Surat Maryam Ayat 78
أَطَّلَعَ ٱلْغَيْبَ أَمِ ٱتَّخَذَ عِندَ ٱلرَّحْمَٰنِ عَهْدًا
Arab-Latin: Aṭṭala'al-gaiba amittakhaża 'indar-raḥmāni 'ahdā
Artinya: Adakah ia melihat yang ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Berkaitan Dengan Surat Maryam Ayat 78
Paragraf di atas merupakan Surat Maryam Ayat 78 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa hikmah mendalam dari ayat ini. Tersedia beberapa penjelasan dari beragam mufassir terhadap makna surat Maryam ayat 78, misalnya sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Apakah dia memang telah mengetahui perkara ghaib, sehingga dia bisa tahu bahwa dirinya akan memiliki harta kekayaan dan anak-anak, atau kah dia telah memiliki janji di sisi Allah untuk mendapatkan itu?
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
78. Apakah ia benar-benar mengetahui perkara gaib sehingga menyatakan hal itu dengan bukti yang jelas?! Atau apakah ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhannya agar ia pasti akan dimasukkan ke dalam Surga dan dikaruniakan harta dan anak-anak?!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
78. أَطَّلَعَ الْغَيْبَ (Adakah ia melihat yang ghaib)
Sehingga dia mengetahui dia akan masuk surga?
أَمِ اتَّخَذَ عِندَ الرَّحْمٰنِ عَهْدًا(atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?)
Atau dia telah berkata “Laa ilaaha illa Allah” sehingga Aku akan merahmatinya? Atau dia telah beramal shaleh sehingga dia mengharapkan balasannya?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
78. Adakah ia melihat yang ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Apakah dia melihat} apakah dia mengetahui {yang gaib ataukah telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pengasih
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
78. Maka Allah berfirman untuk mencelanya dan menyatakan kedustaannya, “Adakah dia telah melihat yang ghaib,” maksudnya apakah ilmunya melingkupi hal-hal yang ghaib, sehingga dia dapat mengetahui peristiwa yang akan terjadi, dan bahwa termasuk dalam lingkup yang akan terjadi yaitu dia akan diberikan kekayaan dan anak pada Hari KIamat. “Atau dia telah membuat perjanjian di sisi Rabb Yang Maha Pemurah,” bahwasanya dia akan memperoleh sesuatu yang diucapkan itu. Pengertiannya, tidak ada sedikit pun yang nyata. Maka dapat diketahui bahwa dia telah mengada-adakan kebohongan, berbicara tentang sesuatu yang tidak dia ketahui. Klasifikasi dan pengulangan ini merupakan bentuk konsekuensi logis dan penegakkan hujjah yang benar-benar tegas. Sesungguhnya orang yang mengaku bahwa dia akan mendapatkan kebaikan di akhirat di sisi Allah, maka dia tidak lepas dari dua keadaan:
Pertama, perkataannya itu bersumber dari pengetahuan tentang hal-hal ghaib di masa yang akan datang. Dan perkara ini sudah diketahui, bahwa ini hanya milik Allah semata, tidak ada seorang pun yang mengetahui perkara ghaib di masa yang akan datang, kecuali peristiwa yang diperlihatkan oleh Allah kepada para RasulNya.
Kedua, sang pengucap adalah orang yang sudah membuat perjanjian dengan Allah, dengan beriman kepadaNya dan mengikuti para rasulNya, yang sudah dijanjikan oleh Allah bagi para pelakunya, dan Dia menetapkan bahwa mereka adalah para penduduk akhirat, yang selamat dan berunntung.
Jika kedua hal ini tidak ada (pada orang kafir itu), maka dapat diketahui kepalsuan pengakuan tersebut.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 77-80
Diriwayatkan dari Khabbab bin Al-Arat, dia berkata,”aku adalah seorang pandai besi, dan aku memberikan hutang sesuatu kepada Al-Ash bin Wa-il. Lalu aku mendatanginya untuk menagihnya, tetapi dia berkata,"Demi Tuhan, aku tidak akan membayarmu sampai kamu mengingkari Muhammad" Lalu aku berkata,"Tidak, demi Allah, aku tidak akan mengingkari Muhammad sampai kamu mati, kemudian kamu dibangkitkan" lalu dia berkata,"Maka sesungguhnya jika aku mati, lalu dibangkitkan dan kamu datang kepadaku, kemudian saat itu aku mempunyai harta dan anak, dan aku akan membayarmu" Lalu Allah menurunkan firmanNya: (Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan, "Pasti aku akan diberi harta dan anak” (77)) Sampai firmanNya: (dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri)
Dalam lafaz hadits Imam Bukhari,”Aku adalah seorang pandai besi di Makkah. Lalu aku membuat sebilah pedang untuk Al-Ash bin Wa’il. Lalu aku datang kepadanya untuk menagihnya, sampai akhir hadits. dan Allah SWT berfirman: (atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?) yaitu janji
Firman Allah: (Pasti aku akan diberi harta dan anak) Sebagian ulama membacanya dengan difathah huruf wawunya dari kata waladan, sedangkan lainnya membacanya dengan didhammah huruf wawunya. dan keduanya mempunyai makna yang sama, Ru'bah mengatakan:
“Segala puji bagi Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Esa, Dia tidak beranak”
(Adakah ia melihat yang gaib) bantahan terhadap orang yang mengatakan (Pasti aku akan diberi harta dan anak) yaitu di hari kiamat, yaitu Dia memberitahukan apa yang dia dapatkan di hari akhirat, sehingga dia berani bersumpah menyatakan hal tersebut dan menganggapnya sebagai suatu kepastian (atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?) apakah dia telah membuat suatu janji dengan Allah, bahwa Allah pasti akan memberinya hal itu? Telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya menurut hadits Imam Bukhari, bahwa maknannya adalah janji.
Firman Allah: (sekali-kali tidak) huruf yang menunjukkan penolakan terhadap kalimat sebelumnya dan mengukuhkan kalimat sesudahnya (Kami akan menulis apa yang ia katakan) yaitu orang yang meminta demikian dan memastikan bagi dirinya apa yang dia angan-angankan, sedangkan dia mengingkari Allah Yang Maha Agung (dan benar-benar Kami akan memperpanjang azab untuknya) yaitu di hari akhirat atas ucapannya itu dan keingkarannya terhadap Allah di dunia (dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu) yaitu, harta dan anak-anaknya akan Kami renggut, kebalikan dari apa yang dia katakan, bahwa dia akan mendapat harta dan anak di akhirat sebagai tambahan dari apa yang dia punya di dunia. Namun di akhirat apa yang dia miliki di dunia akan direnggut Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri) yaitu harta dan anak.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu) dia berkata yaitu Kami mewarisinya.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu) yaitu, harta dan anak-anaknya. Itu adalah Al-Ash bin Wa’il.
Abdurrazzaq meriwayatkan dari Ma'mar, dari Qatadah tentang firmanNya: (dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu) Ydia berkata apa yang ada di sisinya, yaitu dalam firmanNya: (Pasti aku akan diberi harta dan anak)
Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri) yaitu tanpa membawa harta dan anak.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata tentang firmanNya: (dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu) dia berkata apa yang dia kumpulkan di dunia dan semua yang dia amalkan. Dia berkata tentang firmanNya: (dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri) yaitu sendirian tanpa hal yang dia anggap itu, baik sedikit ataupun banyak.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Maryam ayat 78: Sehingga dia mengetahui, bahwa keadaannya nanti setelah mati akan bahagia atau mendapatkan harta dan anak.
Bahwa Dia akan memberikan apa yang diucapakannya itu. Ternyata, ia tidak mengetahui yang gaib, dan tidak membuat perjanjian dengan Allah karena kafir kepada-Nya dan tidak beriman, bahkan ia akan mendapatkan sebaliknya dan ucapannya dicatat untuk diberi balasan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Maryam Ayat 78
Keangkuhan mereka direspons dengan pertanyaan berikut. Adakah dia, yaitu orang kafir, melihat yang gaib sehingga dapat berkata demikian atau dia telah membuat perjanjian di sisi tuhan yang maha pengasih sehingga dia dapat memastikan kebenaran perkataannya'79-80. Sama sekali tidak! dia tidak mengetahui hal gaib, apalagi membuat perjanjian dengan Allah. Jika dia tidak menghentikan kebohongannya, kami akan menulis dan meminta pertanggungjawaban atas apa yang dia katakan dan kami akan memperpanjang azab untuknya secara sempurna sampai batas tertentu, dan kami akan mewarisi serta membinasakan apa yang dia katakan dan banggakan itu, berupa harta dan keturunan, dan dia akan datang kepada kami seorang diri setelah kematiannya tanpa ditemani harta atau anaknya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah sekumpulan penjelasan dari kalangan mufassir terkait kandungan dan arti surat Maryam ayat 78 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk kita bersama. Sokong kemajuan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.