Surat Al-Ma’idah Ayat 63

لَوْلَا يَنْهَىٰهُمُ ٱلرَّبَّٰنِيُّونَ وَٱلْأَحْبَارُ عَن قَوْلِهِمُ ٱلْإِثْمَ وَأَكْلِهِمُ ٱلسُّحْتَ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا۟ يَصْنَعُونَ

Arab-Latin: Lau lā yan-hāhumur-rabbāniyyụna wal-aḥbāru 'ang qaulihimul-iṡma wa aklihimus-suḥt, labi`sa mā kānụ yaṣna'ụn

Artinya: Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.

« Al-Ma'idah 62Al-Ma'idah 64 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Mendalam Terkait Surat Al-Ma’idah Ayat 63

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 63 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai pelajaran mendalam dari ayat ini. Terdapat pelbagai penjabaran dari kalangan ahli ilmu berkaitan isi surat Al-Ma’idah ayat 63, sebagiannya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Apakah tidak melarang kepada mereka yang bersegera dalam perbuatan dosa dan permusuhan oleh para pemimpin dan para ulama mereka, dari perkataan dusta dan palsu, serta memakan harta benda milik orang dengan jalan batil? sungguh buruk perbuatan mereka tersebut, yaitu ketika mereka meninggalkan tindakan melarang kemungkaran


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

63. Mengapa ulama-ulama mereka tidak mengingkari kemungkaran yang mereka lakukan, yang berupa kegemaran mengatakan perkataan kotor dan memakan makanan haram? Betapa buruk cara hidup kependetaan yang mereka kerjakan, mereka enggan menjalankan kewajiban menyampaikan nasihat dan diam ketika melihat kemungkaran.

Ini menunjukkan kelihaian mereka dalam melakukan hal-hal yang haram, sampai seakan-akan itu menjadi pekerjaan yang setiap hari mereka lakukan. Sungguh buruk pekerjaan para rahib dan para pendeta itu, yang menjadikan ibadah, manasik, dan ilmu sebagai pekerjaan untuk mencari pendapatan dan sumber penghidupan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

63. Tidakkah para pemimpin dan para ulama mereka melarang mereka bergegas berbuat dosa, seperti berkata dusta, memberikan kesaksian palsu, dan memakan harta orang lain secara tidak sah? Sungguh buruk perilaku para pemimpin dan para ulama mereka yang tidak mau melarang mereka berbuat dosa.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

63. لَوْلَا يَنْهَىٰهُمُ الرَّبّٰنِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ عَن قَوْلِهِمُ الْإِثْمَ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ ۚ (Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram)
Yakni para ulama mereka tidak lagi melarang mereka berbuat kemungkaran yang mereka ucapkan dengan lisan mereka dan yang mereka makan dari harta haram, hasil suap, dan hasil kezaliman.

لَبِئْسَ مَا كَانُوا۟ يَصْنَعُونَ(Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu)
Yakni betapa buruknya kelakuan ulama mereka yang lalai dan membiarkan mereka terjerumus dalam perbuatan haram tanpa mengingkarinya dan tanpa usaha merubahnya.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

63 Mengapa para pastur (ahli wara’ dari golongan orang Yahudi) dan para pendeta (ulama’ Yahudi) tidak melarang mereka untuk berkata bohong dan memakan harta haram? maka sungguh amat buruk perbuatan mereka dengan mendiamkan perbuatan munkar dan tidak memerintahkan kebaikan.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Mengapa tidak} mengapa tidak {melarang kalian} mencegah kalian {para ulama} para pemimpin {dan pendeta} orang-orang alim {tidak melarang mereka dari perkataan bohong} dusta {dan memakan yang haram. Sungguh itulah seburuk- buruk apa yang selalu mereka kerjakan


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

63. “Mengapa orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram?” maksudnya, mengapa para ulama (mereka) yang semestinya memberi manfaat kepada manusia, di mana Allah telah memberi mereka ilmu dan hikmah, tidak melarang mereka berbuat kemaksiatan agar kebodohan yang ada pada mereka terkikis dan sehingga hujjah Allah tegak atas mereka? Para ulama memiliki kewajiban memerintahkan dan melarang manusia, menjelaskan kepada mereka jalan yang syar’I, mendorong mereka kepada kebaikan dan memperingatkan mereka dari keburukan. “Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka kerjakan.”


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 59-63
Allah SWT berfirman: “Katakan, wahai Muhammad, kepada orang-orang yang telah menjadikan agama kalian sebagai bahan ejekan dan permainan dari kalangan Ahli Kitab: (apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya) yaitu apakah menurut kalian kami memiliki kesalahan atau aib jika tidak ada hal ini? Hal ini bukanlah aib dan bukanlah sesuatu yang hina, Hal ini menjadi istitsna’ munqathi’ , sebagaimana firman Allah (Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (8)) (Surah Al-Buruj) dan (dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka) (Surah At-Taubah: 74) Dalam hadits Bukhari Muslim disebutkan: “Tidak sekali-kali Ibnu Jamil dicela hanyalah karena dahulunya dia miskin, lalu Allah memberinya kecukupan.”
Firman Allah: (sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik) yaitu dihubungkan (hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya) yaitu kami percaya bahwa sebagian besar dari kalian adalah orang-orang fasik yaitu orang-orang yang keluar dari jalan yang lurus.
Kemudian Allah berfirman: (Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari itu disisi Allah) yaitu apakah aku harus memberitahu kalian tentang balasan balasan yang buruk di sisi Allah pada hari kiamat daripada apa yang kalian sangkakan tentang kami? Mereka adalah orang-orang yang disifati dengan sifat-sifat yang ditafsirkan dengan firmanNya: (orang-orang yang dilaknat Allah) yaitu dijauhkan dari rahmat (dimurkai Allah) yaitu dengan murka yang tidak diridhai setelahnya selamanya (di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi) Sebagaimana yang sudah dijelaskan lebih dalam surah Al-Baqarah, dan sebagaimana yang akan dijelaskan dalam surah Al-A'raf.
Firman Allah (dan (orang yang) menyembah thaghut?) dibaca “’Abadat thaghuta” sebagai “fi'il madli“ dan “Thaghut” itu manshub dengan “fi’il” itu, yakni "Dan Allah menjadikan di antara mereka orang yang menyembah Thaghut". Dibaca juga “’Abdat thaghuti” sebagai idhafah dan maknanya adalah "Dan Allah menjadikan di antara mereka orang-orang yang melayani thaghut, yaitu pelayan dan hamba thaghut". Semua bacaan ini maknanya kembali bahwa kalian wahai Ahli Kitab yang mencela agama kita, yang mengesakan Allah dengan menyembahNya tanpa ada sekutu bagiNya; maka bagaimana kalian mengucapkan hal ini, padahal telah ada di antara kalian semua yang disebutkan itu? Oleh karena itu Allah berfirman (Mereka itu lebih buruk tempatnya) yaitu daripada apa yang kalian sangkakan kepada kami (dan lebih tersesat dari jalan yang lurus). Ini merupakan penggunaan “Af’al At-Tafdil” tanpa menyebutkan hal lain sebagai pembandingnya, sebagaimana firman Allah (Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya (24)) (Surah Al-Furqan)
Firman Allah SWT (Dan apabila orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: "Kami telah beriman", padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya) ini adalah sifat orang-orang munafik di antara mereka bahwa mereka itu membantu orang-orang mukmin secara tampak, namun hati mereka yang tersembunyi itu membela kekafiran. Oleh karena itu Allah SWT berfirman (padahal mereka telah datang) kepadamu, wahai Muhammad.(dengan kekafiran) yaitu dengan memendam kekafiran dalam hati mereka, kemudian mereka pergi dan apa yang tersembunyi dalam hati mereka bahwa mereka tidak mengambil manfaat dari apa yang telah mereka dengar darimu yang berupa pengetahuan, nasehat dan peringatan itu tidak berhasil untuk mereka. Oleh karena itu Allah berfirman (dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya) yaitu Allah mengkhususkan mereka dengan kekafiran itu bukan selain mereka.
Firman Allah SWT (dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan) yaitu Allah Maha Mengetahui rahasia mereka dan apa yang tersimpan dalam hati mereka, meskipun mereka menunjukkannya kepada semua makhlukNya hal yang berbeda dengan hal itu. Mereka menghias sesuatu yang tidak mereka lakukan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui sesuatu yang ghaib dan nyata dan lebih mengetahui hal itu daripada mereka, dan Dia akan membalas mereka atas hal itu dengan pembalasan yang sempurna. Firman Allah (Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram) yaitu mereka bersegera melakukan itu, berupa melakukan perbuatan dosa, hal-hal yang diharamkan, dan berbuat aniaya kepada orang lain serta memakan harta mereka dengan cara yang bathil. (Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu) yaitu seburuk-buruknya perbuatan adalah perbuatan mereka, dan seburuk-buruknya perbuatan aniaya adalah perbuatan mereka.
Firman Allah SWT (Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu (63)) yaitu mengapa para rahib dan pendeta mereka tidak melarang mereka melakukan hal itu. Para rahib itu adalah orang-orang alim yang memberi pengasuhan dan perlindungan kepada mereka. sedangkan pendeta adalah orang-orang alim mereka saja saja
(Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu) Pendapat yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalhah dari dari Ibnu Abbas bahwa para rahib itu adalah seburuk-buruknya sesuatu yang mereka lakukan, yaitu mereka mengabaikan hal tersebut. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata Dia berfirman kepada para rahb itu ketika mereka tidak mencegah perbuatan itu, dan kepada mereka yang mengerjakan perbuatan itu. dia berkata bahwa hal itulah yang terjadi, sedangkan “mereka mengetahui” dan “mereka melakukan” itu adalah satu perbuatan.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Ma’idah ayat 63: Para ulama dan tokoh agama dibebani untuk memerintah manusia dan melarang, menerangkan kepada mereka jalan yang benar, mendorong mengerjakan kebaikan dan melarang mengerjakan keburukan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 63

Di antara sebab dari perbuatan buruk yang dilakukan orang-orang yahudi itu adalah karena mereka tidak mendapat peringatan dari pendetanya. Karena itu muncul pertanyaan mengapa para ulama yahudi dan para pendeta mereka, setelah mengetahui perilaku masyarakat, tidak melarang mereka yang sering mengucapkan perkataan bohong dan terbiasa memakan yang haram' bila terus dibiarkan, sungguh, hal itu merupakan kebiasaan yang sangat buruk dan apa yang mereka perbuat merupakan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Allahayat-ayat yang lalu menjelaskan perilaku dan sikap buruk dari orang-orang yahudi, selanjutnya ayat-ayat berikut menerangkan tentang perbuatan mereka yang lebih buruk lagi. Sikap yang sangat tidak baik ini diawali ketika mereka berkata, tangan Allah terbelenggu, yang maksudnya adalah kikir atau tidak mau melimpahkan rahmat-Nya. Padahal sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu sehingga mereka dikenal sebagai orang yang bakhil dan karenanya merekalah yang akan dilaknat yang disebabkan oleh apa yang telah mereka katakan itu. Padahal dengan memperhatikan apa saja yang terjadi di sekitarnya, mereka sesungguhnya mengetahui bahwa kedua tangan Allah selalu terbuka untuk semua makhluk-Nya; dia memberi rezeki kepada siapa saja sebagaimana dia kehendaki. Dan Al-Qur'an yang diturunkan kepadamu, hai Muhammad, dari tuhanmu itu pasti juga akan menambah kedurhakaan yang telah mendarah daging dan kekafiran yang sudah menjadi kebiasaan bagi kebanyakan mereka. Sebagai akibat dari kedua sikap buruk itu, kami timbulkan permusuhan yang terus menerus dan kebencian yang mendalam di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap saat mereka menyalakan api peperangan pada siapa saja, Allah pasti akan memadamkannya. Selain melakukan penyimpangan dan keingkaran, mereka juga selalu berusaha untuk menimbulkan kerusakan di muka bumi. Dan sesungguhnya Allah sangat tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beberapa penjelasan dari banyak ulama tafsir terhadap isi dan arti surat Al-Ma’idah ayat 63 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita. Bantu dakwah kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Paling Banyak Dibaca

Tersedia ratusan halaman yang paling banyak dibaca, seperti surat/ayat: Al-Ma’idah 48, Al-Humazah, Al-A’raf 54, An-Nahl 114, At-Tin 4, An-Nisa. Termasuk Al-Fatihah 5, Al-Fatihah 4, Al-Anbiya 30, Ali ‘Imran 190, At-Taubah, Al-Muthaffifin.

  1. Al-Ma’idah 48
  2. Al-Humazah
  3. Al-A’raf 54
  4. An-Nahl 114
  5. At-Tin 4
  6. An-Nisa
  7. Al-Fatihah 5
  8. Al-Fatihah 4
  9. Al-Anbiya 30
  10. Ali ‘Imran 190
  11. At-Taubah
  12. Al-Muthaffifin

Pencarian: al imron ayat 191, surat al-kautsar latin, surat 21 ayat 4, yasin digital, surat 21 ayat 1

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.