Surat Al-Jin Ayat 2
يَهْدِىٓ إِلَى ٱلرُّشْدِ فَـَٔامَنَّا بِهِۦ ۖ وَلَن نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ أَحَدًا
Arab-Latin: Yahdī ilar-rusydi fa āmannā bih, wa lan nusyrika birabbinā aḥadā
Artinya: (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Berkaitan Surat Al-Jin Ayat 2
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Jin Ayat 2 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam kandungan mendalam dari ayat ini. Ada aneka ragam penafsiran dari kalangan mufassirun mengenai isi surat Al-Jin ayat 2, misalnya sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
1-2. Katakanlah (wahai Rasul) “Allah mewahyukan kepadaku bahwa sekelompok jin telah mendengar tilawah al-Quran yang aku takutkan. Ketika mereka mendengarnya, mereka berkata kepada kaum mereka, ‘Sesungguhnya kami mendengar al-Quran yang sangat bagus dalam balaghoh dan kefasihannya, hikmah-hikmah, hukum-hukum dan berita-beritanya, ia mengajak kepada kebenaran dan hidayah, lalu kami membenarkan al-Quran itu dan mengamalkannya, kami tidak akan menyekutukan Tuhan kami yang telah menciptakan kami dengan siapapun dalam beribadah kepadaNya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
2. Perkataan ini mengandung seruan menuju kebenaran dan petunjuk, sehingga kami segera meyakini bahwa itu adalah firman Allah Yang Maha Pencipta. Kami akan tetap beriman dan tidak akan kembali kepada kesyirikan yang dahulu kami lakukan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
2. Ucapan yang kami dengar ini menunjukkan kepada keyakinan, ucapan dan perbuatan yang benar, maka kami mengimaninya dan sekali-kali kami tidak akan menyekutukan Rabb kami yang menurunkannya dengan seorang pun.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
{ يَهْدِىٓ إِلَى ٱلرُّشْدِ فَـَٔامَنَّا بِهِ } "(yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya" Mereka menjadikan faktor yang mendorong mereka pada keimanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keimanan yang mereka kerjakan berkat petunjuk-petunjuk al-Qur'an serta segala sesuatu yang mencakup berbagai kemaslahatan, faidah, dan meninggalkan bahaya. Hal itu merupakan tanda-tanda kebesaran dan hujjah pasti bagi orang yang menjadikannya sebagai cahaya dan petunjuk iman yang berguna dan membuahkan berbagai kebaikan ini terbangun di atas hidayah al-Qur`an. Tidak seperti keimanan pengikut tradisi dan persaudaraan, karena keimanan seperti ini adalah iman ikut-ikutan di bawah bahaya syubhat dan berbagai macam penghalang.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
2. Al-Quran ini menunjukkan dan membimbing kepada kebenaran dan ma’rifatullah. Maka kami membenarkan Al-Quran bahwa sesungguhnya Al-Qur’an itu dari sisi Allah. Kami tidak akan menyekutukanNya dengan menyembah siapapun dari ciptaanNya
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{yang memberi petunjuk pada kebenaran} kebenaran {sehingga kami beriman padanya dan tidak akan menyekutukan Tuhan kami dengan sesuatu apa pun
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
2. “(Yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar.” Petunjuk adalah kata umum untuk segala sesuatu yang mengarahkan manusia pada kebaikan dunia dan agama mereka. “Lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Rabb kami.” Mereka menyatukan antara keimanan yang mencakup seluruh amal baik dengan ketakwaan yang mencakup meninggalkan keburukan. Mereka menjadikan faktor yang mendorong mereka pada keimanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keimanan yang mereka kerajakan berkat petunjuk-petunjuk al-Quran serta segala sesuatu yang mencakup berbagai kemaslahatan, faidah, dan meninggalkan bahaya. Hal itu merupakan tanda-tanda kebesaran dan hujjah pasti bagi orang yang menjadikannya sebagai cahaya dan petunjuk. Iman yang berguna dan membuahkan berbagai kebaikan ini terbangun di atas hidayah al-Quran. Tidak seperti keimanan pengikut tradisi dan persaudaraan, karena keimanan seperti ini adalah iman ikut-ikutan di bawah bahaya syubhat dan berbagai macam penghalang.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-7
Allah SWT berfirman seraya memerintahkan kepada RasulNya SAW untuk memberitahukan kepada kaumnya bahwa ada makhluk jin yang mendengarkan Al-Qur'an, lalu mereka beriman, membenarkan dan taat kepadanya. Maka Allah SWT berfirman: (Katakanlah (hai Muhammad), "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan (1) (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar") yaitu menuju jalan lurus dan keberhasilan (lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami) Kedudukan ini serupa dengan firmanNya: (Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al-Qur’an) (Surah Al-Ahqaf: 29) Telah kami sebutkan beberapa hadits yang menyebutkan tentang itu sehingga tidak perlu diulangi lagi.
Firman Allah SWT: (dan bahwasanya Maha tinggi kebesaran Tuhan kami) diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (kebesaran Tuhan kami) yaitu perbuatan, perintah, dan takdirNya.
Qatadah berkata bahwa Maha Tinggi kebesaran, keagungan, dan perintahNya.
Firman Allah SWT: (Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak) yaitu, Maha Tinggi Allah dari mempunyai istri dan anak. Jin berkata bahwa Maha Suci Tuhan Yang Maha Besar lagi Maha Mulia dari mempunyai istri dan anak, ketika mereka masuk Islam dan beriman kepada Al-Qur'an. Kemudian mereka berkata: (Dan bahwasanya orang yang kurang akal daripada kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah (4))
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Orang yang kurang akal daripada kami) yang mereka maksud adalah iblis.
Ibnu zaid berkata tentang (yang melampaui batas) yaitu kezaliman yang besar.
Bisa ditafsirkan bahwa maksud firmanNya, (Orang yang kurang akal daripada kami) sebagai isim jenis yang pengertiannya mencakup semua orang yang beranggapan bahwa Allah memiliki istri dan anak. Oleh karena itu mereka berkata: (Dan bahwasanya orang yang kurang akal daripada kami dahulu selalu mengatakan) yaitu sebelum dia masuk Islam ((perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah) yaitu, yang bathil dan tidak benar. Oleh karena itu mereka berkata: (dan sesungguhnya kami mengira bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah (5)) yaitu kami tidak mengira bahwa manusia dan jin itu bersepakat membuat kedustaan terhadap Allah SWT karena mereka menisbatkan istri dan anak kepadaNya. Dan setelah kami mendengar Al-Qur'an dan kami beriman kepadanya, lalu kami mengetahui bahwa mereka berdusta terhadap Allah dalam pengakuan mereka itu.
Firman Allah SWT: (Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan (6)) yaitu kami berpandangan bahwa kami lebih utama daripada manusia karena mereka sering meminta perlindungan kepada kami, jika mereka berada di sebuah lembah atau suatu tempat yang mengerikan berupa hutan dan tempat lainnya. Sebagaimana yang biasa dilakukan orang-orang Arab di masa Jahiliyah mereka yangmeminta perlindungan kepada pemimpin jin di tempat mereka beristirahat agar mereka tidak ditimpa sesuatu yang buruk. Sebagaiman seseorang dari mereka jika memasuki kota musuh mereka di bawah perlindungan, dan penjagaan orang besar. Ketika jin melihat bahwa manusia itu selalu meminta perlindungan kepada mereka karena takut kepada mereka, maka jin-jin semakin membuat mereka lebih takut, lebih ngeri, dan lebih pengecut. sehingga manusia tetap takut kepada mereka dan lebih banyak meminta perlindungan kepada mereka, sebagaimana yang dikatakan Qatadah tentang firmanNya: (maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan) yaitu berdosa, dan jin bertambah berani kepada manusia.
Abu Al-Aliyah, Ar-Rabi' dan Zaid bin Aslam berkata tentang firmanNya (rahaqa) bahwa maknannya adalah takut.
Firman Allah SWT: (Dan sesungguhnya mereka (jin) menyangka sebagaimana persangkaan kamu (orang-orang kafir Mekah), bahwa Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorang (rasul)pun (7)) yaitu Allah tidak akan mengutus seorang rasulpun setelah itu. Pendapat ini dikatakan Al-Kalabi dan Ibnu Jarir
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Jin ayat 2: Kemudian berkata para jin yang mendengar Al Qur’an : Inilah Al Qur’an sebagai petunjuk kepada kebenaran dan petunjuk kepada jalan yang lurus; Maka kami membenarkannya dan beriman dengan apa yang terkandung padanya dari dakwah ikhlas menyembah kepada Allah saja, dan kami tidak menyekutukan Rabb kami dan Pencipta kami yang Esa.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni yang menunjukkan kepada segala yang bermaslahat bagi manusia baik bagi agama maupun dunia mereka. Inilah arti Ar Rusyd.
Setelah ini. Mereka menggabung antara ‘beriman’ yang masuk ke dalamnya semua amal baik, dan antara bertakwa yang mengandung arti meninggalkan keburukan. Sebab yang mendorong mereka beriman dan melakukan pengiringnya adalah apa yang mereka ketahui dari pengarahan Al Qur’an, kandungannya yang terdiri dari maslahat, faedah dan menjauhi bahaya. Hal itu, karena Al Qur’an adalah ayat yang agung, hujjah yang qath’i bagi orang yang mengambil sinar darinya dan mengambil petunjuk darinya.
Itulah iman yang bermanfaat yang membuahkan segala kebaikan yang dibangun di atas petunjuk Al Qur’an, berbeda dengan iman karena ikut-ikutan yang berada dalam bahaya syubhat dan berbagai aral yang melintang.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Jin Ayat 2
"Al-Qur'an yang memberi petunjuk dengan jelas lagi lemah lembut kepada jalan yang benar untuk mengenal Allah, kami yakin itu pasti firman Allah bukan buatan manusia, lalu kami beriman kepadanya. Dan sejak saat itu kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan tuhan kami, karena hal tersebut adalah perbuatan yang sangat dibenci Allah. " 3. Setelah para jin yang mendengar al qur'an tersebut berjanji tidak akan menyekutukan Allah, mereka kemudian memuji Allah dengan pujian yang tulus. Dan sesungguhnya mahatinggi keagungan tuhan kami sehingga tidak terjangkau oleh siapa pun dan apa pun, dia tidak beristri dan tidak beranak. '.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian pelbagai penafsiran dari kalangan ahli tafsir terhadap makna dan arti surat Al-Jin ayat 2 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk kita semua. Bantu usaha kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.