Surat Al-A’raf Ayat 28
وَإِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً قَالُوا۟ وَجَدْنَا عَلَيْهَآ ءَابَآءَنَا وَٱللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا ۗ قُلْ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِٱلْفَحْشَآءِ ۖ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Arab-Latin: Wa iżā fa'alụ fāḥisyatang qālụ wajadnā 'alaihā ābā`anā wallāhu amaranā bihā, qul innallāha lā ya`muru bil-faḥsyā`, a taqụlụna 'alallāhi mā lā ta'lamụn
Artinya: Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya". Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji". Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Berharga Mengenai Surat Al-A’raf Ayat 28
Paragraf di atas merupakan Surat Al-A’raf Ayat 28 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa tafsir berharga dari ayat ini. Terdokumentasi beberapa penafsiran dari kalangan ulama tafsir mengenai makna surat Al-A’raf ayat 28, antara lain sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan apabila orang-orang kafir berbuat keburukan, mereka beralasan bahwa tindakan tersebut sudah mereka warisi dari nenek moyang mereka sebelumnya dan termasuk yang diperintahkan oleh Allah. Katakanlah kepada mereka (wahai rasul), ”sesungguhnya Allah tidak pernah memerintahkan para hambaNYa berbuat tindakan-tindakan yang buruk dan jelek. Apakah pantas kalian (wahai orang-orang musyrik) mengatakan sesuatu terhadap Allah yang tidak kalian ketahui sebagai mengada-ngadakan kedustaan dan kebohongan?”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
28-29. Ketika orang-orang kafir melakukan dosa besar, mereka beralasan bahwa itu merupakan perbuatan yang mereka dapatkan dari nenek moyang mereka, dan beralasan dengan kedustaan yang mereka buat bahwa Allah memerintahkan mereka untuk melakukan itu!
Maka Allah memerintahkan rasul-Nya untuk membantah perkataan mereka. Katakanlah kepada mereka: "Sesungguhnya Allah tidak memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk melakukan kemungkaran kemungkaran dan dosa-dosa besar. Apakah kalian membuat kedustaan terhadap Allah dengan kebodohan kalian itu?"
Dan katakan kepada mereka: "Sesungguhnya Tuhanku, Allah memerintahkanku untuk berbuat adil, maka ikutilah aku; dan memerintahkan kalian untuk menghadap kepada Allah dengan menjalankan shalat di setiap tempat, waktu, dan keadaan yang memungkinkan untuk melakukannya; serta memerintahkan kalian untuk tunduk kepada-Nya semata dengan penuh keikhlasan dalam melakukan ketaatan.
Sebagaimana Allah telah menciptakan kalian pertama kali, Dia akan menghidupkan kalian kembali untuk menjalankan hisab.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
28. Apabila orang-orang musyrik melakukan perbuatan yang sangat keji seperti syirik, tawaf di Kakbah tanpa pakaian, dan kemungkaran lainnya, mereka beralasan bahwa leluhur mereka pun melakukannya dan mereka melakukannya atas perintah Allah. Katakanlah -wahai Muhammad- untuk membantah alasan mereka itu, “Sesungguhnya Allah tidak pernah menyuruh berbuat maksiat. Justru Dia melarang perbuatan maksiat. Jadi bagaimana mungkin kalian beranggapan bahwa Allah memerintahkan perbuatan maksiat? Apakah kalian -wahai orang-orang musyrik- mengatakan hal yang tidak kalian ketahui atas nama Allah secara dusta dan mengada-ada?”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
28. وَإِذَا فَعَلُوا۟ فٰحِشَةً قَالُوا۟ وَجَدْنَا عَلَيْهَآ ءَابَآءَنَا وَاللهُ أَمَرَنَا بِهَا ۗ (Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: “Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya”)
Ayat ini diturunkan bagi orang-orang musyrik yang dahulu thawaf mengelilingi ka’bah dengan telanjang karena mengikuti nenek moyang mereka, dan mereka mengaku bahwa mereka diperintahkan oleh Allah untuk melakukan hal itu. Padahal keburukan yang dilakukan oleh nenk moyang mereka tidak menjadikan mereka boleh juga untuk melakukannya, dan Allah juga tidak pernah memerintahkan kepada mereka untuk berbuat keji, namun Dia memerintahkan mereka untuk mengikuti jejak para Nabi dan beramal dengan kitab-kitab yang telah diturunkan-Nya serta melarang mereka menyelisihinya.
قُلْ إِنَّ اللهَ لَا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَآءِ (Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji”)
Maka bagaimana bisa kalian mengaku bahwa itu merupakan perintah-Nya.
أتَقُولُونَ عَلَى اللهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?)
Karena sesungguhnya berbicara tanpa ada landasan ilmu itu sesuatu yang buruk dalam topik apapun, apalagi jika itu menyangkut Dzat Allah.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
28. Dan ketika orang-orang musyrik telah melakukan kemaksiatan yang sangat besar, seperti Thawaf mengelilingi Ka’bah dalam keadaan telanjang, dan menyembah berhala untuk meniru bapak-bapak mereka, mereka akan berkata: “Kami mendapati bapak-bapak kami melakukan itu, dan Allah memerintahkan kami untuk melakukan kekejian itu.” Katakanlah kepada mereka, wahai Nabi: “Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk melakukan akhlak yang baik dan mulia, dan tidak memerintahkan perbuatan keji dan munkar. Mengapa kalian berkata tentang sesuatu yang tidak kalian ketahui kebenarannya dan tidak dikuatkan dengan dalil yang bisa diterima kepada Allah?!” Ayat ini turun terkait Thawafnya orang-orang musyrik di Ka’bah dalam keadaan telanjang.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata,“Kami mendapati nenek moyang kami melakukan yang demikian dan Allah memerintahkan kami untuk mengerjakannya.” Katakanlah,“Sesungguhnya Allah tidak memerintahkan kekejian. Pantaskah kalian mengatakan tentang Allah apa yang tidak kalian ketahui
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
28. Allah menjelaskan buruknya keadaan orang-orang musyrik yang melakukan dosa dan mengklaim bahwasannya Allah telah menyuruh mereka melakukannya. ”dan apabila mereka melakukan perbuatan keji” yaitu segala sesuatu yang buruk lagi jelek dianataranya adalah thawaf di ka’bah dengan telanjang “mereka berkata ’kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu.” Mereka benar dalam hal itu. ”dan Allah menyuruh kami mengerjakannya” dalam hal ini mereka berdusta. Oleh karena itu Allah membantah penisbatan ini Dia berfirman ”katakanlah ‘sesungguhnya Allah tidak menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji. yakni tidak layak dengan kesempurnaanNya dan hikmahNya Dia tidak menyuruh hamba-hambaNya melakukan perbuatan keji. tidak ada yang dilakukan orang-orang musyrik itu dan tidak pula lainnya. ”mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui” adakah kedustaan yang lebih besar dari ini?
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 28-30
Mujahid berkata bahwa orang-orang musyrik melakukan thawaf di Ka'bah dalam keadaan telanjang bulat. Mereka berkata,"Kami melakukan thawaf sebagaimana kami dilahirkan oleh ibu-ibu kami" dan para wanita meletakkan potongan kulit yang dijahit atau sesuatu pada farjinya
Saya berkata,”Orang-orang Arab selain suku Quraisy, mereka tidak thawaf di Ka’bah dengan memakai pakaian mereka. Mereka memaknai halitu bahwa mereka tidak melakukan thawaf dengan memakai pakaian yang mereka gunakan untuk bermaksiat kepada Allah. Adapun orang-orang Quraisy yang dikenal dengan Al-Humsa melakukan thawaf dengan pakaian mereka. Dan orang yang dipinjami pakaian oleh orang Humsa, maka dia melakan thawaf dengan pakaian itu. dan orang yang mempunyai pakaian baru, maka dia melakukan thawaf dengan pakaian itu, kemudian dia membuangnya dan tidak ada seorang pun yang mengambilnya. Siapa saja yang tidak mempunyai pakaian baru, dan tidak dipinjami pakaian oleh orang Humsa, maka dia melakukan thawaf dengan keadaan telanjang bulat.
Kebanyakan para wanita melakukan thawaf dalam keadaan telanjang pada malam hari. Ini merupakan sesuatu yang mereka buat-buat dan mereka ikuti dari nenek moyang mereka. Mereka meyakini bahwa perbuatan nenek moyang mereka itu disandarkan kepada perintah dan syariat Allah. Lalu Allah menyangkal hal itu. Dia berfirman: (Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya")
Lalu Allah berfirman seraya menyangkal mereka: (Katakanlah) Wahai Muhammad, kepada orang-orang yang mengklaim demikian (Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji)
yaitu apa yang kalian buat-buat itu adalah perkara yang keji dan mungkar, dan Allah tidak pernah memerintahkan hal seperti itu (Mengapa kalian mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui?) yaitu apakah kalian menyandarkan perkataan-perkataan yang tidak kalian ketahui kebenarannya kepada Allah?
Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”) yaitu keadilan dan perkara yang lurus (Dan (katakanlah), "Luruskanlah muka (diri) kalian di setiap salat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kalian kepada-Nya”) yaitu Allah memerintahkan kalian agar istiqamah dalam menyembahNya, yaitu dengan mengikuti para rasul yang dikuatkan dengan mukjizat-mukjizat dalam apa yang mereka sampaikan dan syariat-syariat yang mereka bawa yang berasal dari Allah, serta agar kalian ikhlas dalam beribadah hanya kepadaNya. Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menerima amal, sampai dua rukun ini disatukan, yaitu agar benar dan sesuai dengan syariat, dan dikerjakan dengan ikhlas dan bersih dari kemusyrikan.
Firman Allah SWT: (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya) (29) Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka) terjadi perbedaan pendapat tentang makna firmanNya (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya)) Ibnu Abi Najih meriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya)) bahwa Allah akan menghidupkan kalian setelah kematian kalian.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pulalah) kalian akan kembali (kepada-Nya)) yaitu Allah memulai penciptaan, lalu Dia menciptakan mereka. dan sebelum itu mereka bukanlah sesuatu apapun, kemudian mereka mati, lalu Allah mengembalikan mereka.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada permulaan (demikian pula) kalian akan kembali (kepada-Nya) (29) Sebagian diberi-Nya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka) dia berkata,”sesungguhnya Allah SWT memulai penciptaan anak cucu Adam dalam keadaan mukmin dan kafir, sebagaimana Allah berfirman: (Dialah yang menciptakan kalian, maka di antara kalian ada yang kafir dan di antara kalian ada yang beriman) (Surah At-Taghabun: 2) Kemudian Dia mengembalikan mereka pada hari kiamat sebagaimana Dia memulai penciptaan merekaa dalam keadaan mukmin dan kafir.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-A’raf ayat 28: Seperti syirk, tawaf telanjang di sekeliling ka'bah dan sebagainya.
Mereka benar dalam hal ini.
Namun mereka berdusta dalam hal ini. Oleh karena itu, Allah membantah mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-A’raf Ayat 28
Pada ayat-ayat yang lalu diterangkan bahwa Allah telah menjadikan setan sebagai teman bagi orang-orang yang ingkar. Pada ayat-ayat berikut diterangkan tentang orang yang senantiasa mengikuti tradisi nenek moyang mereka meskipun tradisi itu salah. Dan apabila mereka, yakni orang-orang yang senantiasa mendustakan Allah dan rasulnya, melakukan perbuatan keji, seperti menyekutukan Allah, atau tawaf dalam keadaan telanjang bulat, dan sebagainya, kemudian ketika mereka ditegur bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang tercela, mereka berkata, perbuatan tersebut kami lakukan karena kami mendapati nenek moyang kami melakukan yang demikian. Hal tersebut memang benar, bahwa nenek moyang kaum musyrik yang memelopori berbagai perbuatan keji tersebut, namun dengan penuh kedustaan mereka kembali berkata, dan bahwa selain itu, Allah menyuruh kami mengerjakannya. Jelas hal ini merupakan kedustaan yang nyata. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada nabi-Nya untuk mengingkari hal tersebut. Allah berfirman, wahai nabi Muhammad! katakanlah kepada mereka dengan penuh pengingkaran, sesungguhnya Allah tidak pernah dan tidak pantas menyuruh berbuat keji, karena hal itu sangat bertentangan dengan kesempurnaan dan hikmah-Nya. Mengapa kamu melakukan kedustaan yang amat besar yaitu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui' wahai nabi Muhammad, berilah penjelasan kepada orang-orang yang berlaku dusta tersebut. Katakanlah pada mereka, tuhanku menyuruhku agar kalian dan semua manusia berlaku adil, tidak berlebihan dalam beribadah dan dalam bermuamalah. Maka lakukanlah hal tersebut dalam semua peribadatan kalian. Hadapkanlah wajahmu, yakni arahkanlah seluruh perhatianmu, kepada Allah pada setiap salat. Tunaikanlah salat dengan sebaik-baiknya, sucikanlah lahir dan batinmu, dan bersihkanlah dari segala bentuk kekejian. Dan sembahlah dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya, mengharap rahmat-Nya, dan takut dari azab-Nya. Ingatlah, setelah kematian, kamu semua akan dibangkitkan dan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula, sehingga Allah akan membalas segala apa yang kamu perbuat dengan balasan yang setimpal.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beberapa penjelasan dari para ulama tafsir terhadap isi dan arti surat Al-A’raf ayat 28 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita semua. Bantulah dakwah kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.