Surat An-Nisa Ayat 115
وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ ٱلْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِۦ جَهَنَّمَ ۖ وَسَآءَتْ مَصِيرًا
Arab-Latin: Wa may yusyāqiqir-rasụla mim ba'di mā tabayyana lahul-hudā wa yattabi' gaira sabīlil-mu`minīna nuwallihī mā tawallā wa nuṣlihī jahannam, wa sā`at maṣīrā
Artinya: Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Mengenai Surat An-Nisa Ayat 115
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 115 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam kandungan berharga dari ayat ini. Ditemukan beragam penjabaran dari berbagai mufassirun berkaitan isi surat An-Nisa ayat 115, antara lain sebagaimana tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan barangsiapa menyelisihi rasul setelah tampak jelas baginya sebuah kebenaran, dan dia menempuh jalan selain jalan kaum Mukminin dan apa yang ada pada diri merkea berupa kebenaran, kami akan biarkan dia menuju arah manapun yang akan dia tuju, maka kami tidak memberinya taufik menuju kebaikan dan kami akan memasukkannya kedalam Neraka jahanam, dia mersakan panasnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali dan tempat berpulang.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
115. Setelah Allah menjanjikan pahala yang besar bagi orang yang membuat pembicaraan rahasia demi kebaikan dan memberi manfaat bagi orang lain untuk meraih keridhaan Allah, maka kemudian Allah mengancam orang yang membuat pembicaraan rahasia untuk keburukan dan merencanakan tipu daya terhadap orang lain.
Allah menjelaskan barabgsiapa yang memusuhi Rasul dengan keluar dari agama Islam dan penampakan permusuhan terhadapnya setelah ia mengucapkan kalimat hidayah dan telah mendapatkan hujjah, kemudian mengikuti selain jalan yang benar, niscaya Kami akan meninggalkannya bersama apa yang dipilihnya serta membiarkannya bergantung pada siapa yang ia mau, kemudian Kami akan memasukkannya ke dalam neraka jahanam dan menyiksanya dengan siksaan yang Pedih; sebab ia lebih memilih kesesatan daripada petunjuk, melawan kebenaran dan mengikuti hawa nafsu. Betapa buruknya balasan tersebut bagi orang yang memikirkan dan menghayati.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
115. Barangsiapa menentang ajaran yang dibawa oleh rasul setelah ia mengetahui kebenaran dengan jelas dan mengikuti jalan di luar jalan yang diikuti oleh orang-orang mukmin, niscaya Kami akan membiarkannya bersama pilihannya sendiri dan Kami tidak akan membimbingnya ke jalan yang benar, karena ia telah berpaling darinya. Dan Kami akan memasukkannya ke dalam neraka Jahanam yang akan menderita karena saking panasnya dan merupakan tempat yang sangat buruk bagi penghuninya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
115. وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ (Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya)
Makna (المشاقة) adalah menentang dan menyelisihi. Yakni dengan membisikkan orang lain untuk menyuruh berbuat dosa, permusuhan, dan kemaksiatan terhadap Rasulullah.
Dan makna (تبين الهدى) yakni petunjuk yang sudah jelas kebenarannya, yakni dia mengetahui kebenaran risalah Rasulullah dengan bukti-bukti yang menunjukkan hal itu namun kemudian dia menentangnya.
وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ(dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin)
Yakni mengikuti selain jalan mereka berupa agama Islam dan keteguhan dalam berpeganng pada hukum-hukumnya; namun mereka mengikuti orang-orang kafir dan sesat.
نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ (Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu)
Yakni memasukkannya kedalam golongan orang-orang kafir dan sesat.
وَنُصْلِهِۦ جَهَنَّمَ ۖ (dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam)
Yakni menyiksanya dengan azab api neraka.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
115 Barangsiapa yang menentang dan membantah Rasul sesudah jelas kebenaran baginya serta setelah tahu bahwa Rasul adalah pembawa bukti yang jelas atas itu, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. Jalan orang mukmin adalah senantiasa dalam aturan Islam. Justru mereka menolong orang-orang kafir dan orang-orang sesat maka Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah mereka pilih itu dan Kami masukkan mereka ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Siapa yang menentang} menentang {Rasul setelah jelas kebenaran baginya petunjuk} jelas baginya kebenaran {dan mengikuti jalan} jalan {yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan} Kami membiarkannya dan apa yang dia pilih untuk dirinya sendiri {dan akan Kami memasukkan dia} memasukkan dia {ke dalam neraka Jahanam. Itu seburuk-buruk tempat kembali
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
115. Maksudnya, barangsiapa yang menyelisihi Rasulullah dan membangkang terhadap apa yang dibawa olehnya, “sesudah jelas kebenaran baginya” dengan dalil-dalil al-Quran dan penjelasan as-Sunnah, “dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang Mukmin,” jalan mereka adalah cara mereka dalam berakidah dan beramal, “Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu,” yaitu Kami membiarkannya dengan apa yang dipilih untuk dirinya dan Kami menghinakannya, Kami tidak membimbingnya kepada kebaikan, karena ia telah menyaksikan kebenaran dan mengetahuinya, namun tidak mengikutinya, maka balasan baginya dari Allah adalah sebuah keadilan yaitu membiarkannya tetap dalam kesesatannya dengan kondisi bingung hingga kesesatannya bertambah di atas kesesatan, sebagaimana Allah berfirman,
" Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik." (Ash-Shaff:5).
Dan di dalam ayat lain Allah berfirman,
" Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat." (Al-An’am:110).
Pemahaman terbalik ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak menentang Rasul, “dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang Mukmin,” di mana niatnya adalah mengharap ridha Allah dan mengikuti RasulNya serta konsisten terhadap jamaah kaum Muslimin, lalu terjadi atau hendak melakukan beberapa dosa di mana hal tersebut merupakan tuntutan-tuntutan jiwa dan dorongan-dorongan nafsu, niscaya Allah tidak akan membiarkan ia dan setannya, akan tetapi Allah akan mengarahkannya dengan kasih sayangNya, memberikan karuniaNya atas dirinya dengan menjaga dan melindunginya dari keburukan, sebagaimana Allah berfirman tentang Yusuf,
" Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih." (Yusuf: 24).
Maksudnya, disebabkan karena keikhlasannya, maka Kami palingkan dirinya dari keburukan, demikian juga setiap orang yang ikhlas, seperti yang ditunjukkan oleh keumuman dari alasan itu, dan FirmanNya, “Dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam” maksudnya Kami akan menyiksanya di dalam neraka tersebut dengan siksaan yang keras, “dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali,” yaitu tempat berpulang dan bersandar.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 114-115
Allah SWT berfirman: (Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka) yaitu perkataan manusia (kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia) yaitu kecuali bisikan dari orang yang mengatakan hal itu.
Oleh karena itu, Allah berfirman: (Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah) yaitu dia ikhlas melakukan itu karena mengharapkan pahala dari perbuatan itu di sisi Allah (maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar) yaitu pahala yang melimpah, banyak, dan luas.
Firman Allah: (Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas petunjuk baginya), yaitu orang yang mengikuti jalan selain jalan syariat yang dibawa oleh Rasulullah SAW, sehingga dia berada dalam penyimpangan, dan ketentuan yang dia ikuti jadi menyimpang. Hal itu dilakukan dengan sengaja setelah tampak dan jelas baginya kebenaran itu.
Firman Allah: (dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin) ini sesuai dengan penggambaran yang pertama, tetapi terkadang merujuk pada melanggar hukum syariat yang telah diterapkan, atau pada kesepakatan mereka berupa kesalahan untuk memuliakan diri mereka dan mengagungkan nabi mereka. Oleh karena itu, Allah mengancam mereka atas tindakan tersebut dengan firmanNya (dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali) yaitu ketika menapaki jalan ini, Kami membiarkannya atas perbuatan itu, dengan membuatnya tampak bagus dan menghiasnya bagi dirinya sebagai bentuk pembiaran, sebagaimana Allah SWT berfirman (Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan kalam ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui (44)) (Surah Al-Qalam) (Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka) (Surah Ash-Shaf: 5) (dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat) (Surah Al-An’am: 110) Allah membuat neraka sebagai tempat kembalinya di akhirat, karena orang yang keluar dari petunjuk tidak akan memiliki jalan keluar kecuali menuju neraka pada hari kiamat, seperti Allah SWT berfirman: (Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah (22) selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka (23)) (Surah Ash-Shaffat)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Nisa ayat 115: Dan barang siapa memusuhi Rasul itu sesudah ternyata bagi- nya jalan yang lurus tetapi ia turut jalan (mereka yang) bukan Mu'minin, maka Kami akan palingkan dia kemana ia berpaling, dan Kami padahal ia itu satu tempat kembali dia di neraka
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni jalannya para sahabat dalam beragama baik dalam 'aqidah, manhaj maupun amal. Berdasarkan ayat ini, ijma' umat ini (ulamanya) adalah hujjah dan terpelihara dari kesalahan.
Allah membiarkan mereka bergelimang dalam kesesatan. Hal itu, karena dia setelah mengetahui kebenaran, namun malah meninggalkannya, oleh karena itu Allah membalasnya dengan adil, yaitu dengan membiarkannya di atas kesesatan dan kebingungan, dan kesesatannya akan semakin bertambah. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta'ala, "Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka...dst." (Terj. Ash Shaff: 5) dan firman Allah, "Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka sebagaimana mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat."(Terj. Al An'aam: 110)
Mafhum ayat di atas adalah bahwa barang siapa yang mengikuti Rasul dan jalannya kaum mukmin, di mana yang terdepannya adalah para sahabat, niatnya juga mencari ridha Allah, mengikuti rasul-Nya dan menetapi jama'ah kaum muslimin, namun di tengah perjalanannya muncul kesalahan atau keinginan untuk melakukannya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidak membiarkannya dan tidak menjadikan setan menguasai dirinya, bahkan dengan kelembutan-Nya Dia akan menarik orang itu, menjaganya dan memelihara dari keburukan, sebagaimana firman Allah Ta'ala tentang Nabi-Nya Yusuf 'alaihis salam, "Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih." (Terj. Yusuf: 24), yakni dengan sebab keikhlasannya, Allah memalingkan keburukan dari Beliau, demikian juga Allah memalingkan keburukan dari orang-orang yang ikhlas lainnya.
Ancaman akibat menyelisihi rasul dan jalannya kaum mukmin ada beberapa tingkatan yang hanya diketahui tingkatan-tingakatan tersebut oleh Allah, tergantung keadaan dosa; besar atau kecil. Di antara dosa itu ada yang mengekalkan di neraka, yaitu syirk dan ada pula yang tidak. Nampaknya ayat selanjutnya merupakan perincian kemutlakan ini.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 115
Pada ayat yang lalu Allah menerangkan pahala bagi orang-orang yang mengikuti tuntunan rasulullah, sedang pada ayat ini Allah mem-beri peringatan. Dan barang siapa yang terus-menerus menentang rasul, yaitu nabi Muhammad, setelah jelas baginya kebenaran yang disampaikan kepadanya, bukan sebelum diketahuinya kebenaran itu, dan dilanjutkan dengan mengikuti jalan yang sesat, yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan kami masukkan dia, kelak di hari akhirat ke dalam neraka jahanam sebagai balasan yang setimpal atas penentangan mereka terhadap rasulullah, dan itu seburuk-buruk tempat kembali. Syirik adalah perbuatan dosa yang paling besar. Karena itu, sesungguhnya Allah yang maha esa tidak akan mengampuni dosa syirik yakni mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun tanpa bertobat sebelum ia mati, dan dia mengampuni dosa yang dilakukan selain syirik itu, baik dosa besar maupun kecil, baik yang bersangkutan memohon ampun atau tidak, bagi siapa yang dia kehendaki berdasarkan kebijakannya. Dan barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali sehingga sulit baginya untuk menemukan jalan kembali kepada kebenaran (lihat: surah an-nisa'/4: 48, 116; dan surah luqma'n/31: 13).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah sekumpulan penjabaran dari para ahli tafsir terhadap kandungan dan arti surat An-Nisa ayat 115 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah bagi ummat. Dukunglah perjuangan kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.