Surat An-Naba Ayat 17
إِنَّ يَوْمَ ٱلْفَصْلِ كَانَ مِيقَٰتًا
Arab-Latin: Inna yaumal-faṣli kāna mīqātā
Artinya: Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Terkait Surat An-Naba Ayat 17
Paragraf di atas merupakan Surat An-Naba Ayat 17 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan hikmah menarik dari ayat ini. Diketemukan sekumpulan penjelasan dari para ahli tafsir mengenai kandungan surat An-Naba ayat 17, antara lain seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
17-18. Sesungguhnya hari penetapan keputusan diantara makhluk,yaitu hari kiamat,merupakan waktu yang telah ditentukan untuk orang orang terdahulu dan orang orang kemudian, Hari yang pada saat itu malaikat meniup sangkakala sebagai tanda kebangkitan,kalian bangkit sebagai umat umat,setiap umat bersama imamnya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
17-20. Sungguh hari kiamat yang menjadi waktu penetapan perkara antara makhluk zalim dan yang terzalimi adalah waktu yang telah ditentukan bagi seluruh makhluk. Pada hari ketika malaikat meniup sangkakala sebagai tanda kebangkitan, maka kalian akan datang dengan berkelompok-kelompok; langit akan terpecah sehingga menjadi berlubang dan pintu-pintu; gunung-gunung akan tercabut dari akarnya sehingga berterbangan seperti pasir yang tertiup angin.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
17. "Sesungguhnya Hari Keputusan di antara manusia adalah janji yang sudah ditentukan pada waktu yang tidak akan mundur."
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
17. إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقٰتًا (Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan)
Yakni waktu yang telah ditetapkan bagi seluruh manusia yang akan menghadapinya untuk mendapatkan pehala atau siksaan yang dijanjikan kepadanya.
Dinamakan sebagai hari keputusan karena Allah ketika itu memutuskan perkara antara makhluk-Nya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
17. Sungguh hari penetapan itu adalah hari kiamat, hari penghitungan/ pengadilan hukum Allah atas semua makhluk. Hukum Allah mempunyai waktu yang sudah ditetapkan dalam memberi balasan nikmat atau siksa
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Sesungguhnya hari keputusan itu} hari keputusan di antara makhluk {adalah waktu yang telah ditetapkan} waktu yang tekah ditentukan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Ayat 17-25
Allah menyebutkan apa apa yang akan terjadi di hari kiamat yang dipertanyakan oleh mereka yang mendustakan dan ditentang oleh para pembangkang. Hari kiamat adalah hari besar dan Allah menjadikannya sebagai “ hari keputusan” untuk manusia, “ yaitu hari ( yang pada waktu itu ) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok kelompok.” Pada hari itu kalian berlarian, karena mat menakutkan dan menggelisahkan, yang membuat anak beruban dan membuat hati risau. Gunung gunung berjalan hingga seperti debu yang dihamburkan, langit terbelah hingga menjadi berpintu pintu, dan Allah memutuskan perkara antara sesama manusia dengan hukumnya yang tidak lalim. Neraka jahannam dinyalakan yang telah disediakan Allah dan diintaikan untuk mereka yang melampaui batas, dan dijadikannya sebagai tempat kembali bagi mereka. Mereka tinggal di dalamnya dalam jangka waktu yang amat lama. Kata alhiqabu sebagaimana dinyatakan oleh banyak ulama tafsir adalah jangka waktu selama delapan puluh tahun ( jamaknya adalah ahqaabun ). Ketika mereka melintasinya, “ mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak ( pula mendaptat) minuman,” yakni tidak ada air yang menyejukan kulit mereka dan yang bisa menghapus dahaga mereka, “ kecuali air yang mendidih,” yakni, air panas yang mematangkan wajah mereka dan memutuskan usus mereka, “ dan nanah” yakni nanah penduduk neraka yang begitu menyengat baunya dan tidak enak rasanya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 17-30
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang Hari Keputusan, yaitu hari kiamat bahwa sesungguhnya hari itu telah ditetapkan waktu yang tertentu bagi kejadiannya, tidak ditambah, dan tidak dikurangi, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui tentang waktunya secara tertentu selain Allah SWT, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu tertentu (104)) (Surah Hud)
(yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kalian datang berkelompok-kelompok (18)) Mujahid berkata berbondong-bondong.
Ibnu Jarir berkata bahwa maknanya adalah setiap umat datang bersama rasulnya, sebagaimana firmanNya: ((Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya) (Surah Al-Isra: 71).
Imam Bukhari berkata tentang firmanNya: (yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kamu datang berkelompok-kelompok (18)) dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jarak waktu antara kedua tiupan adalah empat puluh” Mereka bertanya, "Apakah empat puluh hari?” Rasulullah SAW menjawab, "Aku menolak mengatakannya” Mereka bertanya,"Apakah empat puluh bulan?" Rasulullah SAW menjawab, "Aku menolak mengatakannya” Mereka bertanya lagi, "Apakah empat puluh tahun?” Rasulullah SAW menjawab, "Aku menolak mengatakannya” Lalu Rasulullah SAW melanjutkan, "Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit, maka mereka bermunculan sebagaimana tumbuhnya sayur. Tidak ada suatu pun dari manusia melainkan pasti hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya, maka darinya makhluk disusun pada hari kiamat”
(dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu (19)) yaitu jalan-jalan dan jalur-jalur untuk turunnya para malaikat (dan dijalankanlah gunung-gunung, maka menjadi fatamorganalah ia (20)) sebagaimana firmanNya: (Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan) (Surah An-Naml: 88) dan (dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan (5)) (Surah Al-Qari'ah) dan di sini Allah berfirman: (maka menjadi falamorganalah ia) yaitu dengan khayalan orang yang memandangnya seakan-akan gunung itu adalah sesuatu benda, padahal tidaklah demikian. Setelah itu gunung-gunung itu lenyap tanpa bekas, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah, "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya (105) maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali (106) tidak ada sedikit pun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi” (107)) (Surah Thaha) dan (Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar) (Surah Al-Kahfi: 47)
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya neraka Jahanam itu adalah tempat yang telah disediakan (21)) yaitu tempat yang telah disediakan (bagi orang-orang yang melampaui batas) Mereka adalah para pembangkang, para pendurhaka yang menentang para rasul (sebagai tempat kembali (mereka)) yaitu tempat kembali, tempat menetap, dan tempat berpulang.
Al-Hasan dan Qatadah berkata tentang firman Allah SWT (Sesungguhnya neraka Jahanam itu (padanya) ada tempat pengintai (21)) yaitu, tidak ada seorangpun yang akan masuk surga sampai melewati neraka. Maka jika dia mempunyai pembolehan, maka dia selamatlah, jika tidak maka, maka dia ditahan.
Firman Allah SWT: (mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya (23)) yaitu mereka tinggal di dalamnya selama berabad-abad, bentuk jamak dari “hiqbun”, yaitu suatu waktu dari zaman. Mereka berbeda pendapat tentang lamanya masa ini.
Khalid bin Ma'dan berkata bahwa ayat ini dan firman Allah SWT: (kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain)) (Surah Hud: 107) tentang dengan ahli tauhid ; keduanya diriwayatkan Ibnu Jarir. Kemudian dia berkata bahwa bisa juga ditafsirkan bahwa firman Allah SWT: (mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya (23)) Berkaitan dengan firmanNya SWT: (mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman (24)) Kemudian Allah mengadakan bagi mereka setelah itu azab lain yang berbeda bentuk dan jenisnya dari. Kemudian dia berkata bahwa pendapat yang benar bahwa azab di neraka itu tidak ada habisnya, sebagaimana yang dikatakan Qatadah dan Ar-Rabi' bin Anas.
Diriwayatkan dari Qatadah tentang firman Allah SWT: (mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya (23)) yaitu masa yang tidak ada hentinya, setiap kali satu abad berlalu, maka datang abad setelahnya,.
Firman Allah SWT: (mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman (24)) yaitu di dalam neraka Jahanam mereka tidak mendapati hal yang menyejukkan hati mereka, tidak pula minuman yang baik untuk mereka konsumsi. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (selain air yang mendidih dan nanah (25))
Abu Al-’Aliyah berkata bahwa ini merupakan lawan kata dari sebelumnya; kesejukan dengan air mendidih dan minuman dengan nanah. Demikian juga dikatakan Ar-Rabi’ bin Anas. Adapun “Al-hamim” adalah air yang panasnya mencapai puncak kepanasannya, dan “Al-ghassaq” adalah campuran nanah, keringat, air mata, dan yang keluar dari luka-luka penghuni neraka, dinginnya tidak dapat diukur, dan aroma busuknya tidak tertahankan.
Kami telah menjelaskan pembahasan “Al-ghassaq” dalam surah Sad, sehingga tidak perlu diulangi lagi. Semoga Allah melindungi kita dari hal itu dengan karunia dan kemurahanNya.
Ibnu Jarir berkata bahwa dikatakan bahwa maksud firmanNya: (mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya) yaitu tidur, sebagaimana yang dikatakan Al-Kindi:
“Terasa sejuk olehku moncong wadah minumannya, tetapi rasa kantuk yang menyerang diriku menghalangiku dari mereguknya”
Yang dimaksud dengan dingin adalah rasa kantuk dan tidur. Demikianlah yang dia sebutkan dan dia tidak menisbatkannya kepada siapapun. Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dari jalur As-Suddi, dari Murrah At-Tayyib.
Firman Allah SWT: (sebagai pembalasan yang setimpal (26)) yaitu siksaan yang mereka dapatkan ini sesuai dengan amal perbuatan mereka yang rusak yang mereka lakukan di dunia. Pendapat ini dikatakan Mujahid, Qatadah dan lainnya.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab (27)) yaitu mereka sama sekali tidak meyakini bahwa ada kehidupan lain yang mereka akan mendapati balasan amal perbuatannya dan dihisab di sana. (dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya (28)) yaitu, dahulu mereka mendustakan hujjah Allah dan bukti-bukti kekuasaanNya terhadap makhlukNya yang Dia turunkan kepada para rasulNya, lalu mereka menanggapinya dengan kedustaan dan keingkaran.
Firman Allah SWT: (dengan kedustaan yang sesungguh-sungguhnya) yaitu dengan penuh kedustaan. Itu adalah mashdar yang bukan berasal dari fi'il.
Firman Allah SWT: (Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab (29)) yaitu sungguh Kami mengetahui amal perbuatan semua hamba dan Kami telah mencatatnya atas mereka, maka Kami akan membalas mereka atas hal itu jika kebaikan, maka balasannya kebaikan; dan jika keburukan, maka balasannya keburukan.
Firman Allah SWT: (Karena itu, rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kalian selain dari azab (30)) yaitu dikatakan kepada penghuni neraka,"Rasakanlah apa yang kalian dapatkan ini, maka Kami tidak akan menambahkan kepada kalian selain azab yang sesuai jenisnya (dan berbagai macam (azab) yang lain yang serupa itu (58)) (Surah Shad)
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Diawal surat Allah menyebutkan berita yang orang-orang kafir musyrikin saling bertanya tentangnya, yaitu berita tentang kebangkitan setelah kematian yang disampakain oleh Rasulullah Muhammad kepada mereka, dan kemudian Allah menyebutkan bergabai dalil dan bukti akan kebenaranya, dan pada ayat ini Allah menyebutkan bahwa berita itu adalah tentang hari keputusan, yaitu hari kiamat.
Allah mengatakan bahwa terjadinya hari kiamat pada hari ditiupnya sangkakala, dan hari itu telah Allah tentukan waktunya dan sedikpun tidak dimajukan ataupun diundur, jika waktu itu telah tiba maka hari itupun sangkakala ditiupkan dan terjadilah kiamat, sangkala itu akan ditiup oleh Malaikat israfil dan akan meniupnya sebanyak dua kali pada waktu berbeda :
Tiupan sangkakala pertama : pada saat itu seluruh ummat manusia dibinasakan, seluruh makhluk hidup akan mati kecuali siapa yang dikehendaki Allah, sebagaimana yang Allah katakan : ( وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ۖ) ( Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah ) : Az-Zumar 68 .
Kemudian ditiupkan sangkakala yang kedua : yaitu ditiupnya sangkakala untuk membangkitkan seluruh manusia dari kubur mereka untuk menghadap kepada Tuhan semesta alam, mereka kembali pada bentuk tubuh mereka seperti semula, dan tidak satupun dari mereka yang akan bisa menghindar, ketika malaikat israfil meniupkan sangkakala yang kedua kalinya, maka ruh-ruh kembali ke tubuhnya, Allah berfirman : ( ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ ) (Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing )) , mereka menunggu kemana mereka akan berjalan, dan semua ini adalah mudah bagi Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ “Sesungguhnya Hari Keputusan” Adalah hari kiamat, dinamakan hari keputusan karena pada hari itu Allah memberi keputusan pada perselisihan yang ada pada hamba-hamba-Nya, pada perkara yang mereka perdebatkan, hari itu juga dipisahkan antara para pengikut kebenaran dengan pengikut kebatilan, orang-orang kafir dengan orang-orang beriman, orang-orang yang melampaui batas dengan orang-orang yang adil, dan pada hari itu juga dipisahkan antara penghuni surga dengan penghuni neraka. Sekelompok orang akan berada di surga dan kelompok lainnya berada di neraka.
كَانَ مِيقَاتًا “adalah suatu waktu yang ditetapkan ” Maknanya: waktu ditetapkannya balasan dan waktu yang telah ditetapkan dengan jangka tertentu, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman: وَمَا نُؤَخِّرُهُ إِلَّا لِأَجَلٍ مَعْدُودٍ “Dan kami tiadalah menundanya, melainkan sampai waktu yang ditentukan.” (QS. Hud: 104) bagaimana menurut anda dengan sesuatu yang waktu tibanya telah ditetapkan dengan jangka tertentu, anda lihat ajal begitu cepat berlalu, hari demi hari sampai akhirnya seorang insan tiba batasan akhirnya, begitu juga dunia terus belalu,hari demi hari hingga berhenti dibatas akhirnya,oleh kerenanya Allah Ta’ala berfirman: وَمَا نُؤَخِّرُهُ إِلَّا لِأَجَلٍ مَعْدُودٍ “Dan kami tiadalah menundanya, melainkan sampai waktu yang ditentukan.” dan segala sesuatu yang terhitung pasti akan berakhir.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Naba ayat 17: 17-20. Kemudian Allah menjelaskan dari sisi hari kiamat dimana mereka bertanya-tanya dan mendustakannya; Maka Allah kabarkan bahwasanya hari kiamat memiliki waktu yang telah ditentukan dan kapan terjadinya bagi mereka yaitu manusia yang awal pertama kali diciptakan samapai paling akhirnya, dan Allah tidak akan ingkar atas perkataan-Nya. Dan pada hari itu manusia akan di ganjar dengan kebaikan atau di adzab, dan semuanya berdasarkan amalannya (di dunia). Allah menjelaskan pada hari itu malaikat meniup sangkakala dan agar manusia bangkit dari kuburnya dan ia adalah tiupan yang kedua, pada hari itu berkumpulah manusia ditempat perkumpulan bersama imam-imam mereka. Pada hari itu langit tersingkap dan bersamaan dengannya, turun para malaikat dan menjelma langit menjadi pintu-pintu yang banyak (bagi mereka para malaikat). Gunung-gunung meletus (pada hari itu) dan berpindah dari tempatnya yang semula sampai seperti debu berterbangan, sepeti inilah kejadian yang terus menerus terjadi di hari itu, hingga datang hari ketentuan untuk kehidupan yang abadi.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan hal yang akan terjadi pada hari Kiamat, hari yang mereka saling bertanya-tanya tentangnya dan diingkari oleh orang-orang yang yang keras kepala. Hari yang besar yang Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah menetapkan waktunya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Naba Ayat 17
Beralih dari penyebutan sembilan tanda kekuasaan-Nya, Allah lalu menyatakan hari kebangkitan sebagai suatu keniscayaan. Sungguh, hari keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan. Hanya Allah yang tahu kapan hari kiamat terjadi. Pada hari itu semua persoalan manusia akan diputuskan oleh Allah dengan seadil-adilnya. 18. Hari keputusan itu tiba pada hari ketika sangkakala ditiup oleh israfil, lalu kamu akan bangkit dari kuburmu dan datang berbondong-bondong dan berduyun-duyun menuju tempat berkumpul, yaitu padang mahsyar untuk menanti keputusan Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beraneka penjabaran dari berbagai mufassirun terkait kandungan dan arti surat An-Naba ayat 17 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah bagi kita semua. Bantu kemajuan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.