Surat Thaha Ayat 132

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

Arab-Latin: Wa`mur ahlaka biṣ-ṣalāti waṣṭabir 'alaihā, lā nas`aluka rizqā, naḥnu narzuquk, wal-'āqibatu lit-taqwā

Artinya: Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.

« Thaha 131Thaha 133 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Berharga Mengenai Surat Thaha Ayat 132

Paragraf di atas merupakan Surat Thaha Ayat 132 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah berharga dari ayat ini. Ditemukan beragam penjabaran dari banyak ahli tafsir terhadap makna surat Thaha ayat 132, antara lain seperti tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan perintahkanlah (wahai Nabi) keluargamu untuk shalat dan bersabarlah kamu dalam menjalankannya. Kami tidak meminta harta kepadamu. Kami-lah Yang memberimu rizki dan memberimu karunia, dan kesudahan yang baik di dunia dan akhirat adalah bagi orang-orang yang bertakwa.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

132. Perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat, dan bersabar dan beristiqamahlah dalam menjalankan perintah ini. Kami tidak membebanimu untuk memberi rezeki kepada dirimu dan keluargamu, namun Kami-lah yang memberi rezeki kepada kalian semua. Dan kesudahan yang baik di akhirat berupa surga hanya bagi orang-orang yang bertakwa.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

132. Dan perintahkanlah keluargamu -wahai Rasul- untuk mendirikan salat, dan bersabarlah engkau dalam menjalankannya, sungguh Kami tidak meminta rezeki kepadamu atau kepada selainmu, sebab Kami lah yang memberimu rezeki. Adapun akibat yang baik di dunia ini dan di Akhirat kelak hanyalah diperuntukkan bagi orang-orang bertakwa yang takut kepada Allah, sehingga mereka pun mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

132. وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَوٰةِ (Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat)
Yang dimaksud adalah keluarganya, dan pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah seluruh umatnya.

وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ( dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya)
Yakni bersabarlah dalam menjalankan shalat.

لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا (Kami tidak meminta rezeki kepadamu)
Yakni Kami tidak memintamu untuk memberi dirimu dan keluargamu rezeki.

نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ (Kamilah yang memberi rezeki kepadamu)
Yakni Kami-lah yang memberi mereka rezeki.

وَالْعٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ( Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa)
Yakni kesudahan yang terpuji berupa surga adalah bagi orang yang bertakwa.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1 ). Diantara pintu pembuka rezeki adalah : tadabbur 'amaliyah
Para salaf shalih dahulu jika musibah kelaparan menimpa keluarga mereka, mereka menyeru kepada keluarganya : dirikanlah shalat; karena ini adalah perintah Allah, kemudian membacakan ayat ini.

2 ). Menyibukkan diri dengan memperbanyak doa-doa wajib akan mendatangkan rezeki yang melimbah sekalipun kita tidak begitu sibuk mencarinya, Allah berfirman : { وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ } "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa".

3 ). Tatkala kamu merasa bosan disebabkan oleh banyaknya usahamu memerintahkan dan membangunkan keluarga untuk mendirikan shalat (khususnya shalt subuh) maka ingatlah firman Allah : { وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا } "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya" dengannya akan memperkuat kesabaran kita dalam meraih pahala, dan menghilangkan rasa bosan, dan ingatlah bahwa ada balasan yang akan segera menyertaimu : { لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ } "Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa".


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

132. Dan perintahkanlah ahlu baitmu untuk menunaikan shalat. Bersabarlah dan tetaplah mengerjakan shalat. Kami tidak membebanimu untuk memberi rejeki dirimu dan keluargamu, namun Kamilah yang memberimu rejeki. Dan hasil yang baik itu ada di akhirat, yaitu surga bagi orang-orang yang bertakwa


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Perintahkanlah keluargamu untuk shalat dan berpegang teguh dalam mengerjakannya} dan terus melaksanakannya dengan sabar {Kami tidak meminta rezeki kepadamu} Kami tidak membebanimu untuk mencari rezeki untuk dirimu dan juga orang lain {Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan kesudahan itu bagi orang yang bertakwa} orang yang bertakwa


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

132. Maksudnya himbaulah keluargamu untuk mendirikan sholat, doronglah mereka untuk shalat, baik yang wajib maupun sunnah. (Perintah kepada sesuatu, berarti memerintahkan segala sesuatu yang mana suatu yang wajib tidak akan sempurna kecuali dengannya). Maka ia juga menjadi perintah mengajari anggota keluarga tentang perkara-perkara yang memperbaiki shalat dan merusaknya serta yang menyempurnakannya “dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya,” yaitu mengerjakan shalat dengan menegakannya dengan menyempurnakan batasan-batasan aturannya, rukun-rukunnya, [adab-adabnya], dan unsur khusyu’nya.
Sesungguhnya hal itu berat dirasakan oleh jiwa manusia. Akan tetapi, sepatutnya seseorang memaksakan diri dan berusaha keras untuk mengerjakannya dan selalu bersabar dengan ibadah ini. Sesungguhnhya seorang hamba, jika dia benar menegakkan shalatnya sesuai dengan yang diperintahkan, maka dengan urusan agama yang lainnya, niscaya dia akan lebih menjaga dan tekun mengerjakannya. Jika dia menyia-nyiakannya, maka dia akan lebih menyia-nyiakan perintah agama yang lainnya. Kemudian Allah (memberitahukan) tentang jaminan rizki bagi Rasululllah, agar perhatian kepadanya tidak menyibukkan beliau dari tugas menegakan agamaNYa. Allah berfirman, “Kami-lah yang memberi rizki kepadamu,” maksudnya rizkimu menjadi tanggungan Kami. Kami yang menanggung sebagaimana Kami bertanggung jawab atas rizki bagi semua makhluk. Bagaimana dengan orang yang melaksanakan perintah Kami dan sibuk dengan mengingat Kami?! (Sudah tentu Kami lebih menjaminnya). Curahan rizki Allah itu umum, merata bagi orang yang bertakwa dan tidak. Maka , seyogyanya diperhatikan hal-hal yang mendatangkan kebahagiaan yang abadi, yaitu ketakwaan. Oleh karena itu, Allah berfirman, “Dan akibat (yang baik),” di dunia dan akhirat “adalah bagi orang yang bertakwa,” yang hakikatnya yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Siapa saja yang merealisasikannya, niscaya dia mendapatkan kesudahan yang baik. Seperti FIrman Allah "Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa" (Al-A’raf:128).


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 131-132
Allah SWT berfirman kepada NabiNya, Muhammad SAW,"Janganlah melihat orang-orang yang bermewah-mewahan dan kenikmatan yang mereka miliki. Karena sesungguhnya hal itu tidal lain merupakan perhiasan dan nikmat yang pasti lenyap, kami menguji mereka dengan hal itu dan hanya sedikit orang yang banyak bersyukur di antara hamba-hambaKu"
Mujahid berkata bahwa firmanNya (azwajan minhum) adalah orang-orang kaya karena sungguh telah diberikan kepadamu apa yang lebih baik daripada apa yang diberikan kepada mereka. Sebagaimana Allah berfirman di ayat lain: (Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung (87) Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir)) (Surah Al-Hijr: 87-88). Begitu juga apa yang disiapkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW di akhirat merupakan sesuatu yang agung tanpa batas dan tidak bisa digambarkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karuniaNya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (5)) (Surah Adh-Dhuha) Oleh karena itu Allah berfirman: (Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal)
Beliau SAW adalah orang paling zuhud di dunia, padahal beliau mampu menguasainya. Ketika beliau mendapatkan harta, beliau menafkahkannya di bagian sini dan bagian sana kepada hamba Allah dan tidak pernah menyimpan sesuatu pun untuk diri beliau di hari esok.
Qatadah dan As-Suddi berkata tentang firmanNya: (bunga kehidupan dunia) yaitu perhiasan kehidupan dunia.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (untuk Kami fitnah mereka dengannya=) yaitu Kami menguji mereka.
Firman Allah: (Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya) yaitu, selamatkanlah mereka dari azab Allah dengan mengerjakan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka) (Surah At-Tahrim: 6)
Firman Allah: (Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu) yaitu ketika kamu mengerjakan shalat, maka rezeki akan datang kepadamu dari arah yang tidak kamu sangka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (2) Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka) (Surah Ath-Thalaq) dan ((56) (57) (58)) (Surah Adz-Dzariyat) Oleh karena itu Allah berfirman: (Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu)
Firman Allah: (Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa) yaitu, akibat yang baik di dunia dan akhirat, yaitu surga hanya bagi orang yang bertakwa kepada Allah.
Disebutkan dalam hadits shahih bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Tadi malam aku melihat dalam mimpi seakan-akan kita berada di rumah Uqbah bin Rafi', lalu kita disuguhi buah kurma masak dari kurmanya Ibnu Thab. Lalu aku menakwilkan mimpi itu, bahwa sesungguhnya akibat yang terpuji dan derajat yang tinggi itu bagi kita di dunia, dan bahwa agama kita telah sempurna.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Thaha ayat 132: Yang fardhu maupun yang sunat. Perintah kepada sesuatu, berarti perintah pula kepada semua yang menjadikan shalat sempurna. Termasuk juga perintah mengajarkan mereka (keluarga) tentang shalat, seperti yang wajib dalam shalat dan yang sunahnya, demikian pula yang membatalkan shalat dan yang makruh dalam shalat.

Dengan menegakkannya, mengerjakan rukun-rukun, adab-adab dan khusyu’nya. Hal ini memang berat bagi jiwa, akan tetapi perlu dipaksa dan dikerahkan kemampuan sehingga terbiasa. Yang demikian karena apabila seseorang sudah mengerjakan shalat sesuai yang diperintahkan dan menjaganya, maka terhadap perintah-perintah agama yang lain, maka dia akan mampu menjaganya. Sebaliknya, jika shalatnya tidak diperhatikan bahkan ditinggalkan, maka perintah-perintah agama yang lain tentu akan ditinggalkan. Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menjamin tentang masalah rezeki, yakni janganlah hal itu terlalu dipikirkan sampai kurang memberikan perhatian terhadap perintah-perintah agama.

Yakni Kami tidak membebanimu agar engkau memberikan rezeki untuk dirimu dan untuk selainmu.

Jika semua makhluk sudah ditanggung rezekinya, maka bagaimana dengan orang yang menegakkan perintah-perintah-Nya dan sibuk mengingat-Nya? Tentu Dia akan lebih menanggungnya. Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda:

يَقُوْلُ رَبُّكُمْ يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِيْ أَمْلَأُ قَلْبَكَ غِنًى وَأَمْلَأُ يَدَكَ رِزْقًا يَا ابْنَ آدَمَ لَا تُبَاعِدْ مِنِّيْ أَمْلَأُ قَلْبَكَ فَقْرًا وَأَمْلَأُ يَدَكَ شُغْلاً

Tuhanmu berfirman, “Wahai anak Adam! Sempatkanlah beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi hatimu dengan rasa cukup dan Aku akan memenuhi tanganmu dengan rezeki. Wahai anak Adam! Janganlah menjauh dari-Ku. Jika demikian, Aku akan memenuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku akan memenuhi tangan-Mu dengan kesibukan.” (HR. Hakim, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib)

Baik di dunia dan di akhirat.

Rezeki Allah merata ke semua orang, baik yang bertakwa maupun yang tidak, oleh karena itu, perlu lebih memperhatikan sesuatu yang mendatangkan kebahagiaan abadi, yaitu takwa.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Thaha Ayat 132

131. Banyak orang kafir yang mendapat rezeki dan kenikmatan duniawi berlimpah. Allah mengingatkan kaum mukmin untuk tergiur dengan hal tersebut. Wahai orang beriman, janganlah kamu terpesona oleh apa yang orang kafir itu peroleh dan janganlah pula kamu tujukan kedua matamu dengan antusias dan penuh harap kepada apa yang telah kami berikan, berupa kenikmatan duniawi, kepada golongan-golongan dari mereka. Sungguh, semua itu tidak lain sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami uji mereka dengannya, dan ketahuilan bahwa karunia tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal dari segala sisinya. 133. Ayat-ayat berikut berisi uraikan tentang tuntutan orang kafir dan peringatan yang Allah sampaikan kepada mereka melalui rasulullah. Orang kafir mengeluhkan hukuman yang mereka terima dan mereka berkata, 'mengapa dia, Muhammad, tidak membawa tanda bukti kepada kami dari tuhannya agar kami percaya dan menaati ajaran-Nya'' sungguh aneh perkataan mereka karena mereka telah diberi peringatan. Bukankan telah datang kepada mereka bukti nyata tentang azab yang Allah timpakan kepada umat-umat terdahulu yang ingkar, sebagaimana yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu, yakni taurat dan injil''.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah sekumpulan penjelasan dari kalangan pakar tafsir terhadap isi dan arti surat Thaha ayat 132 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk kita. Dukung kemajuan kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Cukup Banyak Dikaji

Kami memiliki ratusan halaman yang cukup banyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Isra, Al-Buruj, Ibrahim 7, Al-Qashash 77, Innallaha Ma’ash Shabiriin, Ayat 15 (Lima Belas). Juga An-Nisa 36, Yasin 82, Ar-Rahman 13, Fatir 37, Al-Baqarah 177, Ar-Rum 21.

  1. Al-Isra
  2. Al-Buruj
  3. Ibrahim 7
  4. Al-Qashash 77
  5. Innallaha Ma’ash Shabiriin
  6. Ayat 15 (Lima Belas)
  7. An-Nisa 36
  8. Yasin 82
  9. Ar-Rahman 13
  10. Fatir 37
  11. Al-Baqarah 177
  12. Ar-Rum 21

Pencarian: an nur 15, annisa ayat 59 latin, laqod jaakum rasulun min anfusikum, khasiat surat al baqarah ayat 243, al fajr ayat 15-18

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.