Ayat Tentang Rezeki

لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَبْتَغُوا۟ فَضْلًا مِّن رَّبِّكُمْ ۚ فَإِذَآ أَفَضْتُم مِّنْ عَرَفَٰتٍ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ عِندَ ٱلْمَشْعَرِ ٱلْحَرَامِ ۖ وَٱذْكُرُوهُ كَمَا هَدَىٰكُمْ وَإِن كُنتُم مِّن قَبْلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ

Arab-Latin: laisa 'alaikum junāḥun an tabtagụ faḍlam mir rabbikum, fa iżā afaḍtum min 'arafātin fażkurullāha 'indal-masy'aril-ḥarāmi ważkurụhu kamā hadākum, wa ing kuntum ming qablihī laminaḍ-ḍāllīn

Artinya: Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

Arab-Latin: wa`mur ahlaka biṣ-ṣalāti waṣṭabir 'alaihā, lā nas`aluka rizqā, naḥnu narzuquk, wal-'āqibatu lit-taqwā

Artinya: Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Tentang Ayat Tentang Rezeki

Ditemukan beberapa penjabaran dari berbagai mufassir terkait makna ayat tentang rezeki, antara lain sebagaimana tertera:

Dan perintahkanlah (wahai Nabi) keluargamu untuk shalat dan bersabarlah kamu dalam menjalankannya. Kami tidak meminta harta kepadamu. Kami-lah Yang memberimu rizki dan memberimu karunia, dan kesudahan yang baik di dunia dan akhirat adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (Tafsir al-Muyassar)

Dan perintahkanlah keluargamu -wahai Rasul- untuk mendirikan salat, dan bersabarlah engkau dalam menjalankannya, sungguh Kami tidak meminta rezeki kepadamu atau kepada selainmu, sebab Kami lah yang memberimu rezeki. Adapun akibat yang baik di dunia ini dan di Akhirat kelak hanyalah diperuntukkan bagi orang-orang bertakwa yang takut kepada Allah, sehingga mereka pun mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)

Dan perintahkanlah ahlu baitmu untuk menunaikan shalat. Bersabarlah dan tetaplah mengerjakan shalat. Kami tidak membebanimu untuk memberi rejeki dirimu dan keluargamu, namun Kamilah yang memberimu rejeki. Dan hasil yang baik itu ada di akhirat, yaitu surga bagi orang-orang yang bertakwa (Tafsir al-Wajiz)

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَوٰةِ (Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat) Yang dimaksud adalah keluarganya, dan pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah seluruh umatnya. وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ( dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya) Yakni bersabarlah dalam menjalankan shalat. لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا (Kami tidak meminta rezeki kepadamu) Yakni Kami tidak memintamu untuk memberi dirimu dan keluargamu rezeki. نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ (Kamilah yang memberi rezeki kepadamu) Yakni Kami-lah yang memberi mereka rezeki. وَالْعٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ( Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa) Yakni kesudahan yang terpuji berupa surga adalah bagi orang yang bertakwa. (Zubdatut Tafsir)

أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَّعْلُومٌ

Arab-Latin: ulā`ika lahum rizqum ma'lụm

Artinya: Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu,

40-43 Kecuali hamba-hamba Allah swt yang mengikhlasakn ibadah kepadaNya, maka Allah memberikan rahmat khusus dan murni kepada mereka. mereka adalah orang-orang yang selamat dari azab yang pedih. Orang-orang yang ikhlas itu mendapatkan rizki yang sudah diketahui yang mengalir selamanya di surga, rizki tersebut adalah buah-buahan yang bermcam-macam, mereka dimuliakan dari Allah di surga yang penuh dengan kenikmatan yang langgeng. (Tafsir al-Muyassar)

Hamba-hamba Allah yang ikhlas itu, bagi mereka rezeki dari Allah untuk mereka, rezeki yang diketahui baik, nikmat dan langgeng. (Tafsir al-Mukhtashar)

Bagi mereka itu di surga ada rejeki khusus berupa keabadian, keteraturan dan kenyamanan yang benar-benar bermanfaat. (Tafsir al-Wajiz)

أُو۟لٰٓئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَّعْلُومٌ (Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu) Bagi mereka rezeki yang diberikan Allah yang kebaikan dan kenikmatan serta kekekalannya dalam surga sudah menjadi hal yang jelas; yakni mereka akan diberi kenikmatan itu pada pagi dan sore hari. (Zubdatut Tafsir)

ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ فِرَٰشًا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءً وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Arab-Latin: allażī ja'ala lakumul-arḍa firāsyaw was-samā`a binā`aw wa anzala minas-samā`i mā`an fa akhraja bihī minaṡ-ṡamarāti rizqal lakum, fa lā taj'alụ lillāhi andādaw wa antum ta'lamụn

Artinya: Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

Robb kalian itulah yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian Supaya kehidupan kalian berjalan dengan mudah di atas permukaan nya, dan  langit sebagai atap yang kuat dan menurunkan hujan dari awan yang dengan itu dia mengeluarkan untuk kalian beragam buah dan berbagai macam tumbuhan sebagai Rizki bagi kalian. Maka janganlah kalian mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah dalam beribadah sedangkan kalian mengetahui keesaannya dalam menciptakan dan memberi rezeki serta hak tunggalnya untuk diibadahi. (Tafsir al-Muyassar)

Dia lah yang telah menjadikan bumi terhampar sebagai tempat berpijak bagimu dan menciptakan langit di atasnya dengan yang kokoh. Dan Dia lah yang memberi kenikmatan dengan menurunkan air hujan, sehingga bisa menumbuhkan beragam buah-buahan di muka bumi sebagai rezeki bagi kalian. Maka janganlah kalian menyekutukan dan menyamakan Allah dengan apapun, sedangkan kalian tahu bahwasanya tidak ada sang pencipta selain Allah -'Azza wa Jalla-. (Tafsir al-Mukhtashar)

Allah adalah Dzat yang menciptakan bagimu bumi yang membentang agar kamu dapat tetap berdiri di atasnya dan hidup di dalamnya; dan menciptakan langit sebagai bangunan dan tatanan yang sempurna layaknya kubah dan atap, sehingga tidak jatuh (menimpa) bumi, melainkan menurunkan air dari awan yang dapat menumbuhkan buah-buahan dan berbagai jenis tumbuhan agar kamu dapat menikmati dan memakannya. Maka janganlah kalian menyekutukan Allah dengan menyembah selainNya layaknya menyembahNya, sedangkan kalian mengetahui bahwa sekutu itu tidak bisa menciptakan kalian dan tidak memberi kalian rejeki. Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha Pencipta dan Maha Pemberi Rejeki (Tafsir al-Wajiz)

فِرَاشًا (hamparan) yakni sebagai pijakan agar kalian dapat menetap diatasnya وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖ (dan langit sebagai atap) Yakni seperti kubah atau atap rumah yang kalian huni. فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ (lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu) Yakni dengan hujan itu Dia mengeluarkan berbagai jenis buah-buahan dan tanaman agar dapat kalian nikmati sampai batas waktu tertentu. فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا( karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah) Yakni jangan kalian menjadikan sekutu-sekutu yang kalian sembah sebagaimana kalian beribadah kepada-Ku. وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ(padahal kamu mengetahui) yakni mengetahui bahwa sekutu-sekutu itu tidak menciptakan kalian, tidak menjadikan bumi itu hamparan, tidak menjadikan langit sebagai atap, tidak menumbuhkan tanaman. (Zubdatut Tafsir)

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Arab-Latin: yā ayyuhallażīna āmanụ kulụ min ṭayyibāti mā razaqnākum wasykurụ lillāhi ing kuntum iyyāhu ta'budụn

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.

Wahai orang-orang yang beriman Makanlah dari makanan-makanan yang lezat lagi halal yang telah kami rizkikan kepada kalian, dan janganlah kalian berbuat seperti orang-orang kafir yang mengharamkan makanan yang baik-baik dan menghalalkan makanan makanan yang menjijikan. Dan  bersyukurlah kepada Allah atas nikmat-nikmatnya yang agung yang diberikan kepada kalian dengan hati, lisan dan anggota tubuh kalian, jika kalian memang orang-orang yang betul-betul tunduk kepada perintah Nya, mendengar lagi taat kepada Nya, beribadah kepada Nya saja tanpa menyekutukan sesuatu apapun dengan Nya. (Tafsir al-Muyassar)

Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya, makanlah dari rezeki yang Allah berikan kepada kalian dan Dia perbolehkan untuk kalian. Dan bersyukurlah kepada Allah secara lahir dan batin atas semua karunia yang Dia berikan kepada kalian. Salah satu bentuk syukur kepada-Nya ialah melakukan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi maksiat terhadap-Nya. Ini jika kalian benar-benar mengabdi kepada-Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu. (Tafsir al-Mukhtashar)

Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari sesuatu yang halal dan kebaikan yang melimpah. Dan janganlah kalian mengharamkan sedikitpun sesuatu yang tidak diharamkan oleh Allah, dan bersyukurlah kepada Allah atas nikmat dan kebaikan yang dilimpahkan olehNya atas kalian, jika kalian benar-benar menyembah hanya kepadaNya, dan beribadah khusus kepadaNya. Maka makanlah sesuatu yang baik, dan janganlah mengharamkan sesuatu yang tidak haram. (Tafsir al-Wajiz)

كُلُوا۟ مِن طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ(makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu) Thoyyib yakni makanan yang halal dan nikmat, maka makanlah itu dan jangan kalian haramkan sesuatu yang tidak diharamkan Allah, dan jangan pula melarang untuk memakan makanan yang oleh ahli jahiliyyah dan yang lainnya mereka haramkan atas kehendak mereka sendiri. إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah) Yakni jika kalian mengkhususkan ibadah hanya untuknya maka makanlah dari hal-hal yang baik, dan jangan kalian hiraukan apa yang diharamkan oleh selain Allah. (Zubdatut Tafsir)

قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ لَهُۥ ۚ وَمَآ أَنفَقْتُم مِّن شَىْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُۥ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ

Arab-Latin: qul inna rabbī yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u min 'ibādihī wa yaqdiru lah, wa mā anfaqtum min syai`in fa huwa yukhlifuh, wa huwa khairur-rāziqīn

Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.

Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang yang menyombongkan diri dengan harta dan anak-anak mereka, “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rizki kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki karena sebuah hikmah yang Dia ketahui.” Apa pun yang kalian berikan bila hal itu diperintahkan Allah, Dia akan menggantinya dengan balasan di dunia dan dengan pahala di akhirat. Allah adalah sebaik-baik pemberi rizki, maka mintalah rizki kepadaNya dan berusahalah dengan sebab-sebab yang Dia perintahkan kepada kalian. (Tafsir al-Muyassar)

Katakanlah -wahai Rasul-, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya atas siapa yang Dia kehendaki dari mereka. Apa pun yang kalian infakkan di jalan Allah, maka Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- akan menggantinya untuk kalian di dunia dengan memberikan sesuatu yang lebih baik darinya kepada kalian, dan di Akhirat Allah memberi kalian pahala yang besar. Dan Allah -Subḥānahu- adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Siapa mencari rezeki maka hendaknya memintanya kepada Allah. (Tafsir al-Mukhtashar)

Wahai nabi, katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan dan menyempitkan rejeki bagi hambaNya yang dikehendaki. Dan sebagian harta yang kalian nafkahkan untuk mencari ridha Allah dan menaatiNya itu akan diganti dengan suatu pengganti di dunia dan pahala yang melimpah di akhirat. Allah adalah sebaik-baik pemberi rejeki. Maknanya Dia adalah Maha Pemberi Rejeki yang sesungguhnya. Hamba-hambanya hanya sebagai perantara”. Perbedaan ayat ini dan ayat sebelumnya (36) yaitu bahwa ayat ini untuk menjelaskan bahwa rejeki itu hanya dari Allah. Sedangkan ayat sebelumnya menanggapi orang yang berasumsi bahwa rejeki adalah tanda dari keridhaan Allah. Sesungguhnya kelapangan dan kesempitan di ayat ini adalah bagi satu orang dalam dua waktu dan kondisi berbeda. Sedangkan di ayat sebelumnya bagi sejumlah orang (Tafsir al-Wajiz)

وَمَآ أَنفَقْتُم مِّن شَىْءٍ (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan) Yakni mereka infakkan untuk berbuat kebaikan yang telah Allah perintahkan dalam kitab-Nya dan yang telah Rasulullah terangkan. فَهُوَ يُخْلِفُهُۥ ۖ( maka Allah akan menggantinya) Yakni Allah akan menggantinya bagi kalian, entah itu di dunia maupun di akhirat. وَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِينَ(dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya) Dan para hamba yang saling memberi rezeki adalah dengan kemudahan dan ketetapan dari Allah, dan mereka sebenarnya bukanlah yang memberi rezeki. (Zubdatut Tafsir)

لَهُۥ مَقَالِيدُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّهُۥ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Arab-Latin: lahụ maqālīdus-samāwāti wal-arḍ, yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u wa yaqdir, innahụ bikulli syai`in 'alīm

Artinya: Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan(nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Bagi-Nya kerajaan langit dan bumi dan di tangan-Nya kunci-kunci rahmat dan rizki, Dia melapangkan rizki-Nya bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya, dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia maha mengetahui segala sesuatu tidak satupun dari perkara makhluk-Nya yang samar bagi-Nya. (Tafsir al-Muyassar)

Hanya Dia lah yang mempunyai kunci-kunci perbendaharaaan langit dan bumi. Dia melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki-Nya dari kalangan hamba-Nya sebagai bentuk ujian bagi mereka; adakah dia akan bersyukur ataukah akan kufur? Dan Dia menyempitkan rezeki bagi yang dikehendaki-Nya sebagai bentuk cobaan bagi mereka; adakah dia akan bersabar ataukah akan murka dengan takdir Allah atasnya? Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu, tidak ada sedikitpun dari maslahat para hamba-Nya yang tersembunyi dari-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)

Hanya MilikNya kunci-kunci gudang langit dan bumi. Dia meluaskan dan menyempitkan rejeki makhlukNya yang dikehendaki. Sesungguhnya Allah SWT adalah Dzat yang sempurna pengetahuannya atas segala sesuatu. Tidak ada rahasia yang luput dariNya dan tidak ada kemaslahatan makhluk yang tidak diketahuiNya (Tafsir al-Wajiz)

لَهُۥ مَقَالِيدُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ ۖ (Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi) Yakni memiliki perbendaharaannya atau kunci-kunci pengaturannya. يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ( Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan(nya)) Yakni Allah meluaskan rezeki bagi makhluk yang Dia kehendaki dan menyempitkan bagi makhluk yang Dia kehendaki. (Zubdatut Tafsir)

وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ

Arab-Latin: wa iż qāla ibrāhīmu rabbij'al hāżā baladan āminaw warzuq ahlahụ minaṡ-ṡamarāti man āmana min-hum billāhi wal-yaumil-ākhir, qāla wa mang kafara fa umatti'uhụ qalīlan ṡumma aḍṭarruhū ilā 'ażābin-nār, wa bi`sal-maṣīr

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".

Dan Ingatlah -wahai nabi- ketika Ibrahim berkata sambil berdoa, “Wahai Tuhanku jadikanlah Makkah sebagai negeri yang aman dari ancaman rasa takut, dan berilah penduduknya rizki dari berbagai macam buah-buahan, dan khususkanlah dengan rizki ini bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Allah berfirman: “barangsiapa yang kafir dari mereka akan aku beri rezeki di dunia dan akan aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku akan dorong dengan paksa ke dalam siksa neraka.” Dan seburuk-buruknya tempat kembali dan tempat tinggal adalah  tempat tersebut. (Tafsir al-Muyassar)

Dan ingatlah -wahai Nabi- ketika Ibrahim berdoa kepada Rabbnya, “Ya Rabbku, jadikanlah Makkah ini negeri yang aman, tidak ada seorangpun yang diperlakukan buruk di sana. Dan anugerahilah penduduknya aneka macam buah-buahan. Dan jadikanlah itu sebagai rezeki hanya bagi orang-orang yang beriman kepada-Mu dan hari Akhir.” Allah berfirman, “Barangsiapa yang kafir di antara mereka, maka Aku akan memberinya sedikit kenikmatan di dunia, kemudian di akhirat kelak Aku akan memasukkannya ke dalam azab neraka. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali di hari kiamat.” (Tafsir al-Mukhtashar)

Ingatlah, ketika Ibrahim berdoa: “Ya Allah, jadikanlah negeri Makkah ini sebagai negeri yang aman bagi para penduduknya. Anugerahkanlah kepada penduduk yang beriman kepada-Mu dan hari akhir berbagai buah-buahan yang dapat diambil dari setiap tempat. Allah menjawab: “Aku akan memberi rizki juga kepada mereka yang kafir. Agar mereka merasakan kesenangan sementara di dunia dari sedikit rizki itu. Kemudian akan Aku tunaikan kepada mereka azab neraka, tak akan ada yang bisa selamat dari azab-Ku. Sungguh neraka Jahanam adalah tempat paling buruk yang diperuntukkan bagi mereka. (Tafsir al-Wajiz)

هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا (negeri ini, negeri yang aman sentosa) Yakni negeri Makkah وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ (dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah) Dan bukan kepada orang yang kafir. Sehingga Allah menjawabnya dengan: (ومن كفر) وَمَنْ كَفَرَ (Dan kepada orang yang kafir) Yakni Aku akan memberi rezeki untuk orang-orang mukmin di negeri itu untuk memenuhi janji-Ku dan Aku juga akan memberi rezeki untuk orang kafir. Karena rezeki bukanlah seperti kepemimpinan, kepemimpinan hanya untuk orang mukmin sedangkan rezeki untuk orang mukmin dan kafir. فَأُمَتِّعُهُ(Aku beri kesenangan) Yakni adapun orang kafir akan Aku beri kesenangan dengan sedikit rezeki di dunia. ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَىٰ عَذَابِ النَّارِ ۖ ( kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka) Yakni di akhirat Aku paksa mereka untuk merasakan siksa neraka sampai mereka merasa terpojok dan tidak mendapat tempat membebaskan diri. (Zubdatut Tafsir)

قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَمَن يُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَىِّ وَمَن يُدَبِّرُ ٱلْأَمْرَ ۚ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُ ۚ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ

Arab-Latin: qul may yarzuqukum minas-samā`i wal-arḍi am may yamlikus-sam'a wal-abṣāra wa may yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa yukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa may yudabbirul-amr, fa sayaqụlụnallāh, fa qul a fa lā tattaqụn

Artinya: Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"

Katakanlah olehmu (wahai Rasul), kepada kaum musyrikin, “Siapakah yang memberi rizki kepada kalian dari langit melalui hujan yang di turunkanNya dan dari tanah melalui tanaman yang ditumbuhkanNya padanya berupa berbagai macam tanaman dan pepohonan yang kalian makan dan binatang ternak kalian? Dan siapakah yang memiliki apa yang kalian dan orang-orang selain kalian nikmati, berupa indra pendengaran dan penglihatan? Dan siapakah yang mengurus kehidupan dan kematian di alAm semesta ini seluruhnya, maka Dia mengeluarkan yang hidup dan yang mati sebagiannya dari sebagian yang lain tentang apa yang kalian ketahui dari mahkluk–mahkluk dan tentang apa yang tidak kalian kenal? Dan siapakah yang mengurus urusan di langit dan di bumi dan apa-apa yang terjadi di dalamnya, dan urusan kalian serta urusan seluruh mahkluk? Mereka akan menjawab pertanyaanmu bahwa sesungguhnya yang berkuasa melakukan itu semua adalah Allah. Maka katakanlah kepada mereka, “ apakah kalian tidak takut terhadap siksaan Allah, bila kalian menyembah objek sesembahan yang lain bersama Allah?. (Tafsir al-Muyassar)

Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik itu, "Siapakah yang memberi kalian rezeki dari langit dengan cara menurunkan air hujan kepada kalian? Siapakah yang memberi kalian rezeki dari dalam bumi dengan cara menumbuhkan tumbuh-tumbuhan di permukaannya dan menyediakan aneka tambang di dalam perutnya? Siapakah yang mengeluarkan makhluk hidup dari makhluk mati, seperti manusia dari sperma dan burung dari telur? Siapakah yang mengeluarkan makhluk mati dari makhluk hidup, seperti sperma dari hewan dan telur dari burung? Dan siapakah yang mengatur urusan langit dan bumi beserta makhluk-makhluk yang ada di dalamnya?" Mereka pasti akan menjawab, "Yang melakukan itu semua ialah Allah." Maka katakanlah kepada mereka, "Tidakkah kalian menyadari hal itu dan merasa takut kepada Allah dengan cara menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya?" (Tafsir al-Mukhtashar)

31 Wahai Nabi, katakanlah kepada orang musyrik: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah “Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?” Mengapa tidak menggunakan pendengaran dan penglihatan untuk mentadaburi segala kekuasaan-Nya sehingga kalian dapat beriman?” Lalu mereka akan berkata kepadamu: “Allahlah yang menjalankan perkara ini” Maka katakanlah kepada mereka wahai rasul: “Apakah kalian tidak bertakwa dan takut kepada Allah Dzat yang menjalankan semua perkara ini, berimanlah hanya kepadaNya” Hal itu diperhatikann dengan pendengaran dan berbagai pandangan, karena pendengaran merupakan alat untuk mendapatkan pengetahuan dari segala arah, berbeda dengan penglihatan yang tidak dapat mendapat informasi kecuali melalui cara melihat (Tafsir al-Wajiz)

قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَآءِ (Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit) Yakni berupa hujan. وَالْأَرْضِ(dan bumi) Berupa tanaman dan barang-barang tambang. Oleh sebab itu mereka harus mengakui bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi. أَمَّن يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصٰرَ(atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan) Yakni siapakah yang mampu menciptakan dan menyempurnakannya dengan sifat yang menakjubkan ini sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari keduanya. وَمَن يُخْرِجُ الْحَىَّ مِنَ الْمَيِّتِ(dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati) Yakni mengeluarkan manusia dari air mani, dan burung dari telur, serta tanaman dari biji-bijian. وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَىِّ (dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup) Yakni mengeluarkan air mani dari manusia. وَمَن يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۚ (dan siapakah yang mengatur segala urusan?) Yakni yang mengatur dan menetapkan. فَسَيَقُولُونَ اللهُ ۚ( Maka mereka akan menjawab: “Allah”) Mereka akan menjawab bahwa yang melakukan hal-hal ini adalah Allah apabila mereka berlaku objektif dan melakukan pemikiran dengan cara yang benar. فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ (Maka katakanlah “Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?”) Yakni kalian mengetahui hal itu, maka tidakkah kalian bertakwa kepada Allah yang telah melakukan hal-hal tersebut, sehingga kalian mengesakan-Nya dalam ibadah. (Zubdatut Tafsir)

مَّن ذَا ٱلَّذِى يُقْرِضُ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَٱللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۜطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Arab-Latin: man żallażī yuqriḍullāha qarḍan ḥasanan fa yuḍā'ifahụ lahū aḍ'āfang kaṡīrah, wallāhu yaqbiḍu wa yabṣuṭu wa ilaihi turja'ụn

Artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Siapa gerangan yang mau membelanjakan infak yang baik di jalan Allah dan mengharapkan pahala, maka Dia melipatgandakan nya  dengan penggandaan yang banyak yang tidak terhitung yang berupa pahala dan balasan yang baik? Dan Allah menyempitkan dan meluaskan rezeki, maka keluarkanlah infaq dan jangan tanggung-tanggung, karena sesungguhnya Dia Maha Pemberi Rizki, Dia menyempitkan bagi hamba-hamba Nya yang dikehendaki Nya dalam hal rezeki dan melapangkan bagi orang lain. Bagi Nya hikmah yang tinggi dalam hal itu, dan kepada Nya saja kalian akan dikembalikan setelah kematian, lalu Dia memberikan balasan kepada kalian atas amal perbuatan kalian. (Tafsir al-Muyassar)

Siapakah yang mau berbuat seperti orang yang meminjamkan hartanya, lalu dia infakkan hartanya di jalan Allah dengan niat yang baik dan hati yang tulus, supaya harta itu kembali kepadanya dengan berlipat ganda. Sedangkan Allah dapat menyempitkan rezeki, kesehatan dan lain-lain dan dapat melapangkan itu semua dengan kebijaksaan dan keadilan-Nya. Dan hanya kepada Allah lah kamu akan dikembalikan di akhirat, kemudian Dia akan memberi kalian balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian. (Tafsir al-Mukhtashar)

Jihad itu harus mengeluarkan infak, maka orang yang memberikan infak yang baik dari harta yang halal, maka Allah akan mengembangkan hartanya di dunia, dan akan memberinya pahala yang sangat banyak di akhirat. Dan Allah itu mempersempit dan meluaskan rejeki orang yang dikehendakiNya. Dan hanya kepadaNyalah kalian akan di kembalikan pada hari kiamat, dan akan membalas kalian atas amal perbuatan yang telah kalian lakukan. Ibnu Umar berkata; “Ketika ayat {Matsalulladziina yunfiquuna } turun, Rasulullah SAW berdoa: “Wahai tuhan tambahkanlah sesuatu untuk umatku” Lalu turunlah ayat {Man Dzalladzi Yuqridhu …}” (Tafsir al-Wajiz)

مَّن ذَا الَّذِى يُقْرِضُ اللَّـهَ (Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah) Ketika Allah memerintahkan untuk berperang dan berjihad Allah juga memerintahkan untuk berinfak dijalannya. Istilah memberi pinjaman kepada Allah adalah sebagai perumpamaan, yang mana pelakunya telah mendahulukan amal shaleh yang menjadikannya berhak mendapatkan pahala. حَسَنًا (yang baik) Yakni dengan jiwa yang bersih tanpa mengungkit-ungkit pemberian dan tanpa menyakiti perasaan si penerima. فَيُضٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ (maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya) Yakni menjadikan banyak dan menumbuhkannya sampai menjadi seperti yang asli. أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّـهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۜطُ (dengan lipat ganda yang banyak) (القبض) yakni mengurangi rezeki, sedangkan (البسط) yakni meluaskan. Dalam hal ini terdapat ancaman bahwa yang berbuat bakhil untuk meluaskan hartanya maka ia bisa jadi diganti Allah dengan pengurangan. وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan) Sehingga Allah dapat membalas apa yang telah kalian perbuat, dan apabila kalian bakhil maka Allah akan menyiksa kalian. Dari Ibnu Zaid ia berkata: kamu memperluas rezekimu akan tetapi kamu berat untuk keluar pergi berjihad yang tidak kau inginkan. Sedangkan Dia menyempitkan rezeki si fulan akan tetapi ia dengan senang hati pergi berjihad dan merasa ringan melakukan itu. Maka bantulah dia agar menjadi kuat dengan apa yang ada dalam genggamanmu (hartamu) agar kamu mendapat bagian (diakhirat). (Zubdatut Tafsir)

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah bermacam penjabaran dari banyak ulama berkaitan kandungan dan arti ayat tentang rezeki (arab, latin, artinya), semoga membawa manfaat bagi kita bersama. Dukunglah perjuangan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Paling Banyak Dikaji

Kaji ratusan konten yang paling banyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Fatihah 7, Ali ‘Imran 191, Luqman 13-14, Yunus 41, Assalaamualaikum, Al-Baqarah 284-286. Ada juga Al-Baqarah 216, Al-Fatihah 2, Ali ‘Imran 104, Yasin 40, Al-A’raf, Al-Fatihah 1.

  1. Al-Fatihah 7
  2. Ali ‘Imran 191
  3. Luqman 13-14
  4. Yunus 41
  5. Assalaamualaikum
  6. Al-Baqarah 284-286
  7. Al-Baqarah 216
  8. Al-Fatihah 2
  9. Ali ‘Imran 104
  10. Yasin 40
  11. Al-A’raf
  12. Al-Fatihah 1

Pencarian: surat al jatsiyah ayat 12, qs al hujurat ayat 13 beserta artinya, surah albaqarah ayat 155, al imran ayat 39, az zumar ayat 8

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.