Surat Ali ‘Imran Ayat 185

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

Arab-Latin: Kullu nafsin żā`iqatul maụt, wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah, fa man zuḥziḥa 'anin-nāri wa udkhilal-jannata fa qad fāz, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā'ul-gurụr

Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

« Ali 'Imran 184Ali 'Imran 186 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Mengenai Surat Ali ‘Imran Ayat 185

Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 185 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir penting dari ayat ini. Terdapat pelbagai penjabaran dari berbagai ahli tafsir berkaitan makna surat Ali ‘Imran ayat 185, antara lain sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Dan dengan kejadian itu,seluruh makhluk akan kembali kepada tuhan mereka untuk memperhitungkan amal perbuatan mereka. Dan sesungguhnya kalian akan memperoleh balasan sempurna atas amal perbuatan kalian secara penuh, tanpa ada pengurangan pada hari kiamat. Maka barangsiapa telah dimuliakan oleh tuhannya dan Dia telah menyelamatkannya dari neraka, serta masukkannya ke dalam surga, sesungguhnya dia telah menggapai puncak apa yang diinginkannya. Dan tidaklah kehidupan dunia itu,melainkan kesenangan yang akan sirna, maka janganlah kalian tertipu dengannya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

185. Allah mengabarkan bahwa setiap jiwa akan mengalami kematian, kemudian akan dibangkitkan pada hari kiamat untuk mendapat balasan amalannya dengan sempurna.

Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan surga maka ia telah beruntung. Dan dunia tidak lain hanyalah kenikmatan fana yang dihiasi oleh setan agar dapat menipu manusia.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

185. Setiap jiwa, siapa pun ia pasti akan merasakan kematian. Maka hendaknya setiap makhluk tidak terlena dengan dunia ini. Dan kelak di hari Kiamat mereka akan diberi balasan atas amal perbuatan mereka masing-masing secara penuh, tanpa ada pengurangan. Barangsiapa yang Allah jauhkan dari api Neraka dan Dia masukkan ke dalam Surga, sungguh dia benar-benar telah mendapatkan kebaikan yang ia harapkan dan selamat dari keburukan yang ia takutkan. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan sementara yang hanya diminati oleh orang-orang yang tertipu.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

185. كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ (Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati)
Ayat ini mengandung kabar gembira sekaligus ancaman bagi orang yang membenarkan dan yang mendustakan. Karena Allah menjadikan kematian adalah akhir dari setiap makhluk hidup baik itu manusia, malaikat, jin, atau hewan; tidak ada seorang pun yang dapat lolos untuk tidak merasakan kematian.

وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۖ (Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu)
Yakni penyempurnaan balasan hanya pada hari itu, adapun balasan yang diberikan di dunia atau di alam barzakh maka itu hanyalah sebagian balasannya saja.

فَمَن زُحْزِحَ (Barangsiapa dijauhkan)
Yakni digeserkan dan dijauhkan.

فَقَدْ فَازَ ۗ (maka sungguh ia telah beruntung)
Yakni berhasil mendapatkan apa yang ia mau dan selamat dari apa yang ia takuti, karena segala keberhasilan atas tercapainya segala keinginan jika tanpa mendapatkan surga maka itu tidaklah berarti apa-apa. Dan segala keselamatan dari mara bahaya bukanlah keselamatan hakiki apa bila orang tersebut tidak selamat dari api neraka.
Makna (المتاع) yakni apa yang dinikmati manusia dan diambil manfaatnya yang kemudian hilang dan habis tak tersisa.

الْغُرُورِ (memperdayakan)
Yakni yang memperdayakan dengan angan-angan.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1 ). { كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ } Setiap mereka pasti akan merasakannya : orang baik dan buruk, kaya dan miskin, orang sombong dan yang merendah diri.. maka jika inilah akhir seluruh kehidupan makhluq, sungguh beruntunglah mereka-mereka yang menyempatkan dirinya untuk bertaqwa kepada Allah, dan mengajak manusia kepada penghambaan hanya kepada-Nya.

2 ). Diantara sajian ramadhan yang paling berharga adalah : ketika waktu diijabahnya do'a berpihak kepada seorang hamba, dan ketika itu ia sedang memohon kepada tuhannya syurga dan perlindungan dari api neraka, maka kemudian permintaan itu diijabah oleh sang Maha kuasa, sehingga ia menjadi orang yang beruntung dan berbahagia selamanya, Allah berfirman : { فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ } "Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung".

3 ). Jalan untuk menggapai syurga pada awalnya memang berat dan sulit, tetapi jika kamu bersabar diatas kesulitan itu, niscaya kamu akan sampai pada kenikmatan yang tiada bandinganya di dunia. Sedangkan jalan menuju neraka kelihatannya memang mudah dan indah, tetapi jika keindahan itu telah menenggelamkanmu kedalam jurang, sungguh kebinasaan dan kehancurang yang paling dahsyat akan menghampirimu, dan sekali-kali kamu tidak akan bisa lari darinya { فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ } "Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung".


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

185. Ayat ini mengandung janji dan peringatan bagi orang yang beriman dan berdusta. Isinya yaitu bahwa setiap jiwa akan mati. Sesungguhnya kalian akan diberi balasan atas amal baik dan buruk kalian secara sempurna pada hari kiamat. Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah selamat dari ketakutan dan mendapatkan apa yang diinginkan. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanya tipuan belaka. Al-Mata’ adalah sesuatu yang dinikmati dan dimanfaatkan manusia lalu hilang dan lenyap. Al-Ghurur adalah tipuan, yaitu sesuatu yang menipu agar orang sibuk dengannya sehingga tidak memperhatikan marabahaya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kalian akan diberi balasan} kalian akan diberi balasan atas amal kalian {pada hari kiamat. Siapa yang dijauhkan} dijauhkan {dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan.} memenangkan apa yang dia harapkan dan selamat dari yang dia takutkan {Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya} tipuan yang mengaburkan


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

185. Ayat yang mulia ini mengandung penjelasan tentang zuhud dari dunia karena bersifat fana dan tidak kekal, dan bahwa dunia itu adalah perhiasan yang menipu, membuat fitnah fdengan keindahannya, menipu dengan kecantikan dan kemolekannya. Kemudian dunia itu akan berpindah dan ditinggalkan menuju ke negeri abadi, di mana jiwa-jiwa manusia akan diberikan balasan amal yang telah diperbuatnya di dunia ini berupa kebaikan maupun kejelekan. “Maka barangsiapa dijauhkan,” maksudnya, dikeluarkan “dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung” maksudnya, dia memperoleh kemenangan yang besar dengan selamat dari siksa yang pedih dan sampai kepada surga yang penuh nikmat, yang berisikan segala keindahan yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terlintas pada benak dan hati seseorang.
Pemahaman terbalik ayat ini, adalah bahwa barangsiapa yang tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak masuk dalamm surga, maka dia tidaklah beruntung, bahkan dia celaka dengan kesengsaraan yang abadi dan disiksa dengan hukuman yang kekal.
Ayat ini mengandung isyarat akan adanya kenikmatan alam barzakh maupun siksaannya, dan bahwa orang-orang yang beramal akan diberikan balasan di dalamnya dengan beberapa balasan dari amal yang telah mereka lakukan, dan disuguhkan kepada mereka beberapa contoh dari orang-orang yang mendahuluinya. Ini dapat dipahami dari FirmanNya, “Dan sesungguhnya pada Hari Kiamat sajalah disempurnakan pahalamu,” masksudnya, penyempurnaan balasan perbuatan secara total hanya terjadi pada Hari KIamat, sedangkan selain itu maka terjadi di alam barzakh, bahkan bisa jadi dapat terjadi sebelum itu (di dunia), seperti Firman Allah –As-Sajdah:21-.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 185-186
Allah memberitahukan seluruh makhluk bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian, sebagaimana firmanNya: (Semua yang ada di bumi itu akan binasa (26) Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (27)) (Surah Ar-Rahman) Allah SWT, Dialah Yang Maha Hidup yang tidak pernah mati, sedangkan jin dan manusia akan mati, begitu juga malaikat dan yang menyagga ‘Arsy. Hanya Allah, Yang Maha Esa, Maha Kuasa, lagi memiliki keabadian dan kekekalan. Dia akan tetap di saat akhir sebagaimana Dia dia saat pertama. Dalam ayat terdapat penghiburan kepada semua manusia, bahwa tidak ada yang akan tinggal di muka bumi ini tanpa mengalami kematian. Ketika waktu telah berakhir, air mani yang ditetapkan Allah dalam tulang sulbi anak cucu Adam akan habis, dan semua makhluk akan berakhir, Allah akan menghidupkan kembali manusia dan membalas semua amal perbuatan mereka, baik yang mulia maupun yang hina, yang banyak maupun yang sedikit. Tidak ada seorang pun yang dizalimi meskipun dzarrah. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu)
Firman Allah SWT: (Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung) barang siapa yang dijauhkan dari neraka dan selamat darinya serta dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh beruntung, orang yang mendapat keberuntungan itu.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah,”Dia berkata,”Rasulullah SAW bersabda: "Tempat cemeti di surga itu lebih baik dari dunia dan seisinya” Maka bacalah, jika kalian mau: (Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung)
Firman Allah SWT: (Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya) merendahkan dan meremehkan perkara dan urusan dunia, dan bahwa dunia ini adalah sesuatu yang rendah, fana, kecil dan akan lenyap, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi (16) Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal (17)) (Surah Al-A'la), (padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)) (Surah Ar-Ra'd: 26), (Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal) (Surah An-Nahl: 96) dan (Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal) (Surah Al-Qashash: 60) Dalam hadits disebutkan:" Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut?”
Qatadah berkata tentang firman Allah SWT: (Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya) Dia berkata, "Ini adalah kenikmatan yang ditinggalkan dan hampir-hampir akan lenyap karena ditinggalkan penghuninya (dan Allah itu tidak ada Tuhan selain Dia). Jadi, ambillah dari kenikmatan ini untuk melakukan ketaatan kepada Allah sesuai kemampuanmu, dan tidak ada kekuatan kecuali dengan Allah"
Firman Allah SWT: (Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu) sebagaimana firmanNya: (Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (156) (Surah Al-Baqarah) yaitu seorang mukmin pasti akan diuji dalam sebagian harta, jiwa, anak, atau keluarganya. Dia akan diuji sesuai dengan tingkat keimanannya. Jika dia kuat dalam agamanya , maka ujiannya akan semakin berat. (Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati) Allah SWT berfirman kepada orang-orang mukmin ketika mereka sampai di Madinah sebelum terjadinya perang Badar, untuk menghibur mereka dari apa yang menimpa mereka berupa celaan para Ahli Kitab dan orang-orang musyrik, dan memerintahkan mereka untuk bersabar dan memaafkan mereka hingga Allah memberikan kemenangan. Lalu Allah berfirman: (Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan)
Diriwayatkan dari Zuhri, bahwa 'Urwah bin Az-Zubair mengabarkan kepadaku bahwa Usamah bin Zaid bercerita kepadanya bahwa Rasulullah SAW pernah mengendarai keledai milik beliau, diatasnya ada pelana bersulam beludru Fadaki, sementara Usamah bin Zaid membonceng di belakang beliau ketika hendak menjenguk Sa'ad bin 'Ubadah di tempat Bani Khazraj sebelum peristiwa Badar” Dia berkata,”Sampai beliau berjalan melintasi suatu majlis yang di dalamnya terdapat Abdullah bin Ubay bin Salul, kejadian itu sebelum Abdullah bin Ubay masuk Islam, dan dalam majlis tersebut terdapat pula beberapa orang kaum muslim yang bercampur baur dengan orang-orang musyrik, para penyembah patung, dan orang-orang Yahudi, terdapat pula Abdullah bin Rawahah, saat majlis itu dipenuhi kepulan debu keledai, Abdullah bin Ubay menutupi hidungnya dengan selendang sambil berkata: "Jangan mengepuli kami dengan debu" kemudian Rasulullah SAW mengucapkan salam pada mereka lalu berhenti dan turun, setelah itu Rasulullah SAW mengajak mereka menuju Allah lalu beliau membacakan Al-Qur'an kepada mereka. 'Abdullah bin Ubay berkata kepada beliau: "Wahai saudara! Sesungguhnya apa yang kamu katakan tidak ada kebaikannya sedikit pun, bahkan jika yang kau katakan itu benar, maka janganlah kamu mengganggu kami di majlis ini, silahkan kembali ke kendaraanmu, lalu siapa saja mendatangimu, maka silahkan ceritakan kepadanya". Lalu Abdullah bin Rawahah berkata; "Wahai Rasulullah, bergabunglah dengan kami di majlis ini karena kami menyukai hal itu." Kaum muslimin, orang-orang musyrik dan orang-orang Yahudi pun saling mencaci hingga mereka hendak saling menyerang, Kemudian Nabi SAW terus menenangkan mereka hingga mereka diam, kemudian Nabi SAW naik kendaraan dan melanjutkan perjalanan hingga masuk ke kediaman Sa'd bin 'Ubadah lalu Nabi SAW bersabda kepadanya: "Hai Sa'd! Apa kau tidak mendengar ucapan Abu Hubab?" maksud beliau adalah ucapan 'Abdullah bin Ubay. Sa'ad berkata; "Maafkan dia wahai Rasulullah dan berlapang dadalah kepadanya, demi Allah, Dzat yang telah menurunkan kitab kepadamu, Sungguh Allah telah memberi kebenaran yang telah diturunkan kepadamu. Penduduk telaga ini (Madinah) bersepakat untuk memilihnya dan mengangkatnya, namun ketika dia enggan dengan kebenaran yang diberikan Allah kepadamu, maka dia menghalangi itu, maka seperti itulah perbuatannya sebagaimana yang engkau lihat. Lalu Rasulullah SAW memaafkannya. Rasulullah SAW dan para sahabatnya memaafkan orang-orang musyrik dan para Ahli Kitab, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, dan mereka bersabar atas celaan yang menyakitkan. Allah SWT berfirman, (Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati….) dan (Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman….) (Surah Al-Baqarah: 109). Nabi SAW secara sukarela memberi maaf atas sesuatu yang diperintahkan oleh Allah sampai Dia memberi izin kepada beliau untuk memerangi mereka. Ketika Rasulallah melaksanakan perang Badar, Allah membinasakan banyak pemimpin kafir Quraisy. Abdullah bin Ubay bin Salul dan orang-orang yang bersamanya dari orang-orang musyrik dan penyembah berhala berkata,”Ini adalah perkara yang pasti dihadap, maka patuhilah Rasulullah SAW, dan masuklah Islam.
Setiap orang yang melakukan kebaikan, memerintahkan kebaikan, atau melarang kemungkaran pasti akan menghadapi kesulitan. Adapun obat dari hal itu tidak lain kecuali bersabar kepada Allah, meminta pertolongan kepadaNya, dan mengembalikan segala sesuatu kepadaNya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ali ‘Imran ayat 185: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasai mati; dan tidak akan disempurnakan balasan kamu melainkan pada hari Kiamat. Lantaran itu, barangsiapa dijauhkan daripada neraka dan dimasukkan ke surga maka selamatlah ia, karena penghidupan yang rendah ini tidak lain melainkan menipu.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Dalam ayat yang mulia ini terdapat dorongan untuk bersikap zuhud terhadap dunia, di mana ia tidak kekal dan akan fana, dunia juga merupakan kesenangan yang memperdaya; nampak indah dan menyilaukan, namun sesungguhnya ia akan binasa dan berpindah ke negeri yang kekal, negeri di mana amal manusia akan diberi balasan secara sempurna.

Kesenangan yang sebentar kemudian akan binasa.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 185

Pada ayat lalu dijelaskan sikap orang-orang munafik yang menduga bahwa mereka dapat menghindar dari kematian. Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa kematian dialami oleh setiap makhluk dan bisa terjadi kapan saja. Setiap yang bernyawa akan merasakan mati tanpa terkecuali. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasan kamu dari amal perbuatan baik dan buruk yang kamu lakukan selama di dunia. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kebahagiaan hakiki bukanlah berupa kedudukan dan pangkat yang tinggi, harta yang melimpah, rumah dan istana yang mewah. Semua itu akan musnah. Karena itu, jangan jadikan seluruh perhatian kamu pada kehidupan kini dan sekarang, karena kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya setiap orang yang hanya mementingkan kebahagiaan sementarakamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu dengan berbagai cobaan, ujian, dan musibah seperti kekurangan harta, malapetaka, dan lain-lain. Karena itu Allah menguji siapa pun di antara mereka yang tetap sabar dan istikamah dalam menjalankan perintah Allah, dan mereka yang tidak menerima dengan hati lapang dan sabar. Dan pasti kamu akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik berupa ejekan, pendustaan, penghalangan dalam beragama, perlawanan, dan pengkhianatan. Jika kamu bersabar dan bertakwa dalam menghadapi tindakan-tindakan mereka dan tetap teguh melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. Hal itu karena orang-orang yang sabar, bertakwa, dan berbesar hati menerima setiap takdir yang berlaku akan meraih kemenangan yang gemilang atas tipu daya musuh.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikian beberapa penjabaran dari para pakar tafsir berkaitan isi dan arti surat Ali ‘Imran ayat 185 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita bersama. Bantu dakwah kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Tersering Dikaji

Ada ratusan materi yang tersering dikaji, seperti surat/ayat: Shad 54, Ar-Rahman, Asmaul Husna, Al-Ikhlas, Ayat Kursi, Al-Waqi’ah. Juga Do’a Sholat Dhuha, Yasin, Al-Kahfi, Al-Baqarah, Al-Mulk, Al-Kautsar.

  1. Shad 54
  2. Ar-Rahman
  3. Asmaul Husna
  4. Al-Ikhlas
  5. Ayat Kursi
  6. Al-Waqi’ah
  7. Do’a Sholat Dhuha
  8. Yasin
  9. Al-Kahfi
  10. Al-Baqarah
  11. Al-Mulk
  12. Al-Kautsar

Pencarian: surat al kahfi lengkap, surat al baqarah ayat 83, surat al alaq, surah al mulk latin, surah luqman ayat 13 14

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: