Surat An-Nisa Ayat 142
إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ يُخَٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَٰدِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
Arab-Latin: Innal-munāfiqīna yukhādi'ụnallāha wa huwa khādi'ụhum, wa iżā qāmū ilaṣ-ṣalāti qāmụ kusālā yurā`ụnan-nāsa wa lā yażkurụnallāha illā qalīlā
Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Berkaitan Dengan Surat An-Nisa Ayat 142
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 142 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka kandungan penting dari ayat ini. Terdokumentasikan beraneka penafsiran dari berbagai ahli tafsir terkait isi surat An-Nisa ayat 142, antara lain seperti tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Sesungguhnya cara-cara yang ditempuh orang-orang munafik merupakan bentuk tipudaya kepada Allah ,dengan apa yang mereka tampakkan dari keimanan dan apa yang mereka sembunyikan dari kekafiran mereka, lantaran persangkaan mereka bahwa hal itu akan samar bagi Allah, padahl sebenarnya Allah tengah membalas tipu daya mereka dan akan memberikan balasan kepada mereka dengan balasan yang serupa dengan amal perbuatan mereka. Dan apabila mereka, orang-orang munafik, tegak berdiri untuk mengerjakan shalat, mereka beranjak untuk mengerjakannya dalam kemalasan. Mereka hanya bertujuan riya dan sum’ah denagan shalat mereka, dan tidak mengingat-ingat dan menyebut Allah,kecuali hanya sedikit saja.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
142. Sesungguhnya orang-orang munafik menipu Rasulullah dengan menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran mereka.
Dalam ayat ini Allah mengibaratkan bahwa orang-orang munafik itu menipu Allah karena berinteraksi dengan Rasulullah dalam hal ini, sama saja dengan berinteraksi dengan Allah, dan Allah pasti akan membalas tipu daya mereka.
Apabila orang-orang munafik itu hendak menjalankan shalat maka mereka akan merasa berat dan berlambat-lambat, tidak ada semangat dan rasa ingin yang mendorong mereka untuk menjalankannya; sebab mereka tidak mengharapkan pahala di akhirat dan tidak takut terhadap siksaan Allah, karena mereka tidak memiliki keimanan. Mereka hanya takut kepada manusia dan berharap agar dilihat oleh orang-orang beriman sehingga dapat dianggap sebagai golongan mereka. Dan mereka hanya menjalankan shalat sesekali saja; apabila tidak ada yang melihat mereka, maka mereka tidak menjalankan shalat; namun jika mereka bersama dengan orang banyak maka mereka akan menjalankan shalat hanya untuk riya'.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
142. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dengan memperlihatkan keislaman dan menyembunyikan kekafiran. Padahal sesungguhnya Allah-lah yang menipu mereka. Karena Allah telah melindungi darah mereka meskipun Allah mengetahui kekafiran mereka. Dan Dia telah menyiapkan hukuman yang sangat berat bagi mereka di Akhirat. Apabila mereka berdiri untuk menunaikan salat, mereka berdiri dengan bermalas-malasan dan tidak menyukainya. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali hanya sendikit saja, yaitu ketika mereka berjumpa dengan orang-orang mukmin.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
142. إِنَّ الْمُنٰفِقِينَ يُخٰدِعُونَ اللهَ (Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah)
Dengan menunjukkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran.
وَهُوَ خٰدِعُهُمْ(dan Allah akan membalas tipuan mereka)
Yakni dengan melakukan tipuan sebagaimana tipuan orang yang ingin melakukannya; dan hal itu dengan membiarkan mereka menunjukkan keislaman mereka di dunia agar harta dan darah mereka terjaga, lalu mengakhirkan siksaannya di hari akhir dan membalas tipudaya mereka dengan memasukkan mereka ke dasar neraka.
وَإِذَا قَامُوٓا۟ إِلَى الصَّلَوٰةِ قَامُوا۟ كُسَالَىٰ( Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas)
Mereka sholat dengan malas dan merasa berat tanpa mengharapkan pahala dan takut pada siksaan.
يُرَآءُونَ(Mereka bermaksud riya)
Riya’ yakni menunjukkan perbuatan baik agar dilihat orang lain, bukan untuk mentaati perintah Allah.
وَلَا يَذْكُرُونَ اللهَ إِلَّا قَلِيلًا (Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali)
Dikeluarkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud hadist dari Rasulullah bahwa ia menyebutkan salah satu ciri shalat orang-orang munafik dengan sabdanya: “mereka akan menunggu matahari sampai pada dua tanduk setan (hampir terbenam) lalu mereka melakukan shalat empat rakaat dengan cepat, mereka tidak berzikir kepada Allah kecuali sedikit sekali”.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Kecaman bagi orang munafiq dalam ini merupakan dalil atas wajibnya seseorang mendirikan shalat dalam keadaan "thuma'ninah" , menyempurnakan rukuknya, sujudnya, qiyamnya dan duduknya; karena seorang hamba tidak dapat terhindar dari kecaman dan hinaan seperti ini kecuali dengan kesempurnaan shalat dan keihlasannya untuk Allah.
2 ). Jika engkau merasa bahwa shalat yang kamu dirikan terasa berat, bahkan sekalipun itu nafilah, maka ketahuilah bahwa dalam hatimu ada nifaq; karena perasaan seperti itu hanya bagi orang-orang munafiq, yang Allah berfirman tentang mereka : { وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ } "Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas", dan jika kamu melihat kegembiraan dalam hatimu, ketahuilah bahwasanya itu adalah bukti kuatnya imanmu.
3 ). Sepuluh hari pertama dalam bulan dzul hijjah adalah hari-hari yang penuh dengan dzikir, takbr dan shadaqoh, serta peluang yang luas untuk kita saling berlomba-lomba memperbanyak amalan shalih, tetapi Allah menyebutkan dalam ayat-Nya tentang sifat orang munafiq : { وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا } "Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." dan bahwasanya mereka juga adalah : { وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ } "tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." maka berhati-hatilah setiap mukmin dari sifat ini.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
142 Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dengan menampakkan keimanan dan menyimpan kekufuran, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Atau akan menghukum mereka di akhirat. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat seperti orang muslim di dunia maka mereka bermaksud menjaga keselamatan dan harta mereka saja, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya di hadapan manusia. Mereka tidak bermaksud menjalankan perintah agama, namun agar orang mukmin menyangka mereka beriman. Dan tidaklah mereka menyebut Allah dalam shalat mereka kecuali sedikit sekali. Itu terjadi ketika mereka terpaksa.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah membalas tipuan mereka. Jika mereka berdiri untuk shalat, mereka melakukannya dengan malas} mereka berat hati {dan bermaksud riya di hadapan manusia. Mereka pun tidak mengingat Allah, kecuali sedikit sekali
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
142. Allah memberitakan tentang orang-orang munafik yang bersipat buruk dan tanda-tanda yang jelek, dan bahwa jalan mereka adalah menipu Allah, yaitu, yaitu mereka menampakan keimanan dan menyembunyikan kekufuran dengan tindakan. Mereka mengira bahwa hal itu tidak dilihat oleh Allah danhamba-hambaNya yang lain. Padahal sebenarnya Allah-lah yang membalas tipuan mereka, karena hanya terjadinya dengan sipat dan sikap tersebut pada mereka dan konsistennya mereka padanya, itu sebenarnya tipuan terhadap diri mereka sendiri, dan tipu daya apalagi yang lebih menykitkan dari orang yang berusaha keras namun hanya menghasilkan kehinaan dan kerendahan bagi dirinya sendiri, dan tidak mendapatkan apa-apa dengan hal itu saja bahwa menunjukan pelakunya yidak berakal, di mana ia menyatukan kemaksiatan yang dipandang sebagai suatu kebaikan dan mengira bahwa hal itu adalah hasil dari akal dan tipu dayanya, dan bahwa Allah yang mengetahui keburukan yang di timbulkan oleh kebodohan dan kehinaan atas pemiliknya, dan di antara pendurtaan Allah di antara mereka adalah apa yang di sebutkan Allah dalam firmanNya,
"Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”. Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.
Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu". (Al-Hadid : 13-14)
Dan diantara sipat-sipat mereka adalah bahwa, “apabila mereka berdiri untuk shalat,” bila mereka melakukannya, yang merupakan perbuatan ketaatan yang paling agung, ”mereka berdiri dengan malas,” mereka merasa berat melakukannya dan mengerutu dalam melakukannya.
Rasa malas itu tidaklah ada kecuali karena tidak adanya kehendak untuk melakukannya dalam hati mereka, dan sekiranya bukan karena hati mereka itu kosong dari keinginan kepada Allah dan kepada apa yang ada di sisiNya serta tidak ada keimanan, pastilah tidak ada rasa malas dalam diri mereka. "mereka RIYA ingin dilihat manusia" yaitu, inilah yang muncul sebagai rahasia diri mereka dan nilah yangmenjadi tujuan amalan mereka, ingin dilihat oleh orang lain, mereka menginginkan penglihatan manusia tertuju pada mereka sehingga mendapatkan pengagungan dan penghormatan dari mereka dan tidak ikhlas kepada Allah. Oleh karena itu "mereka tida mengingat Allah kecuali sedikit" karena sudah penuhnya hati mereka dengan riya, karena dzikir kepada Allah dan mendawamkannya tidak mungkin bias kecuali oleh seorang mukmin yang hatinya penuh dengan kecintaannya kepada Allah dan pengagungan kepada Nya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 142-143
Telah disebutkan di permulaan surah Al-Baqarah firman Allah SWT: (Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman) (Surah Al-Baqarah: 9). Di sini, Allah juga berfirman, (Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka) Tidak diragukan lagi bahwa Allah tidak mungkin diperdaya, karena Dia Maha Mengetahui rahasia dan hal yang disembunyikan dalam hati. Akan tetapi orang-orang munafik itu, karena kebodohan, kurangnya pengetahuan dan pemahaman, mereka percaya bahwa situasi mereka itu seperti yang diasumsikan oleh orang-orang di sekitar mereka dan hukum syariat tampak. Mereka juga berpikir bahwa itu terjadi pada keputusan Allah bagi mereka pada hari kiamat dan bahwa perkara mereka itu ada di sisiNya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah SWT bahwa mereka pada hari kiamat akan bersumpah kepada Allah bahwa mereka telah berjalan pada jalan lurus dan benar, dan mereka meyakini bahwa hal ini akan bermanfaat bagi mereka di sisi Allah. Sebagaimana Allah SWT berfirman, ((Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta (18)) (Surah Al-Mujadilah). Firman Allah (dan Allah akan membalas tipuan mereka) yaitu Allah membiarkan mereka dalam kedurhakaan dan kesesatan mereka. Dia menjauhkan mereka dari kebenaran dan jalan menuju Allah di dunia, begitu juga pada hari kiamat.
Firman Allah, (Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali) ini adalah sifat orang-orang munafik dalam mengerjakan shalat yang merupakan amalan yang paling mulia, paling utama, dan paling baik. Ketika mereka melakukan shalat, melakukannya dengan malas karena mereka tidak memiliki niat, keimanan, dan kekhusyu’an untuk melakukannya, serta tidak memikirkan maknanya.
Firman Allah: (Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas) Ini adalah sifat yang tampak dari mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman (dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas) [Surah At-Taubah: 54]. Kemudian Allah menyebutkan sifat-sifat buruk yang ada dalam diri mereka, lalu Allah berfirman: (Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia) yaitu mereka tidak memiliki keikhlasan atau hubungan yang baik dengan Allah. Sebaliknya, mereka menampakkan hal itu kepada manusia untuk berpura-pura dan membujuk mereka. Itulah sebabnya mereka seringkali meninggalkan shalat, terutama ketika orang-orang tidak menyaksikan mereka di waktu-waktu yang gelap seperti shalat ‘isya’ dan shalat subuh. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Jika mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan datang meskipun dengan merangkak. Aku sangat berkeinginan agar shalat ditegakkan, lalu aku perintahkan seorang laki-laki shalat bersama orang lain, sedangkan aku bersama beberapa laki-laki pergi membawa kayu bakar menuju orang-orang yang tidak ikut shalat berjamaah, hingga aku dapat membakar rumah mereka "
Firman Allah, (Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali) yaitu saat shalat, mereka tidak khusyu’ dan tidak mengetahui apa yang mereka ucapkan, bahkan mereka lupa dan teralihkan, dan mereka berpaling dari kebaikan yang seharusnya mereka dapatkan.
Firman Allah: (Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini dan tidak (pula) kepada golongan itu) yaitu bahwa orang-orang munafik itu bingung antara keimanan dan kekafiran, mereka tidak benar-benar bersama orang-orang mukmin secara tampak maupun dalam hati mereka dan tidak pula bersama orang-orang kafir secara tampak maupun hati mereka. Secara tampak, mereka bersama orang-orang mukmin, tetapi dalam hati, mereka bersama orang-orang kafir. Di antara mereka ada yang merasa ragu, kadang-kadang dia condong kepada golongan ini dan kadang-kadang dia condong kepada golongan itu. (Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti….) (Surah Al-Baqarah:20). Mujahid berkata tentang ayat (Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini) yakni para sahabat nabi Muhammad SAW (dan tidak (pula) kepada golongan itu) yaitu orang-orang Yahudi.
Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan baginya) yaitu siapa saja yang Dia belokkan dari jalan petunjuk, (maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya) (Surah Al-Kahfi: 17) bahwa siapa saja yang disesatkan Allah maka tidak ada yang bisa memberi petunjuk baginya. Orang-orang munafik yang telah disesatkan dari jalan Allah itu tidak akan mendapatkan orang yang menunjukkan dan membimbing mereka untuk keluar dari situasi mereka saat itu. Sesungguhnya Allah SWT adalah Dzat yang tidak bisa dihalangi keputusanNya dan tidak dimintai pertanggungjawaban atas apa yang Dia perbuat, sedangkan mereka akan dimintai pertanggungjawaban.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Nisa ayat 142: Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah; dan Allah (balas) menipu mereka; apabila mereka berdiri kepada shalat. berdirilah mereka dengan mereka unjuk-unjukkan malas; (amal mereka kepada) manusia; mereka tidak ingat kepada dan Allah melainkan sedikit.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Dengan menampakkan di luar sesuatu yang berbeda dengan keadaan di dalam dirinya, oleh karenanya diberlakukan kepada mereka hukum-hukum dunia berdasarkan zhahirnya. Mereka mengira bahwa hal itu tidak diketahui Allah dan tidak ditampakkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, padahal Allah menipu mereka, bahkan sikap mereka ini saja sebenarnya sudah menipu diri mereka sendiri, dan tipuan apa yang lebih besar daripada orang yang mengusahakan sesuatu yang merugikan dirinya. Hal itu juga menunjukkan kurangnya akal pemiliknya, di mana ia menggabung maksiat dan memandangnya baik. Termasuk tipuan-Nya kepada mereka (kaum munafik) adalah seperti yang disebutkan dalam surat Al Hadid ayat 13, "Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa."
Maksudnya Alah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka dilayani seperti halnya orang-orang mukmin dilayani. Namun demikian, Allah telah menyediakan bagi mereka neraka sebagai pembalasan terhadap tipuan mereka itu.
Padahal shalat merupakan amal ibadah yang paling utama. Rasa malas dan bosan tidaklah muncul kecuali karena hilangnya rasa cinta kepadanya di hati mereka. Jika sekiranya hati mereka rindu kepada Allah dan berharap terhadap apa yang ada di sisi-Nya, tentu tidak muncul sikap malas.
Riya adalah melakukan suatu amal tidak untuk mencari keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di masyarakat. Orang munafik melakukan shalat dengan maksud dipuji manusia, dihormati dan dimuliakan dan tidak melakukannya dengan ikhlas karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
Maksudnya mereka shalat hanya sesekali saja, yaitu apabila mereka berada di hadapan orang lain. Memang demikian, karena mengingat Allah tidaklah muncul kecuali dari orang mukmin yang hatinya dipenuhi rasa cinta kepada Allah dan mengagungkan-Nya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 142
Sesungguhnya dengan sikap dan perbuatan yang mereka lakukan seperti yang digambarkan pada ayat-ayat di atas, orang-orang munafik itu berusaha hendak menipu Allah, tetapi usaha-usaha mereka menjadi sia-sia, bahkan yang terjadi adalah sebaliknya bahwa Allah-lah yang menipu mereka dengan membiarkan mereka tetap dalam kesesatan dan penipuan mereka. Apabila mereka melaksanakan salat, baik salat-salat wajib maupun salat sunah, mereka lakukan dengan malas, yaitu mereka tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh, tidak bersemangat, merasa sangat berat, bahkan tidak senang, karena mereka tidak merasakan nikmatnya. Kalaupun mereka melakukannya, mereka hanya bermaksud ria, ingin dilihat dan dipuji di hadapan manusia, tidak karena mengharap rida Allah dan takut akan siksaan-Nya. Dan mereka tidak mengingat Allah, yaitu salat dan zikir, kecuali di hadapan orang dan sedikit sekali, baik dari segi waktunya maupun jumlah yang dilakukannya mereka adalah orang-orang yang senantiasa dalam keadaan ragu dan bingung antara yang demikian, yaitu iman atau kafir. Mereka tidak termasuk kepada golongan ini, yaitu golongan orang-orang beriman, dan tidak pula kepada golongan itu, yaitu orang-orang kafir. Keraguan mereka disebabkan karena mereka tidak mengikuti petunjuk Allah dan memilih kesesatan. Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka kamu, wahai Muhammad, sekali-kali tidak akan mendapatkan jalan untuk memberi petunjuk baginya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beragam penafsiran dari kalangan mufassir terkait isi dan arti surat An-Nisa ayat 142 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk ummat. Sokong usaha kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.