Surat Al-Mu’minun Ayat 69
أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا۟ رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُۥ مُنكِرُونَ
Arab-Latin: Am lam ya'rifụ rasụlahum fa hum lahụ mungkirụn
Artinya: Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya?
« Al-Mu'minun 68 ✵ Al-Mu'minun 70 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Terkait Surat Al-Mu’minun Ayat 69
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’minun Ayat 69 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan kandungan mendalam dari ayat ini. Ada kumpulan penjabaran dari kalangan ulama tafsir terkait kandungan surat Al-Mu’minun ayat 69, antara lain sebagaimana terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Ataukah yang menghalangi mereka mengikuti kebenaran adalah status Rasul mereka, Muhammad, tidak popular di tengah mereka, sehingga mereka kemudian mengingkarinya?
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
69. Atau apakah mereka tidak mengenal Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang diutus oleh Allah kepada mereka, sehingga mereka mengingkarinya? Sesungguhnya mereka telah mengenalnya dan mengetahui sikap jujur dan amanahnya.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
69. أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا۟ رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُۥ مُنكِرُونَ (Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya?)
Dan sudah diketahui bahwa mereka telah mengenal rasulullah sebagai orang yang jujur, dan mereka tidak pernah mendapatinya berbohong sedikitpun.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
69. Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka yang mempunyai sifa amanah, jujur, dan baik akhlaknya, sehingga mereka mengingkari dan mendustakannya?
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Atau mereka tidak mengenal Rasul mereka} nabi Muhammad SAW {sehingga mereka mengingkarinya
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
69. Firman Allah “ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya,?” maksudnya ataukah alasan yang merintangi mereka untuk mengikuti kebenaran bahwa rasul mereka, Muhammad, adalah karena ia bukan sosok yang popular dikalangan mereka? Mereka mengingkari beliau sembari berkata,”kami tidak mengenalnya, tidak mengetahui tingkat kejujurannya. Biarkan kami dulu begini [sampai] melihat keadaan dan menanyakannya kepada orang yang mengenalnya. Padahal tidak demikian adanya. Mereka mengenal Rasulullah dengan sebenar-benarnya, baik anak-anak kecil maupun orang dewasa. Mereka mengetahui setiap budi pekerti luhur dari beliau. Mereka mengetahui tingkat kejujuran dan amanah beliau. Sampai mereka menjuluki beliau sebelum masa kenabian dengan gelar al-amin (yang terpercaya). Lalun mengapa mereka tidak membenarkannya ketika membawa kebenaran dan kejujuran yang nyata?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 68-75
Allah SWT mengingkari orang-orang musyrik karena mereka tidak mau memahami dan merenungi Al-Qur'an yang agung, bahkan berpaling darinya. Padahal mereka itu dikhususkan untuk kitab ini dimana tidak ada suatu kitab pun yang diturunkan Allah kepada rasulNya yang lebih sempurna dan lebih mulia daripada Al-Qur'an. Terlebih lagi nenek moyang mereka yang telah mati di masa Jahiliyah itu belum sampai kepada mereka suatu kitab pun dan belum pernah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan. Maka sudah selayaknya mereka menerima nikmat yang dianugerahkan Allah ini, yaitu dengan menerimanya, mensyukurinya, memahaminya dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya sepanjang malam dan siang hari. Sebagaimana yang telah dilakukan para cendekiawan dari kalangan mereka yang masuk Islam dan mengikuti Rasulullah SAW serta beliau ridha kepada mereka.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami)) Jika demikian, maka demi Allah, mereka pasti menemukan di dalam Al-Qur'an sesuatu yang dapat mengekang mereka dari perbuatan maksiat terhadap Allah, seandainya mereka mau merenungi dan memahami maknanya. Akan tetapi, mereka hanya mengambil ayat-ayat mutasyabihat sehingga mereka binasa.
Kemudian Allah berfirman seraya mengingkari orang-orang kafir dari kalangan Quraisy: (Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya? (69)) yaitu apakah mereka tidak mengenal nabi Muhammad, kejujuran, amanah dan kepribadiannya yang ada pada mereka? yaitu, apakah mereka mampu mengingkari kenyataan itu dan bersikap tidak mau tahu terhadapnya? Oleh karena itu Ja'far bin Abi Thalib berkata kepada Raja Najasyi, raja Habsyah, "Wahai Raja, sesungguhnya Allah telah mengutus kepada kami seorang rasul yang telah kami kenal nasab, kejujuran, dan sifat amanahnya"
Firman Allah: (Atau (apakah patut) mereka berkata, "Padanya (Muhammad) ada penyakit gila”) Ini menceritakan tentang perkataan orang-orang musyrik terhadap nabi Muhammad SAW bahwa beliau membuat-buat Al-Qur'an, yaitu membuatnya sendiri, atau beliau berpenyakit gila yang tidak mengetahui apa yang dikatakan sendiri. Allah memberitahukan tentang mereka, bahwa hati mereka tidak beriman kepadanya, dan mereka mengetahui kebathilan dari apa yang mereka katakan tentang Al-Qur'an. Karena sesungguhnya Al-Qur'an itu datang kepada mereka dari kalam Allah yang tidak bisa ditandingi. Sesungguhnya Allah menantang mereka dan seluruh penduduk bumi untuk mendatangkan hal yang serupa dengan Al-Qur'an jika mereka mampu, dan pasti mereka tidak akan mampu untuk selamanya. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu) bisa juga diartikan bahwa kalimat ini merupakan kalimat keadaan, yaitu dalam keadaan bahwa kebanyakan dari mereka tidak menyukai kebenaran. Bisa juga sebagai kalimat berita. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah: (Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya) Mujahid, Abu Shalih dan As-Suddi berkata bahwa yang dimaksud dengan “al-haq” adalah Allah SWT. Dan makna yang dimaksud adalah bahwa sekiranya Allah memperkenankan hawa nafsu mereka dan mensyariatkan peraturan sesuai dengan keinginan mereka. (pasti binasalah langit dan bumi dan semua yang ada di dalamnya) yaitu binasa karena hawa nafsu dan keinginan mereka yang berbeda-beda,
Sebagaimana Allah SWT memberitahukan tentang mereka, dalam ucapan mereka: (Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Taif) ini) Kemudian Allah berfirman: (Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?) (Surah Az-Zukhruf: 31-32)
Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Kalau seandainya kalian menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kalian tahan karena takut membelanjakannya”Dan manusia itu memang sangat kikir (100)) (Surah Al-Isra’).
Dalam hal ini terdapat keterangan tentang ketidakmampuan, perbedaan pendapat, dan keinginan hawa nafsu para hamba. Dan bahwa hanya Allah sajalah Yang Maha Sempurna dalam semua sifat, firman, perbuatan, syariat, takdir, dan pengaturan terhadap makhlukNya. Maha Suci Allah, tidak ada Tuhan dan Rabb selain Dia dan tiada Rabb selain Dia. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka) yaitu Al-Qur'an (tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu)
Firman Allah SWT: (Atau kamu meminta upah kepada mereka?) Al-Hasan berkata maknanya adalah upah. Qatadah berkata bahwa maknannya adalah imbalan (maka upah dari Tuhanmu adalah lebih baik)
yaitu kamu tidak meminta suatu upah, imbalan, dan apa pun dari seruanmu kepada mereka menuju petunjuk. Bahkan engkau hanya mengharapkan pahala yang melimpah dari Allah atas hal itu, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Upah apa pun yang aku minta kepada kalian, maka itu untuk kalian. Upahku hanyalah dari Allah”) (Surah Saba: 47)
Firman Allah: (Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat benar-benar menyimpang dari jalan (yang lurus) (74)) yaitu benar-benar membelok, melampaui batas, dan menyimpang. Orang-orang Arab berkata,"Nakaba Fulanun an ath-thariq” (Fulan menyimpang dari jalan)" yaitu jika dia menyimpang darinya.
Firman Allah: (Andaikata Kami belas kasihani mereka, dan Kami lenyapkan kemudaratan yang mereka alami, benar-benar mereka akan terus menerus terombang-ambing dalam keterlaluan mereka (75)) Allah SWT memberitahukan tentang kekerasan mereka dalam kekafirannya, bahwa seandainya Allah melenyapkan mudharat yang menimpa mereka dan memberikan pengertian kepada mereka tentang Al-Qur'an, maka mereka tidak mau tunduk kepadanya dan tetap berada dalam kekafiran, keingkaran, dan kesesatan mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedangkan mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu) (23)) (Surah Al-Anfal)
Hal ini termasuk dalam ilmu Allah yang mengetahui segala sesuatu yang tidak akan terjadi, dan bagaimanakah kejadiannya seandainya terjadi.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Mu’minun ayat 69: Yakni apakah alasan mereka mengingkarinya adalah karena Rasul tersebut (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam) tidak mereka kenal, mereka katakan, “Kami tidak mengenalnya dan kami tidak mengetahui kejujurannya sehingga biarkan kami memperhatikan keadaannya dan bertanya kepada orang yang berilmu.” Bukankah tidak demikian? Bukankah mereka kenal Rasul mereka, bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang terkenal jujur, amanah, dan berakhlak mulia, bahkan sebelum Beliau diutus, mereka menggelari Beliau dengan Al Amin (orang yang terpercaya). Oleh karena itu, mengapa mereka tidak membenarkannya ketika Beliau membawa kebenaran yang agung dan kejujuran yang jelas?
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’minun Ayat 69
68-70. Maka keberpalingan dan perlakukan para pendurhaka itu kepada ayat-ayat kami sungguh keterlaluan. Tidakkah mereka menggunakan akalnya sehingga dapat menghayati firman kami, ataukah me-reka mendustakan rasul dengan alasan telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka terdahulu, yaitu risalah kenabian yang tidak dikenal oleh leluhur mereka' jelas bukan itu alasannya! risalah nabi muhamamd sama dengan risalah nabi-nabi terdahulu (lihat juga: surah al-anbiy'/21: 25). Ataukah mereka ingkar dengan dalih bahwa mereka tidak mengenal rasul mereka, yaitu nabi Muhammad, karena itu mereka mengingkarinya' ini pun bukanlah alasan yang dapat diterima karena mereka mengenal dengan baik nabi Muhammad, bahkan mereka mengakui integritasnya dengan menggelarinya 'al-amin'' atau mereka menolak dakwah nabi muhamamd dengan berkata, 'orang itu gila!'' sungguh, tuduhan itu tidak masuk akal karena mereka tahu pasti nabi Muhammad adalah orang yang paling lurus akalnya. Sebenarnya, pangkal penolakan adalah karena dia telah datang membawa kebenaran, yaitu Al-Qur'an, kepada mereka, tetapi kebanyakan mereka membenci kebenaran karena bertentangan dengan hawa nafsu dan syahwat mereka
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah kumpulan penafsiran dari para ulama tafsir mengenai makna dan arti surat Al-Mu’minun ayat 69 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi ummat. Dukunglah perjuangan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.