Surat Al-Qiyamah Ayat 15

وَلَوْ أَلْقَىٰ مَعَاذِيرَهُۥ

Arab-Latin: Walau alqā ma'āżīrah

Artinya: Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya.

« Al-Qiyamah 14Al-Qiyamah 16 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Terkait Dengan Surat Al-Qiyamah Ayat 15

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qiyamah Ayat 15 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa tafsir penting dari ayat ini. Diketemukan beberapa penjabaran dari beragam ulama tafsir terhadap makna surat Al-Qiyamah ayat 15, di antaranya seperti di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

14-15. Manusia adalah hujjah yang terang atas dirinya sendiri yang mengikatnya dengan apa yang dia lakukan dan apa yang dia tinggalkan, sekalipun dia menghadirkan segala alasan atas kejahatannya, ia tidak bermanfaat baginya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

15. Meski dia mengemukakan alasan-alasannya untuk membantah kesaksian dirinya sendiri bahwa dia tidak melakukan perbuatan buruk, tapi hal itu tidak bermanfaat baginya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

15. وَلَوْ أَلْقَىٰ مَعَاذِيرَهُۥ (meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya)
Yakni meski ia beralasan atau menbela diri, tetap tidak berguna baginya, sebab ada yang akan membantah alasannya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

14-15

1). Seorang hamba ketika mengingat kembali dosa dan kesalahannya; Hal itu membuat dia tidak melihat adanya keunggulan pada dirinya dibandingkan orang lain, sehingga dia melihat bahwa siapa pun yang menyapanya atau menemuinya dengan wajah ceria telah berbuat baik kepadanya, maka betapa baik kehidupan yang akan dia jalani! Betapa diberkatinya dia! bertentangan dengan mereka yang melihat sendiri hak-hak kehormatan yang mereka tuntut untuk dirinya, dan mengkritik mereka karena tidak melakukannya.

2). Saat orang lain membaca Anda; Mereka melihat anda secara kasat mata, dan tidak ada seorang pun yang akan menyelidiki sisi tersembunyi itu kecuali Anda, dan tidak akan ada saluran lain yang menyiarkan frekuensinya kecuali Anda { بَلِ ٱلْإِنسَٰنُ عَلَىٰ نَفْسِهِۦ بَصِيرَةٌ } "Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri" [14], { وَلَوْ أَلْقَىٰ مَعَاذِيرَهُ } "Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya" [15].

3). Ketika membaca ayat ini: { بَلِ ٱلْإِنسَٰنُ عَلَىٰ نَفْسِهِۦ بَصِيرَةٌ } [14] dan { وَلَوْ أَلْقَىٰ مَعَاذِيرَهُ } [15], coba perhatikan dan renungkan, lalu tanya diri Anda dengan jujur ​​dan tidak memihak: Apakah semua kepentinganmu tunduk pada kepentingan agama ini? Ataukah hanya salah satu dari kepnetingan itu?


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

14-15 Bahkan manusia menjadi saksi bagi diri mereka sendiri. Mereka bersaksi atas segala apapun yang menjadi tanggungjawab mereka baik tentang iman atau kekufuran, ketaatan atau kemaksiatan yang mereka lakukan. Hati (bashirah), menjadi saksi yang jelas untuk mengatakan segala perbuatannya. Meskipun tentang segala yang mereka dustakan


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{walaupun dia mengemukakan alasan-alasan} meski mendatangkan setiap alasan yang digunakan untuk melindungi dirinya, hal itu tidak diterima


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

14-15. “Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri,” yakni sebagai saksi dan yang menghisab, “meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya,” semua alasan-alasannya tidak diterima, dan ia akan mengakui amalannya sendiri dan menegaskannya sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah,” "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu".” -Al-isra:14-
Meski manusia mengingkari dan beralasan atas apa yang telah dilakukan, keingkaran dan alasan tersebut sama sekali tidak berguna, sebab perbuatannya disaksikan oleh pendengaran, penglihatan, dan seluruh anggota badannya atas apa yang telah diperbuat, karena waktu penyesalan sudah berakhir dan tidak lagi berguna. “Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertaubat lagi.”
-Arrum: 57-


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-15
Pembahasannya telah disebutkan berkali-kali bahwa objek sumpah itu apabila merupakan hal yang dinafikan, maka boleh mendatangkan huruf “la” sebelum kata qasam untuk menegaskan nafi. Dan yang menjadi objek qasamnya adalah mengukuhkan adanya hari kebangkitan, dan menyanggah apa yang diduga oleh para hamba yang bodoh yang meniadakan hari kebangkitan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Aku bersumpah dengan hari kiamat (1) dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) (2)) Al-Hasan berkata bahwa Aku bersumpah dengan hari kiamat, dan tidak bersumpah dengan jiwa yang menyesal
Qatadah berkata, bahkan Allah bersumpah dengan menyebut keduanya.
Diriwayatkan dari Sammak, bahwa dia bertanya kepada Ikrimah tentang firmanNya: (dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) (2)) dia berkata setiap orang menyesali perbuatan yang baik dan yang buruk, dan seandainya aku melakukan ini dan itu. Ibnu Jarir meriwayatkan ini dari SA’id bin Jubair tentang firmanNya: (dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) (2)) dia berkata bahwa dia mencela kebaikan dan keburukan.
Ibnu Jarir berkata bahwa semua pendapat itu saling berdekatan maknannya. Tetapi yang lebih mirip dengan makna yant tampak adalah jiwa yang menyesali dirinya atas perbuatan baik dan buruknya, dan menyesali yang telah lalu.
Firman Allah SWT: (Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? (3)) yaitu pada hari kiamat, apakah dia mengira bahwa Kami tidak mampu mengembalikan tulangnya, lalu mengumpulkannya dari tempat-tempatnya yang berserakan (Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna (4)) Sa'id bin Jubair dan Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud adalah kuku atau teracaknya. Demikian juga dikatakan Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, Adh-Dhahhak, dan Ibnu Jarir. Ibnu Jarir mengemukakan alasannya, bahwa sesungguhnya jika Allah menghendaki, bisa saja Dia melakukan hal itu di dunia. Makna yang jelas dari ayat ini menunjukkan bahwa firmanNya SWT: (Kami kuasa) merupakan haal dari firmanNya SWT (Najma'a) yaitu apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali tulangnya? Bukan, sebenarnya Kami akan mengumpulkannya kembali, dan Kami mampu untuk menyusun kembali jari jemarinya, yaitu kekuasaan Kami mampu untuk menghimpunkannya, dan seandainya Kami mengkehendaki, maka Kami membangkitkannya dengan lebih sempurna dari sebelumnya, maka Kami menjadikan jari jemarinya dalam keadaan rata yaitu sama panjangnya. Demikianlah makna dari pendapat Ibnu Qutaibah dan Az-Zujaj.
Firman Allah: (Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus-menerus (5)) Sa'id bin Jubair meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yakni terus-menerus dalam kedurhakaannya.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (hendak membuat maksiat terus-menerus) yaitu, terus ke depan mengikuti kepalanya.
Al-Hasan berkata bahwa anak cucu nabi Adam tidak akan pernah merasa puas dalam mengikuti hawa nafsunya kepada perbuatan durhaka terhadap Allah terus-menerus kecuali orang yang dipelihara oleh Allah SWT.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud adalah orang kafir yang mendustakan hari penghisaban. Demikian juga yang dikatakan Ibnu Zaid, dan inilah yang lebih kuat dan lebih sesuai dengan yang dimaksud. Oleh karena itu, maka Allah berfirman setelahnya: (Ia bertanya, "Bilakah hari kiamat itu?” (6)) yaitu dia menanyakan kapan hari kiamat itu? Akan tetapi, pertanyaan itu merupakan pertanyaan yang bermaksud menunjukkan kemustahilan kejadiannya dan mendustakan keberadaannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan mereka berkata, "Kapankah (datangnya) janji ini, jika kamu adalah orang-orang yang benar?” (29) Katakanlah.”Bagimu ada hari yang telah dijanjikan (hari kiamat) yang tiada dapat kamu minta mundur darinya barang sesaat pun dan tidak (pula) kamu dapat meminta supaya diajukan" (30)) (Surah Saba')
Allah SWT berfirman di sini: (Maka apabila mata terbelalak (ketakutan) (7)) Abu Amr bin Al-’Ala’ berkata bahwa “bariqa” dengan dikasrah huruf ra’nya yaitu terbelalak. Apa yang dia katakan mirip dengan pengertian firman Allah SWT: (sedangkan mata mereka tidak berkedip-kedip) (Surah Ibrahim: 43) yaitu, bahkan mereka memandang karena takut ini dan itu, mata mereka terbelalak ke sana kemari tidak menentu karena dicekam rasa takut yang hebat.
Ulama lainnya membaca “baraqa” dengan difathah, tetapi maknanya berdekatan dengan pendapat yang pertama. Makna yang dimaksud adalah bahwa pandangan-pandangan mata di hari kiamat terbelalak dan tidak berkedip serta bingung karena dahsyatnya kengerian hari kiamat, berupa besarnya peristiwa yang mereka saksikan pada hari kiamat.
Firman Allah SWT: (dan apabila bulan telah hilang cahayanya (8)) yaitu, sinarnya lenyap (dan matahari dan bulan dikumpulkan (9)) Mujahid berkata yaitu keduanya digulung.
Firman Allah SWT: (pada hari itu manusia berkata, "Ke mana tempat lari?” (10)) yaitu apabila manusia melihat huru-hara yang kedahsyatan hari kiamat ini, maka setiap orang menginginkan lari menyelamatkan diri seraya berkata, "Dimanakah tempat untuk melarikan diri?" yaitu tempat untuk berlindung dari itu? Allah SWT berfirman: (Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! (11) Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali (12)) Ibnu Abbas, Sa'id bin Jubair dan selain mereka dari kalangan ulama salaf berkata bahwa makna yang dimaksud adalah tidak ada jalan selamat. Ayat ini sebagaimana firmanNya: (Kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu)) (Surah Asy-Syura: 47) yaitu tidak ada suatu tempat bagi kalian untuk bersembunyi. Demikian juga Allah berfirman di sini: (Tidak ada tempat berlindung) yaitu, tidak ada tempat untuk berlindung bagi kalian. Oleh karena itu Allah berfirman: (Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali (12)) yaitu tempat kembali dan tempat pulang.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya (13)) yaitu memberitahukan semua amal perbuatan yang dia lakukan, baik yang di masa lalu dan di masa sekarang, dan baik yang pertama maupun yang terakhir, yang kecil maupun yang besar. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorangpun) (Surah Al-Kahfi: 49) Demikian juga Allah berfirman di sini: (Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri (14) meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya (15)) yaitu dia menyaksikan dirinya, dan menetahui perbuatannya sekalipun dia beralasan dan mengingkarinya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu) (Surah Al-Isra: 14)
Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri (14)) dia berkata yaitu pendengaran, penglihatan, kedua tangan, kedua kaki, dan anggota tubuhnya
Qatadah berkata yaitu menjadi saksi terhadap dirinya sendiri.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya (15)) yaitu sekalipun dia mendebat untuk membela dirinya, tetapi dia melihatnya.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya (15)) yaitu bagaimanapun alasannya pada hari itu. tidak akan diterima darinya.
Pendapat yang shahih adalah yang dikatakan oleh Mujahid dan para temannya, sebagaimana firmanNya: (Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan.”Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah” (23)) (Surah Al-An'am: 23)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Qiyamah ayat 15: 14-15. Allah mengabarkan bahwa manusia akan melihat setiap amalan mereka di dunia sendiri-sendiri yang dipaparkan di hadapannya. Pada hari itu, amalan tersebut yang menentukan hukum atas dirinya; Karena dirinya lebih mengetahui akan amalan baik dan buruknya, dan tidak berguna orang-orang yang meminta ampun jika mereka mencoba untuk memohon ampunan, atau mencoba mendebat, atau menyembunyikan atau berusaha melindungi dirinya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni tidak akan diterima alasan-alasannya, sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertobat lagi.” (Terj. Ar Ruum: 57)


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qiyamah Ayat 15

14-15. Sebenarnya setiap orang sudah mengetahui keadaan diri mereka masing-masing, tidak perlu diberitahu, bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri, anggota tubuh mereka akan berbicara dan menjadi saksi atas perbuatan mereka. (lihat surah yasin/36, 65. An-nur/24, 24. Fusssilat/41, 20-21). Dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya, dengan argumen yang kuat, namun itu tidak akan membantu meringankan azab yang mereka terima. 16-17. Kalau ayat-ayat yang lalu menjelaskan tentang orang-orang yang enggan memperhatikan Al-Qur'an, kelompok ayat ini menjelaskan tentang yang sangat memperhatikan Al-Qur'an. Jangan engkau, wahai nabi Muhammad, gerakkan lidahmu untuk membaca Al-Qur'an sebelum malaikat jibril selesai membacakannya, karena hendak cepat-cepat menguasainya. Sesungguhnya kami yang akan mengumpulkannya di dadamu dan membacakannya, sehingga engkau menjadi pandai dan lancar dalam membacanya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah aneka ragam penjabaran dari kalangan mufassirun terkait kandungan dan arti surat Al-Qiyamah ayat 15 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan bagi kita. Sokong usaha kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Paling Banyak Dikaji

Nikmati berbagai konten yang paling banyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Isra 24, An-Nur, Al-Anbiya, Al-Ahzab 59, Al-Baqarah 165, Al-Mukminun 1-11. Juga An-Nisa 1, Ali ‘Imran 185, Al-‘Ashr 2, Az-Zalzalah 7, Al-‘Ankabut 45, An-Nur 31.

  1. Al-Isra 24
  2. An-Nur
  3. Al-Anbiya
  4. Al-Ahzab 59
  5. Al-Baqarah 165
  6. Al-Mukminun 1-11
  7. An-Nisa 1
  8. Ali ‘Imran 185
  9. Al-‘Ashr 2
  10. Az-Zalzalah 7
  11. Al-‘Ankabut 45
  12. An-Nur 31

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.