Surat Thaha Ayat 52
قَالَ عِلْمُهَا عِندَ رَبِّى فِى كِتَٰبٍ ۖ لَّا يَضِلُّ رَبِّى وَلَا يَنسَى
Arab-Latin: Qāla 'ilmuhā 'inda rabbī fī kitāb, lā yaḍillu rabbī wa lā yansā
Artinya: Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa;
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Berkaitan Surat Thaha Ayat 52
Paragraf di atas merupakan Surat Thaha Ayat 52 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir menarik dari ayat ini. Terdapat beragam penafsiran dari kalangan mufassirin terhadap kandungan surat Thaha ayat 52, di antaranya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Musa berkata kepada Fir’aun, “apa yang kamu tanyakan bukanlah termasuk dari apa yang kami mengetahuinya, karena sesungguhnya Pengetahuan mengenai umat-umat di masa itu terkait apa yang mereka perbuat dari kekafiran mereka itu ada di sisi Tuhanku di Lauhul Mahfuzh. Sedang aku tidak punya pengetahuan tentang itu sama sekali. Tuhanku tidaklah akan salah dalam perbuatan-perbuatan dan ketetapan hukum-hukumNya, dan Dia tidak lupa akan sesuatu yang telah Dia ketahui darinya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
52-53. Musa menjawab dengan jawaban yang berhubungan dengan tauhid rububiyah: “Ilmu umat-umat tersebut ada di sisi Tuhanku Semata yang tercantum dalam lauhul mahfuhz. Tuhanku sama sekali tidak tersalah atau lupa, Dialah yang menghamparkan bumi bagi kalian, dan menciptakan padanya jalan-jalan yang dapat kalian lalui, serta menurunkan hujan yang bermanfaat dari awan kemudian dengan air hujan itu Dia menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang memiliki berbagai macam manfaat dan mempunyai keindahan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
52. Musa berkata kepada Fir'aun, "Pengetahuan tentang umat-umat tersebut ada pada Tuhanku, tertulis dalam Lauḥ Maḥfuẓ, dan Tuhanku tidak akan salah pengetahuan-Nya, dan tidak pula lupa dengan apa yang Dia ketahui.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
52. قَالَ عِلْمُهَا عِندَ رَبِّى (Musa menjawab: “Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku)
Yakni segala amalan mereka tersimpan di sisi Allah dan tercantum dalam lauhul mahfuzh, dan Allah akan membalas amalan mereka itu.
لَّا يَضِلُّ رَبِّى وَلَا يَنسَى (Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa)
Yakni Allah tidak salah dalam pengetahuannya tentang sesuatu dan tidak lupa.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
52. Musa berkata: “Dia mengatahui kondisi-kondisi umat-umat terdahulu dan amal-amal mereka yang dicatat oleh Tuhanku di Lauhil Mahfudz. Tuhanku tidak mungkin salah dalam mengetahui sesuatu dan tidak akan melupakan apa yang diketahui olehNya.” Maksudnya adalah untuk meneguhkan kesempurnaan ilmu Allah SWT.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Dia menjawab} Musa berkata {“Pengetahuan tentang itu di sisi Tuhanku di dalam kitab} di Lauhil Mahfuz {Tuhanku tidak akan salah} Tuhanku pengetahuanNya tentang itu tidak akan salah {dan tidak pula lupa
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
52. Musa menjawab, “Pengetahuan tentang itu ada di sisi Rabbku, di dalam sebuah kitab. Rabb kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa,” maksudnya Allah telah menghitung amalan mereka, baik atau buruk dan membukukannya dalam KitabNya, Lauhul Mahfuzh. Ilmu dan pengetahuan Allah meliputi isinya. Dia tidak akan salah tentangnya dan (juga) tidak lupa atas perkara yang telah diketahuiNya.
Inti dari semua itu, bahwa mereka melakukan sesuatu yang dahulu dilakukan oleh (nenek moyang) mereka dan menjumpai amalan-amalan mereka serta menerima balasan atas dasar itu. Tidak ada artinya pertanyaan dan keingintahuanmu tentang mereka, wahai Fir’aun. Mereka merupakan umat yang sudah berlalu. Bagi mereka apa yang mereka perbuat dan bagi kalian amalan-amalan yang kalian lakukan. Jika dalil yang sudah kami kemukakan di hadapanmu, dan ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran Allah) yang sudah kami pertontonkan kepadamu, telah membuktikan kebenaran dan kepastiannya, dan itulah faktanya, maka tunduk patuhlah kepada al-haq. Singkirkanlah kekufuran, tindak kezhaliman, perdebatan dengan dasar kebatilan dari dirimu. Apabila engkau masih meragukannya atau engkau menyaksikannya tidak lurus, maka pintu tetap terbuka, dan kesempatan untuk menelitinya belum ditutup. Maka, bantahlah dalil dengan dalil pula, petunjuk dengan petunjuk juga. Engkau tidak akan menemukan cara itu, selama siang dan malam (masih sislih berganti). Bagaimana bisa (dia tetap kufur), padahal Allah telah memberitahukan tentangnya, dia mengingkarinya meski hati meyakini kebenarannya. Seperti Firman Allah,
"Dan mereka mengingkarinya karena kelaliman dan kesombongan (mereka)" (An-Naml:14). Musa berkata, ""Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata" (Al-Isra:102).
Maka dapat diketahui bahwa dia telah berbuat zhalim saat mengajak berdebat. Niatannya hanyalah untuk meraih ketinggian derajat di dunia.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 49-52
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang Fir'aun, bahwa dia berkata kepada nabi Musa seraya mengingkari Pencipta, Tuhan, Penguasa, dan Pemilik segala sesuatu, (Fir'aun berkata,”Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?) yaitu, siapakah yang mengutusmu, karena sesungguhnya aku tidak mengenalNya. dan aku tidak mengetahui adanya tuhan bagi kalian selain diriku sendiri. (Musa berkata, "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk” (50))
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa makna nya adalah Allah menciptakan bagi setiap sesuatu pasangannya.
Ibnu Abi Najih meriwayatkan dari Mujahid, bahwa Allah menyempurnakan penciptaan setiap sesuatu.
Sebagian mufasir berkata tentang firmannNya (Allah memberikan pada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk) seperti firmanNya: (dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk (3)) (Surah Al-A’la) yaitu menentukan kadar masing-masing dan memberikan petunjuk kepada makhlukNya untuk mengerjakannya. yaitu, Allah menetapkan semua amal, ajal, dan rezekinya, kemudian semua makhluk berjalan sesuai dengan itu; mereka tidak bisa menyimpang darinya, dan tidak ada seorang pun yang mampu menyimpang dari hal itu.
Dia berkata,“Tuhan kami adalah Dzat yang menciptakan makhluk, menetapkan kadar, dan menciptakan wataknya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki (Berkata Fir'aun, "Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?" (51)) Pendapat yang paling benar terkait makna ayat itu adalah bahwa setelah nabi Musa memberitahunya bahwa Tuhannya yang mengutusnya adalah Tuhan yang menciptakan makhluk, memberi rezeki, menentukan kadar masing-masing dan memberi petunjuk. Yaitu berhujjah dengan umat-umat terdahulu, yaitu mereka tidak menyembah Allah. yaitu mengapa mereka begitu jika kenyataannya demikian yaitu tidak menyembah Tuhanmu, bahkan mereka menyembah selainNya?
Nabi Musa berkata seraya memberikan jawaban atas hal itu,”Sekalipun mereka tidak menyembah Allah, sesungguhnya amal mereka dicatat di sisi Allah, dan Allah akan membalas mereka sesuai dengan amal mereka dalam catatan Allah, yaitu Lauhil Mahfuz dan catatan amal (Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa) yaitu tidak ada sesuatu yang menyimpang dari ketetapanNya, dan tidak ada sesuatu pun yang luput dariNya, baik yang kecil maupun besar, dan Dia tidak lupa kepada sesuatu pun, Nabi Musa menggambarkan pengetahuan Allah, bahwa sesungguhnya pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu, dan bahwa Dia tidak pernah lupa terhadap sesuatu pun, Maha Suci dan Maha Tinggi Allah. Sesungguhnya pengetahuan makhluk itu memiliki dua kekurangan, salah satunya adalah tidak meliputi segala sesuatu, dan yang lain adalah lupa sesudah mengetahuinya. Maka Allah menyucikan DzatNya dari hal itu
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Thaha ayat 52: Maksudnya, Lauh Mahfuzh. Dia menghitung secara teliti amal mereka, baik atau buruk dan mencatatnya dalam Lauh Mahfuzh yang kemudian akan diberi-Nya balasan pada hari kiamat.
Maksud jawaban Musa ini adalah, bahwa umat-umat terdahulu itu sudah mengerjakan yang telah mereka kerjakan dan mereka tinggal menunggu pembalasan, oleh karena itu tidak ada gunanya kamu bertanya tentang mereka wahai Fir’aun! Mereka adalah umat yang telah berlalu, balasan untuknya sesuai apa yang dia kerjakan dan dosanya akan mereka tangung. Jika dalil yang kami kemukakan dan ayat yang kami perlihatkan itu sudah membuktikan kebenaran kami dan seperti itulah kenyataannya, maka tunduklah kepada kebenaran dan tinggalkanlah kekafiran dan kezaliman serta terlalu banyak membantah dengan kebatilan. Jika engkau masih meragukannya, maka pintu untuk mengkajinya tidaklah tertutup dan jalannya terbuka, inilah maksud jawaban Musa ‘alaihis salam, wallahu a’lam. Kemudian Nabi Musa ‘alaihis salam melanjutkan dengan menyebutkan nikmat-nikmat yang diberikan Allah dan ihsan-Nya sebagaimana dijelaskan dalam ayat selanjutnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Thaha Ayat 52
Nabi musa menjawab pertanyaan fir'aun, 'pengetahuan tentang itu secara rinci hanya ada pada tuhanku. Hanya dia yang mengetahuinya. Semua hal yang berkaitan dengan makhluk tercatat di dalam sebuah kitab, yaitu lauh mahfuz. Tuhanku tidak akan pernah salah ataupun lupa pada apa pun yang terjadi di alam semesta ini. 53. Wahai fir'aun, Allah adalah tuhan yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, juga bagi seluruh manusia, dan menjadikan jalanjalan yang rata dan lebar di atasnya bagimu agar kamu mudah bepergian, dan dia pula yang menurunkan air hujan dari langit untuk menyuburkan tanah di sekitarmu. ' Allah beralih menggunakan kalimat langsung dari- nya, 'kemudian, kami tumbuhkan dengannya, yakni dengan air hujan itu, berjenis-jenis tumbuh-tumbuhan dengan beragam bentuk, rasa, dan kegunaan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah kumpulan penjabaran dari kalangan ahli ilmu terkait isi dan arti surat Thaha ayat 52 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita semua. Support dakwah kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.