Surat Al-Qiyamah Ayat 13
يُنَبَّؤُا۟ ٱلْإِنسَٰنُ يَوْمَئِذٍۭ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ
Arab-Latin: Yunabba`ul-insānu yauma`iżim bimā qaddama wa akhkhar
Artinya: Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.
« Al-Qiyamah 12 ✵ Al-Qiyamah 14 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Berkaitan Dengan Surat Al-Qiyamah Ayat 13
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qiyamah Ayat 13 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir menarik dari ayat ini. Tersedia beraneka penafsiran dari beragam mufassirin berkaitan kandungan surat Al-Qiyamah ayat 13, antara lain sebagaimana tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
13. Hari itu manusia diberitahu semua amal-amalnya, yang baik dan yang buruk, apa yang dia lakukan selama hidupnya dan apa yang ia lalaikan?
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
13-15. Pada hari kiamat ketika dilakukan hisab, manusia akan dikelilingi seluruh amal perbuatannya, amal yang terdahulu dan yang terbaru, yang besar dan yang kecil, yang baik dan yang buruk; dan juga terkepung oleh amal yang ingin atau harus dia lakukan namun tidak dia lakukan karena dia menunda-nundanya, malas melakukannya, atau tidak mampu dia lakukan.
Semua itu akan dikabarkan kepadanya, meskipun dia telah mengetahui segala yang dia perbuat; namun tetap saja dia berusaha untuk mengingkari amalan buruknya; dia mengira itu akan bermanfaat. Dan dia mulai membuat-buat alasan dan membela diri. Akan tetapi itu semua tidak bermanfaat baginya, karena dalam dirinya dia mengetahui bahwa dia berdusta, dan anggota tubuhnya menjadi saksi atas perbuatan itu, sehingga tidak ada lagi alasan baginya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
13. Pada hari itu manusia diberitahu perbuatan yang telah dilakukannya dan perbuatan yang dia lalaikan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
13 Pada hari itu, amal baik buruk mereka disampaikan. Juga tentang kabar/balasan yang akan mereka terima setelah kematian mereka
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Pada hari itu diberitakan} diberitahukan {kepada manusia apa yang telah dia kerjakan} apa yang telah dia kerjakan {dan apa yang telah dia lalaikan} dan apa yang dia tinggalkan berupa hal yang diperintahkan dan dilarang untuk dilakukan sehingga dia melanggar apa yang menjadi tanggung jawabnya
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
11-13. “Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung,” yakni tidak ada tempat untuk mendapatkan perlindungan untuk siapa pun kecuali kepada Allah. “Hanya kepada Rabbmu sajalah pada hari itu tempat kembali,” untuk seluruh manusia. Tidak mungkin bagi seorang pun untuk sembunyi atau lari dari tempat itu. Semua pasti akan berdiri di situ untuk mendapatkan balasan atas amal perbuatannya. Karena itu Allah berfirman, “Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya,” yakni seluruh perbuatannya yang baik dan yang buruk dari pertama kali hingga terakhir kalinya. Manusia diberitakan sesuatu yang tidak bisa ia ingkari.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-15
Pembahasannya telah disebutkan berkali-kali bahwa objek sumpah itu apabila merupakan hal yang dinafikan, maka boleh mendatangkan huruf “la” sebelum kata qasam untuk menegaskan nafi. Dan yang menjadi objek qasamnya adalah mengukuhkan adanya hari kebangkitan, dan menyanggah apa yang diduga oleh para hamba yang bodoh yang meniadakan hari kebangkitan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Aku bersumpah dengan hari kiamat (1) dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) (2)) Al-Hasan berkata bahwa Aku bersumpah dengan hari kiamat, dan tidak bersumpah dengan jiwa yang menyesal
Qatadah berkata, bahkan Allah bersumpah dengan menyebut keduanya.
Diriwayatkan dari Sammak, bahwa dia bertanya kepada Ikrimah tentang firmanNya: (dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) (2)) dia berkata setiap orang menyesali perbuatan yang baik dan yang buruk, dan seandainya aku melakukan ini dan itu. Ibnu Jarir meriwayatkan ini dari SA’id bin Jubair tentang firmanNya: (dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) (2)) dia berkata bahwa dia mencela kebaikan dan keburukan.
Ibnu Jarir berkata bahwa semua pendapat itu saling berdekatan maknannya. Tetapi yang lebih mirip dengan makna yant tampak adalah jiwa yang menyesali dirinya atas perbuatan baik dan buruknya, dan menyesali yang telah lalu.
Firman Allah SWT: (Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? (3)) yaitu pada hari kiamat, apakah dia mengira bahwa Kami tidak mampu mengembalikan tulangnya, lalu mengumpulkannya dari tempat-tempatnya yang berserakan (Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna (4)) Sa'id bin Jubair dan Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud adalah kuku atau teracaknya. Demikian juga dikatakan Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, Adh-Dhahhak, dan Ibnu Jarir. Ibnu Jarir mengemukakan alasannya, bahwa sesungguhnya jika Allah menghendaki, bisa saja Dia melakukan hal itu di dunia. Makna yang jelas dari ayat ini menunjukkan bahwa firmanNya SWT: (Kami kuasa) merupakan haal dari firmanNya SWT (Najma'a) yaitu apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali tulangnya? Bukan, sebenarnya Kami akan mengumpulkannya kembali, dan Kami mampu untuk menyusun kembali jari jemarinya, yaitu kekuasaan Kami mampu untuk menghimpunkannya, dan seandainya Kami mengkehendaki, maka Kami membangkitkannya dengan lebih sempurna dari sebelumnya, maka Kami menjadikan jari jemarinya dalam keadaan rata yaitu sama panjangnya. Demikianlah makna dari pendapat Ibnu Qutaibah dan Az-Zujaj.
Firman Allah: (Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus-menerus (5)) Sa'id bin Jubair meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yakni terus-menerus dalam kedurhakaannya.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (hendak membuat maksiat terus-menerus) yaitu, terus ke depan mengikuti kepalanya.
Al-Hasan berkata bahwa anak cucu nabi Adam tidak akan pernah merasa puas dalam mengikuti hawa nafsunya kepada perbuatan durhaka terhadap Allah terus-menerus kecuali orang yang dipelihara oleh Allah SWT.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud adalah orang kafir yang mendustakan hari penghisaban. Demikian juga yang dikatakan Ibnu Zaid, dan inilah yang lebih kuat dan lebih sesuai dengan yang dimaksud. Oleh karena itu, maka Allah berfirman setelahnya: (Ia bertanya, "Bilakah hari kiamat itu?” (6)) yaitu dia menanyakan kapan hari kiamat itu? Akan tetapi, pertanyaan itu merupakan pertanyaan yang bermaksud menunjukkan kemustahilan kejadiannya dan mendustakan keberadaannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan mereka berkata, "Kapankah (datangnya) janji ini, jika kamu adalah orang-orang yang benar?” (29) Katakanlah.”Bagimu ada hari yang telah dijanjikan (hari kiamat) yang tiada dapat kamu minta mundur darinya barang sesaat pun dan tidak (pula) kamu dapat meminta supaya diajukan" (30)) (Surah Saba')
Allah SWT berfirman di sini: (Maka apabila mata terbelalak (ketakutan) (7)) Abu Amr bin Al-’Ala’ berkata bahwa “bariqa” dengan dikasrah huruf ra’nya yaitu terbelalak. Apa yang dia katakan mirip dengan pengertian firman Allah SWT: (sedangkan mata mereka tidak berkedip-kedip) (Surah Ibrahim: 43) yaitu, bahkan mereka memandang karena takut ini dan itu, mata mereka terbelalak ke sana kemari tidak menentu karena dicekam rasa takut yang hebat.
Ulama lainnya membaca “baraqa” dengan difathah, tetapi maknanya berdekatan dengan pendapat yang pertama. Makna yang dimaksud adalah bahwa pandangan-pandangan mata di hari kiamat terbelalak dan tidak berkedip serta bingung karena dahsyatnya kengerian hari kiamat, berupa besarnya peristiwa yang mereka saksikan pada hari kiamat.
Firman Allah SWT: (dan apabila bulan telah hilang cahayanya (8)) yaitu, sinarnya lenyap (dan matahari dan bulan dikumpulkan (9)) Mujahid berkata yaitu keduanya digulung.
Firman Allah SWT: (pada hari itu manusia berkata, "Ke mana tempat lari?” (10)) yaitu apabila manusia melihat huru-hara yang kedahsyatan hari kiamat ini, maka setiap orang menginginkan lari menyelamatkan diri seraya berkata, "Dimanakah tempat untuk melarikan diri?" yaitu tempat untuk berlindung dari itu? Allah SWT berfirman: (Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung! (11) Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali (12)) Ibnu Abbas, Sa'id bin Jubair dan selain mereka dari kalangan ulama salaf berkata bahwa makna yang dimaksud adalah tidak ada jalan selamat. Ayat ini sebagaimana firmanNya: (Kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu)) (Surah Asy-Syura: 47) yaitu tidak ada suatu tempat bagi kalian untuk bersembunyi. Demikian juga Allah berfirman di sini: (Tidak ada tempat berlindung) yaitu, tidak ada tempat untuk berlindung bagi kalian. Oleh karena itu Allah berfirman: (Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali (12)) yaitu tempat kembali dan tempat pulang.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya (13)) yaitu memberitahukan semua amal perbuatan yang dia lakukan, baik yang di masa lalu dan di masa sekarang, dan baik yang pertama maupun yang terakhir, yang kecil maupun yang besar. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorangpun) (Surah Al-Kahfi: 49) Demikian juga Allah berfirman di sini: (Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri (14) meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya (15)) yaitu dia menyaksikan dirinya, dan menetahui perbuatannya sekalipun dia beralasan dan mengingkarinya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu) (Surah Al-Isra: 14)
Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri (14)) dia berkata yaitu pendengaran, penglihatan, kedua tangan, kedua kaki, dan anggota tubuhnya
Qatadah berkata yaitu menjadi saksi terhadap dirinya sendiri.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya (15)) yaitu sekalipun dia mendebat untuk membela dirinya, tetapi dia melihatnya.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya (15)) yaitu bagaimanapun alasannya pada hari itu. tidak akan diterima darinya.
Pendapat yang shahih adalah yang dikatakan oleh Mujahid dan para temannya, sebagaimana firmanNya: (Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan.”Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah” (23)) (Surah Al-An'am: 23)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Qiyamah ayat 13: 11-13. Maka dikatakan pada orang kafir ini : Sekali-kali tidak; Tidaklah urusannya sebagaimana engkau angan-angankan, sungguh Allah tidak akan memberikan tempat perlindungan dan juga aman dari hari manusia dihisab dan dibalas di hadapan Rabb semesta alam. Kemudian kepada Allah saja lah tempat kembali seluruh makhluk dan mereka semua akan menetapi hari kiamat yang tidak ada tempat untuk meloloskan diri darinya. Kemudian dibalaslah sesuai dengan apa yang dikerjakan (di duna). Pada hari yang besar ini, manusia akan dikabarkan tentang apa yang telah lalu dari amalan-amalan mereka (baik dan buruknya), dari awalnya sampai akhirnya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qiyamah Ayat 13
11-13. Pertanyaan manusia pada akhir ayat yang lalu, diberikan jawab-annya pada ayat-ayat ini. Sekali-kali tidak! tidak ada tempat berlindung kecuali pada Allah semata! hanya kepada tuhanmu sajalah yang selama ini berbuat baik kepadamu wahai manusia, tidak kepada siapa pun selain-Nya, tempat kembali pada hari itu. Allah yang akan memutuskan seadil-adilnya atas segala urusan manusia. Pada hari itu diberitakan secara jelas dan tegas kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. 14-15. Sebenarnya setiap orang sudah mengetahui keadaan diri mereka masing-masing, tidak perlu diberitahu, bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri, anggota tubuh mereka akan berbicara dan menjadi saksi atas perbuatan mereka. (lihat surah yasin/36, 65. An-nur/24, 24. Fusssilat/41, 20-21). Dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya, dengan argumen yang kuat, namun itu tidak akan membantu meringankan azab yang mereka terima.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah aneka ragam penjabaran dari berbagai ahli ilmu mengenai isi dan arti surat Al-Qiyamah ayat 13 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi ummat. Sokonglah kemajuan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.