Surat An-Nazi’at Ayat 18

فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَىٰٓ أَن تَزَكَّىٰ

Arab-Latin: Fa qul hal laka ilā an tazakkā

Artinya: Dan katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)".

« An-Nazi'at 17An-Nazi'at 19 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Berharga Terkait Surat An-Nazi’at Ayat 18

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nazi’at Ayat 18 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam kandungan berharga dari ayat ini. Didapatkan beragam penjabaran dari berbagai ulama terkait isi surat An-Nazi’at ayat 18, antara lain sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

17-19. Dia berfirman kepada musa,”pergilah kepda fir’aun,dia telah melampaui batas dalam kedurhakaan”. Dan katakanlah kepadanya, “apakah kamu ingin menyucikan dirimu dari keburukan keburukan dan menghiasinya dengan iman”. “Dan aku akan menunjukanmu kepada ketaatan kepada tuhanmu sehingga kamu takut dan bertakwa kepadaNYA?”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

18. Dan katakan kepadanya, "Tidakkah engkau -wahai Fir'aun- ingin bersih dari kekufuran dan kemaksiatan?


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

18. فَقُلْ (dan katakanlah)
Yakni kepada Fir’aun.

هَل لَّكَ إِلَىٰٓ أَن تَزَكَّىٰ (“Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)”)
Yakni katakanlah kepadanya setelah kamu sampai di hadapannya: “Apakah kamu ingin menyucikan dirimu dari kesyirikan?
Musa diperintah untuk bersikap lembut kepadanya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

18. Katakanlah kepadanya perkataan yang lembut: “Apakah kamu punya keinginan atau kehendak untuk membersihkan dirirmu dari kekafiran dan durhaka kepada Allah?”


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Lalu, katakanlah,"Apakah kamu ingin menyucikan diri} menyucikan diri dari kekufuran dan kemaksiatan


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

(Ayat 15-25)
Allah berfirman kepada Nabinya Muhammad, “tatkala Rabbnya memanggilnya di lembah suci, yaitu lembah Thuwa,” yakni tempat dimana Allah berbicara dengan Musa dan memberi karunia risalah pada beliau, “ Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas,” yakni, meski ia melampaui batas, berbuat syirik dan durhaka, berkatalah padanya dengan lemah lembut, semoga ia ingat atau takut. ‘Dan katakanlah (kepada firaun), ‘Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)’,” apalah pada dirimu terdapat sifat terpuji dan indah yang diperebutkan oleh orang orang berakal? Yaitu dengan menyucikan dirimu dengan dari kotoran kufur dan tindakan yang melampaui batas menuju keimanan dan amal baik. “ Dan kamu akan kupimpin ke jalan Rabbmu,” yakni aku tunjukkan padaNya dan aku jelaskan faktor faktor keridhaanNya padamu dan juga faktor faktor kemurkaanNya, “ Agar supaya kamu takut” kepada Allah bila kau mengetahui jalan yang lurus. Fir’aun enggan atas seruan Musa. “ Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.” yaitu jenis tanda-tanda kebesaran yang agung yang tidak menafikan mukjizat mukjizat lain yang beragam.
“Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya. Dan ia mengeluarkan tangannya, maka seketika itu juga tangan menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang orang yang melihatanya.” (Al-A’raf: 107-108).
“Tetapi Fir’aun mendustakan” kebenaran “dan mendurhakai” perintah. “Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa),” yaitu berusaha melawan kebenaran dan memeranginya. “Maka ia mengumpulkan (pembesar pembesarnya),” yakni dari tentaranya, “lalu berseru memanggil kaumnya (seraya) berkata, ‘Akulah Rabbmu yang paling tinggi. “Kaumnya tunduk pada Fir’aun dan mengakui kebatilan Musa. Ketika Fir’aun meremehkan Musa, “maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia,” yakni, Allah menjadikan hukuman terhadapnya sebagai petunjuk dan peringatan keras, serta untuk menjelaskan azab dunia akhirat.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 15-26
Allah SWT memberitahukan kepada RasulNya, Muhammad SAW tentang hamba dan rasulNya, Musa bahwa Dia mengutusnya kepada Fir'aun dan Allah mengukuhkannya dengan mukjizat-mukjizat. Tetapi dengan itu, Fir'aun tetap pada kekafiran dan kesewenang-wenangannya, sehingga Allah mengazabnya dengan azab dari Dzat yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa. Demikian pula akibat yang akan dialami orang-orang yang menentang dan mendustakan apa yang kamu sampaikan. Oleh karena itu di akhir kisah Allah berfirman: (Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya) (26)) dan firman Allah SWT: (Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) berita Musa (15)) yaitu apakah kamu sudah mendengar kisahnya (Tatkala Tuhannya memanggilnya) yaitu yang berbicara kepadanya dengan seruan (di lembah suci) yaitu disucikan (adalah Lembah Thuwa) yaitu nama lembah menurut pendapat yang shahih, seperti yang disebutkan dalam surah Thaha. Lalu Allah SWT berfirman kepadanya: (Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas (17)) yaitu bertindak sewenang-wenang, jahat, dan zalim (Dan katakanlah (kepada Fir'aun), "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)?” (18)) yaitu, katakanlah kepadanya yaitu maukah kamu aku ajak untuk menempuh jalan untuk dapat menyucikan diri, berserah diri, dan taat? (Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu) yaitu akan aku tunjukkan kepadamu cara menyembah Tuhanmu (supaya kamu takut kepadanya) yaitu hatimu akan menjadi tunduk patuh dan khusyuk kepadaNya, yang sebelumnya hatimu keras, jahat, dan jauh dari kebaikan.
(Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar (20)) yaitu, nabi Musa menampakkan kepadanya selain dari seruan yang benar ini hujjah yang kuat dan dalil yang jelas yang membuktikan kebenaran apa yang dia sampaikan, bahwa itu adalah dari sisi Allah.
(Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai (21)) yaitu mendustakan kebenaran itu dan menentang ketaatan yang diperintahkan kepadanya. Kesimpulannya bahwa hatinya mendustakanya dan batinnya tidak mau menerima apa yang disampaikan nabi Musa, tidak pula lahirnya. Padahal dia mengetahui bahwa apa yang disampaikan nabi Musa kepadanya adalah kebenaran, tetapi hal ini tidak menunjukkan bahwa dia adalah orang yang beriman kepada nabi Musa, karena pengetahuan itu merupakan pengetahuan hati, sedangkan keimanan itu adalah pengamalannya, yaitu patuh dan taat kepada kebenaran.
Firman Allah SWT: (Kemudian dia berpaling seraya berusaha menentang (Musa) (22)) yaitu sebagai tanggapan terhadap kebenaran, dia menentangnya dengan kebathilan, yaitu dia mengumpulkan para tukang sihir untuk menentang mukjizat yang jelas yang disampaikan nabi Musa (Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya), lalu berseru memanggil kaumnya (23)) kepada kaumnya ((Seraya) berkata, "Akulah Tuhan kalian yang paling tinggi” (24))
Allah SWT berfirman: (Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia (25)) yaitu Allah menghukumnya dengan hukuman yang membuatnya menjadi pelajaran dan pembalasan bagi orang yang serupa dengannya dari kalangan orang-orang yang membangkang di dunia (dan (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan) (Surah Hud: 99) sebagaimana Allah SWT berfirman (Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong (41)) (Surah Al-Qashash) Inilah yang shahih tentang makna ayat, bahwa yang dimaksud dengan firmanNya: (Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia) yaitu di dunia dan akhirat.
Dikatakan bahwa makna yang dimaksud adalah kalimatnya pada yang pertama kali dan yang kedua. Dikatakan adalah kekufuran dan kedurhakaannya.
Pendapat yang shahih dan tidak diragukan adalah yang pertama.
Firman Allah: (Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut kepada Tuhannya (26)) yaitu bagi orang yang mau mengambil pelajaran dan menyadarinya


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

{ فَقُلْ } Katakanlah ( wahai Musa ) kepadanya secara langsung, berdirilah didepannya, dan sampaikanlah nasihat itu, ini dalil bahwa para Raja seharusnya dinasehati, sekalipun mereka adalah orang yang paling keras diantara manusia, akan tetapi mereka mesti dinasehati secara langsung, menyampaikan kepada mereka nasihat secara diam-diam, dan bukan secara terang-terangan, ataupun menjelek-jelekkannya dihadapan orang banyak, begitupun menyebarkan kesalahan mereka di media-media yang tersebar luas, karena dengan cara ini manfaatnya kurang besar dan tidak memberi mereka manfaat sama sekali, bahkan dapat menyebabkan bertambahnya kedurhakaan mereka, oleh karena itu sampaikanlah kepadanya nasehat secara langsung, jika itu kamu mampu dan berani untuk melakukannya, dan jika sebaliknya, maka diam lebih baik bagimu, sedangkan jika kamu menyebarkan keburukannya dihadapan halayak banyak, dan kamu menyangka bahwa apa yang kamu lakukan adalah dakwah untuk menyampaikan risalah Allah, maka sebenarnya itu adalah kesalahan, dan itu menyalahi kebenaran, mereka akan berbuat lebih dari apa yang telah mereka lakukan, mereka akan menghentikan dakwahmu, karena yang demikian bukanlah langkah dakwah yang benar.

Pergilah wahai Musa dan katakanlah kepada Fir'aun perkataan lemah lembut dan beradab, bukan perkataan yang buruk, janganlah kamu mengatakan kepadanya : "wahai kamu yang buruk perangainya, wahai penjahat, wahai kafir ! " dan sebagainya, Allah berfirman : { فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ } ( Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut” ) [ Thaha : 44 ]

{ هَلْ لَكَ إِلَىٰ أَنْ تَزَكَّىٰ } "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri ". bertutur kata kepadanya dengan cara yang lembut , itulah Dakwah, dan bukan dengan cacian dan penghinaan, dan sebagainya.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

فَقُلْ هَلْ لَكَ إِلَى أَنْ تَزَكَّى “dan katakanlah (kepada Firaun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri ” Pertanyaan di sini untuk menarik perhatian Fir’aun agar ia mau mensucikan diri dari keburukan dan kerusakan. Asal kata اَلزَّكَاة [az-Zakat] berarti tumbuh dan bertambah, di disebut juga bermakna islam dan tauhid, yang menunjukkan makna ini adalah firman Allah Ta’ala: وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ (6) الَّذِينَ لَا يُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ “Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan (Nya), (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.”(QS. Fussilat: 6-7) juga firman Allah Ta’ala: قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا “sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”(QS. Asy-Syams: 9-10)


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nazi’at ayat 18: 17-19. Kemudian Allah berkata kepada Musa : Pergilah engkau menuju manusia yang melampaui batas (thagut) yaitu Fir’aun, karena sesungguhnya ia telah berbuat kejahatan dan ia telah melakukan kemaksiatan dan sombong. Dan katakan wahai Musa (padanya) dengan ucapan yang lemah lembut, katakan padanya : Apakah engkau wahai Fir’aun mendambakan kesucian atas dirimu yang telah tenggelam dalam dosa-dosa yang sangat ?; Dan agar supaya engkau mendapat petunjuk atasnya? Dan aku akan beri petunjuk agar engkau taat kepada Rabb-mu dan memiliki rasa takut yang akan membuatmu terhindar dari adzab Allah.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Bisa juga diartikan dengan membersihkan diri dari syirk, yaitu dengan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Atau membersihkan diri dari noda syirk dan kekafiran dengan menggantinya dengan iman dan amal saleh.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nazi’at Ayat 18

18-19. Maka nasihati dan katakanlah kepada fir'aun dengan sopan dan lemah lembut, 'adakah keinginanmu untuk membersihkan diri dari kesesatan dan dosa' dan engkau akan kupimpin dan kubimbing ke jalan tuhanmu yang benar dan lurus agar engkau takut kepada-Nya dengan menyembah-Nya dan berbuat baik''18-19


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah berbagai penafsiran dari banyak ahli ilmu mengenai isi dan arti surat An-Nazi’at ayat 18 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi kita. Bantu syi'ar kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Terbanyak Dicari

Kami memiliki ratusan topik yang terbanyak dicari, seperti surat/ayat: An-Nisa 1, Al-Anbiya, Al-‘Ashr 2, Az-Zalzalah 7, Ali ‘Imran 185, An-Nur 31. Serta Al-Ahzab 59, An-Nur, Al-Baqarah 165, Al-Mukminun 1-11, Al-‘Ankabut 45, Al-Isra 24.

  1. An-Nisa 1
  2. Al-Anbiya
  3. Al-‘Ashr 2
  4. Az-Zalzalah 7
  5. Ali ‘Imran 185
  6. An-Nur 31
  7. Al-Ahzab 59
  8. An-Nur
  9. Al-Baqarah 165
  10. Al-Mukminun 1-11
  11. Al-‘Ankabut 45
  12. Al-Isra 24

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.