Surat Al-Baqarah Ayat 165
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ إِذْ يَرَوْنَ ٱلْعَذَابَ أَنَّ ٱلْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعَذَابِ
Arab-Latin: Wa minan-nāsi may yattakhiżu min dụnillāhi andāday yuḥibbụnahum kaḥubbillāh, wallażīna āmanū asyaddu ḥubbal lillāhi walau yarallażīna ẓalamū iż yaraunal-'ażāba annal-quwwata lillāhi jamī'aw wa annallāha syadīdul-'ażāb
Artinya: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
« Al-Baqarah 164 ✵ Al-Baqarah 166 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Terkait Surat Al-Baqarah Ayat 165
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 165 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam pelajaran menarik dari ayat ini. Diketemukan bermacam penafsiran dari beragam mufassirin mengenai kandungan surat Al-Baqarah ayat 165, antara lain sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Sudah banyak bukti-bukti yang pasti ini, sebagian dari manusia masih mengambil selain Allah sebagai berhala-berhala dan patung-patung serta penolong-penolong yang mereka jadikan sebagai tandingan-tandingan bagi Allah, mereka memberikan kepada tandingan-tandingan itu rasa cinta, pengagungan dan ketaatan Yang Tidak sepantasnya diberikan kecuali bagi Allah Semata. Sedangkan mukminin lebih besar cintanya kepada Allah daripada rasa cinta orang-orang kafir kepada Allah dan kepada Tuhan-Tuhan sesembahan mereka. Hal itu Karena orang-orang Mukmin memurnikan kecintaan secara penuh kepada Allah, sedangkan orang-orang kafir berbuat Syirik dalam kecintaan tersebut. Sekiranya orang-orang yang berbuat dzolim berupa kesyirikan dalah kehidupan dunia itu mengetahui, ketika mereka menyaksikan siksa akhirat, bahwa sesungguhnya Allah adalah Dzat yang maha esa dengan kekuatan mutlak, dan bahwasanya Allah sangat keras siksaannya, pastilah mereka tidak akan mengambil tuhan-tuhan selain Allah yang mereka sembah di samping menyembah Allah, dan mendekatkan diri melalui mereka kepada Nya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
165. Dan sebagian manusia menyembah selain Allah, yaitu berhala-berhala yang mereka jadikan sebagai sekutu Allah, mereka mencintai berhala-berhala itu sebagaimana kecintaan mereka kepada Allah. Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kecintaan mereka kepada Allah lebih besar dibandingkan kecintaan orang-orang musyrik. Andai orang-orang musyrik mengetahui ketika mereka menyaksikan azab neraka bahwa Allah Maha Kuat dan Kuasa dan Dia mengazab dengan azab yang berat niscaya mereka tidak akan menyekutukan Allah.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
165. Meskipun ada tanda-tanda yang sangat jelas itu ternyata masih ada sebagian orang yang mencari tuhan-tuhan selain Allah untuk dijadikan sebagai tandingan Allah. Mereka mencintai tuhan-tuhan itu sebagaimana mereka mencintai Allah. Tetapi cinta orang-orang mukmin kepada Allah lebih besar daripada cinta orang-orang tersebut kepada tuhan-tuhan sesembahan mereka. Karena orang-orang mukmin itu tidak menyekutukan Allah dengan siapapun, dan mereka mencintai Allah di kala senang maupun susah. Sedangkan orang-orang (musyrik) itu hanya mencintai tuhan-tuhan mereka di kala senang saja. Namun di kala susah mereka hanya memohon kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim dengan cara menyekutukan Allah dan melakukan keburukan itu melihat kondisi mereka di akhirat, yaitu ketika mereka menyaksikan azab, niscaya mereka akan tahu bahwa satu-satunya pemilik semua kekuatan adalah Allah, dan Dia Mahakeras azab-Nya bagi orang-orang yang durhaka kepada-Nya. Sekiranya mereka melihat hal itu, niscaya mereka tidak akan menyekutukan Allah dengan siapapun.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
165. وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّـهِ أَندَادًا (Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah)
Yakni dengan adanya bukti yang jelas yang menunjukkan kebesaran kekuasaan Allah masih ada manusia yang menyekutukan-Nya dalam peribadatan dengan patung-patung.
يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّـهِ ۖ (mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah)
Yakni sebagaimana kecintaan orang-orang mukmin kepada Allah, atau sebagaimana orang-orang musyrik mencintai Allah begitu pula mereka mencintai sekutu-sekutu yang mereka sembah selain-Nya.
وَالَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ (Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah)
Yakni kecintaan mereka lebih besar dibandingkan kecintaan orang-orang musyrik kepada sekutu-sekutu mereka.
وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ (Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat (siksa) )
Yakni seandainya orang-orang zalim yang mencintai sekutu mereka seperti kecintaan mereka kepada Allah melihat keadaan mereka saat melihat azab di hari kiamat, melihat kekuatan Allah dan kelemahan sekutu-sekutu mereka dalam membela mereka menghadapi azab Allah niscaya mereka tidak akan mencintai sekutu-sekutu itu.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Dikatakan kepada sufyan bin 'uyainah : Sesungguhnya para pecinta syahwat sangat menyukai apa yang diciptakan oleh hawa nafsu mereka ! kemudian beliau berkata : apakah kamu lupa dengan firman Allah : { وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ } "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah", dan firman Allah : { وَأُشْرِبُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْعِجْلَ بِكُفْرِهِمْ } "Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya" [ al-Baqarah : 93 ].
2 ). Barangsiapa yang menjadikan sesuatu yang Allah tidak perintahkan untuk dicintai dengan tujuan cinta kepada Allah, maka sungguh dia telah membuat hal baru dalam agama ini tanpa Allah meridhoinya, karena hal itu merupakan pintu masuk kepada kesyirikan, sebagaimana yang Allah katakan : { وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ }
3 ). Pernahkah orang-orang yang menari di balik gemerlap hari valentine salah satu dari mereka mencoba untuk mengisi hatinya dengan cinta Alla ?
Bagaimana jika dia mencoba untuk memanggil-Nya dengan nama-nama Nya yang baik sebagaimana yang dilakukan ketika seseorang mendekat kepada orang yang ia cintai dengan panggilan yang paling ia sukai ?
Dan apa yang akan terjadi dengan cintanya kepada Allah jika mencoba untuk merenungi makna dari nama-nama Allah yang baik dan agung itu seperti yang dilakukan sesorang terhadap orang dicintainya ?
Sungguh ia akan terbawa oleh fikirannya kepada sang pencipta, dan ia pun akan dipenuhi dengan kebahagiaan yang tidak dapat digambarkan melainkan kebahagiaan itu akan bertambah dengan upaya menggapai keridhoan tuhannya : { وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ }.
4 ). Perhatikanlah pemandangan mewah yang ditampilkan oleh orang-orang yang merayakan hari valentine, kamu akan menemukan bahwa kecintaan mereka kepada orang yang dicintai melebihi cinta mereka kepada Allah, { وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ } tetapi orang-orang yang beriman hanya mengagungkan cinta mereka kepada Allah.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
165. Adapun keadaan orang-orang yang tidak mau memikirkan dalil-dalil ini, yaitu orang-orang musyrik yang mengambil tuhan selain Allah untuk disembah berupa berhala-berhala mati dan manusia itu mencintai berhala-berhala mereka layaknya kecintaan orang mukmin kepada Allah. Dan orang-orang mukmin itu lebih dahsyat cintanya terhadap Allah daripada kecintaan orang-orang musyrik terhadap berhala dan tuhan tandingan mereka. Dan jika orang-orang yang menzalimi diri sendiri dengan berbuat kufur dan mencintai tandaingan-tandingan Allah itu melihat keadaan mereka ketika diperlihatkan azab pada hari kiamat karena kecintaan mereka terhadap tandingan Allah itu, niscaya mereka akan berikrar bahwa kekuatan yang sempurna itu hanya milik Allah. Tiada yang memiliki kekuatan selain Dia dan sesungguhnya Allah itu memiliki azab yang sangat dahsyat bagi mereka
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Di antara manusia ada yang menjadikan sesuatu selain Allah sebagai tandingan-tandingan} sekutu-sekutu dalam hal peribatadan {yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman itu lebih kuat cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat azab, bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah itu sangat keras azabNya
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 165-167
Allah SWT mengingatkan tentang keadaan orang-orang yang musyrik di dunia ini dan nasib mereka di akhirat di mana mereka menjadikan sekutu-sekutu bagiNya, seperti sosok-sosok setara dan semacamnya yang mereka sembah bersama Allah, dan mereka mencintai mereka seperti kecintaan mereka kepadaNya. Padahal Allah adalah Tuhan yang tidak ada Tuhan selain Dia, tidak ada yang menandingiNya, tidak ada lawan bagiNya, dan tidak ada sekutu bersamaNya. Dalam hadits yang shahih Buhari Muslim, diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata: “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, dosa yang mana yang paling besar?” Beliau bersabda, “Menyekutukan Allah dengan sesuatu, padahal Dialah yang menciptakanmu.”
Terkait firmanNya, (Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah) karena kecintaan mereka kepada Allah, pengetahuan dan penghormatan mereka kepadaNya, dan pengakuan mereka tentang keesaanNya, mereka tidak menyekutukanNya dengan apapun, bahkan mereka hanya menyembahNya, bertawakal kepadaNya, dan menyerahkan semua urusan mereka kepadaNya. Kemudian Allah SWT mengancam orang-orang musyrik yang zalim pada diri sendiri dengan itu, Lalu Dia berfirman (Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya) Beberapa berpendapat bahwa ini berarti jika mereka melihat azab, mereka akan tahu saat itu juga bahwa semua kekuasaan itu ada pada Allah, yaitu bahwa hukum itu hanya milikNya dan tidak ada sekutu bagiNya, dan bahwa segala sesuatu berada dalam kekuasaanNya. (dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)) sebagaimana Allah SWT berfirman, (Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti siksa-Nya (25) dan tiada seorangpun yang mengikat seperti ikatan-Nya (26)) (Surah Al-Fajr) Ini berarti jika mereka tahu apa yang akan mereka lihat di sana, dan apa yang akan menimpa mereka berupa perkara mengerikan yang mengejutkan akibat dari kesyirikan dan kekufuran mereka, pasti mereka akan berhenti dari apa yang telah mereka lakukan berupa kesesatan.
Kemudian Allah memberitahukan tentang kekufuran mereka dengan berhala-berhala mereka dan pelepasan diri orang-orang yang diikuti dari para pengikutnya. Allah berfirman, ((Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya) Para malaikat berlepas diri dari orang-orang yang mengira bahwa para malaikat itu adalah sesembahan mereka di dunia. Para malaikat berkata, (kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami") (Surah Al-Qashash: 63) dan berkata (Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu) (Surah Saba’: 41) Bahkan jin juga melepaskan diri dari mereka dan menyatakan bahwa mereka tidak memiliki keterlibatan dalam penyembahan mereka kepada para jin itu. Sebagaimana Allah berfirman, (Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? (5) Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka (6)) (Surah Al-Ahqaf) Allah juga berfirman, (sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka. (82)) (Surah Maryam) Nabi Ibrahim As berkata kepada kaumnya, ("Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu melaknati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagimu para penolongpun.) (Surah Al-Ankabut: 25) dan Allah berfirman (
(Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: "Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa"(32) Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "(Tidak) sebenarnya tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya". Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan (33)) (Surah Saba’) dan (Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih (22)) (Surah Ibrahim)
Terkait firmanNya: (dan mereka melihat azab, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus) yaitu, mereka melihat siksaan Allah dan terputuslah segala cara dan jalan untuk menyelamatkan diri dari siksa itu. Mereka tidak mendapatkan pelindung dan pelindung dari neraka.
'Atha' mengatakan dari Ibnu Abbas terkait ayat ini: (dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus) yaitu kasih sayang.
Begitu pula, Mujahid mengatakan dalam riwayat dari Ibnu Abu Najih.
Terkait firmanNya: (Dan orang-orang yang mengikuti berkata, “Sekiranya kami mendapat kesempatan (kembali ke dunia), tentu kami akan berlepas tangan dari mereka, sebagaimana mereka berlepas tangan dari kami.”) yaitu pergi dan menjauh, sebagaimana Allah SWT berfirman (Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan) (Surah Al-Furqan:23) dan (Perumpamaan orang yang ingkar kepada Tuhannya, perbuatan mereka seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang berangin kencang) (Surah Ibrahim: 18) serta (Orang-orang yang kufur, amal perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar. Orang-orang yang dahaga menyangkanya air) (Surah An-Nur: 39) Oleh karena itu Allah berfirman (Dan mereka tidak akan keluar dari api neraka). Kami hanya akan menyembah Allah semata, tanpa memperhatikan mereka. Mereka berdusta dalam hal ini. Bahkan, jika mereka dikembalikan ke dunia, mereka akan kembali melakukan hal yang sama yang telah dilarang kepada mereka, sebagaimana Allah telah memberi tahu tentang hal itu. Oleh karena itu, Allah berfirman: (Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi penyesalan bagi mereka) yaitu lenyap dan hancur, sebagaimana Allah berfirman: (Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan (23)) [Surah Al-Furqan] dan (Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang) [Surah Ibrahim: 18] serta (Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga) [Surah An-Nur: 39]. Oleh karena itu, Allah berfirman: (dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka)"
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
165-167. Alangkah tepatnya keterkaitan ayat-ayat ini dengan ayat sebelumnya, di mana setelah Allah menjelaskan keesaan-Nya dan dalil-dalil yang pasti di atas hal itu serta keterangan-keterangan tajam yang menyampaikan kepada keyakinan hati yang menghilangkan setiap keraguan, Allah menyebutkan dalam ayat ini bahwa “di antara manusia,” dengan adanya semua penjelasan yang sempurna itu, “ada orang-orang yang menyembah” sebagian dari makhluk-makhluk “sebagian tandingan-tandingan” bagi Allah, yakni para sekutu yang mereka samakan dengan Allah dalam ibadah, kecintaan, pengagungan, dan ketaatan.
Dan orang yang dalam kondisi seperti ini setelah penegakan hujjah dan penjelasan tauhid dapat dipastikan bahwa ia adalah seseorang yang durhaka terhadap Allah, menentangNya, berpaling dari merenungi ayat-ayatNya, dan memikirkan makhluk-makhlukNya, maka ia tidak punya alasan sama sekali dalam hal itu, bahkan pantas ia mendapatkan siksaan.
Orang-orang yang membuat tandingan-tandingan bagi Allah tersebut, tidaklah menyejajarkan mereka dengan Allah dalam hal mencipta, mengatur (alam), dan memberi rezeki, akan tetapi mereka menyamakannya dengan Allah dalam ibadah, hingga mereka menyembah tandingan-tandingan tersebut agar dapat mendekatkan mereka kepada Allah.
Pada FirmanNya, “menjadikan” merupakan sebuah dalil bahwa Allah tidak memiliki tandingan, akan tetapi kaum musyrikin hanya menjadikan bagi Allah tandingan-tandingan dari beberapa makhluk hanya sebatas penamaan saja dan kata-kata yang tak berarti, sebagaimana Allah berfirman :
"Mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah. Katakanlah: “Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu”. Atau apakah kamu hendak memberitakan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di bumi, atau kamu mengatakan (tentang hal itu) sekadar perkataan pada lahirnya saja." QS ar-ra’d ayat 33
"Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan," QS an-najm ayat 23
Oleh karena itu, makhluk bukanlah tandingan bagi Allah, karena Allah adalah pencipta dan selainNya adalah makhluk, Rabb yang memberikan rezeki, adapun selainNya adalah yang diberi Rizki, Allah adalah Maha kaya sedangkan kalian adalah fakir, Dia Maha Sempurna dari segala aspeknya, sedang hamba serba kekurangan dalam segala aspeknya Allahlah yang memberikan manfaat dan madhorot, sedang makhluk tidak memiliki apa-apa dari manfaat, madhorot maupun urusan seperti itu. Maka sangatlah diketahui dengan yakin akan kebatilan perkataan orang-orang yang menjadikan dari selain Allah sebagai Tuhan Tuhan dan tandingan-tandingan, baik dari para malaikat, para nabi, orang-orang Shalih, patung ataupun yang lainnya, dan bahwasanya Allah lah yang berhak untuk dicintai secara penuh dan ditaati secara total. Oleh karena itu Allah memuji kaum mukminin dengan FirmanNya, “adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah,” maksudnya, daripada orang-orang yang membuat tandingan bagi Allah itu kepada tandingan-tandingan tersebut, karena mereka, kaum mukminin tulus dalam mencintai Allah, sedang mereka menyekutukan Allah dengan tandingan-tandingan tersebut, dan karena mereka (orang-orang beriman) mencintai dzat yang berhak untuk dicintai secara hakiki yang mana mencintaiNya adalah inti dari segala kebaikan seorang hamba, kebahagiaannya dan keselamatannya, sedang kaum musyrikin mencintai sesuatu yang sama sekali tidak pantas untuk diberikan cinta dan mencintainya adalah inti dari kesengsaraan seorang hamba, kerusakannya, dan kekacauan urusan dirinya.
Oleh karena itu, Allah mengancam mereka dengan FirmanNya, “dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui” (akibat buruk) dari menjadikan tandingan tandingan bagi Allah dan tunduk kepada selain Robb seluruh makhluk, dan mereka berlaku zhalim terhadap hamba-hambaNya dari jalan Allah serta usaha mereka dalam memadhorotkan hamba-hambaNya dengan menghalangi mereka, “ketika mereka melihat siksa” yaitu pada hari kiamat secara jelas dengan mata mereka sendiri, “bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semua dan bahwa Allah amat berat siksaannya (niscaya mereka menyesal).” Maksudnya, mereka akan mengetahui secara benar dan yakin bahwa kekuatan dan kekuasaan hanya milik Allah semuanya dan bahwasanya tandingan-tandingan mereka itu tidak memiliki kekuatan sedikitpun, maka jelaslah bagi mereka pada saat itu kelemahan dan ketidakmampuannya, tidak seperti apa yang mereka duga saat di dunia, bahkan mereka berpikir bahwa tandingan-tandingan itu memiliki peran dalam hal itu, dan bahwa itu semua akan mendekatkan mereka kepada Allah, serta menyampaikan mereka kepadaNya. Maka sia-sialah dugaan mereka tersebut, hilanglah usaha mereka, dan patutlah mereka mendapat azab yang pedih, sedang tandingan-tandingan yang mereka buat itu tidak dapat menolong mereka, dan tidak dapat memberikan manfaat sedikitpun, bahkan mereka akan mendapatkan bahaya dari arah yang mulanya mereka sangka ada manfaatnya.
Orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari mereka yang mengikutinya dan terputuslah hubungan yang terjalin diantara mereka saat mereka masih di dunia dahulu, sebab hubungan itu terjalin karena selain Allah, dan atas perintah selain Allah, serta berkaitan dengan perkara kebatilan yang tidak ada hakikatnya, yang akhirnya pupuslah amalan mereka, hancurlah kondisi mereka, dan jelaslah bahwa mereka itu adalah orang-orang yang dusta dan bahwasanya perbuatan-perbuatan mereka yang mereka harapkan manfaatnya dan hasilnya namun terbalik menjadi penyesalan dan kerugian, dan bahwa mereka kekal dalam neraka, tidak akan keluar darinya selamanya, maka Adakah kerugian kerugian seperti ini?
Yang demikian itu karena mereka mengikuti kebatilan lalu mereka beramal dengan perbuatan yang batil pula. Mereka mengharapkan perkara yang tidak bisa diharapkan dan bergantung kepada sesuatu yang tidak ada gunanya bergantung padanya. Akhirnya batillah perbuatan-perbuatan mereka karena batilnya tempat mereka bergantung. Dan ketika perbuatan-perbuatan mereka batil, terjadilah kerugian dengan menyerapnya harapan dan malah membahayakan mereka dengan bahaya yang besar. Hal ini sangatlah berbeda jauh dengan orang yang bergantung hanya kepada Allah yang Maha memiliki kebenaran yang nyata, mengikhlaskan perbuatan hanya karenaNya dan mengharap manfaatnya. Orang yang seperti inilah yang telah meletakkan kebenaran pada tempatnya, dimana perbuatan-perbuatannya adalah benar karena bergantung kepada yang benar, hingga dia berhasil mendapatkan buah dari perbuatannya dan merasakan balasannya pada sisi robbnya tanpa terputus, sebagaimana Allah berfirman :
"Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menyesatkan perbuatan-perbuatan mereka. Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka. Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang bathil dan sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka." QS Muhammad ayat 1-3
Di saat itu orang-orang yang mengikuti, akan berangan-angan agar dikembalikan lagi ke dunia hingga mereka bisa berlepas diri dari makhluk-makhluk yang mereka ikuti tersebut yaitu dengan meninggalkan kesirikan terhadap Allah dan kembali beramal dengan ikhlas hanya karena Allah semata. Namun itu sangatlah mustahil dan telah pupuslah harapan, karena saat itu bukanlah lagi masa penangguhan dan penundaan. Walaupun demikian juga mereka itu adalah orang-orang yang dusta, karena bila pun mereka dikembalikan ke dunia, pastilah mereka akan kembali kepada hal yang telah dilarang bagi mereka, dan apa yang mereka katakan itu hanyalah sebatas angan-angan belaka yang mereka angan-angan kan dengan rasa jengkel dan marah terhadap orang-orang yang mereka ikuti tersebut ketika berlepas diri dari mereka dan dosa yang telah nyata itu adalah dosa mereka sendiri. Dan pemimpin dari tandingan-tandingan yang diikuti dalam kejahatan itu adalah iblis. Walaupun demikian ia berkata kepada para pengikutnya :
"tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri." QS Ibrahim ayat 22
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 165: Allah berkata : dengan bukti yang jelas dan pasti ini adalah keagungan kerajaanNya dan kuasaNya serta hikmahNya terdapat bagian manusia karena sebab kebodohan dan kesombongan mereka mengambil kesembahan selain Allah.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Ayat ini dengan ayat sebelumnya terkait, ayat sebelumnya menerangkan tentang bukti-bukti keesaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala di alam semesta, di mana bukti tersebut membuahkan ilmu yang yakin akan kebenaran keesaan Allah. Namaun anehnya, masih saja ada di antara manusia yang menjadikan makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala, padahal jelas sekali bukti keesaan-Nya.
Tandingan dalam mengarahkan ibadah, bukan tandingan dalam menciptakan, memberi rezeki dan mengatur karena mereka (tandingan-tandingan) itu tidak bisa apa-apa, ia sendiri dicipta dan lemah. Makhluk tidaklah sebanding dengan Pencipta, Allah yang memberikan rezeki, sedangkan selain-Nya diberi rezeki, Allah Yang Maha Kaya, sedangkan selain-Nya butuh kepada-Nya, Dia Maha Sempurna dari berbagai sisi, sedangkan selain-Nya memiliki kekurangan dari berbagai sisi. Allah yang memberikan manfa'at dan madharat, ssedangkan selain-Nya tidak berkuasa apa-apa. Dengan demikian, batil sekali orang yang mengadakan tandingan bagi Allah, baik tandingan itu berupa malaikat, nabi, orang shalih, berhala dsb. Allah-lah yang berhak dicintai secara sempurna dan disikapi dengan tunduk menghinakan diri secara sempurna.
Mereka menyembah dan mengagungkan tandingan tersebut serta mencintainya seperti halnya menyembah Allah, mengagungkan-Nya dan mencintai-Nya. Jika seperti ini keadaannya, yakni hujjah tentang keesaan Allah dan bukti telah tegak maka orang tersebut adalah penentang Allah, berpaling dari memikirkan ayat-ayat-Nya baik pada dalil yang disampaikan maupun pada alam semesta. Ia tidak lagi memiliki udzur sehingga pantas untuk mendapat siksa.
Melebihi cinta orang-orang musyrik kepada sesembahan mereka selain Allah. Hal itu, karena orang-orang mukmin mengikhlaskan cinta kepada-Nya, sedangkan orang-orang musyrik menyekutukan-Nya. Mereka (orang-orang mukmin) mencintai Zat yang berhak dicintai, di mana mencintai-Nya adalah sumber kebaikan dan kebahagiaan seorang hamba. Sebaliknya, orang-orang mursyrik mencintai sesuatu yang tidak berhak dicintai, jelas sekali mencintainya merupakan sumber celaka seorang hamba dan penyebab rusak kehidupannya.
Orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah. Maksudnya, ketika orang yang zalim tersebut melihat sesembahan mereka tidak memberikan manfaat sama sekali pada hari Kiamat, mereka pasti akan mengetahui secara jelas kelemahan berhala dan apa yang mereka sembah selain Allah dan meyakini bahwa seluruh kekuatan hanya milik Allah. Tidak seperti ketika di dunia, mereka (orang-orang musyrik) menyangka bahwea sesembahan mereka memiliki kekuatan dan kemampuan, padahal sesembahan itu tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi sampai menyelamatkan mereka dari siksa Allah pada hari kiamat.
Dan tentu mereka tidak akan mengadakan tandingan bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala ketika di dunia.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 165
Dan di antara manusia, meski telah menyaksikan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang demikian banyak dan jelas, masih ada saja orang yang menyembah tuhan selain Allah. Mereka menjadikannya sebagai tandingan Allah, yang mereka cintai seperti mereka mencintai Allah. Mahasuci Allah dari segala tandingan dan sekutu. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah melebihi cinta orang musyrik kepada sesembahan dan berhala mereka. Mereka tidak mempersekutukan Allah dengan apa pun. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat dan mengetahui, ketika mereka melihat, menerima, dan merasakan azab pada hari kiamat, sedang mereka dan sesembahan mereka tidak mampu berbuat apa-apa, maka mereka baru menyadari bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya. Ketika itulah mereka baru menyesali kezaliman yang telah mereka lakukan, penyesalan yang tidak berguna sedikit pun. Itulah hari kiamat, hari ketika orang-orang yang diikuti, yakni para pemimpin, berlepas tangan dari orang-orang yang mengikuti atau orang yang mereka pimpin; dan mereka melihat azab pedih yang tidak bisa mereka hindari, dan pada hari itu segala hubungan antara mereka terputus, baik hubungan nasab, persahabatan, percintaan, maupun pekerjaan. Pada hari itu setiap manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatan masing-masing (lihat: surah abasa/80: 34-37).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah bermacam penafsiran dari kalangan ulama terhadap kandungan dan arti surat Al-Baqarah ayat 165 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita bersama. Dukunglah syi'ar kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.