Surat Hud Ayat 29

وَيَٰقَوْمِ لَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًا ۖ إِنْ أَجْرِىَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ ۚ وَمَآ أَنَا۠ بِطَارِدِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ۚ إِنَّهُم مُّلَٰقُوا۟ رَبِّهِمْ وَلَٰكِنِّىٓ أَرَىٰكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ

Arab-Latin: Wa yā qaumi lā as`alukum 'alaihi mālā, in ajriya illā 'alallāhi wa mā ana biṭāridillażīna āmanụ, innahum mulāqụ rabbihim wa lākinnī arākum qauman taj-halụn

Artinya: Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui".

« Hud 28Hud 30 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Menarik Terkait Dengan Surat Hud Ayat 29

Paragraf di atas merupakan Surat Hud Ayat 29 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir menarik dari ayat ini. Terdapat beraneka penjabaran dari berbagai ulama tafsir terkait kandungan surat Hud ayat 29, di antaranya seperti termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Nuh berkata kepada kaumnya, ”wahai kaumku aku tidak meminta dari kalian atas seruan dakwahku kepada kalian supaya mengesakan Allah dan memurnikan ibadah kepadaNya imbalan yang harus kalian bayarkan kepadaku setelah kalian beriman. Akan tetapi, pahala atas nasihat yang aku berikan kepada kalian menjadi tanggungan Allah semata, dan bukan menjadi sifatku untuk mengusir kaum mukninin. Sesungguhnya mereka akan berjumpa dengan tuhan mereka pada hari kiamat. Akan tetapi, aku melihat kalian adalah kumpulan orang-orang yang bodoh, karena menyuruhku mengusir kekasih-kekasih Allah dan menjuhkan mereka dari diriku.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

29. Hai kaumku, aku tidak meminta kalian harta atas dakwah yang aku lakukan, karena balasanku akan diberikan oleh Allah yang telah mengutusku; dan aku juga tidak akan mengusir orang-orang beriman, namun aku akan tetap dekat dengan mereka, karena mereka akan berjumpa dengan Tuhan mereka dan membalas mereka atas amal perbuatan yang telah mereka lakukan, bukan atas kedudukan dan keturunan mereka. Allah juga akan membalas keimanan mereka dan meninggikan derajat mereka. Dan aku melihat kalian adalah orang-orang yang terus menerus berada dalam kejahilan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

29. Wahai kaumku! Aku tidak minta imbalan harta atas usahaku menyampaikan risalah ini. Karena ganjaranku adalah di sisi Allah. Dan aku tidak akan mengusir orang-orang mukmin yang miskin dari majelisku sebagaimana kalian minta. Karena mereka akan berjumpa dengan Tuhan mereka di Hari Kiamat. Dan Dia akan memberi mereka balasan sesuai dengan iman mereka. Akan tetapi aku melihat bahwa kalian adalah orang-orang yang tidak mengerti hakikat dakwah ini ketika kalian meminta agar orang-orang mukmin yang miskin itu diusir dari majelisku.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

29. وَيٰقَوْمِ لَآ أَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًا ۖ (Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu)
Tidaklah seorang nabi meminta harta benda dalam menyampaikan risalah karena itu akan menjadi tuduhan.

وَمَآ أَنَا۠ بِطَارِدِ الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ۚ (dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman)
Yakni mengusir orang-orang miskin yang telah beriman sebagaimana yang kalian minta.

إِنَّهُم مُّلٰقُوا۟ رَبِّهِمْ(Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya)
Dan akan membalas mereka atas keimanan mereka.

وَلٰكِنِّىٓ أَرَىٰكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ(akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui)
Dan bagian dari kebodohan mereka dalah menganggap orang-orang miskin yang beriman itu sebagai orang-orang yang hina, dan meminta nabi Nuh untuk mengusir mereka.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

29. “Hai kaumku, aku tidak meminta harta benda kepada kamu sebagai upah bagi seruan dan ajakanku. Upahku hanyalah dari Allah, aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya pada hari kebangkitan. Mereka akan mendapat pahala atas keimanan mereka, serta akan disiksa karena pembangkangan mereka, akan tetapi aku memandangmu sebagai suatu kaum yang tidak mengetahui atas konsekuensi dari perbuatan kalian”. Diantara ketidaktahuan mereka adalah merendahkan orang fakir, mengusir, dan merasa tinggi atas mereka


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Wahai kaumku, aku tidak meminta harta atas seruanku. Tidaklah imbalanku} tidaklah pahalaku {melainkan hanya dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhan mereka, tetapi aku memandang kalian sebagai kaum yang bodoh


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

29 “dan dia berkata ’hai kaumku, aku tiada meminta bagi seruanku” atas dakwahku kepada kalian “harta benda sebagai uapah” karena kamu akan merasakan beratnya beban. ”tidaklah upahku melainkan dari Allah" dan sepertinya mereka menuntut pengusiran orang orang Mukmin yang lemah, maka dia menjawab mereka, ”dan aku sekali kali tidak akan mengusir orang orang yang telah beriman" tidak layak dan tidak pantas bagiku untuk melakukan hal itu justru aku menyambut mereka dengan gembira, penghormatan, penghargaan dan kegembiraan. ”sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Rabbnya” maka Dia membalas iman dan takwa mereka dengan surge kenikmatan. ”akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui” Dimana kamu menyuruhku mengusir wali wali Allah dan menjauhkan mereka dariku, dimana kamu telah menolak kebenaran, karena mereka adalah pengikutnya, dimana kamu berdalil atas batilnya kebenaran dengan ucapan ”sesungguhnya aku hanyalah mansia biasa sepertimu, dan bahwa kami tidak memiliki keutamaan atasmu.”


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 29-30
Nabi Nuh berkata kepada kaumnya,"Aku tidak meminta upah kepada kalian atas nasehatku, melainkan aku hanya menginginkan pahala dari Allah Swt" (dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman) Seakan-akan mereka meminta kepadanya untuk mengusir orang-orang yang beriman darinya, malu dan melindungi harga diri mereka jika duduk dengan orang-orang yang lemah itu


📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata :
(بطارد الذين آمنوا) Bithaaridil ladziina aamanuu : mengusir mereka dari ku.

Makna ayat :
Adapun yang kedua, Allah mengkabarkan perkataan Nuh kepada kaumnya (و يا قوم لا أسألكم عليه من أجر) aku tidak meminta dari kalian upah atas apa yang ku sampaikan kepada kalian berupa rahmat –yang kalian tidak tahu.( إن أجري إلا على الله) ganjaranku hanya dari sisi Allah, karena Dia yang memerintahkanku untuk menyeru kalian kepadanya serta menjanjikan pahala dari-Nya. Firman-Nya (و ما أنا بطارد الذين آمنوا) Aku tidak akan mengikuti permintaan kalian mengusir orang-orang yang beriman, karena mereka akan bertemu dengan Rabb mereka, Dia akan menghitung dan membalas amalan-amalan mereka. Bagaimana mungkin aku mengusir mereka dari mendengar kebenaran, mempelajarinya, dan beramal dengannya, sehingga mereka meraih kesenangan yang sempurna. Karena kemuliaan adalah dengan bersihnya hati, jiwa yang suci, iman yang lurus, dan amal saleh, bukan dengan kedudukan, harta, dan pangkat—sebagaimana yang kalian sangka, oleh karena itu, aku (أراكم قوما نجهلون) melihat kalian sebagai kaum yang bodoh.

Pelajaran dari ayat :
• Makruhnya mengambil upah dari kegiatan dakwah, taklim keagamaan.
• Wajibnya memuliakan orang-orang lemah, kehormatan mereka. Haramnya merendahkan dan meremehkan mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Hud ayat 29: Ini merupakan salah satu bukti kebenaran dakwah Beliau yang seharusnya mereka ikuti. Mereka boleh tidak mengikuti jika ada udang di balik batu dari seruan itu atau ada maksud tertentu yang ia inginkan dari mereka. Tetapi para nabi tidak demikian.

Sebagaimana yang kamu perintahkan, bahkan aku akan memuliakan mereka.

Dengan dibangkitkan, lalu Dia memberikan balasan kepada mereka dan mengadili orang yang menzalimi dan mengusir mereka.

Yakni tidak mengetahui akibat dari suatu perbuatan. Mereka tidak mengetahui akibat dari mengusir wali-wali Allah, menolak kebenaran hanya karena pengikutnya orang-orang yang lemah, dan karena alasan dibawa oleh manusia biasa serta tidak memiliki kelebihan apa-apa.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Hud Ayat 29

Dan selanjutnya nabi nuh berkata kepada kaumnya, wahai kaumku! aku tidak meminta harta kepada kalian sebagai imbalan atas seruanku agar kalian mengikuti jalan yang benar. Imbalanku hanyalah dari Allah yang memberi tugas kepadaku, aku pun bertawakal kepada-Nya. Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang yang telah beriman kepadaku hanya karena mereka kaum yang lemah dan bukan golongan terpandang lagi kaya raya. Sungguh, mereka akan bertemu dengan tuhannya setelah dibangkitkan untuk menerima imbalan pahala atas keimanan mereka. Dan sebaliknya aku memandangmu sebagai kaum yang bodoh karena selalu mengukur kebenaran dari sisi materi, sehingga kalian menginginkan kami mengusir orang-orang fakir duduk bersama-sama dengan kami, sementara keimananmu baru sebatas janji belaka. Nabi nuh pun berkata kepada mereka, wahai kaumku! siapakah yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mengusir mereka dari kampung halaman ini karena alasan mereka bukan orang terpandang lagi berharta, padahal mereka lebih berhak dihormati karena mereka telah beriman kepada Allah. Tidakkah kamu mengambil pelajaran tentang kebenaran ajaran yang aku bawa'.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah sekumpulan penjelasan dari para mufassirun terkait makna dan arti surat Hud ayat 29 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan untuk ummat. Dukung kemajuan kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Paling Banyak Dikunjungi

Kaji banyak topik yang paling banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Humazah, An-Nisa, Al-Anbiya 30, An-Nahl 114, At-Tin 4, Al-Fatihah 4. Termasuk Ali ‘Imran 190, Al-Muthaffifin, Al-A’raf 54, Al-Fatihah 5, Al-Ma’idah 48, At-Taubah.

  1. Al-Humazah
  2. An-Nisa
  3. Al-Anbiya 30
  4. An-Nahl 114
  5. At-Tin 4
  6. Al-Fatihah 4
  7. Ali ‘Imran 190
  8. Al-Muthaffifin
  9. Al-A’raf 54
  10. Al-Fatihah 5
  11. Al-Ma’idah 48
  12. At-Taubah

Pencarian: surah al kahfi 10 ayat pertama, surat larangan zina, surah al-anbiya, yansin, surat ke 38

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.