Surat An-Nisa Ayat 143

مُّذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَٰلِكَ لَآ إِلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ وَلَآ إِلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ ۚ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ سَبِيلًا

Arab-Latin: Mużabżabīna baina żālika lā ilā hā`ulā`i wa lā ilā hā`ulā`, wa may yuḍlilillāhu fa lan tajida lahụ sabīlā

Artinya: Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.

« An-Nisa 142An-Nisa 144 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Terkait Surat An-Nisa Ayat 143

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 143 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka hikmah penting dari ayat ini. Ditemukan beraneka penafsiran dari beragam ahli tafsir terkait makna surat An-Nisa ayat 143, misalnya sebagaimana di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Sesungguhnya diantara karakter orang-orang munafik adalah keragu-raguan,bimbang,dan goncang. Mereka tidak pernah tegak diatas suatu keadaan. Mereka bukan bersama kaum Mukminin dan tidak pula bersama orang-orang kafir. Dan barangsiapa yang Allah palingkan hatinya dari keimanan kepadaNya dan berpegang teguh dengan petunjukNya, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapati baginya jalan menuju hidayah dan keyakinan.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

143. Orang-orang munafik selalu terombang-ambing, terkadang mereka condong kepada orang-orang beriman dan di lain waktu mereka condong kepada orang-orang kafir.

Mereka tidak pernah benar-benar bergabung dengan salah satu golongan tersebut karena mereka hanya mencari keuntungan saja, sedangkan mereka tidak mengetahui bagi golongan mana kesudahan yang baik. Apabila nampak kemenangan berada pada salah satu golongan maka mereka akan mengaku termasuk ke dalam golongan tersebut.

Dan barangsiapa yang tabiatnya senantiasa tersesat dari kebenaran akibat perbuatan dan sikap yang dia lakukan, maka kamu tidak akan mampu menemukan jalan petunjuk baginya, meskipun kamu berusaha sekuat tenaga untuk meyakinkannya dengan berbagai hujjah dan dalil. Demikianlah sunatullah yang tak akan berubah dan berganti.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

143. Orang-orang munafik itu berada dalam kebingungan. Mereka tidak bergabung bersama orang-orang mukmin secara lahir dan batin, dan mereka tidak bersama orang-orang kafir. Tetapi secara lahiriah mereka sejalan dengan orang-orang mukmin, sedangkan secara batin mereka sejalan dengan orang-orang kafir. Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya kamu -wahai Rasul- tidak akan menemukan jalan untuk memberinya petunjuk dari kesesatan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

143. مُّذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذٰلِكَ (Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian)
Yakni mereka pindah-pindah antara orang-orang beriman dan oranag-orang musyrik tanpa ada keikhlasan dalam beriman dan tidak juga berterus terang dalam kekafiran.
Dalam hadist shahih dari Rasulullah beliau bersabda: perumpamaan orang munafik seperti seekor domba pinjaman bagi dua domba, kadang ke domba yang satu dan kadang ke domba yang lain sehingga ia bingung kemana akan ikut.

وَمَن يُضْلِلِ اللهُ (dan barang siapa disesatkan Allah)
Yakni dihinakan-Nya dan diambil taufik darinya.

فَلَن تَجِدَ لَهُۥ سَبِيلًا(maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan baginya)
Yakni jalan untuk mengantarkannya kepada kebanaran.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Diantara sifat kemunafiqan : jika kamu dapati dirimu ragu dalam menerima hukum syari'at, maka ketahuilah bahwasanya dalam dirimu ada sifat yang tersimpan sebagaimana sifat orang-orang muafiq; karena seorang mukmin tidak akan pernah ragu dalam menerima syari'at Allah.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

143 Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang iman atau kafir,: tidak masuk kepada golongan orang-orang beriman sehingga iman mereka menjadi ikhlas dan tidak pula kepada golongan orang-orang kafir sehingga kekufuran mereka menjadi jelas. Barangsiapa yang tidak dikehendaki Allah maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan untuk memberi petunjuk dan kebenaran


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Mereka dalam keadaan ragu antara yang demikian itu} mereka ragu dan bingung antara kekufuran dan keimanan {tidak termasuk golongan (orang mukmin) ini} mereka tidak bersama orang-orang mukmin secara zhahir maupun batin {dan tidak (pula) golongan (orang kafir) itu} mereka juga tidak bersama orang-orang kafir secara zhahir maupun batin {Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah kamu tidak akan menemukan jalan baginya} jalan menuju hidayah


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

143. “ Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian iman atau kafir tidak masuk kepada golongan ini orang-orang yang beriman dan tidak pula kepada golongan itu orang-orang itu.” Maksudnya mereka bimbang antara golongan orang-orang beriman dan kelompok orang-orang kafir. Mereka tidak bersama kelompok orang-orang yang beriman, lahir maupun batin dan tidak juga bersama kelompok orang-orang kafir, lahir maupun batin. Mereka memberikan batin kepada kelompok orang-orang kafir dan memberikan lahir kepada kelompok orang-orang beriman. Ini adalah kesesatan yang paling besar yang harus diperhitungkan. Karena itu Allah berfirman, “Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan jalan untuk memberi petunuk baginya,” maksudnya, kalian tidak akan mendapat jalan lain untuk memberi petunjuk kepadanya dan tidak ada sarana untuk manyadarkan mereka untuk meninggalkan kesesatannya. Karena sesungguhnya pintu rahmat telah tertutup untuknya, dan semua berubah menjadi musibah. Sipat-sipat yang tercela ini dengan peringatan darinya, menunjukan bahwa orang-orang beriman memiliki sipat-sipat berlawanan dengan sipat-sipat yang di atas, yaitu kejujuran lahir maupun batin, serta keihklasan, dan bahwa mereka sangat diketahui dengan apa yang ada pada mereka, semangat mereka dalam shalat dan ibadah mereka serta dzikir mereka yang banyak kepada Allah. Dan bahwa mereka telah diberikan petunjuk oleh Allah dan diberikan taufikNya kepada jalan yang lurus, maka seorang yang berakal patut mengajukan dirinya diantara kedua perkara tersebut, dan memilih yang terbaik untuknya di antara kedua hal tersebut, dan hanya Allah tempat meminta pertolongan.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 142-143
Telah disebutkan di permulaan surah Al-Baqarah firman Allah SWT: (Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman) (Surah Al-Baqarah: 9). Di sini, Allah juga berfirman, (Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka) Tidak diragukan lagi bahwa Allah tidak mungkin diperdaya, karena Dia Maha Mengetahui rahasia dan hal yang disembunyikan dalam hati. Akan tetapi orang-orang munafik itu, karena kebodohan, kurangnya pengetahuan dan pemahaman, mereka percaya bahwa situasi mereka itu seperti yang diasumsikan oleh orang-orang di sekitar mereka dan hukum syariat tampak. Mereka juga berpikir bahwa itu terjadi pada keputusan Allah bagi mereka pada hari kiamat dan bahwa perkara mereka itu ada di sisiNya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah SWT bahwa mereka pada hari kiamat akan bersumpah kepada Allah bahwa mereka telah berjalan pada jalan lurus dan benar, dan mereka meyakini bahwa hal ini akan bermanfaat bagi mereka di sisi Allah. Sebagaimana Allah SWT berfirman, ((Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta (18)) (Surah Al-Mujadilah). Firman Allah (dan Allah akan membalas tipuan mereka) yaitu Allah membiarkan mereka dalam kedurhakaan dan kesesatan mereka. Dia menjauhkan mereka dari kebenaran dan jalan menuju Allah di dunia, begitu juga pada hari kiamat.
Firman Allah, (Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali) ini adalah sifat orang-orang munafik dalam mengerjakan shalat yang merupakan amalan yang paling mulia, paling utama, dan paling baik. Ketika mereka melakukan shalat, melakukannya dengan malas karena mereka tidak memiliki niat, keimanan, dan kekhusyu’an untuk melakukannya, serta tidak memikirkan maknanya.
Firman Allah: (Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas) Ini adalah sifat yang tampak dari mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman (dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas) [Surah At-Taubah: 54]. Kemudian Allah menyebutkan sifat-sifat buruk yang ada dalam diri mereka, lalu Allah berfirman: (Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia) yaitu mereka tidak memiliki keikhlasan atau hubungan yang baik dengan Allah. Sebaliknya, mereka menampakkan hal itu kepada manusia untuk berpura-pura dan membujuk mereka. Itulah sebabnya mereka seringkali meninggalkan shalat, terutama ketika orang-orang tidak menyaksikan mereka di waktu-waktu yang gelap seperti shalat ‘isya’ dan shalat subuh. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Jika mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan datang meskipun dengan merangkak. Aku sangat berkeinginan agar shalat ditegakkan, lalu aku perintahkan seorang laki-laki shalat bersama orang lain, sedangkan aku bersama beberapa laki-laki pergi membawa kayu bakar menuju orang-orang yang tidak ikut shalat berjamaah, hingga aku dapat membakar rumah mereka "
Firman Allah, (Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali) yaitu saat shalat, mereka tidak khusyu’ dan tidak mengetahui apa yang mereka ucapkan, bahkan mereka lupa dan teralihkan, dan mereka berpaling dari kebaikan yang seharusnya mereka dapatkan.
Firman Allah: (Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini dan tidak (pula) kepada golongan itu) yaitu bahwa orang-orang munafik itu bingung antara keimanan dan kekafiran, mereka tidak benar-benar bersama orang-orang mukmin secara tampak maupun dalam hati mereka dan tidak pula bersama orang-orang kafir secara tampak maupun hati mereka. Secara tampak, mereka bersama orang-orang mukmin, tetapi dalam hati, mereka bersama orang-orang kafir. Di antara mereka ada yang merasa ragu, kadang-kadang dia condong kepada golongan ini dan kadang-kadang dia condong kepada golongan itu. (Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti….) (Surah Al-Baqarah:20). Mujahid berkata tentang ayat (Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini) yakni para sahabat nabi Muhammad SAW (dan tidak (pula) kepada golongan itu) yaitu orang-orang Yahudi.
Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan baginya) yaitu siapa saja yang Dia belokkan dari jalan petunjuk, (maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya) (Surah Al-Kahfi: 17) bahwa siapa saja yang disesatkan Allah maka tidak ada yang bisa memberi petunjuk baginya. Orang-orang munafik yang telah disesatkan dari jalan Allah itu tidak akan mendapatkan orang yang menunjukkan dan membimbing mereka untuk keluar dari situasi mereka saat itu. Sesungguhnya Allah SWT adalah Dzat yang tidak bisa dihalangi keputusanNya dan tidak dimintai pertanggungjawaban atas apa yang Dia perbuat, sedangkan mereka akan dimintai pertanggungjawaban.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 143: Hal keadaan mereka terayun antara itu, tidak kepada mereka itu dan tidak kepada mereka ini, karena barangsiapa disesatkan oleh Allah, maka tidak akan engkau dapat satu jalan (keselamatan) baginya.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Mereka memberikan batin mereka kepada orang-orang kafir dan memberikan zhahir (laihiriah) mereka kepada kaum mukmin.

Yakni kamu tidak akan menemukan cara untuk memberinya petunjuk dan tidak akan mendapatkan sarana yang dapat menghentikan kesesatannya. Hal itu, karena pintu rahmat telah tertutup baginya dan digantikan oleh hukuman. Sifat-sifat orang munafik yang disebutkan dalam ayat di atas menunjukkan bahwa kaum mukmin tidak demikian sifatnya, bahkan sebaliknya, mereka (kaum mukmin) jujur luar dan dalam serta berniat ikhlas, semangat dalam shalat dan beribadah serta banyak mengingat Allah, mereka telah ditunjuki Allah dan diberi taufik-Nya ke jalan yang lurus. Oleh karena itu, hendaknya seorang yang berakal memperhatikan keadaan dirinya, apakah sifat-sifat orang mukmin ada dalam dirinya ataukah sifat-sifat orang munafik yang ada di dalam dirinya, kemudian diperbaikinya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 143

Mereka adalah orang-orang yang senantiasa dalam keadaan ragu dan bingung antara yang demikian, yaitu iman atau kafir. Mereka tidak termasuk kepada golongan ini, yaitu golongan orang-orang beriman, dan tidak pula kepada golongan itu, yaitu orang-orang kafir. Keraguan mereka disebabkan karena mereka tidak mengikuti petunjuk Allah dan memilih kesesatan. Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka kamu, wahai Muhammad, sekali-kali tidak akan mendapatkan jalan untuk memberi petunjuk baginya perbuatan orang-orang munafik yang memilih orang-orang kafir sebagai auliya' mereka pada ayat di atas mendapat kecaman dari Allah. Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai auliya', yakni pemimpin-pemimpin, teman-teman penolong serta pendukung kamu, dengan meninggalkan orang-orang mukmin, yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya dengan iman yang mantap. Maukah kamu memberi alasan yang jelas bagi Allah untuk menghukum dan menyiksamu'


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian beberapa penjabaran dari beragam pakar tafsir terhadap makna dan arti surat An-Nisa ayat 143 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita. Bantulah syi'ar kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Paling Banyak Dikaji

Ada berbagai materi yang paling banyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Mujadalah 11, Ali Imran, Yunus 40-41, Asy-Syams, Al-Isra 23, Az-Zalzalah. Juga Al-Baqarah 83, At-Takatsur, Al-Ma’idah 2, Al-Baqarah 286, Al-Hujurat 12, An-Nur 2.

  1. Al-Mujadalah 11
  2. Ali Imran
  3. Yunus 40-41
  4. Asy-Syams
  5. Al-Isra 23
  6. Az-Zalzalah
  7. Al-Baqarah 83
  8. At-Takatsur
  9. Al-Ma’idah 2
  10. Al-Baqarah 286
  11. Al-Hujurat 12
  12. An-Nur 2

Pencarian: surah al iklas, an nisa ayat 59 latin, ali imran 45, alqodar, al kafirum

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.