Surat Al-Mu’minun Ayat 51
يَٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُوا۟ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَٱعْمَلُوا۟ صَٰلِحًا ۖ إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Arab-Latin: Yā ayyuhar-rusulu kulụ minaṭ-ṭayyibāti wa'malụ ṣāliḥā, innī bimā ta'malụna 'alīm
Artinya: Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
« Al-Mu'minun 50 ✵ Al-Mu'minun 52 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Penting Berkaitan Dengan Surat Al-Mu’minun Ayat 51
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’minun Ayat 51 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka hikmah penting dari ayat ini. Terdokumentasikan beraneka penjabaran dari para pakar tafsir terkait isi surat Al-Mu’minun ayat 51, di antaranya sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Wahai sekalian Rasul, makanlah dari rizki halal lagi baik-baik dan kerjakanlah amal-amal shalih, sesungguhnya Aku maha Mengetahui apa yang kalian perbuat, tidak ada sesuatu pun dari perbuatan-perbuatan kalian yang tersembunyi bagiKu.
Arah pembicaraan ayat ini bersifat umum bagi seluruh rasul dan para pengikut mereka. Pada ayat ini terkandung dalil bahwa memakan makanan halal menjadi faktor pendukung beramal shalih, dan sesungguhnya dampak dari makanan haram sangat buruk, di anataranya adalah tertolaknya doa.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
51-52. Hai para rasul, makanlah berbagai jenis makanan yang halal dan baik, dan bersyukurlah kepada Allah dengan mengerjakan amal shalih; sungguh Aku Maha Mengetahui segala amal kebaikan yang kalian lakukan. Dan agama Islam adalah agama kalian, sedangkan Aku adalah Tuhan kalian, maka bertakwalah kepada-Ku dengan mematuhi perintah-Ku.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
51. Wahai para Rasul! Makanlah dari makanan yang Aku halalkan lagi baik bagi kalian, dan kerjakanlah amal saleh yang sesuai ajaran syariat. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui setiap amalan kalian, dan tidak ada satu pun amal kalian yang tersembunyi dari-Ku.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
51. يٰٓأَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا۟ مِنَ الطَّيِّبٰتِ (Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik)
Yakni Kami juga firmankan “Hai para Rasul”
Makna (الطيبات) adalah makanan halal yang baik dan lezat.
وَاعْمَلُوا۟ صٰلِحًا ۖ( dan kerjakanlah amal yang saleh)
Yakni amal yang sesuai dengan syariat.
إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ(Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan)
Amal-amal itu tidak ada yang terlewat dari-Ku dan Aku akan membalas kalian sesuai dengan amalan kalian.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Sufyan tsauri pernah berwasiat kepada seseorang, beliau berkata: jauhilah oleh kamu banyak berangan-angan sehingga membuatmu berani dalam kemaksiatan, karena sesungguhnya Allah pun tidak ridho kepada nabi-Nya terjerumus dalam kemaksiatan, keharaman, dan kezhaliman, Allah berfirman: { يَٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُوا۟ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَٱعْمَلُوا۟ صَٰلِحًا } "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh", dan Allah berwasiat kepada orang-orangberiman: { يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنفِقُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا كَسَبْتُمْ } "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik" [Al-Baqarah: 267], dan lebih umumnya lagi: { يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ } "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu" [168].
2 ). { يَٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُوا۟ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ } Perintah Allah kepada para rasul untuk memakan makanan yang halal dan baik, dari ayat ini ada bantahan bagi mereka yang enggan mengikuti cara ini.
3 ). Perintah melakukan amalan yang shalih dan mengkonsumsi makanan yang baik ada bantahan bagi tiga macam manusia:
- Orang yang nikmat dalam makanannya tapi lupa berssyukur, karena syukur adalah amalan yang diridhoi Allah.
- Orang yang beramal tapi tidak ikhlas, yaitu mereka yang mencari-cari pandangan orng lain.
- Orang yang melakukan kebaikan, tapi tidak diatas sunnah.
4 ). Perhatikan bagamana Allah menyandingkan antara perintah memakan makanan yang baik dan perintah beramal shalih. Makanan yang halal dan baik akan membantu seseorang dalam beramal shalih, sebagaimana makanan yang haram dan rusak akan memberatkan seorang hamba dalam beramal shalih.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
51. Kami katakan: Hai para rasul, makanlah makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh baik yang wajib maupun sunnah sesuai tuntunan syariat . Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan, tidak ada yang dapat tersembunyi dari pengawasan-Ku.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{“Wahai para rasul, makanlah dari yang baik-baik dan beramal shalihlah. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
51 ini adalah perintah Allah yang ditunjukkan kepada para utusanNya, agar mereka mengkonsumsi sesuatu yang baik, yaitu rizki dan sesuatu yang baik lagi halal, (perintah untuk) bersyukur kepada Allah dengan mengamalkan amlan shalih yang akn memperbaiki hati, tubuh, dan dunia, serta akhirat. Dia memberitahukan kepada mereka, bahwa Dia Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Setiap amalan yang mereka perbuat dan usaha yang mereka tempuh, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya, dan Dia akan memberikan balasan kepada mereka atas dasar amalan tersebut dengan balasan yang paling sempurna dan terbaik. Fakta ini menunjukkan bahwa para rasul, semuanya bersepakat mengenai halalnya barang-barang yang baik, yang berupa bermacam-macam makanan dan haramnya makanan-makanan yang keji. Mereka telah bersepakat mengenai amalan sholih, Waupun terjadi perbedaan pada beberapa jenis perintah dan aturan syariatnya. Semua itu merupakan amalan shalih, akan tetapi, mengalami perbedaan sesuai dengan perbedaan masa.
Karena itu, amalan-amalan shalih yang baik pada setiap masa, telah disepakati oleh para nabi dan seluruh ajaran syariat-syariat. Misalnya, perintah untuk mengesakan Allah dan memurnikan ibadah untukNya, mencintaiNya, takut kepadaNya, berharap kepadaNya, beramal kebajikan, jujur, menepati janji, menyambung tali silaturahim, berbakti kepada orangtua, berbuat baik kepada sesama makhluk dan amalan-amalan shalih lainnya. Karena itu, para ulama dan pakar kitab-kitab terdahulu serta para cendekiawan ketika Allah mengutus Muhammad, mereka membuktikan kebenaran kenabian dan larangan yang ditetapkan. Sebagaimana yang terjadi pada Heraklius lainnya.
Bila beliau memerintahkan perkara yang diperintahkan juga oleh para nabi yang telah berlalu sebelumnya, dan melarang apa yang mereka larang pula, maka ini menandakan bahwa beliau berasal dari kalangan mereka (para nabi). Berbeda dengan para pembohong (nabi palsu), maka dia mesti memerintahkan perkara buruk dan melarang kebaikan.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 51-56
Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hambaNya yang menjadi para rasul, agar mereka memakan makanan yang halal dan mengerjakan amal shalih. Hal ini menunjukkan bahwa hal yang halal itu membantu untuk mengerjakan amal shalih. Maka para nabi mengerjakan perintah ini dengan sebaik-baiknya, dan mereka menggabungkan semua kebaikan, baik berupa ucapan maupun perbuatan, baik sebagai dalil maupun nasehat. Semoga Allah membalas mereka atas sesuatu yang mereka berikan kepada semua hamba dengan kebaikan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu Maha Baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik-baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti apa yang Dia perintahkan kepada para rasul. Kemudian Rasulullah SAW membaca firmanNya: (Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan) dan (Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian) (Surah Al-Baqarah: 172) Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan tentang seorang laki-laki yang lama dalam perjalanannya, dalam keadaan penuh dengan debu, makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi makan dengan sesuatu yang haram, lalu dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa, "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku" maka bagaimanakah doanya dapat dikabulkan jika demikian”
Firman Allah: (Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu) yaitu agama kalian ini, wahai para nabi, adalah agama yang satu, yaitu agama yang menyeru untuk menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya. Karena itu Allah berfirman: (dan Aku adalah Tuhan kalian, maka bertakwalah kepadaKu) Pembahasan tentang ini telah disebutkan dalam surah Al-Anbiya’ bahwa firmanNya, ("Ummatan wahidatan") dinashabkan sebagai haal
Firman Allah: (Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa golongan) yaitu umat dimana para nabi diutus kepada mereka (Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)) yaitu, merasa bangga dengan kesesatan mereka karena mereka menyangka bahwa mereka mendapatkan petunjuk. Oleh karena itu Allah berfirman seraya mengancam dan memperingatkan mereka: (Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya) yaitu dalam kesesatan dan penyimpangan mereka (sampai suatu waktu) yaitu sampai waktu dan kebinasaan mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Karena itu, beri tangguhlah orang-orang kafir itu, yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar (17)) (Surah Ath-Thariq)
Firman Allah: (Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (55) (bahwa) Kami bersegera memberikan kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar (56)) yaitu apakah orang-orang yang teperdaya itu menyangka bahwa Kami memberikan kepada mereka harta dan anak-anak karena kemuliaan dan kehormatan mereka di sisi Kami? Tidak, sebenarnya tidak seperti yang mereka sangka dalam ucapan mereka. (Kami lebih banyak mempunyai harta dan Anak-anak (daripada kamu) dan Kami sekali-kali tidak akan diazab) (Surah Saba: 35) Mereka keliru dalam pengakuannya, dan akan kecewalah dengan harapan mereka, karena sesungguhnya Kami melakukan itu kepada mereka sebagai bentuk pembiaran dan penangguhan Kami terhadap mereka. Oleh karena itu Allah berfirman: (Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar) Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka janganlah harta dan anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya maksud Allah dengan itu adalah untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan mati dalam keadaan kafir (55)) (Surah At-Taubah),
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (55) (bahwa) Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar (56)) dia berkata bahwa tipu daya Allah terhadap suatu kaum itu pada harta dan anak-anak mereka. wahai manusia, maka janganlah memandang manusia dari harta dan anak-anaknya, melainkan pandanglah dari keimanan dan amal shalihnya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Mu’minun ayat 51: Ayat ini merupakan perintah dari Allah Ta’ala kepada para rasul-Nya untuk memakan makanan yang baik-baik, yakni rezeki yang baik lagi halal, dan bersyukur kepada Allah dengan beramal salrh, di mana dengannya hati dan badannya menjadi baik, demikian pula dunia dan akhiratnya. Dia juga memberitahukan, bahwa Dia mengetahui amal yang mereka kerjakan. Oleh karena itu, setiap amalan dan pekerjaan yang mereka kerjakan, maka Allah mengetahuinya serta akan memberikan balasan terhadapnya secara sempurna. Hal ini menunjukkan, bahwa mereka semua sepakat dalam membolehkan makanan yang baik-baik dan mengharamkan makanan yang buruk, dan bahwa mereka juga sepakat dalam mengerjakan amal saleh meskipun berbeda-beda syariatnya, namun semua itu adalah amal saleh. Oleh karena itulah, semua amal saleh yang tetap cocok di setiap zaman telah disepakati oleh para nabi dan semua syariat, seperti perintah mengesakan Allah, beribadah dengan ikhlas kepada-Nya, mencintai-Nya, takut kepada-Nya, berharap kepada-Nya, berbakti kepada orang tua, jujur, menepati janji, silaturrahim, berbuat baik kepada kaum dhu’afa, orang miskin dan anak yatim, bersikap sayang kepada semua manusia, dan perbuatan lainnya yang termasuk amal saleh. Dari sinilah, mengapa orang-orang yang yang berilmu melihat isi perintah dan larangannya untuk membuktikan kebenaran kenabian seseorang.
Yang wajib maupun yang sunat.
Oleh karenanya, Dia akan memberikan balasan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’minun Ayat 51
Usai menguraikan kisah para rasul, Allah lalu berbicara tentang para rasul secara umum. 'wahai para rasul! makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan sesuai dengan syariat, baik amalan wajib maupun sunah. Sungguh, aku maha mengetahui apa yang kamu kerjakan, karena tidak ada satu pun yang tersembunyi dari-ku. '52. Allah melanjutkan firman-Nya kepada para rasul, 'dan sungguh, agama tauhid yaitu islam, inilah agama kamu, agama yang satu; dan aku adalah tuhanmu, maka bertakwalah kepada-ku dengan melaksanakan perintah-ku dan menjauhi larangan-ku. '.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian berbagai penafsiran dari berbagai ulama mengenai kandungan dan arti surat Al-Mu’minun ayat 51 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah untuk kita semua. Bantu perjuangan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.