Surat An-Naba Ayat 2
عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلْعَظِيمِ
Arab-Latin: 'anin-naba`il-'aẓīm
Artinya: Tentang berita yang besar,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Berharga Berkaitan Surat An-Naba Ayat 2
Paragraf di atas merupakan Surat An-Naba Ayat 2 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam pelajaran berharga dari ayat ini. Ditemukan beragam penjelasan dari beragam ulama terkait kandungan surat An-Naba ayat 2, sebagiannya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
1-3. Tentang apa sebagian dari orang orang kafir quraisy bertanya kepada sebagian lainnya? Mereka saling bertanya tentang sebuah berita besar,yaitu al-quran yang agung yang mengabarkan tentang kebangkitan yang di ragukan. Yang di ragukan, bahkan di dustakan oleh orang orang kafir.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
2. Sebagian dari mereka bertanya kepada sebagian yang lain tentang berita yang besar, yaitu tentang Al-Qur`ān ini yang diturunkan kepada Rasul mereka, berisi berita tentang kebangkitan.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
2. عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ (Tentang berita yang besar)
Yakni berita yang agung, yaitu al-Qur’an yang mengabarkan tentang keesaan Allah, pembenaran Rasulullah, dan kejadian hari kebangkitan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
2. Adapun jawabnya: "Mereka saling bertanya tentang kabar yang menakutkan dan menentukan, dan itu adalah hari kiamat"
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Tentang berita yang besar} kabar yang sangat agung yaitu bahwa Al-Qur'an ini mengandung kabar tentang kebangkitan
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Ayat 1 – 5
Maknanya, tentang apakah yang ditanyakan oleh orang-orang yang mendustakan tanda-tanda kebesaran Allah itu? Selanjutnya Allah menjelaskan apa yang mereka pertanyakan tersebut seraya berfirman, “Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentangnya,” yakni, tentang berita besar yang mereka perdebatkan dan telah tersebar di antara mereka tentangnya untuk mendustakan dan mengaggap mustahil. Padahal itulah berita yang tidak perlu diragukan dan dibimbangkan. Tapi mereka yang mendustakan tidak percaya akan bertemu dengan Rabb mereka meski seluruh tanda tanda kebesaran Allah datang pada mereka hingga mereka melihat siksaan yang pedih. Karena itu Allah berfiirman, “Sekali kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali kali tidak; kelak mereka akan mengetahui,” yakni, mereka akan mengetahui bila siksaan menimpa mereka yang dulu mereka dustakan pada saat, “mereka didorong ke neraka jahannam dengan sekuata kuatnya.” (Ath-Thur: 13), dan berkata pada mereka,
“inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya.” (Ath-Thur: 14)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-16
Allah SWT berfirman seraya mengingkari orang-orang musyrik karena mereka saling bertanya tentang hari kiamat dengan mengingkari kejadiannya (Tentang apakah mereka saling bertanya? (1) Tentang berita yang besar (2)) yaitu apakah yang mereka pertanyakan? Tentang perkara hari kiamat, yaitu berita yang besar, yakni berita yang mengerikan dan mengejutkan. Qatadah berkata tentang firmanNya (Tentang berita yang besar) yaitu kebangkitan setelah kematian.
Mujahid berkata bahwa itu adalah Al-Qur'an, tetapi yang jelas adalah pendapat yang pertama, berdasarkan firmanNya: (yang mereka perselisihkan tentang ini (3)) yaitu, manusia dalam hal ini ada dua, ada yang beriman dan ada yang ingkar.
Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengancam orang-orang yang mengingkari hari kiamat (Sekali-kali tidak, kelak mereka akan mengetahui (4) kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui (5)) Ini adalah ancaman keras dan peringatan tegas. Kemudian Allah menjelaskan tentang kekuasaanNya yang agung melalui penciptaanNya terhadap segala sesuatu yang menakjubkan yang menunjukkan kekuasaanNya atas segala sesuatu yang Dia kehendaki, termasuk perkara kebangkitan dan lainnya. Maka Allah SWT berfirman: (Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? (6)) yaitu, dihamparkan dan ditundukkan bagi mereka, lagi tetap, tenang, dan kokoh (dan gunung-gunung sebagai pasak? (7)) yaitu, Dia menjadikan padanya pasak-pasak untuk memancangkan, mengokohkan dan memantapkannya sehingga bumi menjadi tenang dan tidak mengguncangkan apa yang ada di atasnya. Kemudian Allah berfirman: (dan Kami jadikan kalian berpasang-pasangan (8)) yaitu dari jenis laki-laki dan perempuan, masing-masing dapat menikmati dengan lawan jenisnya, maka berkembang biaklah mereka. Sebagaimana firmanNya: (Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang) (Surah Ar-Rum:21)
Firman Allah SWT: (dan Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat (9)) yaitu berhenti dari bergerak agar kalian mendapatkan istirahat dari banyaknya gerakan dan upaya mencari penghidupan di sepanjang siang. Ini telah dijelaskan dalam surah Al-Furqan. (dan Kami jadikan malam sebagai pakaian (10)) yaitu yang menutupi semua manusia dengan kegelapan dan kehitamannya, sebagaimana Allah berfirman: (dan malam apabila menutupinya (4)) (Surah Asy-Syams)
Firman Allah (dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan (11)) yaitu, Kami menjadikannya terang benderang dan bercahaya agar manusia dapat bergerak, pergi, dan datang untuk mencari penghidupan, berusaha, berniaga, dan melakukan urusan lainnya.
Firman Allah SWT: (dan Kami bangun di atas kalian tujuh buah (langit) yang kokoh (12)) yaitu tujuh langit keluasan, ketinggian, kekokohan, kerapian dan hiasannya dengan bintang-bintang, baik yang tetap maupun yang beredar. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan Kami jadikan pelita yang amat terang (13)) yaitu matahari yang menerangi alam, yang cahayanya menerangi semua penduduk bumi.
Firman Allah SWT: (dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah (14))
Diriwayatkan dari dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (dan Kami turunkan dari awan) dia berkata bahwa yang dimaksud adalah angin. Demikian juga dikatakan Ikrimah, Mujahid, Qatadah, dan Muqatil bahwa yang dimaksud adalah angin. Makna pendapat ini adalah bahwa itu adalah angin yang meniup hujan yang ada di awan
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya (dari awan) yaitu dari awan, Demikian juga dikatakan oleh Abu Al-’Aliyah, Ar-Rabi’ bin Anas, dan itu dipilih Ibnu Jarir.
Al-Farra’ berkata bahwa itu adalah awan yang mengandung air hujan dan belum diturunkan, sebagaimana dikatakan terhadap seorang wanita yang “mu’shir” ketika masa haidnya tiba, sedangkan dia belum haid.
Diriwayatkan dari Al-Hasan dan Qatadah bahwa firmanNya (minal mu’shirat) adalah dari langit.
Pendapat ini gharib. Dan yang jelas adalah bahwa yang dimaksud dengan mu’shirat adalah awan sebagaimana Allah SWT berfirman: (Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya) (Surah Ar-Rum: 48) yaitu di antaranya
Firman Allah: (air yang banyak tercurah) Mujahid, Qatadah, dan Ar-Rabi' bin Anas berkata bahwa makna (tsajjajan) adalah tercurah.
Ibnu Zaid berkata bahwa maknannya banyak.
Ibnu Jarir berkata bahwa tidak diketahui dalam perkataan orang Arab untuk menggambarkan hal yang banyak dengan kata “ats-tsajj”, melainkan curahan yang berturut-turut. Termasuk di dalamnya adalah sabda Nabi SAW,”Haji yang paling utama adalah yang banyak debunya dan banyak mengalirkan darah kurban, yaitu mengalirkan darah hewan kurban” Demikanlah yang dikatakan
Firman Allah SWT: (supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan (15) dan kebun-kebun yang lebat? (16)) yaitu dengan air yang banyak, baik, bermanfaat, dan mengandung keberkahan ini Kami mengeluarkan (biji-bijian) untuk manusia dan hewan, dan (tumbuh-tumbuhan) yaitu tumbuhan hijau yang dapat dimakan saat mentah, (kebun-kebun), yaitu taman-taman dan kebun-kebun berupa buah-buahan yang beragam rasa dan aromanya, yang semua itu dapat dijumpai dalam satu kawasan tanah yang lebat. Oleh karena itu Allah berfirman (dan kebun-kebun yang lebat? (16))
Ibnu Abbas dan lainnya berkata bahwa (alfafan) adalag lebat. Hal ini sebagaimana firmanNya: (Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya) (Surah Ar-Ra'd: 4)
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Yaitu tentang kebangkitan setelah kematian, bangkitnya manusia dari kubur mereka untk menghadap Tuhan semesta alam, untuk dihitung amalan mereka dan mereka akan mendapat balasan.
Ketika orang-orang kafir mendengarkan kabar ini mereka pun mengingkarinya dengan seburuk-buruknya pengingkaran, lalu mereka saling bertanya tentang berita yang menakjubkan ini yang sangat jarang mereka dengarkan, karena telah datang kepada mereka perkara yang tidak pernah masuk ke otak dan pikiran mereka, ketika seorang Nabi memberitakan bahwa mereka akan dibangkitkan kembali setelah kematian, kemudian mereka akan berpindah ke alam lain, selain dari alam dunia; mereka takjub akan bangkitnya orang-orang mati setelah mereka berganti wujud menjadi abu dan tulang belulang dan akhirnya musnah didalam tanah, mereka takjub akan hal ini. Allah berfirman dalam surah al-Waqi'ah : 47-48 ( (أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ (47) أَوَآبَاؤُنَا الْأَوَّلُونَ(48 ) apakah bila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali ?; apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (juga) ?. Dan mereka mengatakan : ini tidak mungkin terjadi, dan tidak masuk akal, ini mustahil; itu dikarenakan ketidaktahuan mereka akan kekuasaan Allah yang mampu melakukan hal itu dan tidak ada satupun yang bisa melemahkan-Nya, mereka (orang-orang kafir) tidak berpikir bahwasanya mereka diciptakan dari sesuatu yang tidak ada; maka yang menciptakan mereka pertama kali mampu menciptakan mereka kembali dari kematiaan bahkan itu hal yang lebih mudah, akan tetapi orang-orang kafir tidak pernah memikirkan akan hal ini dikarenakan akal mereka yang pendek, mereka sekali kali tidak beriman kepada yang ghaib, juga tidak mengetahui kekuasaan Allah yang tidak satupun akan mampu melemahkannya.
Dan keparahan pegingkaran mereka terhadap peringatan yang datang, mereka saling bertanya-tanya dan membahas hal itu di majlis-majlis mereka : perkataan apa yang dibawa oleh laki-laki (Nabi) ini ?! Allah berfirman dalam surah al-Mu'minun : 35-36 ( (أَيَعِدُكُمْ أَنَّكُمْ إِذَا مِتُّمْ وَكُنتُمْ تُرَابًا وَعِظَامًا أَنَّكُم مُّخْرَجُونَ (35) هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ لِمَا تُوعَدُونَ (36) Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)? ; jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu, sebagaimana yang dikatakan oleh kaum Hud, dan juga kaum-kaum sebelum mereka, mereka mengikuti orang-orang kafir yang pernah ada.
Oleh karena itu Allah berfirman ( عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ ) tentang apakah mereka saling bertanya-tanya ?, mereka saling bertanya-tanya tentang hal yang tidak berwujud, dan tidak ada, ini adalah pertanyaan pengingkaran atas mereka; bagaimana mungkin mereka bertanya-tanya akan hal ini, sungguh mereka tidak membayangkan akan kekuasaan Allah, dan apakah Allah menciptakan alam semesta tanpa ada hikmah dari penciptaan itu ! menciptakan mereka hanya untuk hidup didunia ini, mereka makan dan minum, mereka tumbuh dewasa, dan mereka durhaka, menciptakan mereka kemudian Dia meninggalkan mereka begitu saja ?!
Sudah seharusnya dari setiap penciptaan ada hikmah dan hasil yang diinginkan, yaitu : kebangkitan dan balasan terhadap apa yang mereka kerjakan ketika didunia, karena sesunguhnya amalan-amalan yang mereka kerjakan tidak akan sia-sia, dan mereka (orang-orang kafir) menyangka bahwa Allah menciptakan mereka secara main-main, Allah berfirman dalam surah al-Mu'minun : 115 (أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ ) maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? adalah suatu kesia-siaan jika Allah menciptakan alam semesta yang luas, dan manusia lega akan hal itu, bahagia, minum, makan, berbuat dusta, melakukan kekufuran, berbuat syirik, dan juga kezhaliman, kemudian Allah meninggalkan mereka begitu saja.
Atau Allah menyia-nyiakan orang-orang beriman yang mengorbankan jiwa raga mereka untuk beramal shalih, mereka meghabiskan masa-masa hidup mereka dengan segala kebaikan, kemudian Allah meninggalkan mereka tanpa adanya balasan dan ganjaran, sungguh Allah tidak mungkin berbuat demikian.
Orang-orang kafir saling bertanya-tanya tentang berita yang besar yaitu : berita yang menakjubkan yang dibawakan oleh Rasulullah Muhammad, dan juga para Rasul-rasul sebelumnya kepada ummat mereka, yaitu tentang kebangkitan setelah kematian.
Dan sesungguhnya Rasulullah Muhammad tidaklah membawa hal baru dalam dakwahnya, akan tetapi dia menyampaikan apa yang para Rasul sebelumnya pernah kabarkan kepada ummatnya, tujuan dari itu semua ialah kasih sayang para Rasul kepada ummatnya, agar mereka bersiap menghadapi kenyataan dari berita ini, agar mereka mempersiapkan diri mereka, dan tidak hanya sekedar makan dan minum serta besenang-senang di dunia, menjauhi segala hayalan tentang kesenangan lain yang akan diperbuat, demi memakmurkan hidup mereka di dunia, saling berlomba-lomba dalam merebut segala kehinaan dunia, menciptakan dan membuat hal baru, dan menyangka bahwa tidak ada penghabisan setelah kehidupan dunia, mereka menyangka bahwa tidak akan ada kiamat serta hari kebangkitan setelah kehidupan dunia.
Dan bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya bahwa Dia tidak meninggalkan mereka begitu saja tenggelam dalam kefanaan dunia, akan tetapi Dia (Allah) mengingatkan mereka akan adanya kebangkitan setelah kematian dan juga balasan atas apa yang mereka lakukan di dunia, memerintahkan hamba-Nya agar mempersiapkan diri dengan melakukan segala amalan kebaikan, agar mereka bertaubat dari dosa dan kesalahan yang mereka lakukan, semua itu adalah kasih sayang Allah kepada hambanya, dan kebaikan ALlah kepada hambanya ialah dengan mengutus para Rasul serta menurunkan kitab suci sebagai pedoman dan pembimbing bagi mereka kepada jalan kebahagiaan, agar mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi segala apa yang akan terjadi dihadapan mereka, akan tetapi mereka tidak menghiraukan akan hal itu dan menyia-nyiakannya, mereka hanya menyibukkan diri dengan kesenangan dunia yang hina, mereka berlomba-lomba memperebutkan kekayaan dunia, mereka mengikuti dan mejadi hamba atas diri dan nafsu mereka, akal dan fikiran mereka hanya fokus pada tawaran-tawaran dunia, dan mereka sama sekali tidak memikirkan apa yang akan mereka hadapi setelah kematian.
Dan pada hakikatnya setiap manusia leluasa menentukan pilihannya untuk mengambil kenikmatan dunia bagi dirinya, dan merupakan sebuah pemanfaatan yang tepat jikalau kenikmatan itu iya gunakan untuk mempermudah baginya dalam melakukan amal shalih, dan bukanlah menjadi tujuan ketika ia berjuang untuk menggapai nikmat dunia akan tetapi ia melupakan kehidupan akhirat begitupun sebaliknya ketika ia menyibukkan diri untuk akhiratnya mempersiapkan dirinya untuk itu akan tetapi ia lupa bahwa ada tanggung jawab yang harus ia lakukan didunia ini, maka seharusnya ia menggambil dari kenikmatan dunia sesuai apa yang dapat memudahkannya dalam beramal shalih.
Inilah akal yang baik, dan inilah yang para Rasul ajarkan kepada ummatnya.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
Kemudian Allah ‘Azza Wa Jalla menjawab pertanyaan ini, dengan firman-Nya:
{ عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ (2) الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ }
”Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentang ini” (QS. An-Naba:2-3)
Berita ini maksudnya adalah berita yang datang dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berupa penjelasan-penjelasan dan petunjuk terutama kabar berita yang berkaitan tentang hari akhir, kebangkitan dan pembalasan. Orang-orang berselisih tentang berita ini yang telah datang dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dari mereka ada yang beriman dan membenarkannya, dan dari mereka ada yang kufur dan mendustakannya, di antara mereka juga ada yang ragu-ragu tentangnya. Maka Allah di sini menjelaskan bahwa mereka yang mendustakan akan mengetahui tentang berita yang mereka dustakan dengan sangat yakin, itu terjadi saat hari kiamat tiba:
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا تَأْوِيلَهُ يَوْمَ يَأْتِي تَأْوِيلُهُ يَقُولُ الَّذِينَ نَسُوهُ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ
“Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Qur'an itu (tentang hari kiamat), berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak”(QS. Al-A’raf: 53)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Naba ayat 2: 1-3. Allah memulai di awal-awal surat ini dengan bantahan atas kaum musyrik dimana mereka mengingkari hari kebangkitan; Mereka orang-orang kafir ingkar ketika datang kepada mereka utusan Allah (Rasulullah) yang membawa Al Qur’an. Disebutkan bahwasanya mereka (kaum musyrikin) meragukan dan terkejut dengan (kabar) tentang hari kebangkitan; Maka jadilah mereka semua saling bertanya-tanya antara satu sama lain diantara mereka berkenaan dengan urusan yang besar ini dan kabar yang sangat penting ini, yang mereka dapat dari Allah (melalui utusan-Nya). Mereka berselisih satu sama lain dengan perselisihan yang amat; Diantara mereka ada yang mendustakan Rasul dan hari kebangkitan yang mereka berkata sebagaimana dalam surat Al An’am ayat ke 29 : “Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali-sekali tidak akan dibangkitkan”, dan diantara mereka ada yang ragu-ragu sehingga mengatakan : “Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya)” {Al Jatsiyah 32}. Dan diantara mereka ada yang bersikeras (menyombongkan diri) dengan mengklaim bahwasanya sesembahan-sesembahan mereka adalah perantara (antara mereka dengan Allah); Dimana mereka berkata, “Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah.” {Yunus 18}.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan tentang sesuatu yang mereka pertanyakan itu.
Yakni tentang apa yang dibawa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berupa Al Qur’an yang menyebutkan tentang kebangkitan, pembalasan dan lain-lain yang merupakan kebenaran tanpa keraguan lagi. Akan tetapi, orang-orang yang mendustakan pertemuan Tuhan mereka tetap saja tidak beriman, meskipun didatangkan setiap ayat sampai mereka melihat azab yang pedih.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beragam penjelasan dari para mufassirun mengenai isi dan arti surat An-Naba ayat 2 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan bagi ummat. Sokonglah perjuangan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.