mentadabburinya melainkan karena hati mereka terkunci.
Yakni apakah yang menghalangi mereka beriman karena mereka kedatangan rasul dan kitab yang tidak datang kepada nenek moyang mereka, lalu mereka lebih ridha menempuh jalan nenek moyang mereka dan menentang semua yang datang menyelisihinya, sehingga mereka mengatakan seperti yang Allah beritakan, “Dan Demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka".-- (Rasul itu) berkata, "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya." (Terj. Az Zukhruf: 23-24)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’minun Ayat 68
68-70. Maka keberpalingan dan perlakukan para pendurhaka itu kepada ayat-ayat kami sungguh keterlaluan. Tidakkah mereka menggunakan akalnya sehingga dapat menghayati firman kami, ataukah me-reka mendustakan rasul dengan alasan telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka terdahulu, yaitu risalah kenabian yang tidak dikenal oleh leluhur mereka' jelas bukan itu alasannya! risalah nabi muhamamd sama dengan risalah nabi-nabi terdahulu (lihat juga: surah al-anbiy'/21: 25). Ataukah mereka ingkar dengan dalih bahwa mereka tidak mengenal rasul mereka, yaitu nabi Muhammad, karena itu mereka mengingkarinya' ini pun bukanlah alasan yang dapat diterima karena mereka mengenal dengan baik nabi Muhammad, bahkan mereka mengakui integritasnya dengan menggelarinya 'al-amin'' atau mereka menolak dakwah nabi muhamamd dengan berkata, 'orang itu gila!'' sungguh, tuduhan itu tidak masuk akal karena mereka tahu pasti nabi Muhammad adalah orang yang paling lurus akalnya. Sebenarnya, pangkal penolakan adalah karena dia telah datang membawa kebenaran, yaitu Al-Qur'an, kepada mereka, tetapi kebanyakan mereka membenci kebenaran karena bertentangan dengan hawa nafsu dan syahwat mereka
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian pelbagai penafsiran dari banyak ahli ilmu mengenai kandungan dan arti surat Al-Mu’minun ayat 68 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita. Bantulah dakwah kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.