Surat Thaha Ayat 133
وَقَالُوا۟ لَوْلَا يَأْتِينَا بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّهِۦٓ ۚ أَوَلَمْ تَأْتِهِم بَيِّنَةُ مَا فِى ٱلصُّحُفِ ٱلْأُولَىٰ
Arab-Latin: Wa qālụ lau lā ya`tīnā bi`āyatim mir rabbih, a wa lam ta`tihim bayyinatu mā fiṣ-ṣuḥufil-ụlā
Artinya: Dan mereka berkata: "Mengapa ia tidak membawa bukti kepada kami dari Tuhannya?" Dan apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Mendalam Mengenai Surat Thaha Ayat 133
Paragraf di atas merupakan Surat Thaha Ayat 133 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa tafsir mendalam dari ayat ini. Diketemukan beberapa penjabaran dari para ahli ilmu terkait kandungan surat Thaha ayat 133, di antaranya seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan orang-orang yang mendustakanmu (wahai Rasul) berkata, “Mengapa kamu tidak membawakan kepada kami satu tanda dari Tuhanmu yang menunjukkan kebenaranmu?” bukankah telah datang kepada mereka al-Qur’an ini yang membenarkan kebenaran-kebenaran yang terdapat dalam kitab-kitab suci terdahulu?
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
133. Orang-orang musyrik berkata: “Mengapa Muhammad tidak mendatangkan kepada kami mukjizat yang menjadi bukti atas kebenarannya?”
Maka Allah mengingkari dan mengolok mereka: “Tidakkah mereka merasa cukup al-Qur’an sebagai mukjizat yang paling besar, yang membenarkan kebenaran yang ada dalam kitab-kitab terdahulu?”
Allah telah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kitab-kitab terdahulu adalah shuhuf Ibrahim dan Musa, sebagaimana disebutkan dalam akhir surat al-A’la, dalam surat ini Allah menjelaskan lebih terperinci tentang sebagian kandungan shuhuf Ibrahim dan Musa.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
133. Dan orang-orang kafir yang mendustakan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berkata, "Mengapa Muhammad tidak mendatangkan kepada kami tanda bukti dari Tuhannya yang menunjukkan kebenaran dan kerasulannya?". Bukankah telah datang kepada orang-orang yang mendustakan itu kitab Al-Qur`ān yang membenarkan kitab-kitab samawi yang sebelumnya?!
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
133. وَقَالُوا۟ لَوْلَا يَأْتِينَا بِـَٔايَةٍ مِّن رَّبِّهِۦٓ ۚ (Dan mereka berkata: “Mengapa ia tidak membawa bukti kepada kami dari Tuhannya?”)
Sebagaimana para nabi sebelumnya datang dengan membawa bukti (mukjizat). Yakni mukjizat-mukjizat yang mereka usulkan kepadanya.
أَوَلَمْ تَأْتِهِم بَيِّنَةُ مَا فِى الصُّحُفِ الْأُولَىٰ( Dan apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?)
Yakni kitab Taurat dan Injil. Dalam kitab-kitab tersebut terdapat penjelasan tentang kenabiannya, dan mereka mengakui kebenaran kitab-kitab itu. Di dalamnya juga terdapat bantahan terhadap keingkaran mereka terhadap kenabiannya dan kebebalan mereka. Serta terdapat pula kisah bagaimana Kami binasakan umat-umat yang kafir dan orang-orang yang mengusulkan mukjizat.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
133. Dan orang-orang musyrik itu berkata: “Ayolah datangkan kepada kami tanda-tanda mukjizat yang dapat dirasakan (oleh indera) dari Tuhan yang menunjukkan pada kebenaran risalahnya, sebagaimana ayat-ayat para nabi sebelumnya, seperti untanya Shalih, tongkatnya Musa, penyembuhan Isa terhadap orang buta dan orang yang terkena kusta.” Lalu Allah membalas mereka dengan berfirman: “Apakah belum sampai kepada mereka berita-berita dari shuhuf-shuhuf pertama seperti shuhuf Ibrahim, shuhuf Musa, kitab Taurat, dan kitab Injil yang di dalamnya dijelaskan tentang kenabiannya (Muhammad) dan penjelasan tentang keadaan umat-umat yang dihancurkan karena mendustakan para rasul, sedangkan mereka itu mengakui kebenarannya?!”
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Mereka berkata,“Mengapa dia tidak} mengapa tidak {membawa tanda kepada kami} tanda yang menunjukkan kepada kebenarannya {dari Tuhannya” Bukankah telah datang kepada mereka bukti nyata} penjelasan {yang ada di dalam kitab-kitab} kitab-kitab {terdahulu
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
133. Maksudnya, orang-orang yang mendustakan Rasulullah mengatakan, “Mengapa dia tidak membawa bukti kepada Kami dari Rabbnya?” Yang mereka maksudkan adalah tanda-tanda kebresaran yang sesuai dengan keinginan mereka. Semisal ucapan mereka,
"Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami, atau kamu mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya, atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami." (Al-Isra:90-92).
Ini (cerminan) sikap kepala batu dan penentangan serta kezhaliman dari mereka. Mereka dan Rasulullah itu (sama) dari kalangan manusia, hamba Allah. Tidak sepantasnya mereka melontarkan usulan menurut hawa nafsu mereka. Karena Dzat yang menurunkan dan memilih sekehendaknya sesuai dengan tuntutan hikmah hanyalah Allah semata. Lantaran ucapan mereka ini “Mengapa dia tidak membawa bukti kepada Kami dari Rabbnya?” memiliki konsekuensi makna bahwa Rasulullah belum membawakan kepada mereka tanda kebesaran Allah yang menunjukkan kejujuran beliau atau bukti nyata yang menandakan kepada kebenaran beliau, maka ungkapan ini hanya dusta dan mengada-ada saja. Sesungguhnya beliau sudah memperlihatkan mukjizat yang fantastis dan tanda-tanda kebesaran Allah yang melumppuhkan, yang sebagiannya saja sudah cukup mewakili substansinya.
Oleh karena itu, Allah berfirman, “Dan apakah belum datang kepada mereka,” jika mereka mau jujur dalam perkataan mereka, bahwa mereka menginginkan kebenaran disertai dalilnya “bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?” yaitu al-Quran yang agung, yang membenarkan berita-berita yang termuat pada lembaran-lembaran kitab tersahulu, berupa Taurat, Injil, dan kitab-kitab Allah sebelumnya, dan yang selaras dengannya, yang memberitahukan berita-berita yang disampaikan oleh kitab-kitab itu. (Bahkan) pembenaran al-Quran pun termaktub di dalamnya, memberi kabar gembira dengan kedatangan Rasulullah (Muhammad). Ini persis seperti Firman Allah,
"Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman." (Al-Ankabut:51).
Ayat-ayat ini hanya bermanfaat bagi kaum Mukminin. Dengan itu, iman dan keyakinan mereka terdongkrak naik. Sementara itu, kaum yang berpaling darinya lagi menggerakkan perlawanan kepadanya, maka mereka tidak mengimaninya dan tidak bisa meraup faidah dengannya, "Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih." (Yunus:96-97)
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 133-135
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang perkataan orang-orang kafir: (Mengapa tidak) yaitu mengapa Muhammad tidak mendatangkan kepada kita (suatu tanda dari Tuhannya) yaitu tanda yang menunjukkan kebenarannya bahwa dia adalah seorang utusan Allah? Lalu Allah SWT berfirman: (Apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?) yaitu Al-Qur'an yang diturunkan Allah kepada beliau, sedangkan beliau adalah seorang yang ummi yang tidak pandai menulis dan belum pernah belajar dari Ahli Kitab. Dan telah disampaikan di dalamnya kisah-kisah orang terdahulu yang sesuai dengan apa yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu yang benar. Sesungguhnya Al-Qur'an itu menjaga kitab-kitab terdahulu yang membenarkan apa yang benar, menjelaskan yang keliru yang dibuat-buat dari kitab-kitab terdahulu. Ayat ini seperti firman Allah SWT dalam surah Al-Ankabut: (Dan orang-orang kafir Mekah berkata,”Mengapa tidak diturunkan kepadanya mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah, "Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan yang nyata” (50) Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an), sedangkan dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al-Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman (51)) (Surah Al-'Ankabut)
Sesungguhnya yang disebutkan di sini adalah mukjizat paling agung yang diberikan kepada Nabi SAW, yaitu Al-Qur'an. Karena sesungguhnya beliau diberi mukjizat-mukjizat lain yang tak terbatas dan tak terhitung, sebagaimana telah disebutkan di dalam kitab-kitab dan catatan-catatan tentangnya yang ada pada tempatnya.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan suatu azab sebelum Al-Qur’an itu (diturunkan), tentulah mereka berkata, "Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami?”) yaitu sekiranya Kami membinasakan orang-orang yang mendustakan itu sebelum Kami mengutus rasul yang mulia ini kepada mereka dan menurunkan kepada mereka kitab yang agung ini, maka mereka akan berkata: (Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami?) sebelum Engkau membinasakan kami, sehingga kami beriman dan mengikutinya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (lalu kami mengikuti ayat-ayatMu sebelum kami menjadi hina dan rendah) Allah SWT menjelaskan bahwa orang-orang yang mendustakan itu adalah orang-orang yang membangkang dan mengingkariNya serta tidak akan beriman (meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih (97)) (Surah Yunus) Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan ini adalah Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat (155) (Kami turunkan Al-Qur'an itu) agar kamu (tidak) mengatakan, “Kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan sebelum kami (Yahudi dan Nasrani) dan sungguh, kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca” (156) atau agar kamu (tidak) mengatakan, “Jikalau Kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk daripada mereka.” Sungguh, telah datang kepadamu penjelasan yang nyata, petunjuk dan rahmat dari Tuhanmu. Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak, Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan azab yang keras, karena mereka selalu berpaling (157)) (Surah Al-An'am)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Katakanlah) wahai Muhammad, kepada orang yang mendustakan dan menentangmu serta terus dalam kekafiran dan keingkarannya: (Masing-masing (kita) menanti) yaitu antara kami dan kalian (maka nantikanlah oleh kamu sekalian) yaitu, tunggulah (Maka kalian kelak akan mengetahui siapa yang mempunyai jalan yang lurus) yaitu jalan yang lurus (dan siapa yang telah mendapat petunjuk) menuju kebenaran dan jalan petunjuk. Ini sebagaimana firman Allah SWT (Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya) (Surah Al-Furqan: 42) dan (Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong (26)) (Surah Al-Qamar)
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Thaha ayat 133: Yakni orang-orang musyrik atau orang-orang yang mendustakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sesuai yang mereka usulkan (lihat surah 90-92). Usul mereka merupakan usul yang menyusahkan diri, pembangkangan dan kezaliman. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia seperti halnya mereka, tidak pantas diminta bukti sesuai hawa nafsu mereka, bahkan bukti kerasulannya sudah Allah turunkan dan Allah pilih sesuai hikmah (kebijaksanaan)-Nya. Di samping itu, perkataan mereka, "Mengapa dia tidak membawa tanda (bukti) kepada Kami dari Tuhannya.” Menunjukkan bahwa Allah tidak menurunkan bukti kebenarannya. Hal ini adalah dusta, padahal Alah Subhaanahu wa Ta'aala telah mendatangkan mukjizat dan ayat-ayat yang tujuan tersebut sudah tercapai dengan sebagian ayat-ayat itu.
Jika mereka benar ucapannya dan bahwa mereka mencari yang hak dengan dalilnya.
Yaitu Al Qur’an.
Al Quranul Karim membenarkan apa yang disebutkan dalam kitab-kitab terdahulu, seperti Taurat, Injil dan kitab-kitab dahulu lainnya serta sesuai dengannya, beritanya seperti yang diberitakan kitab-kitab terdahulu yang masih murni. Ayat ini seperti ayat yang berbunyi, “Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (Terj. Al ‘Ankabut: 51) Oleh karena itu, ayat-ayat Al Qur’an hanyalah bermanfaat bagi orang-orang mukmin, di mana dengannya keimanan dan keyakinan mereka bertambah. Adapun orang-orang yang berpaling darinya lagi menentangnya, maka mereka tidak beriman kepadanya dan tidak dapat mengambil manfaat darinya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman,--Meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih.” (Terj. Yunus: 96-97) Bahkan disampaikan ayat-ayat itu kepada mereka faedahnya adalah untuk menegakkan hujjah dan agar mereka tidak mengatakan, “Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami, sehingga kami mengikuti ayat-ayat-Mu sebelum kami menjadi hina dan rendah.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Thaha Ayat 133
133. Ayat-ayat berikut berisi uraikan tentang tuntutan orang kafir dan peringatan yang Allah sampaikan kepada mereka melalui rasulullah. Orang kafir mengeluhkan hukuman yang mereka terima dan mereka berkata, 'mengapa dia, Muhammad, tidak membawa tanda bukti kepada kami dari tuhannya agar kami percaya dan menaati ajaran-Nya'' sungguh aneh perkataan mereka karena mereka telah diberi peringatan. Bukankan telah datang kepada mereka bukti nyata tentang azab yang Allah timpakan kepada umat-umat terdahulu yang ingkar, sebagaimana yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu, yakni taurat dan injil''134. Demikianlah sikap orang kafir. Dan kalau mereka kami binasakan dengan suatu siksaan sebelumnya, yakni sebelum kami turunkan Al-Qur'an kepada nabi Muhammad, tentulah mereka di akhirat nanti berkata, 'ya tuhan kami, mengapa di dunia dulu tidak engkau utus seorang rasul kepada kami untuk mengingatkan kami sehingga kami mengikuti ayat-ayat-Mu sebelum kami menjadi hina akibat siksa ini dan rendah karena kedurhakaan kami''.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah sekumpulan penjabaran dari banyak ahli tafsir mengenai isi dan arti surat Thaha ayat 133 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita semua. Dukung dakwah kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.