Surat An-Nisa Ayat 116

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا

Arab-Latin: Innallāha lā yagfiru ay yusyraka bihī wa yagfiru mā dụna żālika limay yasyā`, wa may yusyrik billāhi fa qad ḍalla ḍalālam ba'īdā

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.

« An-Nisa 115An-Nisa 117 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Berharga Berkaitan Dengan Surat An-Nisa Ayat 116

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 116 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam pelajaran berharga dari ayat ini. Diketemukan beragam penjabaran dari banyak pakar tafsir mengenai isi surat An-Nisa ayat 116, antara lain sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa perbuatan menyekutukan sesuatu denganNya, dan akan mengampuni selain syririk dari dosa-dosa lainnya bagi siapa saja yang Dia kehendaki diantara hamba-hambaNya. Dan barangsiapa menjadikan sekutu bagi Allah , Dzat yang tunggal dan maha esa ,dari kalangan makhluknya,maka sungguh ia telah jauh dari kebenaran denagn sejauh-jauhnya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

116. Allah memperingatkan dari perbuatan syirik bahwa itu merupakan dosa yang tidak akan diampuni, dan Dia mungkin akan mengampuni Siapa yang Dia kehendaki dari orang-orang yang berbuat dosa selain dosa syirik sehingga Dia tidak akan mengazab mereka.


Dan barangsiapa yang menyekutukan Allah maka dia telah tersesat dari tujuan yang benar dan menjauh dari jalan petunjuk sejauh-jauhnya, sebab kesyirikan merupakan kesesatan yang merusak akal dan memperkeruh kesucian jiwa dan menjadikan pelakunya tunduk kepada hamba yang seperti dirinya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

116. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa orang yang menyekutukan-Nya dengan sesuatu, bahkan Dia akan membuatnya kekal di Neraka. Dan Dia akan mengampuni dosa serta perbuatan maksiat lain selain syirik bagi orang yang Dia kehendaki berkat kasih sayang dan kemurahan-Nya. Barangsiapa yang menyekutukan Allah dengan sesuatu, ia telah tersesat sejauh-jauhnya dari jalan yang benar, karena ia telah menyamakan Sang Khalik dengan makhluk.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

116. إِنَّ اللهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ (Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia)
Tafsir dari ayat ini telah disebutkan pada ayat: 48 dalam surat ini.
Dikeluarkan oleh Tirmidzi dari Ali bin Abi Thalib ia berkata: “tidak ada dalam al-qur’an yang lebih aku cintai daripada ayat ini”. Yakni karena ayat ini memberi harapan bagi para pelaku maksiat sehingga mereka tidak berputus asa untuk mendapat rahmat Allah.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

116 Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik yang menyembah sesembahan selain Dia. Diantara yang sama seperti itu adalah ingkar kepada rasul dan hari akhir, dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya dari kebenaran


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni karena menyekutukanNya, tetapi Dia mengampuni apa yang selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang menyekutukan Allah sungguh telah tersesat sangat jauh


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

116. Ancaman ini yang menjadi akibat dari pertentangan dan perselisihan terhadap kaum Mukminin memiliki tingkatan-tingkatan yang tidak ada yang dapat menghitungnya kecuali Allah semata, yang sesuai dengan pelaku dosa, baik kecil maupun besar, di antaranya ada yang menyebabkan kekekalan dalam neraka dan mengakibatkan segala kehinaan, dan ada juga yang tidak seperti itu, dan kira-kira ayat yang kedua ini adalah sebagai perincian dari ayat yang mutlak tersebut,
yaitu bahwa kesyirikan itu tidaklah akan diampuni oleh Allah, karena mengandung pelecehan terhadap Rabb semesta alam dan juga terhadap keesaanNya, penyamaan antara makhluk yang sama sekali tidak memiliki manfaat dan mudharat bagi dirinya dengan dzat yang memiliki mudharat, di mana tidak ada kenikmatan sedikitpun kecuali diriNya, dan tidak menolak keburukan kecuali dirinya, yang memiliki segala kesempurnaan mutlak dari segala sisinya, dan maha kaya dengan segala bentuknya, maka diantara hal yang paling besar kezhalimannya dan paling jauh kesesatannya adalah tidak ikhlasnya ibadah untuk dzat yang memiliki kondisi dan keagungan seperti itu, dan mengarahkan ibadah itu kepada makhluk yang tidak memiliki kondisi kesempurnaan sedikitpun dan tidak memiliki sipat kekayaan sedikitpun bahkan yang tidak memiliki apa pun kecuali ketiadaan, tidak ada wujudnya, tidak ada kesempurnaannya, tidak ada kkekayaannya, serta hanya memiliki kefakiran dari segala sisi.
sedangkan kesalahan dan dosa selain syirik, maka ia terletak di bawah kehendak Allah, bila dia menghendaki, dia akan mengampuninya dengan rahmat dan hikmahNya dengan keadilan dan hikmahNya.
Ayat yang mulia ini telah di jadikan dalil bahwa ijmaumat adalah hujjah, dan bahwa ijma itu adalah ma’shum, (terjaga) dari kesalahan. Yang demikian itu karena Allah telah mengancam orang yang menyelisihi jalan kaum Mukminin dengan kehinaan dan api neraka, jalan kaum Muminin ini adalah sebuah kata tunggalyang bersandar, meliputi segala perkara yang ada di kaum Mukminin, baik akidah maupun perbuatan, lalu bila mereka telah sepakat atas wajibnya sesuatu perkara atu menganjurkannya atau mengharamkannya atau memakruhkannya atau membolehkannya, maka inilah jalan mereka, dan barang siapa yang menyelisihi mereka pada sesuatu hal dari itu semua telah terjadinya ijma mereka atas hal tersebut, maka sesungguhnya mereka telah mengikuti selain jalan mereka. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." ( Ali-imran:110)
Konteks dalil dari ayat ini adalah bahwa Allah mengabarkan bahwa kaum Mukminin dari umat ini tidaklah menyuruh kecuali kepada yang ma’ruf, dan bila mereka telah sepakat atas wajibnya suatu perkara atau sunahnya, maka perkara tersebut di antara hal yang mereka perintahkan, sehingga wajiblah dengan nash ayat ini bahwa itu menjadi ma’ruf, dan tidak ada hal lagi selain yang ma’ruf itu kecuali yang munkar, demikian juga bila mereka telah sepakat atas larangan dari suatu perkara, maka perkara itu di antara hal yang mereka larang, dan tidaklah hal itu kecuali yang munkar.
" Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu" (Al-bagarah:143).
Allah mengabarkan bahwa umat ini telah di jadikan sebagai umat yang pertengahan, artinya adil dan pilihan, agar mereka menjadi saksi atas perbuatan manusia, maksudnya menjadi saksi dalam segala perkara, bila mereka telah bersaksi atas suatu hukum bahwa Allah memerintahkan untuk melarangnya darinya, atau membolehkannya, sesungguhnya kesaksian mereka itu adalah ma’shum, karena mereka mengetahui apa yang mereka persaksikan dan berlaku adil dalam hal tersebut, sekiranya perkara ini berdeda dengan yang demikian itu, maka mereka tidaklah akan menjadi orang-orang yang adil dalam persaksian mereka dan tidak pula mereka mengetahuinya.
" Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya)," (An-Nisa:59).
Dalam ayat ini dapat di pahami bahwasannya perkara yang mereka tidak perselisihkan akan tetapi mereka sepakati, maka tidaklah mereka diperintahkan untuk di kembalikannya kepada Al-qur’an dan as-Sunah, yang demikian itu tidaklah terjadi kecuali karena perkara tersebut sesuai dengan Al-qur’an dan as-Sunah dan tidak menyelisihi keduanya.
Dalil dalil ini dan yang semacamnya menunjukan keyakinan bahwa ijma umat ini adalah suatu hujjah yang kuat, karena itulah Allah menjelaskan kejelekan keum Musyirikindalam FirmannNya,


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 116-122
Telah disebutkan penjelasan tentang ayat ini sebelumnya, yaitu tentang firmanNya (Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik…). Kami telah menyebutkan hadits-hadits yang berhubungan dengan ayat tersebut di awal surah ini.
Firman Allah (Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya) yaitu maka dia telah menapaki jalan selain jalan kebenaran, tersesat dari petunjuk setelah menyimpang dari kebenaran. Dia merusak dirinya sendiri, dan merugi di dunia dan akhirat. Dia telah kehilangan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Firman Allah: (Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala) diriwayatkan dari Aisyah tentang ayat (Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala) dia berkata maknanya adalah berhala-berhala.
Penafsiran ini sama dengan firman Allah SWT (Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Lata dan Uzza (19) dan Manah yang ketiga, yang kemudian? (20 Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan (21) Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil (22) Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka (23)) [Surah An-Najm: 19-23]. Allah SWT juga berfirman (Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban (19)) (Surah Az-Zukhruf) dan (Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin. Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka) (158) Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan (159)) (Surah Ash-Shaffat)
Ali bin Abi Thalhah dan Adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman Allah (Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala) yaitu orang-orang mati
Firman Allah (dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka) yaitu setanlah yang memerintahkan mereka untuk melakukan itu, membuatnya terlihat bagus dan menghiasnya untuk mereka, dan pada dalam keadaan yang sama, sesungguhnya mereka menyembah iblis. Sebagaimana Allah SWT berfirman (Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu" (60)) [Surah Yasin] Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang malaikat yang berkata pada hari kiamat tentang orang-orang musyrik yang mengklaim ibadah mereka di dunia (bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu) (Surah Saba’: 41)
Firman Allah: (yang dilaknati Allah) yaitu Allah mengusir dan menjauhkannya dari rahmatNya, serta mengeluarkannya dari sisiNya. (dan setan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hambaMu bagian yang sudah ditentukan) yaitu yang telah ditentukan, ditakdirkan dan diketahui.
Muqatil bin Hayyan berkata: "Dari setiap seribu sembilan ratus sembilan puluh masuk neraka, dan satu masuk surga, (dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka) dari kebenaran (dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka) yaitu Aku memperindah bagi mereka sesuatu untuk meninggalkan taubat. Allah, dan memenuhi mereka dengan angan-angan palsu dan mendorong mereka untuk menunda-nunda, serta membuat mereka mengelabui diri sendiri. Firman Allah: (dan menyuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak)
Qatadah, As-Suddi, dan lainnya berkata: yaitu merobeknya dan menjadikannya tanda dan bagi unta Bahirah, Saibah, dan Washilah.
(dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya) Ibnu Abbas berkata: yaitu dengan mengebiri binatang-binatang itu"
Ibnu Abbas, dalam riwayat darinya, Mujahid, ‘Ikrimah, Ibrahim An-Nakha'i, Al-Hasan, Qatadah, Al-Hakam, As-Suddi, Adh-Dhahhak, dan ‘Atha' Al-Khurasani berkata tentang firmanNya: (dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya) maknanya yaitu agama Allah, dan ini sebagaimana firmanNya: (Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu) (Surah Ar-Rum: 30) yaitu berdasarkan firman itu Dia menjadikannya sebagai perintah yaitu "Janganlah kalian mengubah fitrah yang diberikan Allah, dan ajaklah manusia agar sesuai fitrah mereka" sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim dari Abu Hurairah,”dia berkata,” Rasulullah SAW bersabda, "Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani "
Kemudian Allah SWT berfirman: (Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata), yaitu sungguh dia merugi di dunia dan akhirat. Kerugian itu tidak bisa ditanggulangi dan tidak ada perbaikan bagi orang yang mengalaminya. Firman Allah: (Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka (120)). Ini adalah pemberitahuan tentang kenyataan, bahwa sesungguhnya setan menjanjikan wali-walinya dan membuat mereka berangan-angan bahwa mereka adalah orang-orang yang berhasil di dunia dan akhirat, tetapi dia berdusta dan membuat-buat hal itu. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka) (Ibrahim: 22) sebagaimana Allah SWT memberitahukan tentang Iblis pada hari kiamat (Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih (22)) (Surah Ibrahim)
Firman Allah: (Mereka itu) yaitu orang-orang yang pasti mendapatkan sesuatu yang telah Dia siapkan untuk mereka (tempatnya Jahannam) yaitu tempat kembali mereka pada hari kiamat (dan mereka tidak memperoleh tempat lari darinya) yaitu mereka tidak mendapatkan tempat berlindung, jalan keluar, dan tempat untuk melarikan diri.
Kemudian Allah menyebutkan keadaan orang-orang yang berbahagia dan bertakwa, dan balasan mereka dapatkan berupa kemuliaan sempurna. Allah SWT berfirman: (Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh) yaitu hati mereka bersih dan anggota tubuh mereka mengerjakan kebaikan yang diperintahkan kepada mereka, dan mereka meninggalkan perbuatan munkar yang dilarang untuk mereka. (kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya) yaitu mereka bisa mengalirkannya ke manapun yang mereka inginkan (mereka kekal di dalamnya selama-lamanya) yaitu tanpa pernah hilang atau berpindah. (Allah telah membuat suatu janji yang benar) yaitu ini adalah janji dari Allah, dan janji Allah itu hakikatnya pasti terjadi. Oleh karena itu Dia menegaskannya dengan menggunakan mashdar yang menunjukkan pada kepastian suatu berita, yaitu firmanNya (Haqqan) kemudian Allah berfirman: (Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah?) yaitu tidak ada yang lebih benar dari Allah dalam firmanNya, yaitu dalam beritanya. Tidak ada Tuhan dan Rabb selainNya. Rasulallah SAW dalam khutbahnya bersabda: “Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah kalam Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk nabi Muhammad SAW. Seburuk-buruk perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, dan setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka"


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 116: Sesungguhnya Allah akan mengampunkan (dosa) yang tidak la disekutukan tetapi la akan mengampuni selain dari itu bagi siapa yang la kehendaki, karena barang siapa menyekutukan Allah. maka sesungguhnya ia telah sesat, satu kesesatan yang jauh.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Dosa syirk tidak diampuni Allah karena di dalamnya mengandung pencacatan Rabul 'alamin dan keesaan-Nya, demikian juga karena di dalam menyamakan antara makhluk yang tidak berkuasa memberi manfaat dan madharrat dengan Al Khaliq yang berkuasa memberi manfaat dan madharrat, di mana tidak ada satu pun nikmat kecuali dari-Nya dan tidak ada yang dapat menolak bahaya selain Dia. Dia memiliki kesempurnaan secara mutlak dari berbagai segi dan Maha Kaya dari segala sisi. Oleh karena itu, kezaliman yang paling besar dan kesesatan yang paling jauh adalah mengalihkan ibadah kepada makhluk yang memiliki kelemahan dan kekurangan.

Dosa-dosa di bawah syirk tahta masyii'atillah (di bawah kehendak Allah); jika Allah menghendaki, maka Dia mengampuninya dengan rahmat dan kebijaksanaan-Nya, dan jika Dia menghendaki, maka Dia akan mengazabnya dengan keadilan dan kebijaksanaan-Nya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 116

Syirik adalah perbuatan dosa yang paling besar. Karena itu, sesungguhnya Allah yang maha esa tidak akan mengampuni dosa syirik yakni mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun tanpa bertobat sebelum ia mati, dan dia mengampuni dosa yang dilakukan selain syirik itu, baik dosa besar maupun kecil, baik yang bersangkutan memohon ampun atau tidak, bagi siapa yang dia kehendaki berdasarkan kebijakannya. Dan barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali sehingga sulit baginya untuk menemukan jalan kembali kepada kebenaran (lihat: surah an-nisa'/4: 48, 116; dan surah luqma'n/31: 13). Ayat yang lalu menjelaskan dosa perbuatan syirik dan kesesatan yang sangat jauh yang dialami oleh mereka musyrik, sedangkan pada ayat ini Allah menjelaskan beberapa bentuk perbuatan syirik itu. Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah ina'š, yaitu berhala-berhala, yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri. Berhala-berhala itu disebut ina'š, yang berasal dari kata anaša yang serupa dengan huruf-huruf yang membentuk kata wašana, karena mengandung makna kelemahan, keterpisahan, banyak, dan karena diyakini bahwa berhala-berhala itu adalah anak-anak perempuan. Dan oleh sebab itu, mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka, karena setanlah yang membawa dan mengantarkan mereka untuk melakukan perbuatan syirik itu.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikian sekumpulan penjelasan dari berbagai pakar tafsir terkait makna dan arti surat An-Nisa ayat 116 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat untuk kita bersama. Bantu dakwah kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Sering Dilihat

Ada berbagai konten yang sering dilihat, seperti surat/ayat: Al-Fatihah 7, Yasin 40, Assalaamualaikum, Al-Fatihah 2, Al-A’raf, Ali ‘Imran 104. Ada pula Al-Baqarah 216, Luqman 13-14, Al-Fatihah 1, Ali ‘Imran 191, Al-Baqarah 284-286, Yunus 41.

  1. Al-Fatihah 7
  2. Yasin 40
  3. Assalaamualaikum
  4. Al-Fatihah 2
  5. Al-A’raf
  6. Ali ‘Imran 104
  7. Al-Baqarah 216
  8. Luqman 13-14
  9. Al-Fatihah 1
  10. Ali ‘Imran 191
  11. Al-Baqarah 284-286
  12. Yunus 41

Pencarian: surat ar rad ayat 28, nisa ayat 59, an naziat ayat 40, maryam 59, apa arti dari idgham

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: