Surat An-Nisa Ayat 110

وَمَن يَعْمَلْ سُوٓءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُۥ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ ٱللَّهَ يَجِدِ ٱللَّهَ غَفُورًا رَّحِيمًا

Arab-Latin: Wa may ya'mal sū`an au yaẓlim nafsahụ ṡumma yastagfirillāha yajidillāha gafụrar raḥīmā

Artinya: Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

« An-Nisa 109An-Nisa 111 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Menarik Berkaitan Dengan Surat An-Nisa Ayat 110

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 110 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka hikmah menarik dari ayat ini. Ada beraneka penjabaran dari beragam ahli tafsir terhadap kandungan surat An-Nisa ayat 110, antara lain sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan buruk lagi jelek,atau berbuat zalim terhadap dirinya sendiri dengan melakukan pelanggaran terhadap hukum Allah dan syariatNya, kemudian dia kembali kepada Allah dengan penyesalan atas apa yang telah dia perbuat,demi mengharapkan ampunanaNYa dan agar Dia berkenan menutup dosanya, niscaya akan mendapati Allah maha pengampun kepadanya dan maha penyayang terhadapnya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

110. Allah memberi dorongan untuk bertaubat dari segala dosa:

Barangsiapa yang berbuat keburukan terhadap orang lain atau diri sendiri dengan melakukan kemaksiatan yang hanya berhubungan dengan dirinya seperti memberi sumpah bohong, kemudian dia memohon ampun kepada Allah niscaya dia akan mendapati Allah Maha mengampuni dosa-dosanya dan Maha mengasihinya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

110. Barangsiapa yang berbuat buruk atau menganiaya dirinya sendiri dengan berbuat dosa, kemudian ia meminta ampun kepada Allah seraya mengakui dosanya, menyesalinya, dan meninggalkannya secara total, ia akan senantiasa mendapati bahwa Allah adalah Rabb Yang Maha Pengampun atas dosa-dosanya lagi Maha Penyayang kepadanya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

110. وَمَن يَعْمَلْ سُوٓءًا (Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan)
Makna (السوء) yakni perbuatan buruk yang dilakukan kepada orang lain.

أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُۥ(dan menganiaya dirinya)
Yakni dengan melakukan kemaksiatan yang tidak berakibat pada orang lain.

ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللهَ(kemudian ia mohon ampun kepada Allah)
Yakni memohon agar menutupi dosa yang telah ia lakukan dan menghapus akibat dari dosa itu dengan mengucapkan “Astaghfirullah” atau “Allahummaghfirlii”.

يَجِدِ اللهَ غَفُورًا(niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun)
Yakni mengampuni dosanya.

رَّحِيمًا (lagi Maha Penyayang)
Dan menyayanginya.
Ibnu Abbas berkata: dalam ayat ini Allah mengabarkan hamba-hamba-Nya dengan kelembutan, pemaafan, kemurahan, keluasan kasih sayang, dan ampunan-Nya meskipun dosa-dosa hamba-Nya lebih besar daripada langit, bumi, dan gunung-gunung niscaya Allah akan mengampuninya selama ia bertaubat dan memohon ampun.
Ayat ini juga mengandung dorongan bagi orang yang melakukan pencurian dari Bani Ubairiq agar bertaubat dan memohon ampun kepada Allah, dan Dia Maha Pengampun dan Penyayang bagi orang yang momohon ampun kepada-Nya, dan ini juga berlaku bagi seluruh hamba-Nya yang berbuat dosa kemudian memohon ampun kepada-Nya.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

{ وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ }
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya"

Penganiayaan terhadap diri sendiri disebut kezhaliman, karena sesungguhnya diri seorang hamba bukanlah haq miliknya yang sebenarnya, melainkan itu adalah milik Allah yang menjadi amanah setiap hamba.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

110 Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya orang lain atau diri mereka sendiri dengan berbuat maksiat seperti meminum khamr, kemudian ia mohon ampun kepada Allah agar diampuni dan dihapuskan dosanya dengan memohon ampunan, maka dia akan mendapati Allah sebagai Dzat Yang Maha Pengampun atas semua dosanya lagi Maha Penyayang kepadanya dengan menerima taubatnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Siapa saja yang berbuat kejahatan} keburukan yang kemudharatannya melanggar batas orang lain {atau menganiaya dirinya} berbuat dosa tapi tidak melanggar batas orang lain {kemudian memohon ampunan kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

110. Kemudian Allah berfirman, “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” yaitu kemudian ia memohon ampun kepada Allah dengan permohonan yang total yang mengharuskan adanya pengakuan akan dosa yang telah dilakukan, dan berlepas diri dari kesalahan tersebut, serta bertekad kuat unutk tidak mengulanginya, orang yang seperti ini telah di janjikan ampunan dan rahmat oleh Dzat yang tidak menyalah janji, lalu dia mengampuni apa yang telah ia perbuat berupa dosa dan maksiat, menghilangkan darinya perkara yang dihasilkan olehnyaberupa aib dan cela, mengambalikan kepadanya apa-apa yang telah lalu berupa amalan-amalan yang shalih, membingbingnya dalam sisa umurnya di masa depan, tidak menjadikan dosanya itu sebagai penghalang dari taufikNya, karena sesungguhnya ia telah mengampuninya, dan bila dia telah mengampuninya, maka pastilah dia mengampini apa yang menjadi konsekuensi darinya.
Ketahuilah bahwa perbuatan buruk itu secara umum mencakup kemaksiatan yang kecil maupun yang besar, dan hal itu di sebut buruk karenaia akan merugikan pelakunya dengan dengan hukum umtuknya, dank arena pada dzatnya adalah buruk dan tidak baik, demikian secara umum menganiaya diri sendiri mencakup penganiayaan dirirnya dengan kesyirikan atau selainnya, namun bila kedua hal tersebut saling berdampingan satu sama lain, terkadang setiap hal itu di tafsirkan dengan perkarayang sesuai dengannya, maka perbuatan buruk di artikan dengan kezhaliman yang merugikan manusia, yaitu kezhaliman mereka terhadap darah, harta, dan kehormatan mereka, sedangkan penganiayaan diri sendri adalah dengan kezhaliman kemaksiatan yang merupakan perbuatan yang harus di pertanggungjawabkan antara Allah dan hambaNya, dan penganiayaan diri sendiri itu dinamakan sebagai kezhaliman karena jiwa seseorang itu bukan milik dirinya yang biasa ia atur semuanya, akan tetapi jiwa itu adalah milik Allah yang telah dia jamjikan sebagai amanah pada manusia dan dia perintahkan kepada manusia agar membawanya dengan adil dengan mengharuskannya berjalandi atas jalan yang lurus dengan ilmu dan amal perbuatan, beusaha menunaikan hal-hal yang telah di wajibkan atasnya, maka usahanya dalam hal yang laindari perkara di atas adalah suatu penganiayaan atas diri sendiri, sebuah penghianatan dan penyelewangan dari keadilan yang seharusnya kebalikan dari kesewanang-wenangan dan kezhaliman.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 110-113
Allah SWT memberitahuka tentang kemuliaanNya dan keberadaanNya bahwa setiap orang yang bertaubat, maka Dia akan menerima taubatnya, dari dosa apapun yang telah dilakukan. Allah SWT berfirman: (Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (110)) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata tentang ayat ini: Allah memberitahukan kepada hamba-hambaNya tentang pemaafan, kemurahan, kemuliaan, keluasan rahmatNya, dan pengampunanNya. Maka siapa saja yang melakukan dosa, baik dosa kecil maupun besar, (kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) Bahkan jika dosa-dosanya lebih besar dari langit, bumi, dan gunung-gunung.
Diriwayatkan dari Abu Wa'il, dia berkata: Abdullah berkata, "Kaum Bani Israil itu, ketika salah satu dari mereka melakukan dosa, maka dia akan menulis penebusan dosa itu pada pintunya, dan jika dia air seninya mengenai sesuatu miliknya maka dia harus memotongnya. Lalu seorang lelaki berkata, “Sungguh, Allah telah memberikan kebaikan kepada Bani Israil” Kemudian Abdullah berkata kepadanya, “Apa yang Allah berikan kepada kalian lebih baik daripada apa yang Dia berikan kepada mereka. Dia menjadikan air sebagai sesuatu yang menyucikan bagi kalian. Allah telah berfirman: (Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka) (Surah Ali 'Imran: 135) Dia juga berfirman: (Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (110)).
Firman Alah: (Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri….) sebagaimana firmanNya: (Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun kaum kerabatnya) (Surah Fathir: 18) yaitu bahwa seseorang tidak berguna bagi orang lain, dimana bagi setiap orang itu apa yang dia kerjakan, sehingga dia tidak dibebani oleh orang lain. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana) berupa ilmu, hikmah, keadilan, dan rahmatNya. Kemudian Allah berfirman: (Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata (112)) yaitu sebagaimana Bani Ubairiq, dengan perbuatan tercela itu kepada seorang lelaki yang shalih yaitu Labid bin Sahl atau Zaid bin As-Samin Al-Yahudi seperti yang dikatakan oleh yang lain. Dia adalah seorang yang bersih, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim dan berkhianat. Allah memberitahukan kepada Rasulullah SAW tentang hal ini. Kemudian teguran dan celaan itu itu mencakup mereka dan orang lain yang sama seperti mereka dan melakukan dosa seperti mereka, sehingga mendapat hukuman yang sama dengan hukuman mereka"
Firman Allah: (Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu)
Kemudian Dia memberi karuniaNya dengan mendukungnya dalam segala keadaan, memberinya perlindungan, dan menurunkan kitab kepadanya, yaitu Al-Quran, serta hikmah yaitu sunnah:
(dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui) yaitu sebelum Al-Qur’an itu diturunkan kepadamu, sebagaimana firmanNya: (Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus (52) (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan (53)) (Surah Asy-Syura) dan (Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu) (Surah Al-Qashash: 86) Oleh karena itu, Dia berfirman: (Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu)


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 110: Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan atau ia menganiaya dirinya kemudian ia meminta ampun kepada Allah, niscaya ia dapati Allah itu Pengampun, Penyayang.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Kepada orang lain, baik terkait dengan darah, harta atau kehormatan mereka.

Dengan berbuat maksiat antara dirinya dengan Allah.

Yakni beristighfar secara sempurna dengan mengakui dosa dan menyesalinya, berhenti dari melakukannya dan berniat keras untuk tidak mengulanginya, maka Allah berjanji –sebagaimana dalam ayat di atas- akan mengampuni dan merahmati. Dia akan mengampuni dosa yang dilakukannya, menghilangkan cacat dan kekurangan yang diakibatkan dari maksiat itu, mengembalikan amal shalihnya dan memberinya taufiq di masa mendatang, dan dosanya tidak dijadikan-Nya sebagai penghalang taufiq-Nya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 110

Dan barang siapa berbuat kejahatan, atau berbuat dosa terhadap orang lain yang menimbulkan dampak buruk terhadap diri mereka, atau menganiaya dirinya, yaitu melakukan perbuatan dosa yang berdampak buruk hanya terhadap dirinya sendiri, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah atas perbuatan dosa yang dilakukannya itu disertai penyesalan atas perbuatannya dan bertekad untuk tidak melakukannya lagi, niscaya dia akan mendapatkan Allah maha pengampun atas dosadosanya dan segala dosa yang dilakukan oleh siapa pun yang bertobat kepada-Nya, maha penyayang dengan mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka yang bertobatdan barang siapa yang berbuat dosa, apa pun bentuk dan macam dosa yang dilakukannya, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk keburukan dirinya sendiri, karena akibat dari perbuatan dosanya itu akan kembali kepada dirinya, dan Allah menjatuhkan sanksi dari perbuatannya itu kepada dirinya, bukan kepada orang lain. Dan ketahuilah bahwa semua sikap, perilaku, dan perbuatan yang kamu dan siapa pun lakukan, termasuk segala macam dosa-dosa, pasti diketahui oleh Allah karena Allah selamanya maha mengetahui semua itu, mahabijaksana memberikan ganjaran, sanksi dan hukuman kepada siapa pun secara wajar dan benar.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah berbagai penafsiran dari beragam ulama terkait isi dan arti surat An-Nisa ayat 110 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi kita. Sokonglah perjuangan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Paling Banyak Dikunjungi

Terdapat banyak topik yang paling banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-A’raf 54, An-Nisa, At-Taubah, Al-Anbiya 30, At-Tin 4, Al-Humazah. Ada pula Al-Fatihah 5, Al-Ma’idah 48, Ali ‘Imran 190, An-Nahl 114, Al-Fatihah 4, Al-Muthaffifin.

  1. Al-A’raf 54
  2. An-Nisa
  3. At-Taubah
  4. Al-Anbiya 30
  5. At-Tin 4
  6. Al-Humazah
  7. Al-Fatihah 5
  8. Al-Ma’idah 48
  9. Ali ‘Imran 190
  10. An-Nahl 114
  11. Al-Fatihah 4
  12. Al-Muthaffifin

Pencarian: bacaan ruqyah syar iyyah, qs an nas, surat al masad, ar rahman surat, lafal alhamdulillah

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.