Surat Al-Anbiya Ayat 97
وَٱقْتَرَبَ ٱلْوَعْدُ ٱلْحَقُّ فَإِذَا هِىَ شَٰخِصَةٌ أَبْصَٰرُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يَٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِى غَفْلَةٍ مِّنْ هَٰذَا بَلْ كُنَّا ظَٰلِمِينَ
Arab-Latin: Waqtarabal-wa'dul-ḥaqqu fa iżā hiya syākhiṣatun abṣārullażīna kafarụ, yā wailanā qad kunnā fī gaflatim min hāżā bal kunnā ẓālimīn
Artinya: Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): "Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim".
« Al-Anbiya 96 ✵ Al-Anbiya 98 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Menarik Terkait Surat Al-Anbiya Ayat 97
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Anbiya Ayat 97 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan kandungan menarik dari ayat ini. Terdokumentasi kumpulan penafsiran dari banyak mufassirun mengenai kandungan surat Al-Anbiya ayat 97, misalnya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
96-97. Apabila tembok penutup Ya’juj dan Ma’juj dibuka, dan mereka merangsek segera dari dataran-dataran yang tinggi, dan mereka kemudian menyebar di sisi-sisinya dengan tepat. Dan telah dekatlah Hari Kiamat, dan tampaklah kengerian-kengeriannya. Tiba-tiba pandangan-pandangan orang-orang kafir terbelalak terbuka tidak bisa berkedip dikarenakan dahsyatnya rasa takut mereka. Mereka memekikkan kecelakaan bagi diri mereka dalam penyesalan dengan berkata, “Celaka kami, kami telah bermain-main lagi lalai terhadap hari ini dan untuk mempersiapkan diri untuk menyongsongnya. Dan kami dengan sikap itu telah menzhalimi diri sendiri.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
97. Dan dengan keluarnya mereka, hari Kiamat pun telah dekat, kondisi mengerikan dan kesengsaraan hari itu pun telah mulai nampak. Tiba-tiba pandangan orang-orang kafir terbelalak lantaran kengerian hari itu seraya berkata, "Alangkah celakanya kami! Sungguh dahulu kami di dunia hanya berada dalam kesia-siaan dan tidak bersiap untuk mengahadapi hari yang besar ini, bahkan dahulu kami hanyalah orang-orang zalim dengan berbuat kafir dan mengerjakan maksiat.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
97. وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ (Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar)
Yakni sampai apabila Ya’juj dan Ma’juj telah keluar maka janji yang benar ini telah dekat kedatangannya, yakni hari kiamat, sebab keluarnya mereka adalah bagian dari tanda-tanda kedatangan hari kiamat telah dekat.
فَإِذَا هِىَ شٰخِصَةٌ أَبْصٰرُ الَّذِينَ كَفَرُوا۟( maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir)
Karena besarnya kengerian yang mendatangi mereka maka mereka membelalakkan mata mereka pada sesuatu yang telah mengagetkan mereka itu sambil berkata:
يٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِى غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا”Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini.” Yakni tentang hari kebangkitan dan perhitungan, sehingga kami tidak mempersiapkannya.
بَلْ كُنَّا ظٰلِمِينَ (bahkan kami adalah orang-orang yang zalim)
Mereka menyebut diri mereka sendiri bahwa mereka lalai dan mereka mengakui bahwa mereka adalah orang-orang yang zalim akibat kekafiran dan kemaksiatan mereka terhadap perintah Tuhan mereka dan petunjuk para nabi mereka.
Yakni kami tidak hanya lalai tapi kami juga adalah orang-orang yang zalim karena kami mendustakan dan tidak mentaati Rasul.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
97. Dengan keluarnya mereka, maka telah dekatlah janji yang haq itu, yaitu hari kiamat. Demikian itu termasuk tanda-tanda kiamat. Ketika itu, kelopak-kelopak mata terbelalak akibat serangan mereka (Ya’juj dan Ma’juj), yaitu tatapan orang kafir hampir termangu karena sangat ketakutan, atau pandangan mereka berhenti bergerak. Celakalah kami, sungguh kami adalah orang-orang yang melupakan hari ini di dunia. Kami tidak mempersiapkan diri untuk menyongsongnya, bahkan kami menzalimi diri sendiri dengan mendustakan rasul, mengingkari hari kebangkitan dan penghisaban, dan tidak melakukan ketaatan.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Dan janji yang benar} hari Kiamat {telah semakin dekat, maka tiba-tiba terbelalak} tebelalak hampir keluar {mata orang-orang kafir itu “Celakaklah kami, sungguh kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang zalim”
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
97. “Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari Kebangkitan),” yaitu Hari Kiamat yang sudah Allah janjikan kedatanganNya. Janji Allah sungguh-sungguh akan terwujud dan benar. Pada hari itu, engkau akan menyaksikan pandangan orang-orang kafir terbelalak karena dahsyatnya kekagetan mereka, prahara-prahara yang memiriskan hati dan kegaduhan yang mencekam. Mereka tidak menyadari kejahatan dan dosa-dosa mereka. Mereka meneriakkan kecelakaan, kebinasaan, dan penyesalan, serta kesedihan atas kesempatan yang telah terlewatkan. Mereka bekata, “Sesungguhnya kami dahulu dalam kelalaian tentang ini,” tentang hari yang agung ini. Kami di dunia terlenakan, asyik dalam permainan dunia sampai saat datangnya keyakinan (ajal), dan kami memasuki Hari Kiamat. Seandainya ada orang yang bisa meninggal gara-gara penyesalan dan kesedihan, niscaya mereka akan mati (karenanya). “Bahkan kami dahulu adalah orang-orang yang zhalim,” mereka mengakui tindak aniaya yang mereka perbuat dan keadilan Allah mengenai mereka. Pada hari itu, diperintahkan agar mereka dan sesembahan-sesembahan mereka dicampakkan ke dalam neraka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 95-97
Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri) Ibnu Abbas berkata bahwa maknanya adalah wajib, yaitu telah ditakdirkan bahwa sesungguhnya penduduk suatu kota yang telah dibinasakan tidak akan dihidupkan kembali sebelum hari kiamat. Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas, bahwa mereka tidak dikembalikan yaitu tidak bertaubat. Pendapat yang pertama lebih jelas, hanya Allah yang lebih mengetahui.
Firman Allah: (Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma'juj) Telah kami jelaskan bahwa mereka adalah keturunan nabi Adam bahkan dari keturunan nabi Nuh, dari anak-anak Yafits yaitu orang tua bangsa Turki, dan bangsa Turki adalah sebagian kecil dari mereka. Ya’juj dan Ma'juj ditinggalkan di balik tembok penghalang yang dibangun Dzulqarnain. Dan dia berkata: (Dinding ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar (98) Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya) (Surah Al-Kahfi) Dan di sini Allah berfirman: (Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi (96)) yaitu mereka berjalan dengan cepat untuk berbuat kerusakan. Kata “Al-hadab” yaitu dataran tinggi di bumi. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas. Demikianlah sikap mereka ketika keluar, seakan-akan pendengar dibawa seakan-akan menyaksikan hal tersebut (dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui) (Surah Fathir: 14) Ini adalah pemberitahuan Tuhan Yang mengetahui apa yang telah lalu dan apa yang akan datang, Dzat yang mengetahui apa yang tersembunyi di langit dan bumi, tidak ada Tuhan selain Dia.
Disebutkan dalam banyak hadits dari banyak sumber dari sunnah Nabi tentang keluarnya mereka.
Diriwayatkan dari An-Nawwas bin Sam'an Al-Kalabi, dia berkata bahwa pada siang hari Rasulullah SAW menceritakan tentang Dajjal, lalu beliau merendahkan dan meninggikan suara, sehingga kami menyangka beliau berada di dalam kebun kurma. Nabi SAW bersabda,"Bukan Dajjal yang aku khawatirkan atas kalian. Karena jika Dajjal muncul, dan aku masih di antara kalian, maka aku adalah yang akan menghadapinya, bukan kalian. Jika dia muncul, sedangkan jika dia muncul dan aku tidak berada di antara kalian, maka setiap orang wajib membela dirinya, dan Allahlah yang menjaga setiap orang muslim sepeninggalanku. Sesungguhnya dia adalah seorang pemuda, berambut keriting, dengan bola mata yang menonjol. Sesungguhnya dia keluar dengan pasukan berkuda memenuhi antara negeri Syam dan Irak, lalu menyebar ke arah kanan dan kiri. Wahai hamba-hamba Allah, berpegang teguhlah kalian" Kami bertanya,"Wahai Rasulullah, berapa lamakah Dajjal tinggal di bumi?" Rasulullah SAW menjawab "Empat puluh hari, ada satu hari seperti satu tahun, da satu hari seperti satu bulan, dan ada ada satu hari seperti satu minggu, serta hari-hari lainnya seperti hari-hari kalian sekarang ini" Kami bertanya,"Wahai Rasulullah, tentang sehari yang lamanya sama dengan satu tahun, apakah cukup bagi kita untuk mengerjakan shalat sehari semalam di dalamnya?" Rasulullah SAW bersabda, “Tidak, tetapi tentukanlah perhitungan waktunya" Kami bertanya,"Wahai Rasulullah, bagaimanakah kecepatan perjalanannya di muka bumi ?" Rasulullah bersabda, "Seperti hujan yang diiringi dengan angin besar. Lalu melewati suatu negeri, maka Dajjal dan tentaranya menyeru mereka. Dan mereka menerima seruannya, maka Dajjal memerintahkan kepada langit maka turunlah hujan; dan bumi, maka tumbuhlah tanaman, dan meninggalkan untuk mereka ternak yang bertubuh gemuk-gemuk, serta berlimpah air susunya. Jika Dajjal melewati suatu negeri dan menyeru mereka, lalu mereka menolaknya, maka harta benda mereka mengikuti Dajjal, sehingga mereka tidak mempunyai harta, tidak ada sesuatu pun yang tersisa dari harta mereka. Jika Dajjal melewati suatu daerah yang tandus, maka berkata kepadanya, “Keluarkanlah semua perbendaharaanmu"maka semua perbendaharaannya muncul dan mengikutinya seperti lebah" Rasulullah SAW berfirman, bahwa Dajjal memerintahkan untuk membunuh seorang lelaki, lalu lelaki itu dia sabet dengan pedang lalu terpotong menjadi dua bagian dalam keadaan terpental jauh. Kemudian Dajjal memanggilnya, lalu kembali dan datang kepadanya. Ketika Dajjal dan tentaranya dalam keadaan itu, Allah SWT menurunkan nabi Isa putra Maryam. Nabi Isa turun di menara putih di sebelah timur kota Damaskus dengan memakai dua lapis baju berwarna kuning seraya meletakkan kedua tangannya di antara sayap dua malaikat. Lalu nabi Isa mengejar Dajjal dan dapat menjumpainya di pintu sebelah timur kota Ladd. Rasulullah SAW bersabda, bahwa ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba Allah menurunkan wahyuNya kepada nabi Isa putra Maryam,"Sesungguhnya Aku mengeluarkan sebagian hamba-hambaKu yang tidak akan mampu kamu perangi, maka selamatkanlah hamba-hambaKu yang beriman ke bukit Thur" Lalu Allah mengeluarkan Ya'juj dan Ma'juj, sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi) Lalu nabi Isa dan sahabat-sahabatnya berdoa kepada Allah SWT dengan penuh harap. Kemudian Allah mengirimkan wabah ulat yang menjangkiti tengkuk Ya’juj dan Ma’juj, sehingga mereka mati semuanya bagaikan kematian seseorang. Lalu nabi Isa dan para sahabatnya turun, dan mereka tidak menjumpai suatu rumah pun di bumi melainkan dipenuhi dengan bangkai dan bau busuk Ya’juj dan Ma'juj . Lalu nabi Isa dan para sahabatnya memohon kepada Allah dengan penuh harap. Lalu Allah mengirimkan burung-burung seperti unta yang paling besar, lalu burung-burung itu membawa bangkai Ya’juj dan Ma’juj untuk membuangnya ke tempat yang dikehendaki Allah”
Ibnu Jabir berkata,”Telah bercerita kepadaku ‘Atha’ bin Yazid As-Saksaki dari Ka'b atau lainnya yang berkata yaitu membuang bangkai mereka ke ngarai yang dalam. Ibnu Jabir bertanya,"Wahai Abu Yazid, di manakah ngarai yang dalam itu ?" dia menjawab,"Tempat terbitnya matahari"
Dia berkata,”Allah menurunkan hujan lebat yang tanpa henti menimpa rumah perkotaan dan kampung-kampung selama empat puluh hari, lalu hujan itu mencuci bumi sehingga menjadi bersih dan licin. Lalu dikatakan kepada bumi,"Keluarkanlah tanamanmu dan keberkatanmu" dia berkata,”Lalu pada masa itu satu buah delima dapat mencukupi beberapa orang, dan mereka dapat bernaung di bawah daunnya. Ternak juga diberkati sehingga perahan susu seekor unta betina mencukupi untuk minum sejumlah besar orang, dan perahan susu dari seekor sapi betina dapat mencukupi banyak orang, dan perahan susu seekor kambing betina cukup untuk satu keluarga. Dia berkata,”Ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba Allah SWT mengirimkan angin yang harum, lalu angin itu menerpa bagian bawah ketiak mereka dan mencabut ruh setiap orang muslim, atau setiap orang mukmin. Sehingga yang tersisa hanyalah orang-orang jahat saja yang mereka sama dengan sekumpulan keledai liar, maka hari kiamat terjadi atas mereka.
Firman Allah: (Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar) yaitu hari kiamat, ketika telah terjadi kengerian, guncangan dan kekacauan, maka hari kiamat telah dekat. Dan jika hari kiamat terjadi, maka orang-orang kafir itu berkata,("Ini adalah hari yang sangat sulit") (Surah Al-Qamar: 8) Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir) yaitu kengerian yang mereka saksikan peristiwa-peristiwa yang agung itu (Aduhai, celakalah kami) yaitu mereka berkata, "Aduhai, celakalah kami" (Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini) yaitu di dunia (bahkan kami adalah orang-orang yang zalim) Mereka mengakui kezaliman mereka terhadap diri sendiri. dimana hal itu tidak bermanfaat bagi mereka
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Anbiya ayat 97: Yaitu hari kiamat.
Karena dahsyatnya.
Yakni tentang hari kiamat sehingga mereka tidak beramal saleh dan mengisi hidup mereka dengan bersenang-senang.
Karena mendustakan para rasul. Ketika hari kiamat itulah, mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah dihadapkan ke neraka dan siap menjadi bahan bakarnya, nas’alullahas salaamah wal ‘aafiyah.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Anbiya Ayat 97
Allah menjanjikan bahwa kehidupan dunia ini akan binasa dengan terjadinya kiamat. Dan apabila janji yang benar, kiamat itu telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang yang kafir terbelalak karena panik, terkejut, dan bingung apa yang harus dilakukan. Mereka berkata dengan jujur, 'alangkah celakanya kami! kami benar-benar lengah tentang ini, tidak percaya akan terjadi kiamat dan tidak mempersiapkan diri dengan beriman dan beramal saleh, bahkan kami benar-benar orang yang zalim, karena kami mendustakan kiamat dan terus berbuat maksiat. '98. Ayat sebelumnya menggambarkan keadaan orang kafir yang terbe-lalak, panik, terkejut, dan bingung menyaksikan kiamat. Ayat ini men-jelaskan keadaan orang yang menyekutukan Allah. Sungguh, kamu'orang yang menyekutukan Allah'dan apa yang kamu sembah selain Allah, baik berupa manusia, patung, setan, jin maupun roh leluhur adalah bahan bakar jahanam yang menyebabkan api jahanam terus me-Nyala. Kamu, karena menyekutukan Allah, pasti akan masuk ke dalamnya dan menjadi bahan bakarnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beragam penjelasan dari para ahli ilmu berkaitan isi dan arti surat Al-Anbiya ayat 97 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah bagi ummat. Sokonglah syi'ar kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.