Ayat Tentang Kesabaran
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Arab-Latin: wa lanabluwannakum bisyai`im minal-khaufi wal-jụ'i wa naqṣim minal-amwāli wal-anfusi waṡ-ṡamarāt, wa basysyiriṣ-ṣābirīn
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَٱثْبُتُوا۟ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Arab-Latin: yā ayyuhallażīna āmanū iżā laqītum fi`atan faṡbutụ ważkurullāha kaṡīral la'allakum tufliḥụn
Artinya: Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Tentang Kesabaran
Didapatkan beraneka penjabaran dari berbagai ahli tafsir terkait kandungan ayat tentang kesabaran, antara lain seperti tercantum:
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya serta melaksanakan syariatNya, bila kalian berhadapan dengan golongan dari pengikut kekafiran yang sungguh-sungguh telah bersiap memerangi kalian, maka bertahanlah kalian dan jangan mundur dari mereka. Dan ingatlah Allah banyak-banyak dengan memohon diturunkannya pertolongan pada kalian dan kemenangan atas musuh kalian, agar kalian beruntung. (Tafsir al-Muyassar)
Wahai orang-orang yang percaya kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya, apabila kalian berperang melawan sekumpulan orang-orang kafir, maka hadapilah mereka dengan gagah berani dan jangan takut. Banyak-banyaklah berzikir dan berdoa kepada Allah. Karena Dia lah yang sanggup menolong kalian untuk mengalahkan mereka agar kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan dan terhindar dari apa yang kalian takutkan. (Tafsir al-Mukhtashar)
45 Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan musuh, maka berteguh hatilah kamu untuk memerangi mereka dan jangan gentar dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung di dunia dan akhirat (Tafsir al-Wajiz)
إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً (apabila kamu memerangi pasukan (musuh)) Apabila kalian memerangi sekelompok kaum musyrikin. فَاثْبُتُوا۟( maka berteguh hatilah kamu) Yakni teguhlah menghadapi mereka dan janganlah kalian takut. Dan bisa jadi keteguhan dalam menghadapi mereka hanya bisa diperoleh dengan membentuk siasat dan bergabung dengan pasukan lain. وَاذْكُرُوا۟ اللهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ(dan sebutlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung) Yakni sebutkanlah pertolongan, keagungan, dan kuasa-Nya ketika hati kalian sangat ketakutan karena dengan menyebut-Nya akan menjadi faktor yang membuat kalian berteguh hati. Berzikirlah menyebut-Nya dengan lisan kalian dan berdoalah kepada-Nya di saat itu sebagaimana para pasukan Thalut berdoa: “Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir”. (Zubdatut Tafsir)
ثُمَّ كَانَ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْمَرْحَمَةِ
Arab-Latin: ṡumma kāna minallażīna āmanụ wa tawāṣau biṣ-ṣabri wa tawāṣau bil-mar-ḥamah
Artinya: Dan dia (juga) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
Kemudian disamping apa yang dilakukannya diatas,dia termasuk orang orang yang mengikhlaskan iman kepada Allah,sebagian dari mereka berwasiat kepada sebagian lainnya agar sabar menjalankan ketaatan kepada Allah dan menjauhi kemaksiatan kepadaNYA,serta mereka saling berwasiat agar berkasih sayang dengan sesama makhluk Allah. (Tafsir al-Muyassar)
Kemudian dia juga termasuk orang yang beriman kepada Allah, saling berwasiat satu sama lain untuk sabar melakukan ketaatan, sabar tidak melakukan maksiat dan sabar menghadapi musibah, serta saling berwasiat satu sama lain agar berkasih sayang di antara sesama hamba Allah. (Tafsir al-Mukhtashar)
Agar (dia) termasuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, dan saling mengingatkan dengan sabar dalam ketaatan, menghindari kemaksiatan dan mengasihi manusia atau saling saling mengasihi satu sama lain. Kata {Tsumma} berfungsi untuk menunjukkan tahapan sesuatu yang berurutan, yaitu setelah melaksanakan apa yang telah disebutkan (sebelumnya), seseorang akan menjadi orang mukmin, sehingga amal perbuatannya diterima (Tafsir al-Wajiz)
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ (Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman) Yakni kebaikan-kebaikan tersebut hanya bermanfaat bagi orang yang beriman yang mengerjakannya kerena mengharap keridhaan Allah. وَتَوَاصَوْا۟ بِالصَّبْرِ(dan saling berpesan untuk bersabar) Yakni bersabar dalam ketaatan kepada Allah dan dari kemaksiatan, serta bersabar atas musibah dan cobaan yang menimpanya. وَتَوَاصَوْا۟ بِالْمَرْحَمَةِ(dan saling berpesan untuk berkasih sayang) Yakni untuk mengasihi hamba-hamba Allah yang lain. (Zubdatut Tafsir)
وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ
Arab-Latin: wasta'īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā 'alal-khāsyi'īn
Artinya: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
Dan mintalah pertolongan atas segala urusan kalian melalui kesabaran dengan seluruh jenisnya dan juga shalat, sesungguhnya hal tersebut amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu. Yaitu orang yang takut kepada Allah dan mengharapkan apa-apa yang ada di sisi-Nya, serta meyakini bahwa mereka benar-benar akan berjumpa dengan Tuhan mereka setelah kematian, dan bahwasanya mereka akan kembali kepadanya pada hari kiamat untuk menghadapi perhitungan dan pembalasan amal perbuatan mereka. (Tafsir al-Muyassar)
Mintalah pertolongan dalam menghadapi segala situasi yang berkaitan dengan masalah agama dan dunia kalian dengan kesabaran dan salat yang dapat mendekatkan dan menghubungkan diri kalian dengan Allah. Maka Allah akan menolongmu dalam mengatasi setiap kesulitan yang menderamu. Sesungguhnya salat itu benar-benar sulit dan berat kecuali bagi orang-orang yang tunduk dan patuh kepada Rabb mereka. (Tafsir al-Mukhtashar)
Saling tolong-menolonglah kalian dengan bersabar dalam ketaatan dan menahan nafsu syahwat; dan melakukan shalat pada waktunya dengan khusyu’ karena dalam keduanya ada sesuatu yang dapat mengendalikan diri kalian, menahan ketidaknyamanan kalian, menghentikan kalian untuk berbuat buruk dan (mendorong) melakukan kebaikan. Shalat itu amat sangat berat kecuali bagi mereka yang menundukkan diri untuk mengagungkan Allah dan takut dengan siksaNya (Tafsir al-Wajiz)
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ (Jadikanlah sabar (sebagai penolongmu)) Yakni dengan menahan syahwat dan mengarahkannya kepada ketaatan. وَالصَّلَاةِ (dan shalat sebagai penolongmu) Yakni dengan menjalankan dengan penuh rasa cinta kepada Allah agar dapat membantumu dalam iman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ (Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat) Yakni sholat itu berat bagi orang yang tidak beriman kepada Allah dan menyombongkan diri dalam menjalankan ketaatan-Nya. إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِين (kecuali bagi orang-orang yang khusyu’) Yakni orang-orang yang merasa diri mereka kecil dihadapan kebesaran Allah dan merasa tentram dalam keadaan itu. (Zubdatut Tafsir)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ حَسْبُكَ ٱللَّهُ وَمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ
Arab-Latin: yā ayyuhan-nabiyyu ḥasbukallāhu wa manittaba'aka minal-mu`minīn
Artinya: Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.
Wahai nabi, sesungguhnya Allah akan mencukupimu dan mencukupi orang-orang mukmin yang bersamamu dari keburukan musuh-musuh mereka. (Tafsir al-Muyassar)
Wahai Nabi! Sesungguhnya Allah melindungimu dari kejahatan musuh-musuhmu dan juga melindungi orang-orang mukmin yang bersamamu. Maka percayalah kepada Allah dan bersandarlah kepada-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)
64 Hai Nabi, cukuplah Allah menjadi Pelindung atas kejahatan mereka, bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu. Al Kalbiy berkata: ayat ini turun di padang pasir sebelum peperangan di medan Badr (Tafsir al-Wajiz)
يٰٓأَيُّهَا النَّبِىُّ حَسْبُكَ اللهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu) Yakni Allah dan orang-orang beriman cukup bagimu. Dan juga maknanya bisa berarti bahwa Allah cukup bagi kamu dan bagi orang-orang beriman. (Zubdatut Tafsir)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Arab-Latin: yā ayyuhallażīna āmanusta'īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha ma'aṣ-ṣābirīn
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Wahai sekalian orang-orang yang beriman, Mintalah bantuan dari Allah dalam seluruh urusan kalian dengan bersabar dalam menghadapi berbagai bala dan musibah, dan bersabar dalam meninggalkan maksiat-maksiat dan dosa-dosa ,serta bersabar dalam menjalankan ketaatan dan ibadah-ibadah serta amalan yang mendekatkan kepada Allah, dan dengan shalat yang menyebabkan jiwa-jiwa menjadi tentram, serta dapat menahan diri dari perbuatan keji dan munkar. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar dengan pertolongan Nya, Taufik dan tuntunan Nya kepada jalan yang lurus. Dalam ayat ini terdapat dalil penetapan “Ma’iyyah” (kebersamaan) Allah yang khusus bagi kaum Mukminin, yang mendatangkan apa yang telah disebutkan. Adapun “ma’iyyah” (kebersamaan) yang bersifat umum yang bermakna mengetahui dan meliputi, maka itu berlaku umum pada semua makhluk. (Tafsir al-Muyassar)
Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan dengan kesabaran dan salat untuk melakukan ketaatan kepada-Ku dan tunduk pada perintah-Ku. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dia senantiasa membimbing dan menolong mereka. (Tafsir al-Mukhtashar)
Wahai orang-orang mukmin, saling tolong menolonglah dengan penuh kesabaran dalam menanggung beban yang disyariatkan seperti shalat, puasa dan jihad, serta dengan melakukan shalat yang bisa mempererat hubungan dengan Allah, menghilangkan kesedihan, dan kebingungan. Sesungguhnya Allah menemani dan menyelamatkan orang-orang yang bersabar (Tafsir al-Wajiz)
اسْتَعِينُوا۟ بِالصَّبْرِ وَالصَّلَوٰةِ ۚ (jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu) Yakni dalam menjalankan perintah-Nya dan cobaan yang Dia berikan kepada kalian. إِنَّ اللَّـهَ مَعَ الصّٰبِرِينَ (sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar) Yakni dengan memberikan apa yang mereka inginkan (Zubdatut Tafsir)
فَٱصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُو۟لُوا۟ ٱلْعَزْمِ مِنَ ٱلرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ ۚ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا سَاعَةً مِّن نَّهَارٍۭ ۚ بَلَٰغٌ ۚ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
Arab-Latin: faṣbir kamā ṣabara ulul-'azmi minar-rusuli wa lā tasta'jil lahum, ka`annahum yauma yarauna mā yụ'adụna lam yalbaṡū illā sā'atam min nahār, balāg, fa hal yuhlaku illal-qaumul-fāsiqụn
Artinya: Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.
Maka bersabarlah (wahai rasul) atas apa yang menimpamu berupa gangguan dari kaummu yang mendustakanmu sebagaimana para rasul ulul azmi sebelummu bersabar. Mereka (menurut pendapat yang masyhur) adalah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan kamu salah satu dari mereka. Jangan minta disegerakannya azab untuk kaummu, maka ketika azab itu terjadi dan mereka melihat azab itu, mereka akan merasa bahwa mereka tidak tinggal di dunia kecuali sesaat saja. Ini adalah pemberitahuan bagi mereka dan selain mereka. Tidak ada yang dibinasakan oleh azab Allah kecuali orang-orang yang keluar dari perintah Allah dan ketaatan kepadaNya. (Tafsir al-Muyassar)
Maka bersabarlah -wahai Rasul- atas pendustaan kaummu kepadamu sebagaimana kesabaran para Rasul yang mempunyai keteguhan hati. Mereka -selain Rasul kita -'alaihiṣ ṣalātu was salām- adalah Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa -'alaihissalām-. Dan janganlah engkau minta disegerakan siksa untuk mereka. Pada hari di mana para pendusta dari kaummu melihat siksa yang dijanjikan kepada mereka di Akhirat, seakan-akan mereka tidak tinggal di dunia melainkan hanya sesaat dari siang hari dikarenakan panjangnya masa siksaan mereka. Al-Qur`ān yang diturunkan kepada Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- ini merupakan pelajaran untuk seluruh manusia dan jin. Dan sesungguhnya tidaklah dibinasakan dengan siksa melainkan kaum yang keluar dari ketaatan kepada Allah dengan melakukan kekufuran dan maksiat. (Tafsir al-Mukhtashar)
Bersabarlah seperti keteguhan dan kesabaran para rasul sebelummu. Para rasul itu ada 5 orang, antara lain Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad SAW. Mereka adalah pengemban syariat yang agung. Mereka senantiasa bersabar untuk menyampaikan dan mengemban segala kesulitan dan kepayahan dalam berdakwah. Maka janganlah kamu meminta agar azab bagi mereka disegerakan wahai Muhammad. Azab bagi mereka pasti akan mereka terima. Pada hari dimana mereka akan menerima azab mereka merasa bahwa kehidupan mereka di dunia hanya sesaat saja, disebabkan hiruk pikuk dan kepayahan yang sangat dahsyat. Inilah pelajaran yang cukup dari Allah untuk menyanggah hujjah orang-orang kafir. Hal adalah kata tanya yang bisa bermakna negatif yaitu tidak akan binasa kecuali orang-orang kafir yang membangkang dari ketaatan kepada Allah (Tafsir al-Wajiz)
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُو۟لُوا۟ الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ (Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar) Ulul ‘Azmi adalah para rasul yang memiliki keteguhan yang kokoh. Dan para rasul yang termasuk dalam ulul ‘azmi ada lima, yaitu: Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad; mereka adalah rasul-rasul yang membawa syari’at-syari’at tersendiri, dan tidak termasuk dari mereka Nabi Yunus dan Adam. وَلَا تَسْتَعْجِل لَّهُمْ ۚ( dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka) Hai muhammad, janganlah kamu mengharap azab yang disegerakan bagi orang-orang kafir. كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ(Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka) Yakni azab yang dijanjikan kepada mereka. لَمْ يَلْبَثُوٓا۟ إِلَّا سَاعَةً مِّن نَّهَارٍۭ ۚ (seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari) Karena kengerian yang luar biasa dan musibah yang besar yang mereka saksikan saat itu. بَلٰغٌ ۚ( (Inilah) suatu pelajaran yang cukup) Yakni pelajaran yang kami sampaikan kepada mereka ini adalah hujjah yang tidak mungkin dibantah oleh orang-orang kafir. فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الْفٰسِقُونَ(maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik) Yakni tidak ada yang dibinasakan dengan azab Allah kecuali orang-orang yang enggan mentaati Allah dan yang senantiasa melakukan kemaksiatan kepada Allah. (Zubdatut Tafsir)
فَٱصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا
Arab-Latin: faṣbir ṣabran jamīlā
Artinya: Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.
Sabarlah (wahai Rasul) atas penghinaan mereka dan keinginan mereka agar azab disegerakan dengan kesabaran yang tidak mengandung kesedihan dan keluh kesah kecuali kepada Allah. (Tafsir al-Muyassar)
Maka bersabarlah -wahai Rasul- dengan kesabaran yang tidak mengandung kegundahan dan keluhan. (Tafsir al-Mukhtashar)
Maka bersabarlah wahai Nabi atas pendustaan mereka kepadamu dengan kesabaran yang tidak tercampur dengan kejenuhan dan kebosanan terhadap makhluk (Allah). (Tafsir al-Wajiz)
فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا (Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik) Tanpa mengeluh kepada Allah. (Zubdatut Tafsir)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ حَرِّضِ ٱلْمُؤْمِنِينَ عَلَى ٱلْقِتَالِ ۚ إِن يَكُن مِّنكُمْ عِشْرُونَ صَٰبِرُونَ يَغْلِبُوا۟ مِا۟ئَتَيْنِ ۚ وَإِن يَكُن مِّنكُم مِّا۟ئَةٌ يَغْلِبُوٓا۟ أَلْفًا مِّنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَفْقَهُونَ
Arab-Latin: yā ayyuhan-nabiyyu ḥarriḍil-mu`minīna 'alal-qitāl, iy yakum mingkum 'isyrụna ṣābirụna yaglibụ mi`ataīn, wa iy yakum mingkum mi`atuy yaglibū alfam minallażīna kafarụ bi`annahum qaumul lā yafqahụn
Artinya: Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.
Wahai nabi, doronglah orang-orang yang beriman kepadamu untuk berperang. Jika dari kalian ada duapuluh orang yang teguh bersabar ketika menghadpi musuh, niscaya mereka akan mengalahkan dua ratus orang dari mereka (musuh). lalu bila dari kalian ada seratus mujahid yang teguh bersabar, niscaya mereka akan mengalahkan seribu orang dari orang-orang kafir. Hal itu karena mereka itu (kaum kafir) adalah orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan dan tidak memiliki pemahaman sedikitpun tentang kenikmatan yang disediakan Allah bagi orang-orang yang berjihad di jalanNya. sedang mereka berperang demi meraih martabat tinggi di dunia dan melakukan kerusakan di dalamnya. (Tafsir al-Muyassar)
Wahai Nabi! Doronglah orang-orang mukmin untuk maju ke medan perang. Kobarkanlah semangat juang mereka dengan hal-hal yang dapat menguatkan tekad mereka dan menggugah semangat mereka. Jika di antara kalian -wahai orang-orang mukmin- ada dua puluh orang yang sabar dalam bertempur melawan dua ratus orang-orang kafir niscaya mereka akan mampu mengalahkan orang-orang kafir itu. Dan jika di antara kalian -wahai orang-orang mukmin- ada seratus orang yang sabar niscaya mereka akan mampu mengalahkan seribu orang kafir. Hal itu disebabkan karena orang-orang kafir itu adalah orang-orang yang tidak memahami sunatullah dalam menolong kekasih-kekasih-Nya dan menghancurkan musuh-musuh-Nya. Dan mereka juga tidak mengerti apa tujuan dari perang yang mereka lakukan. Karena mereka berperang hanya untuk menggapai kejayaan di dunia saja. (Tafsir al-Mukhtashar)
65 Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk memerangi orang musyrik dan musuh sekutunya . Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu wahai orang mukmin, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti hikmah dari peperangan, dan mereka berperang tanpa menggunakan mata hati (Tafsir al-Wajiz)
يٰٓأَيُّهَا النَّبِىُّ حَرِّضِ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى الْقِتَالِ ۚ (Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang) Allah mendorong dan memotifasi mereka, kemudian memberi mereka kabar gembira sebagai peneguh hati dan menenang fikiran mereka dengan firman-Nya: إِن يَكُن مِّنكُمْ عِشْرُونَ صٰبِرُونَ يَغْلِبُوا۟ مِا۟ئَتَيْنِ إِن يَكُن مِّنكُمْ عِشْرُونَ صٰبِرُونَ يَغْلِبُوا۟ مِا۟ئَتَيْنِ ۚ( Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh) Kabar gembira ini berisi jumlah tertentu, namun berlaku dengan jumlah berapapun. وَإِن يَكُن مِّنكُم مِّا۟ئَةٌ يَغْلِبُوٓا۟ أَلْفًا(Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu) Dan jika kaum muslimin dikalahkan dengan jumlah yang lebih sedikit dari jumlah ini maka itu dikarenakan lemahnya iman, kesabaran, persiapan, perselisihan yang terjadi diantara mereka, atau sebab-sebab lain yang telah disebutkan sebagiannya dalam surat ini. Pendapat lain mengatakan bahwa kabar gembira dalam ayat ini bermakna perintah, mereka diperintah oleh Allah agar mereka tetap teguh dalam perang ketika menghadapi musuh mereka yang sepuluh kali lipat lebih banyak. (Zubdatut Tafsir)
وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ
Arab-Latin: wa laman ṣabara wa gafara inna żālika lamin 'azmil-umụr
Artinya: Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.
Barangsiapa bersabar dalam menghadapi gangguan, membalas keburukan dengan maaf, perdamaian dan lapang dada, sesungguhnya hal itu termasuk perkara yang berat yang berhak diberi ucapan terima kasih dan perbuatan terpuji yang diperintahkan Allah dan Dia menyiapkan pahala besar dan pujian yang baik terhadapnya. (Tafsir al-Muyassar)
Adapun orang yang bersabar atas gangguan orang lain terhadapnya dan dia memaafkannya, maka kesabarannya itu termasuk perbuatan yang mendatangkan kebaikan bagi dirinya dan masyarakat; itu adalah perbuatan yang terpuji, dan tidaklah seseorang mendapat sifat itu kecuali orang yang sangat beruntung. (Tafsir al-Mukhtashar)
Orang yang sabar atas penderitaan dan mengampuni dosa orang yang menyakiti serta memaafkan orang yang menzaliminya, maka kesabaran dan ampunan itu adalah perkara yang wajib dilakukan, maknanya adalah kewajiban secara hukum yang harus diputuskan dan dipegang teguh (Tafsir al-Wajiz)
وَلَمَن صَبَرَ (Tetapi orang yang bersabar) Atas kezaliman. وَغَفَرَ(dan memaafkan) Memaafkan orang yang menzaliminya padahal dia mampu membela diri dan menuntut haknya. إِنَّ ذٰلِكَ(sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu) Yakni kesabaran dan pemberian maaf itu. لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ(termasuk hal-hal yang diutamakan) Yakni merupakan keteguhan hati dan kekuatan sehingga dia tidak terdorong untuk melampiaskan hawa nafsu untuk membalas. (Zubdatut Tafsir)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah kumpulan penafsiran dari banyak pakar tafsir terkait isi dan arti ayat tentang kesabaran (arab, latin, artinya), semoga bermanfaat untuk kita. Dukung usaha kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.