Surat Al-A’raf Ayat 29

قُلْ أَمَرَ رَبِّى بِٱلْقِسْطِ ۖ وَأَقِيمُوا۟ وُجُوهَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ ۚ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ

Arab-Latin: Qul amara rabbī bil-qisṭ, wa aqīmụ wujụhakum 'inda kulli masjidiw wad'ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, kamā bada`akum ta'ụdụn

Artinya: Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)".

« Al-A'raf 28Al-A'raf 30 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Penting Berkaitan Dengan Surat Al-A’raf Ayat 29

Paragraf di atas merupakan Surat Al-A’raf Ayat 29 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai kandungan penting dari ayat ini. Diketemukan berbagai penjabaran dari para ahli ilmu mengenai isi surat Al-A’raf ayat 29, di antaranya sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Katakanlah (wahai rasul), kepada kaum musyrikin, ”tuhanku memerintahkan berbuat adil, dan memerintahkan kalian mengikhlaskan ibadah kepadaNya dalam tiap-tiap tempat peribadahan, terutama di dalam masjid-masjid. Dan agar kalian menyeruNya dengan penuh ikhlas dalam ketaatan dan ibadah kepadaNya. Dan supaya kalian beriman kepada hari kebangkitan setelah kematian, dan sebagaimana Allah dahulu telah menciptakan kalian dari ketiadaan, Sesungguhnya Dia maha kuasa untuk mengembalikan kehidupan kepada kalian sekali lagi. ”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

29. Katakanlah -wahai Muhammad- kepada orang-orang musyrik itu, “Sesungguhnya Allah menyuruh berbuat adil, dan tidak pernah menyuruh berbuat keji dan mungkar. Dan Dia menyuruh kalian beribadah kepada-Nya secara umum dengan tulus dan beribadah kepada-Nya secara khusus di dalam masjid. Dia juga menyuruh kalian memanjatkan doa hanya kepada-Nya, seraya memurnikan ketaatan kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian yang sebelumnya belum ada, Dia juga akan membuat kalian hidup kembali (sesudah mati). Karena yang mampu menciptakan kalian dari awal pasti mampu mengembalikan dan membangkitkan kalian.”


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

29. قُلْ أَمَرَ رَبِّى بِالْقِسْطِ ۖ (Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”)
Yakni inilah perintah-perintah Allah, maka dimana perintah-Nya kepada kalian untuk bertelanjang dan berbuat keji?
Makna (القسط) yakni adil.
Makna dari ayat ini adalah bahwa Allah memerintahkan untuk berbuat adil, tidak seperti yang mereka klaim bahwa Allah memerintahkan mereka untuk berbuat keji.

وَأَقِيمُوا۟ وُجُوهَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ (Dan (katakanlah): “Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang)
Yakni dirikanlah sholat untuk-Nya dengan menghadap kepada-Nya dalam sholat kalian di masjid manapun.

وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ ۚ (dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya)
Yakni sembahlah Dia dengan penuh keikhlasan dalam berdoa atau beribadah hanya kepada-Nya dan janganlah menyembah selain-Nya.

كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ (Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)”)
Sebagaimana Allah menciptakan kalian pertama kali maka demikian pula Allah akan mengembalikan kalian.
Pendapat lain mengatakan: sebagaimana keadaan kalian ketika dikeluarkan dari perut ibu kalian maka seperti itulah keadaan kalian ketika dikembalikan kepada-Nya, tanpa membawa apapun.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

29. Katakanlah wahai Nabi: “Tuhanku memerintahkan untuk berbuat adil dan istiqamah, bukan kekejian sebagaimana yang mereka asumsikan. Dan menghadaplah hanya kepada Allah dalam shalat kalian dengan menghadap kiblat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan doa, ibadah dan ketaatan kalian kepadaNya, sebagaimana Dia menciptakan kalian pertama kalinya dari ketiadaan, lalu menghidupkan kalian lagi pada hari kiamat, lalu membalas kalian atas perbuatan kalian.”


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Katakanlah,“Tuhanku memerintahkan aku berlaku adil} adil {Hadapkanlah wajah kalian} menghadaplah kepada Allah di setiap shalat kalian {di setiap masjid dan berdoalah kepadaNya dengan mengikhlaskan ketaatan} ibadah {kepadaNya. sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan, kalian akan kembali”} sebagaimana Dia menciptakan kalian saat pertama kalian, Dia akan membuat kalian hidup lagi setelah mati


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H


29. kemudian Allah menyebutkan apa yang diperintahkanNya “katakanlah Rabbku menyuruh menjalankan keadilan” adil dalam ibadah dan muamalat bukan dengan kezhaliman dan kesewenang-wenangan.
“dan (katakanlah) ‘luruskanlah muka (dirimu) disetiap shalat” yakni menghadaplah kepada Allah, bersungguh-sungguhlah dalam menyempurnakan ibadah, khususnya shalat. Tegakkanlah ia lahir dan batin bersihkan ia dari segala yang mengurangi dan merusaknya.
“dan berdoalah (sembahlah) Allah dengan mengikhlaskan ketatanmu kepadaNya” yakni bertujuan dengan itu wajahNya semata, tidak ada sekutu bagiNya. Doa disini mencakup doa permohonan dan doa ibadah, yakni janganlah kamu mencari tujuan dan sasaran dalam doamu selain pengahambaan kepada Allah dan ridhaNya. ”sebagaimana Dia telah menciptakan kamu” pada permulaan ”demikian pula lah kamu akan kembali kepadaNya” dengan di bangkitkan, yang mampu menciptakanmu pertama kali pasti mampu mengembalikannya, bahkan lebih mudah daripada menciptakan pertama kali.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 28-30
Mujahid berkata bahwa orang-orang musyrik melakukan thawaf di Ka'bah dalam keadaan telanjang bulat. Mereka berkata,"Kami melakukan thawaf sebagaimana kami dilahirkan oleh ibu-ibu kami" dan para wanita meletakkan potongan kulit yang dijahit atau sesuatu pada farjinya
Saya berkata,”Orang-orang Arab selain suku Quraisy, mereka tidak thawaf di Ka’bah dengan memakai pakaian mereka. Mereka memaknai halitu bahwa mereka tidak melakukan thawaf dengan memakai pakaian yang mereka gunakan untuk bermaksiat kepada Allah. Adapun orang-orang Quraisy yang dikenal dengan Al-Humsa melakukan thawaf dengan pakaian mereka. Dan orang yang dipinjami pakaian oleh orang Humsa, maka dia melakan thawaf dengan pakaian itu. dan orang yang mempunyai pakaian baru, maka dia melakukan thawaf dengan pakaian itu, kemudian dia membuangnya dan tidak ada seorang pun yang mengambilnya. Siapa saja yang tidak mempunyai pakaian baru, dan tidak dipinjami pakaian oleh orang Humsa, maka dia melakukan thawaf dengan keadaan telanjang bulat.
Kebanyakan para wanita melakukan thawaf dalam keadaan telanjang pada malam hari. Ini merupakan sesuatu yang mereka buat-buat dan mereka ikuti dari nenek moyang mereka. Mereka meyakini bahwa perbuatan nenek moyang mereka itu disandarkan kepada perintah dan syariat Allah. Lalu Allah menyangkal hal itu. Dia berfirman: (Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya")
Lalu Allah berfirman seraya menyangkal mereka: (Katakanlah) Wahai Muhammad, kepada orang-orang yang mengklaim demikian (Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji)
yaitu apa yang kalian buat-buat itu adalah perkara yang keji dan mungkar, dan Allah tidak pernah memerintahkan hal seperti itu (Mengapa kalian mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui?) yaitu apakah kalian menyandarkan perkataan-perkataan yang tidak kalian ketahui kebenarannya kepada Allah?
Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”) yaitu keadilan dan perkara yang lurus (Dan (katakanlah), "Luruskanlah muka (diri) kalian di setiap salat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kalian kepada-Nya”) yaitu Allah memerintahkan kalian agar istiqamah dalam menyembahNya, yaitu dengan mengikuti para rasul yang dikuatkan dengan mukjizat-mukjizat dalam apa yang mereka sampaikan dan syariat-syariat yang mereka bawa yang berasal dari Allah, serta agar kalian ikhlas dalam beribadah hanya kepadaNya. Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menerima amal, sampai dua rukun ini disatukan, yaitu agar benar dan sesuai dengan syariat, dan dikerjakan dengan ikhlas dan bersih dari kemusyrikan.
Firman Allah SWT: (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya) (29) Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka) terjadi perbedaan pendapat tentang makna firmanNya (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya)) Ibnu Abi Najih meriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya)) bahwa Allah akan menghidupkan kalian setelah kematian kalian.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pulalah) kalian akan kembali (kepada-Nya)) yaitu Allah memulai penciptaan, lalu Dia menciptakan mereka. dan sebelum itu mereka bukanlah sesuatu apapun, kemudian mereka mati, lalu Allah mengembalikan mereka.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya) (29) Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka) dia berkata,”sesungguhnya Allah SWT memulai penciptaan anak cucu Adam dalam keadaan mukmin dan kafir, sebagaimana Allah berfirman: (Dialah yang menciptakan kalian, maka di antara kalian ada yang kafir dan di antara kalian ada yang beriman) (Surah At-Taghabun: 2) Kemudian Dia mengembalikan mereka pada hari kiamat sebagaimana Dia memulai penciptaan merekaa dalam keadaan mukmin dan kafir.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-A’raf ayat 29: Baik dalam ibadah maupun mu’amalah.

Maksudnya menghadaplah kepada Allah (pusatkanlah perhatianmu semata-mata kepada Allah) dan berusahalah menyempurnakan ibadah, khususnya shalat, tumpahkanlah perhatianmu kepadanya zhahir maupun batin, dan bersihkanlah ibadah itu dari sesuatu yang mengurangi pahalanya dan yang membatalkannya.

Yakni carilah keridhaan-Nya saja.

Tuhan yang mampu menciptakan kamu pada mulanya, mampu pula mengembalikan kamu, bahkan mengembalikan seperti semula setelah mati lebih muda daripada memulai.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-A’raf Ayat 29

Wahai nabi Muhammad, berilah penjelasan kepada orang-orang yang berlaku dusta tersebut. Katakanlah pada mereka, tuhanku menyuruhku agar kalian dan semua manusia berlaku adil, tidak berlebihan dalam beribadah dan dalam bermuamalah. Maka lakukanlah hal tersebut dalam semua peribadatan kalian. Hadapkanlah wajahmu, yakni arahkanlah seluruh perhatianmu, kepada Allah pada setiap salat. Tunaikanlah salat dengan sebaik-baiknya, sucikanlah lahir dan batinmu, dan bersihkanlah dari segala bentuk kekejian. Dan sembahlah dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya, mengharap rahmat-Nya, dan takut dari azab-Nya. Ingatlah, setelah kematian, kamu semua akan dibangkitkan dan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula, sehingga Allah akan membalas segala apa yang kamu perbuat dengan balasan yang setimpal. Ketika dibangkitkan, manusia akan menemui Allah dalam dua kelompok besar. Sebagian kelompok manusia meru-pakan golongan yang telah diberi-Nya petunjuk di dunia, yaitu dengan beribadah kepada Allah dengan penuh ikhlas, inilah yang mengantarkan mereka menuju kebahagiaan, dan sebagian kelompok lagi, merupakan kelompok yang telah pasti dan sepantasnya menjadi sesat karena memilih sendiri jalan kesesatan itu dan enggan memanfaatkan petunjuk. Sebab kesesatan ketika dibangkitkan, manusia akan menemui Allah dalam dua kelompok besar. Sebagian kelompok manusia meru-pakan golongan yang telah diberi-Nya petunjuk di dunia, yaitu dengan beribadah kepada Allah dengan penuh ikhlas, inilah yang mengantarkan mereka menuju kebahagiaan, dan sebagian kelompok lagi, merupakan kelompok yang telah pasti dan sepantasnya menjadi sesat karena memilih sendiri jalan kesesatan itu dan enggan memanfaatkan petunjuk. Sebab kesesatan


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian beraneka penjabaran dari beragam ahli tafsir terhadap isi dan arti surat Al-A’raf ayat 29 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk ummat. Dukung usaha kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Paling Sering Dikunjungi

Tersedia ratusan materi yang paling sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Insyirah 5-6, Al-Baqarah 185, Al-Fajr, Luqman 14, Juz al-Qur’an, Al-‘Adiyat. Ada pula Ar-Ra’d 11, Al-Maidah, Ali Imran 190-191, Al-Baqarah 153, Al-An’am, Al-Balad.

  1. Al-Insyirah 5-6
  2. Al-Baqarah 185
  3. Al-Fajr
  4. Luqman 14
  5. Juz al-Qur’an
  6. Al-‘Adiyat
  7. Ar-Ra’d 11
  8. Al-Maidah
  9. Ali Imran 190-191
  10. Al-Baqarah 153
  11. Al-An’am
  12. Al-Balad

Pencarian: surat al-adiyat latin, tafsir an nahl 125, kitabun markum, walau anna ahlal qura, surat an nas ayat 4

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.