Surat Al-Anbiya Ayat 1

ٱقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِى غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ

Arab-Latin: Iqtaraba lin-nāsi ḥisābuhum wa hum fī gaflatim mu'riḍụn

Artinya: Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).

« Thaha 135Al-Anbiya 2 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Mendalam Tentang Surat Al-Anbiya Ayat 1

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Anbiya Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah mendalam dari ayat ini. Ditemukan aneka ragam penjabaran dari kalangan ahli ilmu berkaitan isi surat Al-Anbiya ayat 1, antara lain sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Telah dekat waktu perhitungan manusia atas apa yang telah berlalu dari apa yang mereka perbuat di dunia, walaupun demikian orang-orang kafir masih hidup dalam keadaan lalai terhadap hakikat tersebut dan berpaling dari peringatan ini.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

1. Telah dekat waktu perhitungan amal perbuatan manusia sehingga mereka akan mendapat siksaan dan pahalanya, namun mereka dalam keadaan lalai terhadap kejadiannya dan sibuk dengan kenikmatan dunia.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

1. Telah semakin dekat kepada manusia waktu perhitungan amalan mereka pada hari Kiamat, sedangkan mereka masih saja berada dalam keadaan lalai dan berpaling dari Akhirat, lantaran dengan perkara dunia.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

1. اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ (Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka)
Yakni telah tekat waktu terjadinya hari kiamat, waktu yang tersisa lebih sedikit daripada yang telah berlalu.

وَهُمْ فِى غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ(sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling)
Itu karena kesibukan mereka dengan kenikmatan kehidupan yang tidak mereka butuhkan, dengan begitu mereka sibuk dengan dunia dari akhirat, dan tidak mempersiapkan kehidupan akhirat.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

Keutamaan: Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud berkata: “Surah Bani Israil, Al-Kahfi, Maryam, Thaha, dan Al-Anbiya’ itu termasuk surah-surah terdahulu dan hartaku yang terdahulu”, yaitu termasuk surah-surah Al-Qur’an yang lebih dahulu dihafalkan.

1. Telah dekat bagi manusia itu masa penghisaban mereka yaitu hari kiamat sedangkan mereka itu disibukkan dengan dunia dan melupakan akhirat serta tidak mau mempersiapkan diri untuk dihisab. Al-Ghaflah asalnya adalah tidak mengingat sesuatu, namun yang dimaksud di sini adalah meninggalkan sesuatu dengan mengabaikan dan melalaikannya.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Semakin dekat kepada manusia perhitungan (amal) mereka, dan mereka dalam keadaan lengah lagi berpaling


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

1. Ini adalah bentuk keheranan terhadap kondisi manusia. Mereka itu, tidak mempan dengan peringatan, dan tidak mau mendekat kepada pemberi peringatan. Padahal sebenarnya sudah dekat masa perhitungan amalan dan pembalasan bagi mereka atas amalan mereka yang baik ataupun buruk. Ternyata mereka berada dalam keadaan, “Kelalaian lagi berpaling (dari padanya),” maksudnya lalai dari tujuan penciptaanya, dan berpaling dari peringatan yang disampaikan kepada mereka. Seolah-olah merreka tercipta (semata-mata) untuk dunia saja, dan dilahirkan hanya untuk bersenang-senang saja. Sementara itu, Allah masih senantiasa memperbaharui peringatan dan nasihat terhadap mereka, namun mereka masih saja dalam kondisi lalai dan berpaling.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-6
Hal ini merupakan peringatan dari Allah SWT atas dekatnya hari kiamat dan bahwa manusia dalam keadaan lalai terhadapnya, yaitu mereka tidak mau beramal dan mempersiapkan diri untuk menyambutnya.
Allah SWT berfirman: (Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kalian meminta agar disegerakan (datang)) (Surah An-Nahl: 1) dan (Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan (1) Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah) sihir yang terus menerus” (2)) (Surah Al-Qamar) Al-Hafizh Ibnu ‘Asakir meriwayatkan terjemah tentang Al-Hasan bin Hani', Abu Nuwas yang merupakan seorang penyair, dia berkata bahwa penyair paling hebat adalah Syekh Ath-Thahir Abu Al-’Atahiyah, dimana dia berkata:
“Manusia tenggelam dalam kelalaiannya, padahal penggilingan maut terus berputar.
Dikatakan kepadanya,"Dari mana kamu menyimpulkan hal ini?" dia berkata,”dari firman Allah SWT: (Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya) (1))
Kemudian Allah SWT memberitahukan bahwa mereka tidak mau mendengarkan wahyu yang Dia turunkan kepada RasulNya SAW. Pembicaraan ayat ini ditujukan kepada kalangan Quraisy dan orang-orang kafir yang sama dengan mereka. Jadi Allah SWT berfirman: (Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al-Qur’an pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka) yaitu baru diturunkan (melainkan mereka mendengarnya, sedangkan mereka bermain-main) Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, "Mengapa kalian menanyakan kepada Ahli Kitab tentang apa yang ada pada mereka, padahal mereka telah mengubahnya, menggantinya, menambahkan dan mengurangi isinya. Kitab kalian adalah kitab yang baru diturunkan Allah yang kalian membacanya dalam murni isinya, tidak ada campurannya"
Firman Allah: (Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka) yaitu seraya berbicara di antara mereka dengan rahasia (Orang ini tiada lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu)
Yang mereka maksud adalah Rasulullah SAW. Mereka tidak percaya beliau adalah seorang nabi, karena beliau adalah seorang manusia seperti mereka; maka bagaimana mungkin dia mendapat keistimewaan wahyu, sedangkan mereka tidak. Oleh karena itu berkata: (maka apakah kalian menerima sihir, padahal kalian menyaksikannya?) yaitu apakah kalian mengikutinya, sehingga kalian seperti orang yang melakukan sihir, dan dia mengetahui bahwa apa yang dia lakukan adalah ilmu sihir. Allah SWT berfirman seraya menjawab mereka atas apa yang mereka buat-buat kedustaan itu: (Berkatalah Muhammad (kepada mereka), "Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi”) yaitu Dzat yang mengetahui hal itu, tidak ada sesuatu pun yang ter­sembunyi dariNya. Dialah Dzat yang menurunkan Al-Qur'an yang mengandung kisah orang-orang terdahulu dan orang-orang yang mendatang. Al-Qur'an yang tidak ada seorang pun yang mampu mendatangkan hal yang serupa dengannya, kecuali Dzat yang mengetahui rahasia dan di langit dan bumi.
Firman Allah: (dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) yaitu, Maha Mendengar semua ucapan kalian, dan Maha Mengetahui semua keadaan kalian. Dalam hal ini terkandung ancaman dan peringatan terhadap mereka.
Firman Allah: (Bahkan mereka berkata (pula), "(Al-Qur'an itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya") Ini adalah pemberitahuan tentang pembangkangan, keingkaran dan penentangan orang-orang kafir terhadap apa yang digambarkan Al-Qur'an, serta kebimbangan dan kesesatan mereka terhadapnya. Terkadang mereka menganggapnya sebagai sihir, terkadang sebagai syair, dan terkadang sebagai mimpi-mimpi, serta terkadang sebagai sesuatu yang dibuat-buat. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Lihatlah, bagaimana mereka membuatperumpamaan-perumpamaan terhadapmu; karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar) (48)) (Surah Al-Isra) Firman Allah: (maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus) Mereka bermaksud yaitu seperti unta nabi Shalih, mukjizat nabi Musa dan nabi Isa. Allah SWT berfirman: (Dan tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang terdahulu. Dan telah Kami berikan kepada kaum samud unta betina (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya (unta betina itu)) (Surah Al-Isra: 59)
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman yang Kami telah membinasakannya sebelum mereka; maka apakah mereka akan beriman? (6)) yaitu Kami tidak mendatangkan suatu penduduk negeri pun yang diutus para rasul kepada mereka dengan membawa mukjizat, lalu mereka beriman, melainkan mereka mendustakannya; jadi Kami membinasakan mereka. Apakah mereka akan beriman sekiranya melihat mukjizat-mukjizat itu? Tidak, bahkan: (Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman (96) meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih (97)) (Surah Yunus) Sungguh mereka telah menyaksikan ayat-ayat yang jelas, hujjah yang pasti, dan keterangan-keterangan yang jelas dari Rasulullah SAW. dan hal itu. lebih jelas, lebih terang, lebih menakjubkan, dan lebih mematahkan daripada apa yang ditampakkan oleh nabi-nabi lainnya. Semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada mereka semua


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Anbiya ayat 1: Ayat ini merupakan ta'ajjub (keanehan) terhadap keadaan manusia yang tetap saja lalai dan berpaling, dan seperti inilah keadaan mayoritas manusia -kecuali orang yang mendapatkan ‘inayah (perhatian) dari Allah-, di mana peringatan dan nasehat tidak bermanfaat bagi mereka, padahal hari penghisaban dan pembalasan terhadap amal mereka telah dekat. Mereka lalai terhadap sesuatu yang karenanya mereka diciptakan (ibadah), dan berpaling dari peringatan. Seakan-akan mereka diciptakan untuk dunia, dan untuk bersenang-senanglah mereka dilahirkan ibu mereka. Namun demikian, Allah Subhaanahu wa Ta'aala senantiasa memperingatkan dan menasehati agar mereka kembali sebagaimana disebutkan dalam ayat selanjutnya, tetapi mereka senantiasa dalam kelalaian lagi berpaling.

Tentang maksud ayat ini ada dua pendapat; pertama, bahwa umat ini (umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam) adalah umat terakhir dan rasulnya adalah rasul terakhir, dan kiamat tegak pada umat ini, karena telah dekat penghisabannya jika melihat kepada umat-umat sebelumnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

بُعِثْتُ أَنَا وَ السَّاعَةَ كَهَاتَيْنِ

“(Jarak) aku dibangkitan dengan kiamat itu seperti dua jari ini.” Beliau menghubungkan kedua jarinya, yaitu antara jari telunjuk dengan jari setelahnya.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)

Kedua, maksud dekatnya hisab adalah dekatnya maut, dan bahwa barang siapa mati, maka telah tegak kiamatnya dan telah masuk ke tempat pembalasan amal.

Bisa juga maksudnya, lalai terhadap hari kiamat atau kematian.

Yakni berpaling dari mempersiapkan diri untuk menghadapi hari itu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Anbiya Ayat 1

Telah semakin dekat kepada manusia, yang kafir dan yang menyekutukan Allah, perhitungan amal mereka, pada hari kiamat tentang semua yang mereka kerjakan di dunia, sedang mereka dalam keadaan lalai tentang dahsyatnya hari kiamat, karena kesibukan mereka tentang dunia, mereka berpaling dari iman terhadap akhirat. 2. Ingatlah wahai manusia, pada hari ketika kamu melihatnya, goncangan dahsyat pada hari kiamat itu, semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, karena terkejut dan panik; dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, karena goncangan dahsyat itu; dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, seperti orang yang tidak sadar, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk tetapi azab Allah yang terjadi pada hari kiamat itu sangat keras dirasakan oleh orang-orang kafir.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian aneka ragam penafsiran dari berbagai ahli tafsir terhadap isi dan arti surat Al-Anbiya ayat 1 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi kita semua. Bantulah usaha kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Banyak Dikunjungi

Telaah ratusan halaman yang banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Isra, Ibrahim 7, Ayat 15 (Lima Belas), Fatir 37, Ar-Rahman 13, Al-Buruj. Juga Ar-Rum 21, Al-Qashash 77, An-Nisa 36, Yasin 82, Al-Baqarah 177, Innallaha Ma’ash Shabiriin.

  1. Al-Isra
  2. Ibrahim 7
  3. Ayat 15 (Lima Belas)
  4. Fatir 37
  5. Ar-Rahman 13
  6. Al-Buruj
  7. Ar-Rum 21
  8. Al-Qashash 77
  9. An-Nisa 36
  10. Yasin 82
  11. Al-Baqarah 177
  12. Innallaha Ma’ash Shabiriin

Pencarian: laa ikraha fiddin, surah alam tara kaifa, tulisan surat al kafirun, maksud potongan surat al maidah ayat 101 diatas adalah, al baqarah ayat 118

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.