Ayat Tentang Penyakit

۞ وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Arab-Latin: wa ayyụba iż nādā rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-rāḥimīn

Artinya: dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

Arab-Latin: yā ayyuhan-nāsu qad jā`atkum mau’iẓatum mir rabbikum wa syifā`ul limā fiṣ-ṣudụri wa hudaw wa raḥmatul lil-mu`minīn

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Tentang Ayat Tentang Penyakit

Didapatkan beraneka penjelasan dari para ulama tafsir terkait kandungan ayat tentang penyakit, di antaranya sebagaimana tertera:

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian nasihat dari tuhan kalian yang memperingatkan kalian dari siksaan Allah dan menakuti kalian dengan ancamanNYa, yaitu al-qur’an dan apa yang dikandungnya berupa ayat-ayat dan nasihat-nasihat untuk memperbaiki akhlak-akhlak kalian dan amal perbuatan kalian. Dan di dalamnya juga terdapat obat bagi hati dari kebodohan, kesyirikan dan seluruh penyakit, ,serta merupakan petunjuk lurus bagi orang yang mengikutinya dari seluruh makhluk, sehingga menyelamatkannya dari kebinasaan. Allah menjadikannya sebagai kenikmatan dan rahmat bagi kaum mukminin dan mengistimewakan mereka dengan itu secara khusus; karena merekalah yang dapat mengambil manfaat dengan iman, sedangkan orang-orang kafir,maka ia adalah kegelapan bagi mereka. (Tafsir al-Muyassar)

Wahai manusia, telah datang kepada kalian Kitab Suci Al-Qur`ān yang berisi peringatan, anjuran dan larangan. Al-Qur`ān adalah obat penawar untuk penyakit bimbang dan ragu yang bersarang di dalam hati. Al-Qur`ān adalah petunjuk ke jalan yang benar. Dan Al-Qur`ān mengandung rahmat bagi orang-orang yang beriman, karena merekalah yang memanfaatkannya. (Tafsir al-Mukhtashar)

57 Hai manusia, sesungguhnya pelajaran dari Tuhanmu telah datang kepadamu dengan begitu jelas. Yaitu pelajaran yang telah dikandung dalam Alquran menuju jalan kebenaran dan menjauhi keburukan dengan metode kabar gembira tentang nikmat surga dan ancaman atas azab neraka. Juga sebagai penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada berupa keyakinan yang keliru dan rusak. Juga petunjuk serta rahmat Allah bagi orang-orang yang beriman menuju jalan kebenaran yang menuntun ke surga (Tafsir al-Wajiz)

مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ(pelajaran dari Tuhanmu) Al-Qur’an mengandung peringatan tentang kesudahan seseorang dengan sesuatu yang menyenangkan atau dengan sesuatu yang menakutkan. وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى الصُّدُورِ(dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada) Berupa keraguan-keraguan yang menimpa orang-orang yang bingung. Dan al-Qur’an yang mengandung bantahan terhadap akidah-akidah yang sesat. وَهُدًى (dan petunjuk) Yakni pemberi petunjuk bagi orang yang mengikuti dan memahami al-Qur’an kepada jalan yang mengantarkan menuju surga. وَرَحْمَةٌ (serta rahmat) Yakni hal-hal dalam al-Qur’an yang menjadi sebab turunnya rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya. (Zubdatut Tafsir)

وَأَدْخِلْ يَدَكَ فِى جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَآءَ مِنْ غَيْرِ سُوٓءٍ ۖ فِى تِسْعِ ءَايَٰتٍ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَقَوْمِهِۦٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمًا فَٰسِقِينَ

Arab-Latin: wa adkhil yadaka fī jaibika takhruj baiḍā`a min gairi sū`in fī tis’i āyātin ilā fir’auna wa qaumih, innahum kānụ qauman fāsiqīn

Artinya: Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan ke luar putih (bersinar) bukan karena penyakit. (Kedua mukjizat ini) termasuk sembilan buah mukjizat (yang akan dikemukakan) kepada Fir’aun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik”.

Kemudian tatkala Musa mendatangi api itu, Allah memanggilnya dan memberitahukan kepadanya bahwa ini adalah suatu tempat yang disucikan Allah dan diberkahi olehNya. Maka Dia menjadikannya sebagai tempat untuk berbicara kepada Musa dan mengangkatnya sebagai rasul. Dan sesungguhnya Allah memberkahi siapa saja yang berada di api itu dan yang ada di sekitarnya dari kalangan malaikat, dan Mahasuci Allah, Penguasa seluruh makhluk dari segala yang tidak pantas bagiNya. “Wahai Musa, sesungguhnya Aku adalah Allah yang berhak diibadahi semata, yang Mahaperkasa Yang Kuasa untuk membalas musuh-musuhKu, juga Mahabijaksana dalam pengaturan makhluk-makhlukKu. Dan lemparkanlah tongkatmu.” Maka ia (musa) melemparkan tongkatnya, lalu berubah menjadi seekor ular. Ketika melihatnya bergerak-gerak dengan mudah seperti rayapan ular yang cepat, Musa berbalik untuk lari, dan tidak kembali kepadanya. Maka Allah menenangkannya dengan FirmanNYa, “Wahai Musa, jangan takut. Sesungguhnya orang yang Aku utus kepada mereka dengan membawa risalahKu tidak takut disisiKu. Akan tetapi, orang yang melewati batas dengan berbuat dosa kemudian bertaubat dan menggantinya dengan taubat yang baik setelah buruknya dosa, sesungguhnya Aku Maha Pengampun baginya lagi Maha penyayang terhadapnya. Maka seseorang tidak boleh berputus asa dari rahmat dan ampunan Allah. Dan masukkanlah tanganmu ke dalam kerah bajumu yang terbuka sampai ke dada, niscaya akan keluar dalam keadaan putih seperti salju, namun bukan karena penyakit kusta. Dua hal tersebut termasuk bagian dari Sembilan mukjizat yaitu tangan, tongkat, paceklk panjang, kekurangn buah-buahan, banjir bandang, belelang, kutu, katak, dan darah untuk menguatkanmu dalam menyampaikan risalah kepada Fir’aun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang telah keluar dari perintah Allah lagi kafir terhadapNya.” (Tafsir al-Muyassar)

Dan masukkanlah tanganmu ke bajumu di bawah leher, niscaya ketika keluar ia akan menjadi putih seperti salju, bukan putih pucat karena penyakit. Mukjizat ini termasuk dalam sembilan mukjizat yang membuktikan kebenaranmu di hadapan Fir’aun dan kaumnya -yaitu (beserta mukjizat tangan) berupa tongkat, tahun-tahun yang kering, kekurangan buah-buahan, angin topan, belalang, kutu, katak, dan darah-. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang menyimpang dari ketaatan kepada Allah dengan berbuat kekafiran terhadap-Nya”. (Tafsir al-Mukhtashar)

Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan mengeluarkan kemilau putih (bersinar) yang berlawanan dengan warna kulitnya. Bukan karena penyakit lepra atau semisalnya. Kedua mukjizat ini termasuk sembilan buah mukjizat antara lain: menghilangkan harta, menormalkan hati, belalang, kutu, merubah air menjadi darah, katak, angin topan atau hujan lebat, mengurangi buah-buahan. Itu ditunjukkan kepada Fir’aun untuk diseru kepada iman kepada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa tidak ada sekutu baginya. Juga untuk mentaati perintah-Nya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang keluar dari ketaatan” (Tafsir al-Wajiz)

وَأَدْخِلْ يَدَكَ فِى جَيْبِكَ (Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu) Makna (الجيب) adalah lubang baju tempat memasukkan kepala. تَخْرُجْ بَيْضَآءَ مِنْ غَيْرِ سُوٓءٍ ۖ( niscaya ia akan ke luar putih (bersinar) bukan karena penyakit) Yakni bukan karena penyakit kusta atau penyakit lainnya. Maka Musa memasukkan tangannya, dan ketika ia mengeluarkannya ternyata tangannya mengeluarkan cahaya seperti petir. فِى تِسْعِ ءَايٰتٍ((Kedua mukjizat ini) termasuk sembilan buah mukjizat) Maknanya adalah dua mukjizat ini termasuk dari sembilan mukjizat, yaitu tongkat dan tangan, dan sisanya adalah banjir bandang, belalang, kutu, katak, darah, kutukan, dan kekeringan dan paceklik yang terjadi di perkampungan Bani Israil. إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَقَوْمِهِۦٓ ۚ( (yang akan dikemukakan) kepada Fir’aun dan kaumnya) Yakni kamu diutus dengan mukjizat-mukjizat itu kepada Fir’aun dan kaumnya. (Zubdatut Tafsir)

ٱسْلُكْ يَدَكَ فِى جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَآءَ مِنْ غَيْرِ سُوٓءٍ وَٱضْمُمْ إِلَيْكَ جَنَاحَكَ مِنَ ٱلرَّهْبِ ۖ فَذَٰنِكَ بُرْهَٰنَانِ مِن رَّبِّكَ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمًا فَٰسِقِينَ

Arab-Latin: usluk yadaka fī jaibika takhruj baiḍā`a min gairi sū`iw waḍmum ilaika janāḥaka minar-rahbi fażānika bur-hānāni mir rabbika ilā fir’auna wa mala`ih, innahum kānụ qauman fāsiqīn

Artinya: Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Masukkanlah tanganmu ke dalam lubang bajumu yang terbuka sampai kebagian dada dan keluarkanlah, niscaya akan keluar dalam keadaan putih seperti salju tanpa ada penyakit atau kusta. Dan dekapkanlah tanganmu ke dada agar kamu merasa aman dari rasa takut. Dua hal ini yang Aku perlihatkan kepadamu, wahai Musa, berupa berubahnya tongkat menjadi ular dan tanganmu menjadi putih bersinar tanpa ada penyakit atau kusta, merupakan dua mukjizat dari Tuhanmu ke hadapan Fir’aun dan para pembesar kaumnya. Sesungguhnya fir’aun dan pembesar-pembesarnya adalah orang-orang yang kafir. (Tafsir al-Muyassar)

Masukkan tangan kananmu ke dalam lengan bajumu dekat leher, niscaya tangan itu akan keluar putih bukan karena penyakit.” Maka Musa memasukkan tangannya, lalu keluarlah putih seperti salju. “Dan dekaplah tanganmu ke dadamu untuk menenangkan rasa ketakutanmu.” Maka Musa mendekapkan tangan ke dadanya, lalu hilanglah rasa takut darinya. “Kedua tanda ini, yaitu tongkat dan tangan, adalah dua mukjizat yang dikirimkan dari Rabbmu untuk menghadapi Fir’aun dan para pembesar kaumnya. Sungguh mereka adalah kaum yang menyimpang dari ketaatan kepada Allah dengan kekufuran dan perbuatan maksiat.” (Tafsir al-Mukhtashar)

“Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar cahaya putih yang tidak bercacat, bukan karena penyakit. Pada keterangan Bukhari dijelaskan bahwa nabi Musa berkulit coklat. Kemudian dekapkanlah kedua tanganmu ke dadamu bila kamu takut untuk menenangkanmu, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu yang akan kamu tunjukkan kepada Fir´aun dan pembesar-pembesarnya. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik dan membangkang untuk taat kepada Allah dan batasan-batasan-Nya”. (Tafsir al-Wajiz)

اسْلُكْ يَدَكَ فِى جَيْبِكَ (Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu) Yakni masukkanlah tanganmu dari lubang bajumu. Dan dalam ayat lain disebutkan: اضمم يدك إلى جناحك, yakni masukkanlah ke bawah lenganmu, agar keluar dalam keadaan berwarna putih namun bukan karena penyakit. Dan sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari bahwa Musa memiliki kulit yang berwarna kecoklatan. وَاضْمُمْ إِلَيْكَ جَنَاحَكَ (dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu) Yakni dekapkan kedua tanganmu untuk berlindung dari ular. مِنَ الرَّهْبِ ۖ( bila ketakutan) Yakni karena rasa takut. فَذٰنِكَ(maka yang demikian itu) Isyarat ini ditujukan pada tongkat dan tangan Musa. بُرْهٰنَانِ مِن رَّبِّكَ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦٓ ۚ( adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya)) Yakni bukti yang jelas dan dalil yang kuat. إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمًا فٰسِقِينَ (Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik”) Yakni orang-orang yang tidak taat kepada Allah. (Zubdatut Tafsir)

فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌۢ بِمَا كَانُوا۟ يَكْذِبُونَ

Arab-Latin: fī qulụbihim maraḍun fa zādahumullāhu maraḍā, wa lahum ‘ażābun alīmum bimā kānụ yakżibụn

Artinya: Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

Di dalam hati mereka terdapat keraguan dan kerusakan akibatnya mereka diuji Allah dengan berbuat berbagai macam maksiat yang mewajibkan adanya siksaan bagi mereka, sehingga Allah pun menambah keraguan pada hati mereka dan bagi mereka siksaan yang menyedihkan akibat kedustaan dan kemunafikan mereka. (Tafsir al-Muyassar)

Penyebabnya ialah karena di dalam hati mereka terdapat keraguan, maka Allah menambah keraguan itu dengan keraguan lainnya, karena setiap perbuatan akan dibalas dengan perbuatan serupa. Kelak mereka akan mendapatkan azab yang sangat pedih di kerak neraka yang paling bawah. Hal itu karena mereka telah berdusta atas nama Allah dan atas nama manusia lainnya. Dan juga karena mereka mendustakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam-. (Tafsir al-Mukhtashar)

Di dalam hati mereka terdapat kerusakan akidah baik keragu-raguan dan kemunafikan ataupun kekufuran dan kedustaan. Kemudian Allah menambahkan penyakit lain pada (diri) mereka, yaitu dengki dan kebencian terhadap tingginya (derajat) kalam Allah, tetapnya kaidah Islam dan pertolongan (Allah) kepada orang-orang mukmin. Dan bagi mereka azab yang menyakitkan akibat kebohongan dan keangkuhan mereka dengan berpura-pura beriman (Tafsir al-Wajiz)

فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ yang dimaksud dengan penyakit disini adalah kerusakan akidah mereka baik itu disebabkan oleh keraguan, kemunafikan, atau keingkaran. فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًا Yakni dengan bertambahnya kenikmatan-kenikmatan yang senantiasa bertambah kepada Rasulullah baik itu kenikmatan duniawiyah maupun diniyyah maka berbambah pula penyakit mereka, mereka pun dihukum dengan bertambahnya keraguan, kekecewaan, dan kenifakan. وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ Yakni azab yang menyakitkan بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ Yakni sebab pengakuan mereka bahwa mereka beriman padahal mereka tidak beriman. (Zubdatut Tafsir)

فَتَرَى ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يُسَٰرِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَىٰٓ أَن تُصِيبَنَا دَآئِرَةٌ ۚ فَعَسَى ٱللَّهُ أَن يَأْتِىَ بِٱلْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِّنْ عِندِهِۦ فَيُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَآ أَسَرُّوا۟ فِىٓ أَنفُسِهِمْ نَٰدِمِينَ

Arab-Latin: fa tarallażīna fī qulụbihim maraḍuy yusāri’ụna fīhim yaqụlụna nakhsyā an tuṣībanā dā`irah, fa ‘asallāhu ay ya`tiya bil-fat-ḥi au amrim min ‘indihī fa yuṣbiḥụ ‘alā mā asarrụ fī anfusihim nādimīn

Artinya: Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana”. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.

Allah mengabarkan tentang segolongan dari orang-orang munafik bahwa mereka bersegera menjalin hubungan kasih sayang dengan orang-orang yahudi, karena di dalam hati mereka ada keraguan dan kemunafikan. Dan mereka berkata,”Sesungguhnya kami menjalian hubungn kasih sayang dengan mereka karena kami takut mereka akan mengalahkan kaum Muslimin, akibatnya mereka (orang-orang yahudi) itu akan menghantam kami sekaligus bersamaan dengan kaum Muslimin.” Allah yang Maha tinngi NamaNya berfirman, ”Mudah-mudahan Allah akan membawakan kemenangan, (yaitu menaklukan kota Makkah) dan menolong nabiNYa, dan memenangkan islam dan kaum Muslimin atas orang-orang kafir, serta memudahkan perkara-perkara yang dapat melenyapkan kekuatan kaum yahudi dan nasrani, sehingga mereka nantinya akan tunduk kepada kaum Mukminin. Maka saat itulah kaum munafik akan menyesal atas hal yang mereka sembunyikan di dalam hati mereka berupa adanya loyalitas mereka. (Tafsir al-Muyassar)

Maka kamu -wahai Rasul- akan melihat kaum munafik yang lemah imannya bergegas menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai wali mereka seraya berkata, “Kami khawatir kelak mereka akan menang dan berdaulat kemudian kami akan mendapatkan perlakuan yang buruk dari mereka.” Mudah-mudahan Allah memberikan kemenangan kepada rasul-Nya dan orang-orang mukmin, atau mendatangkan sesuatu dari sisi-Nya yang dapat meredam kekuatan orang-orang Yahudi dan sekutunya. Maka orang-orang yang bergegas menjadikan orang-orang Yahudi sebagai wali itu pun menyesali kemunafikan yang mereka sembunyikan di dalam hati mereka akibat gagalnya usaha-usaha lemah yang mereka andalkan. (Tafsir al-Mukhtashar)

Lalu kamu akan melihat orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit ragu dan kemunafikan terkait urusan agama. Mereka bergegas bersahabat dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani dengan berkata: “Kami takut ditimpa musibah dengan kemenangan orang-orang kafir atas nabi Muhammad SAW sehingga negeri tersebut menjadi milik mereka dan dakwahnya (nabi) tidak bisa berlaku (atas mereka), lalu kesetian kami untuk mereka (orang Kafir) dikorbankan dan kami mendapat kebencian.” Lalu Allah membalas mereka bahwa barangkali pertolonganNya untuk rasulullah dan orang-orang mukmin atas musuh-musuh mereka akan datang, atau akan datang perintah dari Allah untuk memerangi musuh-musuh Islam, menampakkan aib orang-orang munafik, dan menghancurkan kekuasaan orang Yahudi. Lalu orang-orang munafik yang tetap melakukan kemunafikan dengan berdekatan dengan orang yahudi itu akan menyesal. (Tafsir al-Wajiz)

فَتَرَى الَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ (Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya) Yakni penyakit kemunafikan dan keraguan terhadap agama. يُسٰرِعُونَ فِيهِمْ(bersegera mendekati mereka) Yakni untuk menjadikan mereka pemimpin, penolong, dan kekasih. يقولون نخشى أن تصيبنا دائرة (seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana”) Yakni kami takut orang-orang kafir akan mengalahkan Muhammad sehingga mereka dapat mendirikan negara, dan negara Rasulullah akan hancur, sehingga mereka akan menimpakan kepada kami bencana. بِالْفَتْحِ(dengan kemenangan) Yakni kemenangan Rasulullah atas orang-orang kafir, seperti pembinasaan pasukan perang dari Bani Quraidhah dan menawanan wanita-wanita mereka, dan pengusiran Bani Nadlir. Pendapat lain pengatakan yakni penakhlukan negeri orang-orang kafir ditangan orang-orang Islam. أَوْ أَمْرٍ مِّنْ عِندِهِۦ(atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya) Yakni yang mencegah serangan orang-orang Yahudi dan komplotannya dan menghancurkan kekuatan mereka. Pendapat lain mengatakan yakni pembongkaran perihal orang-orang munafik, dan pemberitaan kepada Rasulullah atas apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka, serta perintah untuk memerangi mereka. عَلَىٰ مَآ أَسَرُّوا۟ فِىٓ أَنفُسِهِمْ (terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka) Berupa kemunafikan yang membawa mereka kepada perbuatan menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dan penolong. نٰدِمِينَ(mereka menjadi menyesal) Yakni menyesal atas hal tersebut, karena cara-cara yang mereka bayangkan ternyata tidak benar dan yang terjadi malah sebaliknya. (Zubdatut Tafsir)

وَرَسُولًا إِلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ أَنِّى قَدْ جِئْتُكُم بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ أَنِّىٓ أَخْلُقُ لَكُم مِّنَ ٱلطِّينِ كَهَيْـَٔةِ ٱلطَّيْرِ فَأَنفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًۢا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۖ وَأُبْرِئُ ٱلْأَكْمَهَ وَٱلْأَبْرَصَ وَأُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۖ وَأُنَبِّئُكُم بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِى بُيُوتِكُمْ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Arab-Latin: wa rasụlan ilā banī isrā`īla annī qad ji`tukum bi`āyatim mir rabbikum annī akhluqu lakum minaṭ-ṭīni kahai`atiṭ-ṭairi fa anfukhu fīhi fa yakụnu ṭairam bi`iżnillāh, wa ubri`ul-akmaha wal-abraṣa wa uḥyil-mautā bi`iżnillāh, wa unabbi`ukum bimā ta`kulụna wa mā taddakhirụna fī buyụtikum, inna fī żālika la`āyatal lakum ing kuntum mu`minīn

Artinya: Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.

Dan Dia menjadikannya sebagai seorang rasul kepada bani israil, dan dia berkata kepada mereka, ”sesungguhnya aku datang kepada kalian dengan membawa suatu tanda kebenaran dari tuhan kalian yang menunjukan bahwa aku seseorang yang diutus dari sisi Allah, yaitu aku membuatkan untuk kalian dari segumpal tanah yang berbentuk seperti burung,lalu aku tiup ia maka akan menjadi burung yang nyata dengan izin Allah, dan aku dapat menyembuhkan orang yang terlahir buta dan orang yang berpenyakit lepra, dan aku dapat menghidupkan orang yang mati dengan izin Allah. Dan aku kabarkan kepada kalian makanan-makan yang kalian makan dan apa yang kalian simpan di rumah-rumah kalian. Sesungguhnya pada kejadian-kejadian luar biasa ini yang tidak dalam jangkuan kemampuan manusia sama sekali benar-benar menjadi bukti kebenaran bahwa sesungguhnya aku nabi Allah dan rasulNYA jika kalian membenarkan hujjah-hujjah Allah dan ayat-ayatNya, dan mengakui ketauhidan Nya. (Tafsir al-Muyassar)

Dan Allah juga menjadikannya Rasul bagi Bani Israil. Dia mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk kalian. Aku datang kepada kalian dengan membawa tanda-tanda yang menunjukkan kebenaran kenabianku. Yaitu aku bisa membuat sesuatu dari tanah liat dengan bentuk seperti burung, kemudian aku tiup benda itu dan langsung berubah menjadi burung hidup dengan izin Allah; Aku juga bisa menyembuhkan orang yang lahir dalam keadaan buta hingga dia bisa melihat dengan jelas; Aku juga bisa menyembuhkan orang yang orang yang sakit lepra; Dan aku juga bisa menghidupkan orang yang sudah mati. Semua itu terjadi dengan izin Allah. Dan Aku beritahukan kepada kalian tentang apa yang kalian makan dan apa yang kalian sembunyikan di rumah kalian. Sesungguhnya hal-hal tersebut di atas yang tidak mampu dilakukan oleh manusia itu benar-benar mengandung tanda-tanda yang nyata bahwa aku adalah utusan Allah untuk kalian, jika kalian menginginkan iman dan percaya kepada bukti. (Tafsir al-Mukhtashar)

49 Dan dia akan diutus sebagai Rasul kepada Bani Israil yang berkata kepada mereka: “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda mukjizat dari Tuhanmu yang menunjukkan kebenaran kenabian dan kerasulanku. Yaitu aku akan membuat untukmu burung dari tanah; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung yang hidup dengan seizin Allah. Makhluk yang hakiki adalah dari Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; yaitu penyakit bercak putih yang ada di kulit. Khusus dua penyakit ini, yang biasanya sulit disembuhkan. Dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada segala yang disebutkan itu sebagai suatu tanda kebenaran kerasulanku bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. (Tafsir al-Wajiz)

وَرَسُولًا ( Dan (sebagai) Rasul) Yakni Allah mengutusnya sebagai Rasul kepada Bani Israil dengan risalah yang isinya adalah kalimat setalah kata ini. Nabi Isa tidak dikirim kecuali kepada Bani Israil, akan tetapi setelah melihat umatnya mendustakan dan menolah dirinya, ia mengirim sebagian pengikutnya kepada umat-umat yang lain. (lihat: surat Yunus: 12-27). أَنِّى قَدْ جِئْتُكُم بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ (Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu) Yakni dengan membawa tanda dan bukti. أَنِّىٓ أَخْلُقُ لَكُم (aku membuat untuk kamu ) Yakni membentuk. مِّنَ الطِّينِ كَهَيْـَٔةِ الطَّيْرِ ( dari tanah berbentuk burung) Yakni sesuatu yang mirip seperti burung. فَأَنفُخُ فِيهِ ( kemudian aku meniupnya) Yakni meniup ke sesuatu tersebut. فَيَكُونُ طَيْرًۢا ( maka ia menjadi seekor burung) Yakni yang terbang layaknya burung yang lain. بِإِذْنِ اللهِ ۖ( dengan seizin Allah) Yakni seandainya tanpa izin dari Allah maka ia tidak akan mampu melakukan itu, walaupun Nabi Isa yang membentuk burung tersebut namun itu semua dengan perbuatan Allah yang dijalankan lewat tangan Nabi Isa; maka pembentukan tanah dan tiupan berasal dari Nabi Isa adapun penciptaan berasal dari Allah. وَأُبْرِئُ الْأَكْمَهَ (dan aku menyembuhkan orang yang buta) Makna (الأكمه) adalah orang yang buta sejak lahir. وَالْأَبْرَصَ ( dan orang yang berpenyakit sopak) Makna (البرص) adalah penyakit berupa warna putih yang timbul pada kulit. Dan Allah mengkhususkan penyebutan dua penyakit ini karena biasanya tidak dapat sembuh dengan pengobatan. وَأُنَبِّئُكُم بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِى بُيُوتِكُمْ ۚ ( dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu) Dan biasanya apa yang disimpan dalam rumah atau apa yang dimakan dalam rumah tidak dapat dilihat oleh orang lain, maka dari itulah ini menjadi mukjizat bagi Nabi Isa. (Zubdatut Tafsir)

أَفِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَمِ ٱرْتَابُوٓا۟ أَمْ يَخَافُونَ أَن يَحِيفَ ٱللَّهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُۥ ۚ بَلْ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

Arab-Latin: a fī qulụbihim maraḍun amirtābū am yakhāfụna ay yaḥīfallāhu ‘alaihim wa rasụluh, bal ulā`ika humuẓ-ẓālimụn

Artinya: Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim.

Apakah sebab mereka berpaling itu adalah penyakit kemunafikan yang ada pada hati mereka ataukah karena mereka meragukan kenabian Muhammad? Ataukah sebabnya adalah ketakutan mereka bahwa hokum Allah dan RasulNya akan zhalim (semena-mena)? Sekali-kali tidak, lantaran mereka tidak takut kezhaliman, akan tetapi, sebabnya ialah karena mereka orang-orang yang berbuat zhalim lagi jahat. (Tafsir al-Muyassar)

Apakah dalam hati mereka ada penyakit yang terus-menerus menjangkitinya, ataukah karena mereka ragu-ragu bahwa dia itu Rasulullah, ataukah karena mereka takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku zalim dalam menetapkan hukuman kepada mereka? Sungguh semua yang disebutkan ini bukanlah sebab berpalingnya mereka, namun sebabnya adalah penyakit yang ada dalam diri mereka yang disebabkan oleh sikap berpaling dan pembangkangan mereka dari hukum Allah dan Rasul-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)

Apakah dalam hati mereka itu ada kekufuran dan kemunafikan (Istifham di sini adalah istifham inkary) ataukah mereka terganggu dengan kenabianmu dan kemampuanmu dalam menentukan kebenaran, ataukah mereka khawatir Allah dan RasulNya itu menekan dan menzalimi mereka? Tidak, tetapi orang-orang munafik itu menzalimi diri mereka sendiri. Dan {bal} adalah huruf untuk meniadakan kalimat sebelumnya dan menguatkan sesuatu setelahnya. (Tafsir al-Wajiz)

أَفِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ (Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit) Yakni apakah keengganan mereka untuk menyerahkan hukum kepada Nabi disebabkan kemunafikan yang ada di hati mereka. أَمِ ارْتَابُوٓا۟( atau (karena) mereka ragu-ragu) Atau karena mereka ragu terhadap kenabiannya dan keadilannya dalam memberi keputusan. أَمْ يَخَافُونَ أَن يَحِيفَ اللهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُۥ ۚ( ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka?) Makna (الحيف) adalah condong kepada salah satu pihak dalam memberi keputusan. بَلْ أُو۟لٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُونَ(Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim) Yakni itu bukan karena hal-hal yang telah disebutkan itu, namun karena kezaliman dan kebebalan mereka. Wajib atas setiap muslim apabila diajak untuk menyerahkan hukum kepada orang qadhi dan ulama yang memahami hukum Allah dan adil dalam putusannya untuk menerima ajakan tersebut, sebab para ulama adalah pewaris para nabi, dan hukum dari para qadhi muslim yang memahami hukum Allah dan mengerti al-Qur’an dan as-Sunnah serta adil dalam putusannya adalah hukum yang diputuskan dengan hukum Allah dan hukum Rasul-Nya. (Zubdatut Tafsir)

أَمْ يَقُولُونَ بِهِۦ جِنَّةٌۢ ۚ بَلْ جَآءَهُم بِٱلْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَٰرِهُونَ

Arab-Latin: am yaqụlụna bihī jinnah, bal jā`ahum bil-ḥaqqi wa akṡaruhum lil-ḥaqqi kārihụn

Artinya: Atau (apakah patut) mereka berkata: “Padanya (Muhammad) ada penyakit gila”. Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu.

Dan apakah mereka menyangkanya seorang yang gila? Sungguh, mereka telah berdusta. Sebab dia datang, kepada mereka dengan membawa al-Qiur’an, perintah bertauhid dan agama yang lurus. Dan kebanyakan dari mereka membenci kebenaran, lantaran kedengkian dan dorongan bertindak melampaui batas. (Tafsir al-Muyassar)

Bahkan mereka mengatakan, “Dia itu (Muhammad) orang gila,” Sungguh mereka telah berdusta. Sesungguhnya dia datang kepada mereka membawa kebenaran yang tidak ada keraguan padanya bahwa itu berasal dari Allah. Kebanyakan dari mereka membenci dan tidak menyukai kebenaran lantaran sifat hasad yang ada dalam diri mereka, dan sifat fanatik buta terhadap kebatilan mereka. (Tafsir al-Mukhtashar)

Atau apakah patut mereka berkata: “Muhammad mempunyai penyakit gila”. Padahal mereka juga sudah tahu bahwa Nabi adalah orang yang paling cerdas. Namun itu tidak lain bermaksud membantah agama dan kitab Alquran yang Nabi bawa.Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu, karena bertentangan dengan nafsu dan syahwat mereka. (Tafsir al-Wajiz)

أَمْ يَقُولُونَ بِهِۦ جِنَّةٌۢ ۚ (Atau (apakah patut) mereka berkata: “Padanya (Muhammad) ada penyakit gila”) Padahal mereka mengetahui bahwa Rasulullah adalah orang yang memiliki akal yang paling lurus. بَلْ جَآءَهُم بِالْحَقِّ(Sebenarnya dia telah membawa kebenaran kepada mereka) Yakni membawa agama yang lurus. وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كٰرِهُونَ(dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran itu) Sebab mereka memiliki sikap fanatik terhadap keyakinan mereka. Dan orang yang paling lunak dari mereka tidak membenci kebenaran, namun mereka tidak menunjukkan keimanan mereka karena takut terhadap orang-orang yang membenci kebenaran. (Zubdatut Tafsir)

فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ فَكَشَفْنَا مَا بِهِۦ مِن ضُرٍّ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ أَهْلَهُۥ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَٰبِدِينَ

Arab-Latin: fastajabnā lahụ fa kasyafnā mā bihī min ḍurriw wa ātaināhu ahlahụ wa miṡlahum ma’ahum raḥmatam min ‘indinā wa żikrā lil-‘ābidīn

Artinya: Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.

Maka Kami mengabulkan doanya dan melenyapkan bala darinya. Dan Kami mengembalikan apa yang sudah hilang darinya, berupa istri, anak,dan harta benda dengan jumlah yang berlipat-ganda. Kami lakukan itu sebagai rahmat dari Kami (baginya) agar dia menjadi teladan baik bagi stiap orang yang bersabar menghadapi bala, mengharap rahmat tuhannya, lagi menghambakan diri kepadaNya. (Tafsir al-Muyassar)

Maka Kami mengabulkan doanya, dan menghilangkan musibah yang menimpanya, dan Kami kembalikan keluarga dan anak-anaknya yang dahulu lenyap darinya, lalu Kami lipat gandakan jumlah mereka. Semua yang Kami lakukan itu merupakan suatu rahmat dari Kami untuknya, dan sebagai peringatan bagi orang-orang yang taat beribadah kepada Kami agar senantiasa bersabar sebagaimana sabarnya Ayub. (Tafsir al-Mukhtashar)

Lalu Kami kabulkan doa Ayub, dan Kami angkat penyakit yang diturunkan kepadanya sebagai ujian. Dan Kami anugerahkan kepadanya sejumlah keluarga yang sama serta Kami tambahkan anak-anak lain. Kami berikan itu kepadanya sebagai rahmat Kami untuknya dan pengingat bagi para hamba agar bersabar seperti dia, sehingga mereka mendapatkan pahala seperti pahalanya (Tafsir al-Wajiz)

فَاسْتَجَبْنَا لَهُۥ فَكَشَفْنَا مَا بِهِۦ مِن ضُرٍّ ۖ (Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya) Yakni Allah menyembuhkan apa yang menimpanya. وَءَاتَيْنٰهُ أَهْلَهُۥ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ (dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka) Terdapat mendapat mengatakan bahwa Allah menjadikan keluarganya meninggalkannya, lalu Allah menggantinya dengan yang semisal mereka di dunia. Keluarganya telah mati semua kecuali istrinya, lalu Allah menghidupkan mereka lebih cepat dari kedipan mata. Pendapat lain mengatakan anaknya lahir dengan jumlah dua kali lipat daripada anaknya yang telah mati. رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا (sebagai suatu rahmat dari sisi Kami) Yakni Kami memberinya demikian karena rahmat Kami baginya. وَذِكْرَىٰ لِلْعٰبِدِينَ(dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah) Agar mereka bersabar sebagaimana kesabaran Nabi Ayyub. (Zubdatut Tafsir)

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah aneka ragam penafsiran dari kalangan mufassirin terkait makna dan arti ayat tentang penyakit (arab, latin, artinya), moga-moga bermanfaat untuk kita. Sokonglah kemajuan kami dengan memberi hyperlink ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Banyak Dicari

Telaah berbagai halaman yang banyak dicari, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 45, Al-Isra 25, Al-Jin, Al-Hadid 20, Ali ‘Imran 97, Ali ‘Imran 139. Ada pula Al-Ma’idah 8, Al-Qamar 49, Ad-Dukhan, Tentang Al-Quran, At-Thalaq, Al-Baqarah 43.

  1. Al-Baqarah 45
  2. Al-Isra 25
  3. Al-Jin
  4. Al-Hadid 20
  5. Ali ‘Imran 97
  6. Ali ‘Imran 139
  7. Al-Ma’idah 8
  8. Al-Qamar 49
  9. Ad-Dukhan
  10. Tentang Al-Quran
  11. At-Thalaq
  12. Al-Baqarah 43

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.