Surat Al-Anbiya Ayat 6
مَآ ءَامَنَتْ قَبْلَهُم مِّن قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَٰهَآ ۖ أَفَهُمْ يُؤْمِنُونَ
Arab-Latin: Mā āmanat qablahum ming qaryatin ahlaknāhā, a fa hum yu`minụn
Artinya: Tidak ada (penduduk) suatu negeripun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebeIum mereka; maka apakah mereka akan beriman?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Berharga Terkait Dengan Surat Al-Anbiya Ayat 6
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Anbiya Ayat 6 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi tafsir berharga dari ayat ini. Didapati variasi penafsiran dari kalangan pakar tafsir mengenai makna surat Al-Anbiya ayat 6, antara lain sebagaimana tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan tidak menjadi beriman suatu penduduk negeri sebelum orang-orang kafir Makkah, setelah penduduknya meminta di datangkan mukjizat-mukjizat dari para rasul mereka dan terealisasikan. Bahkan mereka mendustakan, maka Kami membinasakan mereka. Apakah orang-orang kafir Makkah akan beriman, bila mukjizat-mukjizat yang mereka minta itu terpenuhi? Sekali-kali tidak. Mereka tidak akan beriman.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
6. Penduduk suatu negeri yang hidup sebelum mereka, yang meminta berbagai mukjizat untuk diturunkan kepada mereka, sama sekali tidaklah beriman tatkala mukjizat-mukjizat itu diturunkan sesuai usulan mereka, bahkan mereka mendustakannya, sehingga Kami pun membinasakan mereka. Lalu apakah mereka sendiri akan beriman bila mukjizat-mukjizat itu diturunkan?!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
6. مَآ ءَامَنَتْ قَبْلَهُم مِّن قَرْيَةٍ أَهْلَكْنٰهَآ ۖ (Tidak ada (penduduk) suatu negeripun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebeIum mereka)
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa sudah menjadi sunnatullah pada umat-umat terdahulu bahwa jika orang-orang yang mengusulkan sebuah mukjizat itu benar-benar didatangkan mukjizat sebagaimana yang mereka usulkan, kemudian mereka tidak juga beriman maka pasti akan turun kepada mereka azab yang membinasakan mereka semua. Lalu untuk apa Kami mendatangkan apa yang mereka usulkan?
أَفَهُمْ يُؤْمِنُونَ(maka apakah mereka akan beriman?)
Jika umat-umat yang telah dibinasakan itu tidak juga beriman saat didatangkan mukjizat yang mereka usulkan, maka bagaimana mereka (umat Muhammad) akan beriman jika didatangkan mukjizat yang mereka usulkan?
Seakan-akan Allah mengisyaratkan dalam ayat ini pada rahmat-Nya untuk umat ini bahwa Allah tidak ingin mengazabnya sampai benar-benar musnah; oleh sebab itu Allah tidak mendatangkan mukjizat-mukjizat yang mereka usulkan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
6. Tidak ada penduduk negeri sebelum penduduk Mekah yang Kami binasakan kecuali akibat mendustakan ayat-ayat (mukjizat) yang mereka minta, apakah mereka akan beriman jika Aku mendatangkan ayat-ayat itu? Maksudnya bahwa umat yang telah dibinasakan itu tetap tidak beriman setelah menerima ayat yang mereka minta, bagaimana mereka akan beriman jika Kami mendatangkan apa yang mereka minta? Ayat ini diturunkan saat penduduk Mekah meminta Nabi SAW supaya mengubah untuk mereka bukit Shafa menjadi emas
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Tidak ada satu pun (penduduk) negeri sebelum mereka} sebelum orang-orang musyrik Mekkah {yang telah Kami binasakan itu beriman, Apakah mereka akan beriman
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
6. Allah berfirman unttuk menjawabnya, “Tidak ada (penduduk) suatu negeri pun sebelum mereka yang beriman yang mana Kami telah membinasakannya (disebabkan pendustaan mukjizat),” maksudnya (tidak beriman) dengan bukti-bukti yang mereka usulkan sendiri. Sesungguhnya ketetapan Allah menuntut bahwa orang yang meminta bukti kebenaran (dari Nabi), kemudian telah didatangkan, tetapi dia tetap tidak beriman, niscaya akan disegerakan siksaan baginya oleh Allah. Orang-orang generasi sebelumnya, mereka tidak beriman (meski sudah dibawakan kepada mereka bukti-bukti kebenaran).
Apakah mungkin mereka akan mengimaninya? Faktor apakah yang mengistimewakan merekka ketimbang generasi sebelumnya? Apakah sisi kebaikan yang ada pada mereka yang akan mengantarkan mereka kepada keimanan saat kemunculan tanda-tanda kebenaran itu? Pertanyaan ini bermakna penafian (peniadaan). Pengertiannya, hal tersebut tidak mungkin terjadi pada mereka selama-lamanya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-6
Hal ini merupakan peringatan dari Allah SWT atas dekatnya hari kiamat dan bahwa manusia dalam keadaan lalai terhadapnya, yaitu mereka tidak mau beramal dan mempersiapkan diri untuk menyambutnya.
Allah SWT berfirman: (Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kalian meminta agar disegerakan (datang)) (Surah An-Nahl: 1) dan (Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan (1) Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah) sihir yang terus menerus” (2)) (Surah Al-Qamar) Al-Hafizh Ibnu ‘Asakir meriwayatkan terjemah tentang Al-Hasan bin Hani', Abu Nuwas yang merupakan seorang penyair, dia berkata bahwa penyair paling hebat adalah Syekh Ath-Thahir Abu Al-’Atahiyah, dimana dia berkata:
“Manusia tenggelam dalam kelalaiannya, padahal penggilingan maut terus berputar.
Dikatakan kepadanya,"Dari mana kamu menyimpulkan hal ini?" dia berkata,”dari firman Allah SWT: (Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya) (1))
Kemudian Allah SWT memberitahukan bahwa mereka tidak mau mendengarkan wahyu yang Dia turunkan kepada RasulNya SAW. Pembicaraan ayat ini ditujukan kepada kalangan Quraisy dan orang-orang kafir yang sama dengan mereka. Jadi Allah SWT berfirman: (Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al-Qur’an pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka) yaitu baru diturunkan (melainkan mereka mendengarnya, sedangkan mereka bermain-main) Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, "Mengapa kalian menanyakan kepada Ahli Kitab tentang apa yang ada pada mereka, padahal mereka telah mengubahnya, menggantinya, menambahkan dan mengurangi isinya. Kitab kalian adalah kitab yang baru diturunkan Allah yang kalian membacanya dalam murni isinya, tidak ada campurannya"
Firman Allah: (Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka) yaitu seraya berbicara di antara mereka dengan rahasia (Orang ini tiada lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu)
Yang mereka maksud adalah Rasulullah SAW. Mereka tidak percaya beliau adalah seorang nabi, karena beliau adalah seorang manusia seperti mereka; maka bagaimana mungkin dia mendapat keistimewaan wahyu, sedangkan mereka tidak. Oleh karena itu berkata: (maka apakah kalian menerima sihir, padahal kalian menyaksikannya?) yaitu apakah kalian mengikutinya, sehingga kalian seperti orang yang melakukan sihir, dan dia mengetahui bahwa apa yang dia lakukan adalah ilmu sihir. Allah SWT berfirman seraya menjawab mereka atas apa yang mereka buat-buat kedustaan itu: (Berkatalah Muhammad (kepada mereka), "Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi”) yaitu Dzat yang mengetahui hal itu, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dariNya. Dialah Dzat yang menurunkan Al-Qur'an yang mengandung kisah orang-orang terdahulu dan orang-orang yang mendatang. Al-Qur'an yang tidak ada seorang pun yang mampu mendatangkan hal yang serupa dengannya, kecuali Dzat yang mengetahui rahasia dan di langit dan bumi.
Firman Allah: (dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) yaitu, Maha Mendengar semua ucapan kalian, dan Maha Mengetahui semua keadaan kalian. Dalam hal ini terkandung ancaman dan peringatan terhadap mereka.
Firman Allah: (Bahkan mereka berkata (pula), "(Al-Qur'an itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya") Ini adalah pemberitahuan tentang pembangkangan, keingkaran dan penentangan orang-orang kafir terhadap apa yang digambarkan Al-Qur'an, serta kebimbangan dan kesesatan mereka terhadapnya. Terkadang mereka menganggapnya sebagai sihir, terkadang sebagai syair, dan terkadang sebagai mimpi-mimpi, serta terkadang sebagai sesuatu yang dibuat-buat. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Lihatlah, bagaimana mereka membuatperumpamaan-perumpamaan terhadapmu; karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar) (48)) (Surah Al-Isra) Firman Allah: (maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus) Mereka bermaksud yaitu seperti unta nabi Shalih, mukjizat nabi Musa dan nabi Isa. Allah SWT berfirman: (Dan tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang terdahulu. Dan telah Kami berikan kepada kaum samud unta betina (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya (unta betina itu)) (Surah Al-Isra: 59)
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebelum mereka; maka apakah mereka akan beriman? (6)) yaitu Kami tidak mendatangkan suatu penduduk negeri pun yang diutus para rasul kepada mereka dengan membawa mukjizat, lalu mereka beriman, melainkan mereka mendustakannya; jadi Kami membinasakan mereka. Apakah mereka akan beriman sekiranya melihat mukjizat-mukjizat itu? Tidak, bahkan: (Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman (96) meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih (97)) (Surah Yunus) Sungguh mereka telah menyaksikan ayat-ayat yang jelas, hujjah yang pasti, dan keterangan-keterangan yang jelas dari Rasulullah SAW. dan hal itu. lebih jelas, lebih terang, lebih menakjubkan, dan lebih mematahkan daripada apa yang ditampakkan oleh nabi-nabi lainnya. Semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada mereka semua
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Anbiya ayat 6: Maksudnya adalah umat-umat yang dahulu telah meminta kepada rasul-rasulnya mukjizat sesuai usulan mereka dan Allah telah mendatangkan mukjizat itu, namun mereka tetap tidak juga beriman, lalu Allah menghancurkan mereka. Orang-orang musyrik itu jpun sama, kalau diberi mukjizat yang mereka minta itu, lalu mereka tidak beriman, maka Allah akan menyegerakan azab untuknya.
Yakni apakah mereka akan beriman kepada rasul dan apa yang dibawanya jika bukti itu ditunjukkan? Pertanyaan ini maksudnya adalah nafyu (peniadaan), yakni mereka tentu tidak akan beriman juga.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Anbiya Ayat 6
Penduduk suatu negeri, seperti kaum 'ad dan samud, sebelum mereka, yakni orang-orang kafir mekah, yang telah kami binasakan, meminta mukjizat fisik kepada para nabi. Mereka itu tetap tidak beriman, padahal telah kami kirimkan bukti itu kepada mereka. Apakah mereka, kafir mekah, akan beriman jika mukjizat fisik yang diminta itu dipenuhi' 7. Dan kami, wahai Muhammad, tidak mengutus para rasul sebelum engkau, melainkan beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang kami beri wahyu kepada mereka. Kami tidak mengutus para malaikat untuk menjadi rasul bagi manusia. Maka tanyakanlah, wahai kaum kafir mekah, kepada orang yang berilmu tentang kitab Allah yang diturunkan sebelum Al-Qur'an, jika kamu tidak mengetahui persoalan ini.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beberapa penjelasan dari berbagai ahli ilmu terkait kandungan dan arti surat Al-Anbiya ayat 6 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita. Dukunglah kemajuan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.