Surat An-Nur Ayat 50

أَفِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ أَمِ ٱرْتَابُوٓا۟ أَمْ يَخَافُونَ أَن يَحِيفَ ٱللَّهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُۥ ۚ بَلْ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

Arab-Latin: A fī qulụbihim maraḍun amirtābū am yakhāfụna ay yaḥīfallāhu 'alaihim wa rasụluh, bal ulā`ika humuẓ-ẓālimụn

Artinya: Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim.

« An-Nur 49An-Nur 51 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Menarik Berkaitan Surat An-Nur Ayat 50

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nur Ayat 50 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah menarik dari ayat ini. Terdokumentasi variasi penafsiran dari banyak pakar tafsir mengenai isi surat An-Nur ayat 50, di antaranya sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Apakah sebab mereka berpaling itu adalah penyakit kemunafikan yang ada pada hati mereka ataukah karena mereka meragukan kenabian Muhammad? Ataukah sebabnya adalah ketakutan mereka bahwa hokum Allah dan RasulNya akan zhalim (semena-mena)? Sekali-kali tidak, lantaran mereka tidak takut kezhaliman, akan tetapi, sebabnya ialah karena mereka orang-orang yang berbuat zhalim lagi jahat.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

50. Apakah dalam hati mereka ada penyakit yang terus-menerus menjangkitinya, ataukah karena mereka ragu-ragu bahwa dia itu Rasulullah, ataukah karena mereka takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berlaku zalim dalam menetapkan hukuman kepada mereka? Sungguh semua yang disebutkan ini bukanlah sebab berpalingnya mereka, namun sebabnya adalah penyakit yang ada dalam diri mereka yang disebabkan oleh sikap berpaling dan pembangkangan mereka dari hukum Allah dan Rasul-Nya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

50. أَفِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ (Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit)
Yakni apakah keengganan mereka untuk menyerahkan hukum kepada Nabi disebabkan kemunafikan yang ada di hati mereka.

أَمِ ارْتَابُوٓا۟( atau (karena) mereka ragu-ragu)
Atau karena mereka ragu terhadap kenabiannya dan keadilannya dalam memberi keputusan.

أَمْ يَخَافُونَ أَن يَحِيفَ اللهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُۥ ۚ( ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka?)
Makna (الحيف) adalah condong kepada salah satu pihak dalam memberi keputusan.

بَلْ أُو۟لٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُونَ(Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim)
Yakni itu bukan karena hal-hal yang telah disebutkan itu, namun karena kezaliman dan kebebalan mereka.
Wajib atas setiap muslim apabila diajak untuk menyerahkan hukum kepada orang qadhi dan ulama yang memahami hukum Allah dan adil dalam putusannya untuk menerima ajakan tersebut, sebab para ulama adalah pewaris para nabi, dan hukum dari para qadhi muslim yang memahami hukum Allah dan mengerti al-Qur’an dan as-Sunnah serta adil dalam putusannya adalah hukum yang diputuskan dengan hukum Allah dan hukum Rasul-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

50. Apakah dalam hati mereka itu ada kekufuran dan kemunafikan (Istifham di sini adalah istifham inkary) ataukah mereka terganggu dengan kenabianmu dan kemampuanmu dalam menentukan kebenaran, ataukah mereka khawatir Allah dan RasulNya itu menekan dan menzalimi mereka? Tidak, tetapi orang-orang munafik itu menzalimi diri mereka sendiri. Dan {bal} adalah huruf untuk meniadakan kalimat sebelumnya dan menguatkan sesuatu setelahnya.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Apakah dalam hati mereka ada penyakit} penyakit yang membuat hati mereka dari kebenaran, dan enggan menerima kebenaran {atau mereka ragu-ragu} ragu tentang kenabiannya {ataukah takut kalau Allah dan RasulNya berbuat zalim} melampaui batas {kepada mereka. Sebaliknya, mereka itulah orang-orang yang zalim


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H


50 Allah berfirman dalam nada celaan terhadap mereka atas pembelokan mereka dari hukum syar’I “apakah dalam hati mereka ada penyakit,” yaitu penyakit yang mengeluarkan hati dari kesehatannya, menghilangkan sensitivitasnya, sehingga dia bagaikan orang yang sakit yang menolak hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya dan (justru) mengarah kepada sesuatu yang dapat mencelakakannya “atau (karena) mereka ragu-ragu,” maksudnya mereka ragu dan hati mereka bimbang mengenai hukum Allah dan RasulNya, dan mereka melancarkan tuduhan bahwa RasulNya tidak menghukumi secara benar, “ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasulNya berlaku zhalim kepada mereka,” maksudnya menetapkan keputusan hukum atas mereka dengan hukuman yang zhalim dan curang. sesungguhnya, inilah sifat-sifat mereka, “sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zhalim,” adapun hukum Allah dan RasulNya, pastilah berada di level puncak keadilan dan kebenaran serta selaras dengan hikmah. Allah berfirman,” dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin.” (al-maidah:50).
Pada ayat-ayat ini terdapat dalil bahwa iman tidaklah sekedar ucapan (sehingga perlu disertai dengan amalan). Karena itu Allah meniadakan keimanan dari seseorang yang telah berpaling dari ketaatan dan kewajiban tunduk kepada hukum Allah dan RasulNya pada setiap keadaan, dan bahwasanya orang yang tidak patuh kepadanya (hukum itu), menandakan (eksistensi) penyakit pada hatinya dan keraguan dalam keimanannya, dan bahwa diharamkan berburuk sangka terhadap hukum-hukum syari’at, dengan menyangka bahwa hukum syari’at bersebrangan dengan spirit keadilan dan hikmah. Dan setelah menyebutkan keadaan orang-orang yang telah berpaling dari hukum syar’I, Dia lalu menyebutkan keadaan orang-orang Mukmin yang terpuji.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 47-52
Allah SWT memberitahukan tentang sifat-sifat orang munafik yang mereka menampakkan apa yang berbeda dengan apa yang mereka simpan. Mereka mengatakan suatu ucapan dengan lisan mereka: (Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami menaati (keduanya)” Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu) yaitu ucapan mereka berbeda dengan perbuatannya, dan mereka mengatakan apa yang tidak mereka lakukan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman)
Firman Allah SWT: (Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka….), hingga akhir ayat. yaitu ketika mereka diseru untuk mengikuti petunjuk sesuai dengan apa yang diturunkan Allah kepada rasulNya, maka mereka berpaling dari seruan itu dan enggan untuk mengikutinya. Ini sebagaimana firmanNya SWT: (Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman pada apa yang diturunkan kepadamu (Al-Qur'an) dan pada apa yang diturunkan sebelummu? Mereka hendak bertahkim kepada tagut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkarinya (60) Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul,” (niscaya) engkau (Muhammad) melihat orang munafik menghalangi dengan keras darimu (61)) (Surah An-Nisa’)
Firman Allah SWT: (Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada rasul dengan patuh (49)) yaitu apabila keputusan itu untuk mereka, bukan melawan mereka, maka mereka datang dengan patuh, yaitu makna firmanNya (dengan patuh). Apabila keputusannya melawan mereka, maka mereka berpaling dan mengajak kepada selain kebenaran, serta lebih suka mencari keputusan hukum dari selain Nabi SAW agar kebathilannya menang. Kepatuhanya pada mulanya bukan timbul dari keyakinan bahwa Nabi SAW itu benar, melainkan sesuai dengan hawa nafsunya. Oleh karena itu setelah kebenaran itu bertentangan dengan keinginan mereka, maka dia berpaling darinya kepada yang lainnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Apakah (ketidakdatangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit….) hingga akhir ayat. yaitu sikap mereka itu tidak lain muncul dari dorongan penyakit hati mereka sudah lazim, atau hati mereka dihinggapi keraguan kepada agama, atau mereka khawatir jika Allah dan rasulNya berbuat aniaya dalam hukum terhadap mereka. Bagaimanapun alasannya, itu merupakan kekufuran murni; Allah Maha Mengetahui masing-masing orang dari mereka, dan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka dari sifat-sifat itu
Firman Allah SWT: (Sebenarnya mereka itulah orang-orang yang zalim) yaitu mereka adalah orang-orang yang zalim dan melampaui batas, Allah dan rasulNya bersih dari apa yang mereka sangka dan apa yang mereka curigai, berupa perbuatan tidak adil dan sewenang-wenang. Maha tinggi Allah dan rasulNya dari perbuatan itu.
Kemudian Allah SWT memberitahukan sifat-sifat orang-orang mukmin yang memenuhi seruan Allah dan RasulNya yang tidak menginginkan dalam agamanya selain dari kitab Allah dan sunnah RasulNya. Jadi Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, "Kami mendengar dan kami patuh”) yaitu patuh dan taat. Oleh karena itu Allah SWT menyebutkan mereka dengan keberuntungan. dia memperoleh apa yang diinginkan dan selamat dari apa yang ditakuti. Jadi Allah SWT berfirman: (Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung)
Firman Allah: (Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya) dalam mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang Allah (dan takut kepada Allah) atas dosa-dosa yang telah dia lakukan (serta bertakwa kepada Allah) dalam menghadapi sesuatu yang akan datang.
Firman Allah: (maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan) yaitu orang-orang yang berhasil meraih semua kebaikan dan selamat dari semua keburukan di dunia dan akhirat.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat An-Nur ayat 50: Yang membuat hatinya tidak sehat.

Meragukan kebenaran hukum Allah dan Rasul-Nya.

Karena hukum Allah dan Rasul-Nya adalah adil dan tepat (hikmah). Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa iman tidak sebatas di lisan saja bahkan amal pun menjadi bagiannya. Oleh karenanya, Allah menyebut mereka bukan mukmin karena berpaling dari ketaatan. Ayat ini juga menunjukkan wajibnya tunduk kepada hukum Allah dan Rasul-Nya dalam setiap keadaan, dan bahwa orang yang mengkritiknya berarti ada penyakit dalam hatinya dan ragu-ragu dalam keimanannya. Demikian juga menunjukkan haramnya berburuk sangka terhadap hukum-hukum syariat atau menyangkanya tidak adil atau tidak tepat.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nur Ayat 50

Perilaku mereka sungguh mengherankan. Apakah keberpalingan mereka dari hukum yang ditetapkan oleh rasulullah itu karena dalam hati mereka ada penyakit, atau karena mereka ragu-ragu terkait keadilan dan kebenaran hukum rasulullah itu, ataukah karena mereka takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka' sebenarnya, keberpalingan mereka itu adalah kezaliman yang nyata karena mereka itu adalah orang-orang yang zalim dengan sesungguh'nya. 51. Lain halnya dengan penolakan kaum munafik saat diajak berhukum kepada Allah dan rasul-Nya. Sesungguhnya ucapan orang-orang mukmin yang beriman dengan mantap apabila mereka diajak kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul memutuskan perkara di antara mereka, mereka berkata, 'kami mendengar, dan kami taat pada keputusan apa pun yang ditetapkan oleh rasul. ' mereka itulah orang-orang mukmin sejati, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung dalam kehidupan dunia dan akhirat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah bermacam penjabaran dari berbagai ulama tafsir terhadap isi dan arti surat An-Nur ayat 50 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita. Support dakwah kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Paling Sering Dikunjungi

Kami memiliki berbagai konten yang paling sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 155, Al-Baqarah 275, As-Sajdah, Al-Furqan 63, Al-Waqi’ah 35-38, Al-Hujurat. Juga Ath-Thariq, Al-Baqarah 1-5, Ar-Ra’d 28, At-Taubah 128-129, At-Tahrim 6, An-Nahl 125.

  1. Al-Baqarah 155
  2. Al-Baqarah 275
  3. As-Sajdah
  4. Al-Furqan 63
  5. Al-Waqi’ah 35-38
  6. Al-Hujurat
  7. Ath-Thariq
  8. Al-Baqarah 1-5
  9. Ar-Ra’d 28
  10. At-Taubah 128-129
  11. At-Tahrim 6
  12. An-Nahl 125

Pencarian: surah al-ikhlas ayat 2, ya ayyuhalladzina amanu tubu ilallahi taubatan nasuha, innahu ala raj ihi la qadir, quran surat al qamar ayat 49, arti surat al alaq ayat 5

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.