Surat Al-A’raf Ayat 30

فَرِيقًا هَدَىٰ وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ ٱلضَّلَٰلَةُ ۗ إِنَّهُمُ ٱتَّخَذُوا۟ ٱلشَّيَٰطِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ

Arab-Latin: Farīqan hadā wa farīqan ḥaqqa 'alaihimuḍ-ḍalālah, innahumuttakhażusy-syayāṭīna auliyā`a min dụnillāhi wa yaḥsabụna annahum muhtadụn

Artinya: Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.

« Al-A'raf 29Al-A'raf 31 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Berkaitan Surat Al-A’raf Ayat 30

Paragraf di atas merupakan Surat Al-A’raf Ayat 30 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah penting dari ayat ini. Didapatkan aneka ragam penafsiran dari berbagai mufassirin mengenai kandungan surat Al-A’raf ayat 30, sebagiannya sebagaimana termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Allah menjadikan para hambaNya terbagi dua golongan : satu golongan yang di karunia taufik oleh Allah untuk memperoleh petunjuk menuju jalan yang lurus, dan satu golongan(lain) yang telah ditulis pasti pada mereka kesesatan dari jalan yang lurus; karena sesungguhnya mereka itu telah menjadikan setan-setan sebagai teman setia dan penolong selain Allah, lalu mereka mentaatinya lantaran kebodohan mereka, serta prasangka mereka kalau mereka tengah berjalan di atas jalan hidayah.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

30. Ketika Allah membangkitkan kalian, Dia akan menjadikan kalian dua golongan yang berbeda; satu golongan mendapat kenikmatan hidayah menuju Islam, dan satu golongan lain terjerumus di dalam hawa nafsu sehingga layak mendapat kesesatan, karena mereka menjadikan setan-setan dari golongan jin dan manusia sebagai penolong selain Allah, sehingga mereka tertipu dengan mereka, mentaati mereka, dan merasa berada di atas jalan yang benar.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

30. Dan Allah telah membagi manusia menjadi dua golongan. Ada golongan yang diberi-Nya petunjuk, diberi-Nya kemudahan untuk mendapatkan petunjuk, dan dijauhkan dari hal-hal yang menjadi penghalangnya. Dan ada golongan lain yang dipastikan tersesat dari jalan yang benar. Hal itu disebabkan karena mereka menjadikan setan-setan sebagai pelindung selain Allah. Mereka tunduk kepada setan-setan lantaran kebodohan mereka dan mereka mengira bahwa mereka berada di jalan yang lurus.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

30. فَرِيقًا هَدَىٰ (Sebahagian diberi-Nya petunjuk)
Yakni kalian dikembalikan dalam dua golongan, golongan yang akan bahagia dan golongan yang akan sengsara.

حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلٰلَةُ ۗ (telah pasti kesesatan bagi mereka)
Golongan yang layak untuk mendapat kesesatan adalah orang-orang kafir.

إِنَّهُمُ اتَّخَذُوا۟ الشَّيٰطِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ اللهِ (Sesungguhnya mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah)
Yakni hal itu disebabkan karena mereka mentaati setan-setan untuk bermaksiat kepada Allah.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

30. Kalian akan kembali dalam 2 kelompok pada hari kiamat, yaitu kelompok yang bahagia yang dibimbing Allah untuk beriman dan beribadah. Yaitu orang-orang yang masuk Islam, dan kelompok yang bersedih, mereka tersesat karena buruknya pilihan mereka, mereka adalah orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu menjadikan setan sebagai penolong dan penyelamat selain Allah, sehingga setan-setan itu menempatkan mereka pada kemaksiatan dan mengubah sesuatu yang didakwahkan kepada mereka, sehingga mereka beranggapan bahwa mereka itu diberi petunjuk kepada kebenaran.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Sekelompok telah diberi petunjuk dan sekelompok telah pasti} pasti {kesesatan atas mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan sebagai pelindung selain Allah. Mereka mengira} berprasangka {bahwa mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

30. ”sebagian“ dari mereka ”diberiNya petunjuk” oleh Allah. yakni Allah memberinya taufik kepada hidayah. memudahkan sebab-sebabnya bagi mereka, dan menepis penghalang-penghalangnya. ”dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka” yakni mereka pasti akan sesat karena mereka sendiri yang melakukan sebab-sebabnya untuk diri mereka, karena mereka, menjadikan setan-setan pelindung (mereka) selain Allah. ”barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka dia telah merugi dengan kerugian yang nyata." manakala mereka berlepas diri dari perlindungan Allah dan masuk kedalam perlindungan setan, maka mereka mendapatkan bagian kekalahan yang melimpah dan dijadikan bersandar kepada diri mereka, sehingga merugilah mereka dengan kerugian yang besar, padahal mereka mengira, ”bahwa mereka mendapat petunjuk” karena hakikat perkaranya telah terbalik bagi mereka. Mereka mengira bahwa yang batil adalah benar dan yang benar adalah batil.
Ayat-ayat ini mengandung dalil bahwa perintah dan laranan berinduk kepada hikmah dan kemaslahatan, dimana Allah menyatakan bahwa Dia tidak mungkin memerintahkan sesuatu yang keji dan diingkari oleh akal, dan bahwa Dia tidak memerintahkan kecuali yang adil penuh keikhlasan.
Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa hidayah akan didapatkan dengan karunia dan nikmat Allah, sementara kesesatan adalah jika Allah menelantarkan hamba, karena dengan kebodohan dan kezhalimannya dia menjadikan setan sebagai pelindung , dan dia menyebabkan kesesatan untuk dirinya sendiri, dan bahwa barangsiapa menduga dirinya diatas petunjuk padahal sebenarnya dia sesat, maka tidak ada udzur baginya (yakni udzurnya) tidak akan diterima karena dia tetap berpetualang mendapatkan petunjuk akan tetapi dugaannya itu datang kepadanya hanyalah dari kezhalimannya dengan berpaling dari jalan yang mengantarkan kepada petunjuk.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 28-30
Mujahid berkata bahwa orang-orang musyrik melakukan thawaf di Ka'bah dalam keadaan telanjang bulat. Mereka berkata,"Kami melakukan thawaf sebagaimana kami dilahirkan oleh ibu-ibu kami" dan para wanita meletakkan potongan kulit yang dijahit atau sesuatu pada farjinya
Saya berkata,”Orang-orang Arab selain suku Quraisy, mereka tidak thawaf di Ka’bah dengan memakai pakaian mereka. Mereka memaknai halitu bahwa mereka tidak melakukan thawaf dengan memakai pakaian yang mereka gunakan untuk bermaksiat kepada Allah. Adapun orang-orang Quraisy yang dikenal dengan Al-Humsa melakukan thawaf dengan pakaian mereka. Dan orang yang dipinjami pakaian oleh orang Humsa, maka dia melakan thawaf dengan pakaian itu. dan orang yang mempunyai pakaian baru, maka dia melakukan thawaf dengan pakaian itu, kemudian dia membuangnya dan tidak ada seorang pun yang mengambilnya. Siapa saja yang tidak mempunyai pakaian baru, dan tidak dipinjami pakaian oleh orang Humsa, maka dia melakukan thawaf dengan keadaan telanjang bulat.
Kebanyakan para wanita melakukan thawaf dalam keadaan telanjang pada malam hari. Ini merupakan sesuatu yang mereka buat-buat dan mereka ikuti dari nenek moyang mereka. Mereka meyakini bahwa perbuatan nenek moyang mereka itu disandarkan kepada perintah dan syariat Allah. Lalu Allah menyangkal hal itu. Dia berfirman: (Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya")
Lalu Allah berfirman seraya menyangkal mereka: (Katakanlah) Wahai Muhammad, kepada orang-orang yang mengklaim demikian (Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji)
yaitu apa yang kalian buat-buat itu adalah perkara yang keji dan mungkar, dan Allah tidak pernah memerintahkan hal seperti itu (Mengapa kalian mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui?) yaitu apakah kalian menyandarkan perkataan-perkataan yang tidak kalian ketahui kebenarannya kepada Allah?
Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”) yaitu keadilan dan perkara yang lurus (Dan (katakanlah), "Luruskanlah muka (diri) kalian di setiap salat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kalian kepada-Nya”) yaitu Allah memerintahkan kalian agar istiqamah dalam menyembahNya, yaitu dengan mengikuti para rasul yang dikuatkan dengan mukjizat-mukjizat dalam apa yang mereka sampaikan dan syariat-syariat yang mereka bawa yang berasal dari Allah, serta agar kalian ikhlas dalam beribadah hanya kepadaNya. Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menerima amal, sampai dua rukun ini disatukan, yaitu agar benar dan sesuai dengan syariat, dan dikerjakan dengan ikhlas dan bersih dari kemusyrikan.
Firman Allah SWT: (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya) (29) Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka) terjadi perbedaan pendapat tentang makna firmanNya (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya)) Ibnu Abi Najih meriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya)) bahwa Allah akan menghidupkan kalian setelah kematian kalian.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pulalah) kalian akan kembali (kepada-Nya)) yaitu Allah memulai penciptaan, lalu Dia menciptakan mereka. dan sebelum itu mereka bukanlah sesuatu apapun, kemudian mereka mati, lalu Allah mengembalikan mereka.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya) (29) Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka) dia berkata,”sesungguhnya Allah SWT memulai penciptaan anak cucu Adam dalam keadaan mukmin dan kafir, sebagaimana Allah berfirman: (Dialah yang menciptakan kalian, maka di antara kalian ada yang kafir dan di antara kalian ada yang beriman) (Surah At-Taghabun: 2) Kemudian Dia mengembalikan mereka pada hari kiamat sebagaimana Dia memulai penciptaan merekaa dalam keadaan mukmin dan kafir.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-A’raf ayat 30: Ketika mereka melepaskan diri dari perwalian Allah dan lebih menyukai berteman dengan setan, maka mereka akan dibiarkan tersesat, masalah akan diserahkan kepada mereka sendiri untuk menyelesaikannya sehingga mereka memperoleh kerugian, namun anehnya mereka menyangka bahwa mereka memperoleh petunjuk. Hal itu, karena hakikat menjadi berubah bagi mereka, mereka menyangka kebatilan sebagai kebenaran dan kebenaran sebagai kebatilan.

Beberapa ayat di atas menunjukkan, bahwa:

- Perintah dan larangan mengikuti hikmah dan maslahat, karena di sana disebutkan bahwa tidak mungkin Allah menyuruh perbuatan yang dianggap keji dan munkar oleh akal.

- Allah tidaklah memerintahkan selain keadilan dan ikhlas.

- Hidayah merupakan karunia Allah

- Kesesatan merupakan akibat dibiarkan oleh Allah saat ia mengutamakan setan dan mengikutinya, karena ia telah memberikan kesempatan bagi setan untuk dirinya.

- Orang yang mengira memperoleh petunjuk padahal sebenarnya sesat tidaklah mendapat uzur, karena sesungguhnya ia mampu meraihnya, namun malah ditinggakan dan tidak mau menempuh jalan yang mengarah kepada petunjuk.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-A’raf Ayat 30

Ketika dibangkitkan, manusia akan menemui Allah dalam dua kelompok besar. Sebagian kelompok manusia meru-pakan golongan yang telah diberi-Nya petunjuk di dunia, yaitu dengan beribadah kepada Allah dengan penuh ikhlas, inilah yang mengantarkan mereka menuju kebahagiaan, dan sebagian kelompok lagi, merupakan kelompok yang telah pasti dan sepantasnya menjadi sesat karena memilih sendiri jalan kesesatan itu dan enggan memanfaatkan petunjuk. Sebab kesesatan ketika dibangkitkan, manusia akan menemui Allah dalam dua kelompok besar. Sebagian kelompok manusia meru-pakan golongan yang telah diberi-Nya petunjuk di dunia, yaitu dengan beribadah kepada Allah dengan penuh ikhlas, inilah yang mengantarkan mereka menuju kebahagiaan, dan sebagian kelompok lagi, merupakan kelompok yang telah pasti dan sepantasnya menjadi sesat karena memilih sendiri jalan kesesatan itu dan enggan memanfaatkan petunjuk. Sebab kesesatan pada ayat yang lalu Allah memerintahkan agar manusia berlaku adil dalam semua urusan, maka pada ayat ini Allah memerintahkan agar memakai pakaian yang baik dalam beribadah, baik ketika salat, tawaf, dan ibadah lainnya. Allah juga memerintahkan manusia untuk makan dan minum secukupnya tanpa berlebih-lebihan. Wahai anak cucu adam! pakailah pakaianmu yang bagus yaitu pakaian yang dapat menutupi aurat kalian atau bahkan yang lebih dari itu ketika kalian beribadah, sehingga kalian bisa melakukan salat dan tawaf dengan nyaman, dan lakukanlah itu pada setiap memasuki dan berada di dalam masjid atau tempat lainnya di muka bumi ini. Dalam rangka beribadah, kami telah menyediakan makanan dan minuman, maka makan dan minumlah apa saja yang kamu sukai dari makanan dan minuman yang halal, baik dan bergizi, tetapi jangan berlebihan dalam segala hal, baik dalam beribadah dengan menambah cara atau kadarnya, ataupun dalam makan dan minum. Karena sungguh, Allah tidak menyukai, yakni tidak melimpahkan rahmat dan ganjaran-Nya kepada orang yang berlebih-lebihan dalam hal apa pun.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beragam penjabaran dari para ulama tafsir terhadap makna dan arti surat Al-A’raf ayat 30 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita semua. Dukung syi'ar kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Link Cukup Banyak Dikunjungi

Kaji berbagai materi yang cukup banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Qadr, Seribu Dinar, Al-Kafirun, Do’a Setelah Adzan, Al-Isra 32, Yusuf 28. Ada pula Al-A’la, Al-Hujurat 13, Al-Falaq, Adh-Dhuha, Al-Fatihah, An-Naba.

  1. Al-Qadr
  2. Seribu Dinar
  3. Al-Kafirun
  4. Do’a Setelah Adzan
  5. Al-Isra 32
  6. Yusuf 28
  7. Al-A’la
  8. Al-Hujurat 13
  9. Al-Falaq
  10. Adh-Dhuha
  11. Al-Fatihah
  12. An-Naba

Pencarian: al wawiah, yusuf ayat 31, al muddassir latin, al furqan 67, ashr

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.