Surat Nuh Ayat 9

ثُمَّ إِنِّىٓ أَعْلَنتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا

Arab-Latin: ṡumma innī a'lantu lahum wa asrartu lahum isrārā

Artinya: Kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam,

« Nuh 8Nuh 10 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Berharga Terkait Dengan Surat Nuh Ayat 9

Paragraf di atas merupakan Surat Nuh Ayat 9 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan berharga dari ayat ini. Diketemukan variasi penjelasan dari kalangan mufassirun berkaitan isi surat Nuh ayat 9, sebagiannya seperti termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

5-10. Nuh berkata, “wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah mengajak kaumku untuk beriman kepadaMu malam dan siang, tetapi ajakanku kepada mereka agar beriman tidak membuat mereka kecuali berlari dan berpaling. Setiap kali aku mengajak mereka agar beriman kepadaMu, agar dosa-dosa mereka diampuni, mereka meletakkan jari-jari mereka di telinga-telinga mereka, agar mereka tidak mendengar dakwah kebenaran, mereka menutup wajah mereka dengan kain agar tidak melihatku, mereka tetap bersikukuh di atas kekafiran mereka, menyombongkan diri dan menolak iman dengan kesombongan yang besar. Kemudia aku mengajak mereka agar beriman secara terang-terangan, tidak bersembunyi. Kemudian aku mengumumkan dakwah dengan suara tinggi dalam satu kondisi dan memelankannya dalam kondisi lainnya. Aku berkata kepada kaumku, ‘Mintalah ampunan dari dosa-dosa kalian, sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi siapa yang bertaubat dari hamba-hambaNya dan kembali kepadaNya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

9. Kemudian aku meninggikan suaraku kepada mereka dalam menyeru mereka, dan aku juga menyeru mereka dengan sembunyi-sembunyi, aku seru mereka dengan suara yang lembut, berbagai macam cara aku pakai dalam seruanku.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

9. وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ (dan dengan diam-diam)
Yakni merahasiakan dakwah itu.

إِسْرَارًا(dengan sebenar-benarnya)
Yakni dengan berdakwah kepada seorang demi seorang dengan mengajak mereka secara rahasia. Nuh berdakwah kepada mereka dengan berbagai cara.
Pendapat lain mengatakan: yakni aku mendatangi rumah mereka satu persatu untuk berdakwah kepada mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

8-9

Menvariasikan metode dakwah: { ثُمَّ إِنِّى دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا } "Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan" [8] { ثُمَّ إِنِّىٓ أَعْلَنتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا } "Kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam" [9]. Merupakan diantara hikmah penggabungan antara penyampaian secara terbukan dengan penyampaian secara tertutup; untuk menghilangkan apa yang terjadi dalam jiwa orang yang diundang, seperti menuduh seorang da'i dengan mengatakan bahwa dia hanya ingin dari dakwahnya di depan umum untuk mencoreng kehormatannya dan mendiskreditkan nama baiknya.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

9. Aku menampakkan ajakanku dengan suaraku lalu aku (mencoba) berdakwah secara tertutup kepada mereka setekah sekian kalinya


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Lalu aku menyeru mereka secara terbuka} meninggikan suaraku untuk menyeru {dan aku menyeru mereka diam-diam


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

8-9. “Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan,” yakni didengar oleh mereka semua, “kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam.” Semua ini adalah kegigihan dan ketulusan serta usaha yang dinilai bisa mengarahkan pada tujuan yang dimaksud.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 5-20
Allah SWT memberitahukan tentang hamba dan RasulNya, nabi Nuh bahwa dia mengadu kepada Tuhannya SWT tentang apa yang dia jumpai pada kaumnya dan kesabarannya dalam menghadapi mereka pada masa yang panjang, yaitu sembilan ratus lima puluh tahun, yang selama itu dia menerangkan dan menjelaskan kepada kaumnya dan menyeru mereka ke jalan petunjuk dan jalan yang lurus. Jadi Allah SWT berfirman: (Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang) yaitu aku terus menyeru mereka malam dan siang karena menjalankan perintahMu dan taat kepadaMu (maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran) (6)) yaitu setiap kali aku menyeru mereka untuk mendekati kebenaran, maka mereka lari dan menyimpang darinya (Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya)) yaitu mereka menutupi telinganya agar tidak mendengar seruan yang aku serukan kepada mereka. Sebagaimana yang dilakukan orang-orang kafir Quraisy: (Dan orang-orang yang kafir berkata, "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur’an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka)" (26)) (Surah Fushshilat)
(dan menutupkan bajunya (ke mukanya)) mereka menutupi kepalanya agar tidak dapat mendengar apa yang dia katakan (dan mereka tetap (mengingkari)) yaitu mereka terus-menerus dalam kemusyrikan dan kekafiran yang besar dan parah.
(dan menyombongkan diri dengan sangat) yaitu, mereka menolak mengikuti kebenaran dan tunduk kepadanya (Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan (8)) yaitu dengan terang-terangan di kalangan manusia (kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) secara terbuka) yaitu dengan pembicaraan yang jelas dan suara yang lantang (dan dengan diam-diam) antara aku dan mereka. Nabi Nuh membuat beragam seruannya kepada mereka agar seruannya lebih berkesan pada mereka.
(maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” (10)) yaitu kembalilah kepadaNya dan tinggalkanlah apa yang biasa kalian lakukan dan bertaubatlah kepadaNya dari dekat, karena sesungguhnya barangsiapa yang bertaubat kepadaNya, maka Dia menerima taubatnya, sekalipun dosa-dosanya besar dalam kekafiran dan kemusyrikan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (maka aku berkata (kepada mereka),' Mohonlah ampunan kepada Tuhan-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun (10) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu” (11)) yaitu, hujan yang terus-menerus
Firman Allah SWT: (dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (12)) yaitu jika kalian bertaubat kepada Allah, memohon ampun dan taat kepadaNya, maka Dia akan memperbanyak rezeki kalian dan menyirami kalian dengan keberkahan dari langit dan menumbuhkan bagi kalian keberkahan bumi sehingga bumi menumbuhkan tanamannya, dan menyuburkan bagi kalian air susu ternak kalian dan memberi kalian banyak harta dan anak-anak, yaitu memberi kalian harta dan anak-anak, dan menjadikan bagi kalian kebun-kebun yang di dalamnya terdapat berbagai macam buah-buahan dan di tengah-tengahnya sungai-sungai yang mengalir. Ini merupakan seruan dengan anjuran. Kemudian menyeru mereka dengan cara mengancam, jadi dia berkata: (Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? (13)) yaitu keagunganNya, Pendapat itu dikatakan Ibnu Abbas dan Mujahid
Ibnu Abbas berkata bahwa kalian tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sebenar-benarnya. yaitu, mengapa kalian tidak takut kepada azab dan pembalasanNya (Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian? (14)) Dikatakan bahwa yang dimaksud adalah dari air mani, kemudian menjadi sesuatu yang menempel, kemudian menjadi segumpal daging. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas, Ikrimah, Qatadah, Yahya bin Rafi', As-Suddi, dan Ibnu Zaid.
Firman Allah SWT: (Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? (15)) yaitu satu di atas yang lainnya.
(telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? (15) Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (16)) yaitu Allah membedakan cahaya keduanya, dan menjadikan masing-masing dari keduanya sebagai tanda untuk mengetahui malam dan siang hari melalui terbit dan tenggelamnya. Allah menetapkan bagi bulan garis-garis edar dan tempat-tempat nya serta mengubah cahayanya. Terkadang cahayanya bertambah sehingga sempurna, kemudian berkurang sehingga lenyap tersembunyi untuk mengetahui perjalanan bulan dan tahun, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui (5)) (Surah Yunus)
(Dan Allah menciptakan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya (17)) Ini adalah isim mashdar, dan mendatangkannya di tempat ini itu lebih baik (kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah) yaitu jika kalian mati (dan mengeluarkan kamu dengan sebenar-benarnya) yaitu pada hari kiamat, Dia akan mengembalikan kalian, sebagaimana Dia memulai penciptaan kalian pertama kali (Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan (19)) yaitu Allah menghamparkan, menetapkan dan mengokohkannya dengan gunung-gunung yang-besar dan tinggi menjulang (supaya kamu menempuh jalan-jalan yang luas di bumi itu (20)) yaitu Allah menciptakannya agar kalian bisa menetap dan melakukan perjalanan padanya ke mana saja yang kalian kehendaki dari kawasan dan daerah-daerahnya. Semua itu salah satu dari apa yang diperingatkan nabi Nuh kepada mereka tentang kekuasaan dan kebesaran Allah melalui penciptaan langit, bumi, dan semua nikmatNya atas mereka berupa memberikan berbagai manfaat atas mereka, baik yang berasal dari langit maupun bumi. Dialah Dzat yang Maha Pencipta, Maha Pemberi Rezeki. Dia menjadikan langit sebagai atap dan bumi sebagai hamparan dan melimpahkan rezekiNya kepada makhlukNya. Maka Dialah Tuhan yang wajib disembah, diesakan dan tidak boleh disekutukan dengan siapa pun, karena sesungguhnya Allah itu tidak memiliki tandingan, lawan, dan padanan baginya, tidak pula pendamping, anak, pembantu, dan penasihat, bahkan Dia Maha Tinggi dan Maha Besar


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Nuh ayat 9: 8-10. Nuh berkata : Kemudian sungguh aku wahai Tuhanku, berdakwah dengan terang-terangan kepada mereka untuk mengajak kepada tauhid dan aku jelaskan akan tauhid di hadapan mereka semuanya. Dan aku mendatangi mereka wahai Tuhanku dari segala pintu, berharap agar mendapatkan hasil dengan maksud agar mereka menerima tauhid. Aku juga terkadang mengumumkan dakwahku dengan suara lantang kepada mereka, dan dengan sembunyi-sembunyi dengan suara yang pelan (terkadang pula). Kemudian berkata Nuh kepada kaumnya : Kalian mintalah ampunan dari Rabb kalian atas kesyrikan, pengingkaran dan maksiat kalian yang terang-terangan. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun bagi hamba-Nya yang bertauhid, bertaubat dan beristighfar.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Setelah melakukan dakwah secara diam-diam kemudian secara terang-terangan namun tidak juga berhasil, maka Nabi Nuh ‘alaihis salam melakukan kedua cara itu sekaligus. Ini menunjukkan perhatian dan sikap nasihat dalam diri Beliau serta menggunakan berbagai cara agar mereka mau menerima dakwah Beliau.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Nuh Ayat 9

8-9. Nabi nuh melanjutkan pengaduannya kepada Allah. Lalu sesungguhnya aku telah menyeru mereka dengan cara terang-terangan dengan suara yang jelas dan di hadapan umum. Kemudian pada kesempatan lain aku menyeru mereka dengan dua cara sekaligus yaitu secara terbuka dan dengan diam-diam. 10. Itu semua telah kulakukan maka aku pun berkata kepada mereka, 'mohonlah ampunan kepada tuhanmu atas segala dosa terutama dosa syirik. Sungguh, dia maha pengampun bagi siapa saja yang tulus memohon ampunan-Nya. ".


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah pelbagai penjelasan dari beragam ulama berkaitan isi dan arti surat Nuh ayat 9 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah bagi kita. Support kemajuan kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Tersering Dilihat

Baca ratusan konten yang tersering dilihat, seperti surat/ayat: An-Nur, Az-Zalzalah 7, An-Nur 31, Al-Anbiya, Al-Mukminun 1-11, Ali ‘Imran 185. Ada pula Al-Ahzab 59, Al-Isra 24, Al-‘Ashr 2, Al-‘Ankabut 45, Al-Baqarah 165, An-Nisa 1.

  1. An-Nur
  2. Az-Zalzalah 7
  3. An-Nur 31
  4. Al-Anbiya
  5. Al-Mukminun 1-11
  6. Ali ‘Imran 185
  7. Al-Ahzab 59
  8. Al-Isra 24
  9. Al-‘Ashr 2
  10. Al-‘Ankabut 45
  11. Al-Baqarah 165
  12. An-Nisa 1

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.